PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
Marlina, Yusnidaryani, Anda Syahputra, Cut
Reka Novinda,
Eriska Apelino
Poltekkes
Kemenkes Aceh, Aceh Besar, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected],
[email protected],
[email protected],
Keywords: Exclusive Breastfeeding; Pregnant; postpartum; Health Extension; Breast
Care. Kata Kunci: ASI Ekslusif; Hamil; Nifas;
Penyuluhan Kesehatan; Perawatan Payudara. |
ABSTRACT The target audience of the
Community Partnership Program (PKM) is a pregnant woman in the working area
of the Syamtalaira Aron Health Center, totaling 30 people. The purpose of
implementing activities is to improve the quality of human resources through
exclusive breastfeeding by increasing knowledge about exclusive
breastfeeding, increasing knowledge about breast care during pregnancy and childbirth,
increasing the skill of breast care during pregnancy and childbirth. The
method that will be used is health education in pregnant women about
exclusive breastfeeding and breast care demonstrations in Masa and Postpartum
mothers in the working area of the Syamtalaira Aron Puskesmas, North Aceh
Regency. This activity was carried out on 5 to 6 September 2022, after an
evaluation of an increase in knowledge of 70 % and the skills of 76.6 % have
been successful the expected achievement. Breast care during pregnancy is a
puerperal in the work area of the Syamatalra Aron Health Center after a
demonstration in the category of capable 23 people (76.6%) and in the
underprivileged category of 7 people (23.4%) before the pregnant demonstration
capable of 13 people (43.3%) and underprivileged 17 people (56.7%).
Publications have been done through online media. This program is expected to
benefit the community, especially target audiences, thus improving the
quality of human resources. There is an increase in motivation for pregnant
women to exclusive breastfeeding and breast care during pregnancy and
childbirth. ABSTRAK Khalayak sasaran
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah ibu hamil yang berada di
wilayah kerja puskesmas Syamtalira Aron berjumlah 30 orang. Tujuan
pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
Pemberian ASI Ekslusif dengan cara meningkatkan penegetahuan tentang
pemberian ASI Eksklusif, meningkatkan penegtahuan tentang perawatan payudara
pada masa hamil dan nifas, meningkatkan ketrampilan tantang perawatan
payudara pada masa hamil dan nifas.�
Metode yang akan digunakan adalah penyuluhan kesehatan pada ibu hamil
tentang pemberian ASI eksklusif dan demontrasi perawatan payudara pada ibu
masa dan nifas di wilayah kerja puskesmas Syamtalira Aron kabupaten Aceh
Utara. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5 s/d 6 September 2022, setelah
dilakukan evaluasi adanya peningkatan pengetahuan sebanyak 70 % dan
keterampilan sebanyak 76,6% telah berhasil Target capaian yang diharapkan.
perawatan payudara pada masa hamil adan nifas diwilayah kerja puskesmas
syamatalra aron setelah di dilakukan demontrasi pada kategori mampu 23 orang
(76,6%) dan pada kategori kurang mampu 7 orang (23,4%) sedangan sebelum
dilakukukan demontrasiibu hamil yang mampu 13 orang (43,3%) dan kurang mampu
17 orang (56,7%). Publikasi telah dilakukan melalui media online. Program ini
diharapkan memberi manfaat kepada masyarakat khususnya khalayak sasaran,
sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Terdapat peningkatan motivasi ibu hamil
terhadap pemberian ASI Eksklusif dan Perawatan payudara pada masa hamil dan
nifas. |
Info Artikel |
Artikel
masuk 04 March 2023, Direvisi 11 March 2023, Diterima |
PENDAHULUAN
Rencana Pembangunan Kesehatan Indonesia tahun 2020-2024 ditujukan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya saing, sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter. Untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dimulai sejak dalam kandungan, janin akan tumbuh da n berkembang selama 9 bulan 10 hari.� Selanjutnya bayi akan lahir tumbuh dan berkembang di luar kandungan (Kemenkes, 2019).
Pertumbuhan dan perkembangan bayi setelah di luar kandungan sangat di pengaruhi oleh nutrisi yang di konsumsi. Nutrisi yang paling baik untuk bayi adalah air susu ibu (ASI). ASI merupakan makanan alamiah yang mengandung nutrisi seimbang dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi. Untuk meningkatkan produksi ASI maka perlu dilakukan perawatan payudara pada ibu masa hamil dan nifas (Bakri et al., 2019).
Perawatan payudara merupakan salah satu bagian pentingyang harus diperhatikan untuk menyusui di karenakan payudara merupakan organ esensial penghasil ASI untuk bayi, maka dari itu ibu-ibu membutuhkan bantuan daninformasiserta dukungan agarmerawat payudarapadasaat hamil dan menyusui.
Perawatan payudara dilakukan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah sumbatan saluran susu, sehingga membantu proses keluarnya ASI (Nurlina et al., 2021; Patonah et al., 2021) . Perawatan payudara dilakukan untuk mempersiapkan ibu memberikan Asi Eksklusif pada bayi.
ASI Ekslusif adalah hanya memberikan ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral. Waktu pemberian ASI ekslusif yaitu Pada usia bayi 6 bulan pertama kelahiran (Wahyuni et al., 2022). Agar ibu dapat mempertahankan ASI eksklusif selama 6 bulan, WHO merekomendasikan agar melakukan inisiasi menyusui dalam satu jam pertama kehidupan, bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan makanan atau minuman, termasuk air, menyusui sesuai permintaan atau sesering yang diinginkan bayi, dan tidak menggunakan botol atau dot. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berumur dua tahun.
ASI
Ekslusif masih menjadi masalah di dunia yaitu 136,7 juta bayi yang dilahirkan
dan 32,6% mendapat ASI Ekslusif pada 6 bulan pertama. Di Benua Eropa, cakupan ASI Ekslusif hanya sebesar 20%.
Di Benua Asia belum mencapai 50% dengan cakupan terbanyak di Asia Selatan
sebesar 44% dan disusul dengan Asia Pasifik sebesar 43%.ASI Ekslusif dapat
menekan angka kematian bayi di Indonesia. UNICEF menyatakan bahwa 30.000
kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap
tahun bisa dicegah melalui pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan sejak segera
kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan pada bayi (Yetiani, 2020).
Pemerintah indonesia juga
mendukung terhadap pemberian ASI Ekslusif yaitu dengan di keluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI
Ekslusif, Pemerintah Aceh juga mendukung terlaksananya pemberian ASI Ekslusif
dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur No.49 tahun 2016, tentang cuti 6 (enam)
bulan bagi ibu setelah melahirkan agar pelaksanaan ASI Ekslusif dapat
terlaksana (PERSYARATAN et al., n.d.).
Pada ibu-ibu yang diberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif dengan�� menggunakan media leaflet lebih meningkat pengetahuannya sekitar 75%. Diharapkan dengan terjadinya peningkatan pengetahuan kepada ibu hamil dan menyusui� maka cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi juga akan mengalami peningkatan (Pratiwi et al., 2020).
Cakupan pemberian ASI eksklusif di Afrika Tengah sebanyak 25%, Amerika Latin dan Karibia sebanyak 32%, Asia Timur sebanyak 30%, Asia Selatan sebanyak 47%, dan negara berkembang sebanyak 46%. Secara keseluruhan, kurang dari 40 persen anak di bawah usia enam bulan diberi ASI Eksklusif (Artantas et al., 2016). Hal tersebut belum sesuai dengan target WHO yaitu meningkatkan pemberian ASI eksklusif dalam 6 bulan pertama sampai paling sedikit 50%. Ini merupakan target ke lima WHO di tahun 2025.
Prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia sebesar 52%, capaian inisiasi menyusu dini (IMD) sebesar 58,2 persen. Dimana angka ini belum mencapai target program Kemenkes 2020 sebesar 80%� dan untuk di Bali prevalensinya baru mencapai 72,2% (Riskesdas, 2019).
Di Indonesia, bayi yang telah mendapatkan ASI eksklusif sampai usia enam bulan adalah sebesar 29,5%. Hal ini belum sesuai dengan target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yaitu persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 50%. Menurut provinsi, cakupan ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan paling rendah berada di Sumatera Utara sebesar 12,4%, Gorontalo sebesar 12,5% dan paling tinggi di DI Yogyakarta sebesar 55,4%. Sementara kondisi Sumatera Barat didapatkan pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan sebesar 37,6%.
Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif sebesar 61,33%.
Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun 2017 yaitu 44%. Persentase
tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat pada Nusa Tenggara Barat
(87,35%), sedangkan persentase terendah terdapat pada Papua (15,32%). Ada lima
provinsi yang belum mencapai target Renstra tahun 2017
sedangkan capaian
kinerja 40% (Kemenkes, 2019).
Beradasarkan
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018 menunjukkan pemberian ASI sudah umum di Indonesia yaitu 96%
anak dibawah umur 2 tahun pernah diberi ASI dan 42% anak berumur di bawah 6
bulan mendapat ASI Ekslusif.
Di propinsi Aceh cakupan ASI Ekslusif hanya 55%, untuk Kota Banda Aceh cakupan ASI Ekslusif 47%, Aceh tenggara 46%, Pidie Jaya 28%, Aceh Tengah 46%, Aceh Utara 40%, Kota Lhokseumawe 60%. Puskesmas Syamtalia Aron tahun 2020 menunjukan bahwapemberian ASI Ekslusif masih rendah dengan cakupan hanya 28 %. Data tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu 80%.
Rendahnya cakupan ASI Ekslusif tentu dilatar belakangi oleh berbagai faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internalmeliputi rendahnya pengetahuan dan sikap ibu mengenai ASI Ekslusif dan faktor eksternalmeliputi kurangnya dukungan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan maupun pemerintah, gencarnya promosi susu formula, faktor sosial budaya serta kurangnya ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Praktek ASI mengalami kegagalan diakibatkan pemberian makanan prelaktal, memberikan tambahan susu formula karena ASI tidak keluar, menghentikan pemberian ASI karena ibu atau bayi sakit serta ingin mencoba susu formula, serta salah satu faktor predisposisi kegagalan ASI adalah karena pengetahuan dan pengalaman ibu yang kurang. Selain itu, kurangnya dukungan keluarga dan pengaruh media massa mengenai iklan susu formula bayi turut memengaruhi ibu tidak memberikan ASI (Dewi et al., 2020).
Pengetahuan ibu yang baik terhadap pemberian ASI eksklusif akan memberikan dampak yang baik ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jannah pada tahun 2016 di kelurahan Gerem wilayah kerja Puskesmas Grogol Kota Cilegon menunjukkan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 � 12 bulan paling banyak dilakukan oleh ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik tentang pemberian ASI eksklusif yaitu sebesar 68,6%. Demografi dan pendidikan mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI. Ketidaktahuan ibu tersebut juga akan� mempengaruhi sikap ibu dalam pemberian ASI Ekslusif, oleh karena itu pengetahuan ibu mengenai ASI Ekslusif perlu ditingkatkan.
Berdasarkan uraian data diatas, maka perlu dilakukan
pengabdian kepada masyarakat khususnya pada ibu hamil tentang �Penyuluhan
kesehatan tentang pemberian ASI Ekslusif dan perawatan payudara pada masa hamil
dan nifas di puskesmas Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara Tahun 2022�
Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui Pemberian ASI Ekslusif.
Manfaat
Kegiatan
Pengabdian masyarakat ini di harapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1) Meningkatkan pengetahuan Ibu hamil dalam pemberian ASI Ekslusif dan perawatan payudara pada masa hamil dan nifas 2) Memberikan dukungan kepada ibu hamil agar pemberian ASI Eksklusf dapat tercapai. 3) Menghasilkan karya Pengabdian kepada Masyarakat yang terpublikasi dan modul/leaflet yang mendapatkan pengakuan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). 4) Diharapkan dapat memberikan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan Ibu hamil dalam pemberian ASI Ekslusif. 5) Membantu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan status kesehatan ibu dan anak.
METODE PENELITIAN
Pelaksanaan Pengabdian masyarakat akan dilakukan dengan cara metode
kuanlitati dengan mengambil data dari hasil penyuluhan kesehatan pada ibu hamil
terhadap pemberian ASI eksklusif dan demontrasi�
perawatan payudara pada masa� ibu
hamil dan nifas di wilayah kerja puskesmas Syamtalira Aron kabupaten Aceh
Utara. Pelaksanaaan Kegiatan pengabdian masyarakat di lakukan di wilayah
kerja Puskesmas Syamtalira Aron di desa
Kumbang. Rentang Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini selama 1 tahun dari Januari sampai Desember 2022. Kegiatan diawali pada bulan Agustus
2022 yaitu
pengurusan izin mulai dari Dinas kesehatan pada tanggal 18 Agustus 2022, Penjajakan awal di lakukan di Puskemas Syamtalira Aron pada tanggal 24 Agustus 2022, , kemudian kegiatan pengabmas di lakukan�
pada tanggal
5 sampai dengan 6 September 2022 dan evaluasi pasca kegiatan 9 September 2022.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Sasaran
Khalayak sasaran dalam kegiatan ini adalah 30
orang ibu hamil trimester II dan III yang berada di wilayah kerja syamtalira
Aron. Karakteristik sasaran dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Ibu Hamil di wilayah Kerja
Puskesmas Syamtalira Aron 2022
Karakteristik Responden |
Jumlah |
Persentase (%) |
Umur |
|
|
Non Reproduktif |
4 |
13,3 |
Reproduktif |
26 |
86,7 |
Pendidikan |
|
|
Menengah |
25 |
83,3 |
Tinggi |
5 |
16,7 |
Pekerjaan |
|
|
Tidak Bekerja |
24 |
80 |
Bekerja |
6 |
20 |
Paritas |
|
|
Primigravida |
1 |
3,3 |
Multi gravida |
29 |
96,7 |
Jarak Kehamilan |
|
|
>2 tahun |
19 |
63,3 |
<2 tahun |
11 |
36,7 |
Usia Kehamilan |
|
|
Trimester II |
7 |
23,4 |
Trimester III |
23 |
76,6 |
Jumlah |
30 |
100 |
Dari data penyuluhan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 30 orang responden di dapati usia responden non reproduktif 4 orang (13,3%), usia reproduktif 26 orang (86,7%), pendidikan Menengah 25 orang (83,3%), pendidikan tinggi 5 orang (16,7%), tidak bekerja 24 orang (80%), bekerja6 orang (20%), primigravida1 orang (3,3%), multigravida29 orang (96,7%), jarak kehamilan > 2 tahun 19 orang (63,3%) dan <2 tahun 11 orang (36,7%). Usia kehamilan trimester II berjumlah 7 orang (23,4%), Usia kehamilan trimester III berjumlah 23 orang (76,6%),
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan pre test dan post test
Ibu Hamil tentang Pemberian Asi Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Syamtalira Aron tahun 2022
Pengetahuan |
Pre Test |
(%) |
PostTest |
(%) |
||||
Baik |
10 |
33,3 |
21 |
70 |
|
|||
Kurang |
20 |
66,7 |
9 |
30 |
|
|||
Jumlah |
30 |
100 |
30 |
100 |
|
|||
Dari data penyuluhan
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pengetahuan Ibu hamil tentang pemberian ASI eksklusif di wilayah Kerja Puskesmas Syamtalira Aron setelah di berikan penyuluhan pada kategori baik 21 orang (70%) dan pada kategori kurang 9 orang (30%0 sedangan sebelum di berikan penyuluhan pengetahuan baik 10 orang (33,3%0 dan pengetahuan kurang 20 orang (66,7%).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi ketrampilan ibu hamil dalam Perawatan
Payudara pada Masa Hamil dan Masa Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Syamtalira
Aron Tahun 2022
KetrampilanPerawatan
Payudara pada Masa Hamil dan Masa Nifas |
Pre test |
(%) |
Post Test |
(%) |
Kurang |
17 |
56,6 |
7 |
23,4 |
Mampu |
13 |
43,4 |
23 |
76,6 |
Jumlah |
30 |
100 |
30 |
100 |
Dari data penyuluhan
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa perawatan payudara pada masa hamil adan nifas diwilayah kerja puskesmas syamatalra aron setelah di dilakukan demontrasi pada kategori mampu 23 orang (76,6%) dan pada kategori kurang mampu 7 orang (23,4%) sedangan sebelum dilakukukan demontrasiibu hamil yang mampu 13 orang (43,3%) dan kurang mampu 17 orang (56,7%).
Pembahasan
Penyuluhan adalah metode pendidikan yang dapat di gunakan dalam meningkatkan pengetahun. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior), dalam pengambilan keputusan untuk menerima suatu informasi. salah satu informasi yang dapat di peroleh yaitu pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan.� Salah satu pendidikan kesehatan yang dapat diperoleh ibu hamil di wilayah kerja puskesmas syamatalira aron khususnya di desa kumbang adalah pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif. dan perawatan payudara pada masa hamil dan nifas (Suririnah, 2009).
Berdasarkan data yang di dapat saat di lakukan penyuluhan kesehatan mayoritas ibu hamil usia produktif, pendidikan menengah keatas, kebanyakan ibu hamil berkeja sebagai ibu rumah tangga, multi grafida, jarak kehamilan rata-rata di atas 2 tahun dan berada pada katagori hamil trimester II dan III maka sangat tepat dilakukan penyuluhan kesehatan di desa tersebut (Maonga et al., 2016).
Sebelum melakukan penyuluhan kesehatan terlebih dahulu kami TIM pengabmas melakukan pretest untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil. pre test di ikuti oleh 30 orang. dan dapat berjalan lancar serta tertib. Pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Syamtalira Aron dalam pemberian ASI eksklusif masih kurang yaitu pengetahuan baik 10 orang (33,3%) dan pengetahuan kurang 20 orang (66,7%), walaupun pendidikan ibu mayoritas menengah keatas namun pengetahuan tentang pemberian ASI Eksklusif masih relative rendah. setelah di berikan penyuluhan kesehatan pada kategori baik 21 orang (70%) dan pada kategori kurang 9 orang (30%) terjadi peningakatan pengetahuan setelah penyuluhan.� Adanya peningkatan Pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang pemberian ASI Eksklusif melalui media lembar balik yaitu sebesar 48,3% setelah di lakukan penyuluhan di puskesmas tuban kabupaten tuban Surakarta (PUTRI, 2019).
Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh Tim pengabmas adalah mengunakan media power point (PPT) dan leaflet yang menarik dan menggunakan bahasa dan istilah yang mudah dipahami saat presentasi sehingga ibu hamil sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan, banyak pertanyaan yang di ajukan oleh ibu setelah presentasi, ini menujukan tingginya rasa ingin tau dan semangat yang luar biasa.
Metode lainnya yang dilakukan oleh Tim pengabmas untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu hamil dalam memberikan ASI Eksklusif adalah demontrasi perawatan payudara pada masa hamil dan nifas.
Demontrasi tentang perawatan payudara pada masa hamil dan nifas di dilakukan pada hari kedua setelah penyuluhan kesehatan tentang pemberian ASI eksklusif (Hayati, 2022). Kegiatan ini juga di ikuti oleh 30 orang ibu hamil yang hadir pada hari pertama penyuluhan. Sebelum dilakukan demontrasi perawatan payudara pada masa hamil dan nifas di wilayah kerja puskesmas syamatalra Aron sebelum dilakukan demontrasi ibu hamil yang mampu 13 orang (43,3%) dan kurang mampu 17 orang (56,7%). setelah di dilakukan demontrasi pada kategori mampu 23 orang (76,6%) dan pada kategori kurang mampu 7 orang (23,4%). Berdasarkan pembahasan di atas terdapat peningkatan ketrampilan pada ibu hamil tentang teknik perawatan payudara pada masa hamil dan masa nifas.
Demontrasi perawatan payudara akan membuat keterampilan ibu hamil semakin meningkat dan demonstrasi akan berpengaruh terhadap keterampilan perawatan payudara pada ibu hamil (Suseno & Putri, 2021). sebelum diberikan demonstrasi (pre-test) keterampilan responden mayoritas perlu perbaikan sebanyak 28 orang (90,3%) dan responden yang mampu sebanyak 3 orang (9,7%)setelah diberikan demonstrasi (post-test) keterampilan responden mayoritas mampu sebanyak 16 orang (51,6%), mahir sebanyak 9 orang (29,1%) dan perlu perbaikan sebanyak 6 orang (19,3 %).� Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga mempelancar pengeluaran ASI dan meningkatkan produksi ASI. Target pemberian ASI ekslusif adalah sebesar 80% (Wardani, 2021).
KESIMPULAN
Pengetahuan Ibu hamil telah meningkat tentang
Pemberian ASI Eksklusif. Terdapat
Peningkatan ketrampilan menjadi mampu dalamperawatan payudara pada masa hamil
dan nifas setelah diberikan penyuluhan kesehatan dan demontrasi. Ibu Hamil sangat
antusias dalam mengikuti penyuluhan dan demontrasi. Terdapat peningkatan motivasi ibu hamil
terhadap pemberian ASI Eksklusif dan Perawatan payudara pada masa hamil dan
nifas.
BIBLIOGRAFI
artantas, A., Kayhan Tetik, B., Kilic, M., Eray, I.,
Cetin, N., Guney, S., Akdogan, D., Domac, U., �st�, Y., & Uğurlu, M.
(2016). Knowledge Level, Attitude And Own Experience Of Health Professionals
About Breastfeeding And Breast Milk In A City Of Turkey: Cross-Sectional Study.
Archivos Argentinos De Pediatria, 114(6).
Bakri,
I., Sari, M. M., & Pertiwi, F. D. (2019). Hubungan Dukungan Suami Dengan
Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempur Kota Bogor Tahun
2018. Promotor, 2(1), 27�36.
Dewi,
M. U. K., Mustika, D. N., & Kusumawati, E. (2020). Penyuluhan Tentang Asi
Eksklusif, Vitamin A, Dan Stunting Di Posyandu Anggrek Rw 04 Dusun Teseh
Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Kebidanan, 2(2), 50�55.
Hayati,
N. (2022). Hubungan Inisiasi Menyusui Dini (Imd) Dengan Kelancaran Produksi Asi
Pada Ibu Post Partum Di Posyandu Desa Bangun Sari Baru Tanjung Morawa Tahun
2021. Jidan: Jurnal Ilmiah Kebidanan, 2(1), 37�43.
Kemenkes,
R. I. (2019). Buletin Sdm Kesehatan Edisi Oktober 2019.
Maonga,
A. R., Mahande, M. J., Damian, D. J., & Msuya, S. E. (2016). Factors
Affecting Exclusive Breastfeeding Among Women In Muheza District Tanga
Northeastern Tanzania: A Mixed Method Community Based Study. Maternal And
Child Health Journal, 20, 77�87.
Nurlina,
W. O., Triharini, M., & Pradanie, R. (2021). Perbandingan Efektivitas Pijat
Oksitosin Dan Perawatan Payudara Terhadap Peningkatan Produksi Asi: A
Sistematic Review. Jurnal Keperawatan, 13(4), 815�826.
Patonah,
S., Afandi, A. A., & Resi, E. (2021). Hubungan Indeks Massa Tubuh (Imt)
Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Balen Kecamatan Balen
Kabupaten Bojonegoro Tahun 2020. Asuhan Kesehatan: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kebidanan Dan Keperawatan, 12(1), 28�33.
Persyaratan,
U. M., Sarjana, M. G., & Mait, M. A. (N.D.). Pengaruh Perawatan Payudara
Dan Pijat Oksitosin Terhadap Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Nifas Di Rsu Gmim
Bethesda Tomohon.
Pratiwi,
E. N., Nurjanah, S., & Windiyani, W. (2020). Penyuluhan Kesehatan Tentang
Stimulus Pemberian Asi Eksklusif Dengan Media Leaflet Di Posyandu Tanggul Asri
Rw 08 Desa Clolo Kota Surakarta. Jurnal Salam Sehat Masyarakat (Jssm), 1(2).
Putri,
N. A. (2019). Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Lembar Balik ( Flip Chart)
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Asi Eksklusif Di Puskesmas
Tuban Kabupaten Tuban. 1�25.
Riskesdas,
T. (2019). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian
Dan Pengembangan Kesehatan (Lpb).
Suririnah,
D. (2009). Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka.
Suseno,
M. R., & Putri, M. S. D. (2021). Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap
Keterampilan Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas Di Kelurahan Karang Pule. Jurnal
Ilmu Kesehatan Vol, 10(1).
Wahyuni,
F., Lumbantobing, P., Santri P., Y. V., & Pasaribu, S. M. (2022). Hubungan
Perawatan Payudara Dengan Produksi Asi Pada Ibu Nifas. Faletehan Health
Journal, 9(3), 308�313. Https://Doi.Org/10.33746/Fhj.V9i3.485
Wardani,
I. K. F. (2021). Pelatihan Cara Perawatan Payudara Pada Ibu Hamil Trimester Iii
Di Desa Bantarjaya Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2021. Selaparang
Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 5(1), 115. Https://Doi.Org/10.31764/Jpmb.V5i1.6408
Yetiani,
N. (2020). Pengaruh Penyuluhan Pemberian Air Susu Ibu (Asi) Eksklusif Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu. Jurnal Dunia Kesmas, 9(3),
378�387.