EDUKASI PERAWATAN KAKI PADA PENDERITA DIABETES
MELLITUS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SYAMTALIRA ARON
Ainil Yusra, Syahabuddin, Marlina
Poltekkes
Kemenkes Aceh, Aceh, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected],
Keywords: Foot Care; Foot Exercise;
Patients with Diabetes Mellitus. Kata
Kunci: Perawatan Kaki; Senam Kaki; Penderita Diabetes Mellitus. |
ABSTRACT A serious complication that is
often found in people with Diabetes Mellitus (DM) is diabetic foot ulcers.
One of the primary prevention efforts for complications of diabetes mellitus
such as the risk of neuropathy and foot ulcers is to provide health education
about foot care for people with diabetes mellitus to increase knowledge and
skills in performing routine and independent foot care. The target of this
community service program is people with diabetes mellitus in the working
area of the Syamtalira Aron Health Center, Syamtalira Aron District, totaling
25 people. The problem encountered is that DM sufferers still lack
information about how to properly and correctly treat diabetic feet. There is
no health team that provides direct education to DM sufferers about diabetic
foot care techniques. The method used in this activity is qualitative by
providing educational counseling and simulation/exercise of diabetic foot
exercises with power point media and distributing leaflets about the
management and care of feet in people with DM. After educational activities
and foot care simulations were carried out on November 14 and 15 2022 there
was an 80% increase in knowledge in the good category and after the foot
exercise simulation/exercise there was an increase in skills in doing foot
care, namely 96%. This shows the target achievement in accordance with the
expected results. The output that is expected to be achieved from this
activity is that this program can provide benefits to the community,
especially the target audience, so as to improve the quality of human
resources and the results can be published nationally with the ISSN and
e-ISSN. ABSTRAK Komplikasi serius yang sering dijumpai pada penderita Diabetes Mellitus (DM) adalah ulkus kaki diabetic. Salah satu upaya pencegahan primer terjadinya komplikasi diabetes mellitus seperti resiko neuropathi dan ulkus kaki adalah dengan memberikan edukasi kesehatan tentang perawatan kaki pada penderita diabetes mellitus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan perawatan kaki secara rutin dan mandiri. Sasaran program pengabdian masyarakat ini adalah penderita diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Syamtalira Aron Kecamatan Syamtalira Aron yang berjumlah 25 orang. Permasalahan yang dijumpai adalah penderita DM masih minim informasi tentang cara perawatan kaki diabetes secara tepat dan benar. Belum adanya tim kesehatan yang memberikan edukasi langsung kepada penderita DM tentang tehnik perawatan kaki diabetik. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kualitatif dengan memberikan penyuluhan edukasi dan simulasi/ latihan senam kaki diabetes dengan media power point dan membagikan leaflet tentang pengelolaan dan perawatan kaki pada penderita DM. Setelah dilakukan kegiatan edukasi dan simulasi perawatan kaki pada tanggal 14 dan 15 November 2022 terdapat peningkatan pengetahuan sebanyak 80% pada kategori baik dan setelah dilakukan simulasi/latihan senam kaki terdapat peningkatan keterampilan dalam melakukan perawatan kaki yaitu sebnayak 96%. Hal ini menunjukkan target capaian sesuai dengan hasil yang diharapkan. Luaran yang diharapkan dapat dicapai dari kegiatan ini adalah program ini dapat memberi manfaat kepada masyarakat khususnya khalayak sasaran, sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan hasilnya dapat terpublikasi secara nasional ber-ISSN dan e-ISSN. |
Info Artikel |
Artikel
masuk 01 March 2023, Direvisi 13 March 2023, Diterima 25 March 2023 |
PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang penting dengan prevalensi tertinggi di dunia dan
terus meningkat dalam beberapa decade terakhir yang beresiko tinggi menimbulkan
masalah serius di seluruh dunia (Dan et
al., 2022).
Estimasi prevalensi diabetes mellitus
type 2 mencapai 91% dari total prevalensi penyakit diabetes mellitus (Dan et
al., 2022). Diabetes mellitus type 2 menduduki
peringkat ke-enam sebagai penyebab kematian. Menurut International Diabetes
Federation (IDF) menyatakan bahwa prevalensi DM pada tahun 2017 mencapai 425
juta dari total populasi yang berumur 20 � 79 tahun di seluruh dunia. Pada
tahun 2019 jumlah penderita diabetes mellitus mencapai 463 juta populasi
seluruh dunia. Jumlah ini terus mengalami peningkatan dan pada tahun 2030
jumlah penderita mencapai 578 juta jiwa dan tahun 2045 diperkirakan jumlah
penderita meningkat sampai 628,6 juta jiwa (Ningrum
et al., 2021)
Prevalensi penderita DM di Indonesia
pada tahun 2013 mencapai 6,9% pada orang dewasa dan terus meingkat pada tahun
2018 menjadi 8,5%. Pada tahun 2019 Indonesia menempati urutan ke-7 dunia dengan
jumlah penderita mencapai 10,7 juta jiwa setelah Cina, India, Amerika Serikat,
Brazil, Rusia, dan Mexico (Kurniawati
et al., 2022).
Pengelolaan penyakit diabetes mellitus
yang tidak baik dapat mengakibatkan terjadinya penyulit menahun. Penderita
diabetes mellitus mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk mengalami penyakit
jantung coroner dan penyakit pembuluh darah otak, 5 kali lebih mudah menderita
ulkus/ gangrene daripada penderita non diabetes (Damayantie
et al., 2021)
Komplikasi penyakit diabetes terjadi
melalui kerusakan pada pembuluh darah di seluruh tubuh yang disebut dengan
angiopati diabetic (Fajriyah
et al., 2020). Komplikasi pada penyakit ini terbagi dua yaitu
gangguan pada pembuluh darah besar (makrovaskuler) disebut sebagai
makroangiopati dan gangguan pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) atau
disebut juga dengan mikroangiopati. Komplikasi makroangiopati dapat menyebabkan
terjadinya vaskuler insufisiensi dan pada keadaan lebih lanjut dapat
mengakibatkan terjadinya neuropati. Terjadinya komplikasi pada penderita diabetes
mellitus sebagian besar disebabkan oleh 3 hal, yaitu neuropati, iskhemik dan
neuroiskhemik. Neuroiskhemik merupakan perpaduan antara neuropati dan iskhemik
perifer shingga dapat disimpulkan kondisi ini merupakan penyebab utama
terjadinya ulkus diabetic (Darni
& Agustin, 2023).
Ulkus kaki diabetic merupakan komplikasi
serius yang sering dijumpai pada penderita diabetes mellitus, umumnya kondisi
ini dijumpai pada pasien dengan gangguan neuropati perifer, gangguan pembuluh
darah tepi, atau kombinasi keduanya. Berdasarkan survey yang dilakukan WHO
probabilitas terjadinya ulkus kaki diabetic mencapai angka 15%, 60-80%
diantaranya sembuh sedangkan 5-24% harus menjalani amputasi. Menurut WHO 80%
amputasi pada ulkus kaki diabetic dapat dicegah dengan penanganan diabetes dan
perawatan luka yang tepat (Prasetyono
& Saputra, 2016).
Angka kejadian ulkus diabetic sebanyak
15% pada penderita DM dan resiko kekambuhan dalam 5 tahun sebesar 70% (Utami et
al., 2021). Prosentase penderita ulkus diabetic
yang berakhir dengan amputasi adalah sebesar 12- 24% dari penderita ulkus
diabetik. Resiko amputasi 15-40 kali lebih sering pada penderita DM daripada
non-DM sehingga dapat disimpulkan bahwa kejadian ulkus diabetic merupakan
penyebab tersering dilakukannya amputasi berdasarkan kejadian non �traumatic.
Kasus-kasus amputasi diperkirakan
sebanyak 50% dapat dicegah bila penderita diajarkan tindakan preventif untuk
melakukan perawatan kaki dan mempraktekkannya setiap hari (Arif,
2018). Perawatan kaki dapat dilakukan antara
lain, menjaga kebersihan kaki setiap hari, memotong kuku terutama kuku kaki
dengan baik dan benar, memilih alas kaki yang baik, pengelolaan cedera awal
pada kaki dan melakukan senam kaki. Perawat sebagai salah satu tim kesehatan
selain berperan dalam memberikan edukasi kesehatan juga mempunyai andil penting
dalam membimbing penderita DM untuk melakukan perawatan kaki sehingga penderita
DM dapat melakukan perawatan kaki secara rutin dan mandiri. Perawatan kaki yang
dilakukan secara teratur dapat mengurangi penyakit kaki diabetic sebesar 50-60%
dan untuk meningkatkan vaskularisasi pada kaki dapat dilakukan dengan
gerakan-gerakan kaki atau lebih dikenal dengan senam kaki diabetes (Kurniawati
et al., 2022).
Ulkus diabetic memberikan dampak luar
biasa pada penderita DM, selain amputasi, infeksi yang terjadi pada ulkus
diabetic sering kali mengharuskan penderita dirawat inap dalam waktu yang lebih
lama dibandingkan komplikasi DM lainnya (Tandra,
2020). Kondisi tersebut menyebabkan penderita
membutuhkan biaya perawatan yang besar dan penderita juga beresiko meninggal
lebih tinggi dibandingkan dengan penderita DM tanpa ulkus diabetic (Sundari
et al., 2009). Oleh karena itu dampak diabetes
mellitus tersebut tidak hanya pada aspek fisik, namun juga berdampak pada aspek
ekonomi, penggunaan fasilitas kesehatan dan aspek psikologis.
Salah satu upaya pencegahan primer
terjadinya komplikasi pada penderita DM adalah dengan memberikan edukasi kesehatan
tentang perawatan kaki pada diabetes mellitus untuk meningkatkan pengetahuan
penderita dalam mencegah terjadinya luka pada kaki (Darni
& Agustin, 2023). Pengetahuan merupakan dasar dari
perubahan perilaku individu serta menentukan tingkat kemampuan individu dalam
melakukan perawatan secara mandiri. Tingkat pengetahuan yang rendah tentang
perawatan kaki dapat memperburuk kondisi kesehatan penderita diabetes mellitus (Ningrum
et al., 2021).
Berdasarkan data dan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa peningkatan pengetahuan masyarakat tentang perawatan
kaki pada penderita diabetes mellitus tipe 2 melalui edukasi kesehatan
mempunyai peran penting. Sebagai salah satu anggota tim kesehatan maka dosen
program studi keperawatan berinisiatif untuk melakukan pengabdian kepada
masyarakat untuk melalukan perubahan perilaku dan pengetahuan tentang perawatan
kaki sehingga penderita diabetes mellitus memahami cara pecegahan terjadinya
neuropati dan luka (ulkus) pada kaki (Herianto
Ritonga et al., 2022).
Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya penderita diabetes mellitus tentang perawatan kaki dan senam kaki secara mandiri di wilayah kerja puskesmas Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat khususnya yang menderita diabetes mellitus (DM) dalam pengelolaan penyakitnya terutama dalam hal perawatan kaki diabetes dan senam kaki diabetes.
Menghasilkan karya pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk laporan/ leaflet atau jurnal yang bermanfaat bagi masyarakat penderita diabetes mellitus.
Membantu menciptakan sumber daya manusia khususnya lulusan poltekkes yang berkualitas melalui peningkatan pengetahuan dan pengalaman praktik di lapangan.
METODE PENELITIAN
Metode pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat dilakukan dengan cara
kualitatif dengan menggunakan teknik penyuluhan atau edukasi kesehatan kepada
penderita diabetes mellitus tentang cara perawatan kaki diabetes, Tanya jawab
dan simulasi/ latihan/ demonstrasi di wilayah kerja Puskesmas Syamtaliran Aron
Kabupaten Aceh Utara. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat khususnya penderita diabetes mellitus tentang perawatan kaki dan
senam kaki secara mandiri.
Pelaksanaaan Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan di meunasah yang berada di wilayah kerja puskesmas Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara yaitu desa Awe. Rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan selama 6 bulan dari Juli sampai dengan Desember 2022. Kegiatan diawali dengan persiapan pelaksanaan kegiatan meliputi persiapan materi, leaflet, administrasi termasuk pengurusan izin melaksanakan kegiatan terbut dan kegiatan penjajakan dimulai dari awal bulan November serta kegiatan pengabdian masyarakat tentang edukasi perawatan kaki dan latihan senam kaki dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 �November tahun 2022.
Hasil
Khalayak sasaran dalam kegiatan ini adalah penderita Diabetes Mellitus (DM) yang berjumlah 25 orang yang berada di wilayah kerja Puskesmas Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara
|
Karakteristik Responden |
Jumlah |
Persentase |
|
|
Jenis Kelamin |
|
|
|
1 |
Laki-laki |
5 |
25% |
|
2 |
Perempuan |
20 |
75% |
|
Tingkat Pendidikan |
|
|
||
1 |
Tidak Sekolah |
1 |
5% |
|
2 |
SD |
9 |
45% |
|
3 |
SMP |
2 |
10% |
|
4 |
SMA |
7 |
35% |
|
5 |
Sarjana |
1 |
5% |
|
Pekerjaan |
|
|
||
1 |
ASN |
|
|
|
2 |
Tani |
8 |
40% |
|
3 |
Dagang |
|
|
|
4 |
Nelayan |
|
|
|
5 |
Buruh |
1 |
5% |
|
6 |
IRT |
11 |
55% |
|
Jumlah |
25 |
100% |
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari 25 orang responden mayoritas peserta yang hadir adalah perempuan yaitu sebanyak 20 orang atau 80% dan laki-laki sebanyak 5 orang atau 20%. Tingkat pendidikan responden mayoritas adalah Sekolah Dasar, yaitu sebanyak 45%, jenjang SMA 35%, SMP 10%, Sarjan 5%, dan masih ada peserta 1 orang atau 5% yang tidak sekolah. Sedangkan pekerjaan responden kebanyakan adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu 55%, bertani 40% dan buruh 5%.
Pengetahuan |
Pre Test |
(%) |
Post Test |
(%) |
Baik Sedang |
6 13 |
24 52 |
20 5 |
80 20 |
Kurang |
6 |
24 |
0 |
0 |
Jumlah |
25 |
100 |
25 |
100 |
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan penderita DM ����di Wilayah Kerja Puskesmas Syamtalira Aron sebelum diberikan edukasi kesehatan pada kategori baik 6 orang atau 24%, kategori sedang 13 orang atau 52% dan kategori kurang 6 orang atau 24%, sedangkan setelah diberikan edukasi kesehatan hasil posttest menunjukkan pengetahuan penderita DM pada kategori baik menjadi 80%, kategori sedang 20% dan yang kategori kurang menjadi tidak ada. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan pada penderita DM setelah diberikan edukasi kesehatan tentang perawatan kaki/ senam kaki diabetes.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perilaku penderita DM tentang
Perawatan Kaki dan Senam Kaki Diabetes Pre test dan post test
Pengetahuan |
Pre Test |
(%) |
Post Test |
(%) |
Baik Sedang |
5 10 |
20 40 |
17 8 |
68 32 |
Kurang |
10 |
40 |
0 |
0 |
Jumlah |
25 |
100 |
25 |
100 |
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perubahan
perilaku responden tentang perawatan kaki/ senam kaki setelah diberikan eduksai
kesehatan yaitu pada kategori baik ada 17 orang atau 68%, kategori sedang 8
orang atau 32% dan pada katedori kurang sudah tidak ada, sedangkan sebelum
diberikan edukasi kesehatan perilaku responden terhadap perawatan kaki dan senam
kaki diabetes pada kategori baik sebanyak 5 orang atau 20%, kategori sedang 10
oarng atau 40% dan kategori kurang sebanyak 10 orang atau 40%.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perilaku
penderita DM tentang
Perawatan Kaki dan Senam Kaki Diabetes Pre test dan post test
Pengetahuan |
Pre Test |
(%) |
Post Test |
(%) |
Mampu |
10 |
40 |
24 |
96 |
Kurang |
15 |
60 |
1 |
4 |
Jumlah |
25 |
100 |
25 |
100 |
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa setelah dilakukan simulasi perawatan kaki dan senam kaki diabetes, penderita DM yang mampu melakukan perawatan kaki dan senam kaki diabetes berjumlah 24 orang atau 96% dan yang kurang mampu hanya ada 1 orang atau 4% dibandingkan sebelum dilakukan simulasi/demonstrasi perawatan kaki/ senam kaki penderita DM yang mampu melakukan perawatan kaki dan senam kaki hanya 10 orang atau 40% sedangkan yang kurang mampu ada 15 orang atau 60%.
Pembahasan
Sebagian besar penderita diabetes mellitus tidak mengetahui bahwa salah satu komplikasi yang paling sering terjadi dari diabetes mellitus adalah masalah kaki diabetes sehingga perawatan kaki merupakan hal penting yang harus dilakukan penderita diabetes untuk mencegah resiko terjadinya ulkus kaki, sepsis amputasi dan kematian. Kurangnya informasi mengenai ulkus kaki diabetic menyebabkan rendahnya, sikap dan tindakan perawatan kaki penderita Diabetes Mellitus (DM). Oleh karena itu untuk tercapainya perawatan kaki yang baik diperlukan pengetahuan yang baik tentang perawata kaki DM (Kurniawati et al., 2022)
Data karakteristik pendidikan responden yang masih rendah yaitu mayoritasnya masih berpendidikan sekolah dasar dan sebagian besar tingkat pengetahuan responden masih kurang memadai tentang perawatan kaki diabetes maka kondisi tersebut akan mempengaruhi pembentukan sikap ataupun perilaku individu khususnya penderita DM dalam melakukan perawatan kaki diabetes (Wardani, 2015). Oleh karena itu pendidikan/edukasi kesehatan tentang perawatan kaki diabetes mempunyai peran penting untuk dikomunikasikan kepada penderita diabetes mellitus sedini mungkin untuk mreningkatkan pengetahuan dan memperbaiki perilaku penderita DM dalam manajemen diri dan upaya pencegahan komplikasi/ masalah pada kaki diabetes (Khairani et al., 2018).
Edukasi/pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh Tim pengabdian masyarakat menggunakan media power point dan leaflet yang menarik dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga respon responden cukup kooperatif dan antusias dalam mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan. Setelah presentasi materi dan pada saat sesi tanya jawab banyak pertanyaan yang diajukan responden sehubungan dengan masalah perawatan kaki, hal ini menunjukkan responden cukup aktif, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan semangat dalam menerima informasi yang disampaikan (Kurniawati et al., 2022).
Setelah kegiatan edukasi dilakukan kegiatan posttest dan didapatkan data bahwa tingkat pengetahuan responden pada kategori baik meningkat menjadi 20 orang atau menjadi 80%, pada kategori sedang menjadi 5 orang atau 20%. Sedangkan perilaku responden terhadap perawatan kaki juga meningkat yaitu pada kategori baik menjadi 17 orang atau 68% dan pada kategori sedang 8 orang atau 32%.
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara yang dapat dilaksanakan untuk mempengaruhi perilaku kesehatan individu, kelompok atau suatu masyarakat. Dengan adanya program pendidikan kesehatan tentang perawatan kaki diharapkan terjadi perubahan perilaku diabetes yang lebih konstruktif dalam meningkatkan kemampuannya untuk mengelola kesehatannya sendiri sehingga dapat mengontrol dan mencegah terjadinya komplikasi ulkus kaki melalui praktik/latihan perawatan kaki yang optimal (Brahmantia et al., 2020).
Selain edukasi materi perawatan kaki diabetes, tim pengabdian masyarakat juga melakukan simulasi/ demonstrasi tentang perawatan kaki termasuk cara melakukan senam kaki diabetes. Demonstrasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta motivasi responden dalam melakukan perawatan kaki. Sebelum dilakukan demonstrasi, jumlah penderita yang mampu melakukan perawatan kaki dan senam kaki hanya 10 orang atau 40% dan yang belum/kurang mampu sebanyak 15 orang atau 60%. Setelah dilakukan demonstrasi perawatan kaki dan senam kaki jumlah responden yang mampu melakukan perawatan kaki dan senam kaki meningkat menjadi 24 oarang atau 96% sedangkan yang kurang mampu hanya1 orang atau 4%. Hal ini menunjukkan target capaian sesuai dengan hasil yang diharapkan, artinya dengan pemberian edukasi kesehatan perawatan kaki menyebabkan adanya peeningkatan pengetahuan, keterampilan dan perilaku penderita diabetes mellitus dalam mengelola penyakitmya khususnya dalam hal melakukan perawatan kaki dengan benar dan rutin.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu edukasi kesehatan
tentang perawatan kaki pada penderita diabetes mellitus di wilayah kerja
Puskesmas Syamtalira Aron. Terdapat peningkatan pemahaman dan pengetahuan pada
masyarakat penderita tentang perawatan
kaki dan melakukan latihan
senam kaki. Selain itu, masyarakat mulai melakukan perawatan mandiri dan
peningkatan/perubahan perilaku masyarakat
dalam melakukan perawatan kaki serta
melakukan kegiatan senam kaki.
BIBLIOGRAFI
Arif, T. (2018). Pengaruh Senam Kaki Dm Terhadap
Perubahan Nadi Dorsalis Pedis Klien Diabetes Mellitus Di Puskesmas Dinoyo
Malang. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada, 7(2), 111�117.
Https://Doi.Org/10.33475/Jikmh.V7i2.27
Brahmantia, B., Falah, M., Rosidawati, I.,
Sri R, A., & Dinia F, N. (2020). Pengaruh Senam Kaki Diabetik Terhadap
Sensitivitas Kaki Penderita Dm Di Puskesmas Parungponteng Kecamatan Cibalong
Kabupaten Tasikmalaya. Healthcare Nursing Journal, 2(2), 15�19. Https://Doi.Org/10.35568/Healthcare.V2i2.862
Damayantie, N., Rusmimpong, R., &
Nomiko, D. (2021). Diabetes Self Management Education Sebagai Upaya
Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal Binakes,
2(1), 6�12. Https://Doi.Org/10.35910/Binakes.V2i1.433
Dan, P., Pengolahan, P., Gurame, I., &
Bergizi, M. M. (2022). Laporan Akhir Program Pengabdian Kepada Masyarakat
Non Reguler. 0524118801.
Darni, Z., & Agustin, S. A. (2023).
The Implementation Of Health Education About Diabetic Foot Care Among Patiens
With Diabetes Mellitus To Improve Patients Knowledge: A Literature Review. Jiko
(Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi), 7(1), 12�21.
Fajriyah, N. N., Aktifah, N., &
Mugiyanto, E. (2020). Paket Edukasi Dan Deteksi Dini Meningkatkan Perilaku Perawatan
Kaki Diabetisi Di Puskesmas Kabupaten Pekalongan. Gaster, 18(1),
12. Https://Doi.Org/10.30787/Gaster.V18i1.402
Herianto Ritonga, S., Rahmadani, I., &
Arsyad Elfiqoh Rambe, M. (2022). Gaya Hidup Penderita Diabetes Melitus Dengan
Neuropati Perifer: Studi Fenomenologi. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia /
Indonesian Health Scientific Journal, 7(2), 204�210.
Https://Www.Jurnal.Unar.Ac.Id/Index.Php/Health/Article/View/936
Khairani, Z., Soviyant, E., &
Aznuriyandi, A. (2018). Efektivitas Promosi Melalui Instagram Pada Umkm Sektor
Makanan Dan Minuman Di Kota Pekanbaru. Jurnal Benefita, 3(2),
239. Https://Doi.Org/10.22216/Jbe.V3i2.2738
Kurniawati, T., Kartikasari, D., Muhammadiyah,
U., Pekalongan, P., Muhammadiyah, U., & Pekalongan, P. (2022). Edukasi
Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Desa. 14�18.
Ningrum, T. P., Al Fatih, H., &
Yuliyanti, N. T. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Perawatan
Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii. Jurnal Keperawatan Bsi, 9(2),
166�177.
Prasetyono, T. O. H., & Saputra, D. K.
(2016). Panduan Klinis Manajemen Luka. Jakarta: Egc Penerbit Buku Kedokteran,
1�13.
Sundari, A., Harjanto, D., & Aulawi,
K. (2009). Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Ulkus Diabetik Dan Perawatan
Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. In Jurnal Ilmu Keperawatan
(Vol. 4, Issue 3, Pp. 181�190).
Tandra, H. (2020). Dari Diabetes Menuju
Kaki. Gramedia Pustaka Utama.
Utami, U., Anggraini, D., & Eliani, O.
(2021). Gambaran Pengetahuan Tentang Pencegahan Luka Dm Pada Anggota Keluarga
Pasien Dm Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Batu Ogan Ilir. Journal Of
Safety And Health, 1(1), 1�9.
Wardani, S. R. (2015). Gambaran
Pengetahuan Tentang Perawatan Luka Dm Pada Anggota Keluarga Pasien Dm. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1�118.