PENGEMBANGAN PEMASARAN DENTAL TOURISM SEBAGAI PELUANG
BISNIS KESEHATAN PARIWISATA DI BALI
Sagung Agung Putri Dwiastuti1, Ida Ayu
Dewi Kumala Ratih2,
Jusuf Kristianto3
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar, Bali, Indonesia12
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta, Jakarta, Indonesia3
Email: [email protected], [email protected],
Keywords: Motivation; Satisfaction;
Dental Tourism. Kata Kunci: Motivasi;
Kepuasan; Dental Tourism. |
ABSTRACT The Minister of Tourism
and Creative Economy (Menparekraf) Sandiaga Uno launched Bali as a health-based tourism
destination (medical tourism), this was done to create jobs and restore the
glory of the Island of the Gods tourism sector. Dental Tourism is a business
opportunity to invite tourists besides enjoying the beauty of nature, dental
care packages are included, moreover there are lots of non-emergency dental
treatments. Phase 1 research aims to find out what is the motivation, and the
level of satisfaction with dental tourism services in Bali in 2022. The
method used is the Delphi method, and quantitative data collection is done
using a questionnaire. Descriptive statistical analysis tests are calculated
using SPSS Version 20. Reliability of the dimensions of motivation and
satisfaction is analyzed using Cronbach's Alpha. The results obtained from
342 respondents, 51.8% more women than men, with respondents from abroad,
most of them from Australia (60.5%), and related to dental care as much as
(21.7%) want to do filling and as many as (17%) want to do scaling when doing
dental treatment in Bali. Where if someone has better motivation and pull
motivation, then there is a greater chance of getting satisfaction after
having dental treatment in Bali. The results of the multivariate analysis
showed that good driving motivation had a 1.5 times greater chance of
obtaining satisfaction after having dental treatment in Bali. Whereas someone
who has good withdrawal motivation is 2.8 times more likely to get
satisfaction after having dental treatment in Bali. ABSTRAK Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mencanangkan Bali sebagai destinasi wisata berbasis kesehatan (medical tourism), hal
ini dilakukan untuk membuka lapangan kerja dan mengembalikan kejayaan sektor pariwisata Pulau Dewata. Dental Tourism adalah suatu peluang bisnis untuk mengajak wisatawan selain menikmati keindahan alam, dimasukkan paket perawatan gigi apalagi banyak sekali perawatan gigi yang non darurat. Penelitian tahap 1 tujuannya ingin mengetahui apa motivasi, dan tingkat kepuasan layanan dental tourism di Bali tahun
2022. Metode yang dipergunakan
adalah metode Delphi, dan pengambilan data kuantitatif dengan kuesiner, Uji analisis Statistik deskriptif dihitung menggunakan SPSS Versi 20. Reabilitas dimensi motivasi dan kepuasan dianalisis menggunakan Cronbachs Alpha. Hasil yang diperoleh dari 342 responde, lebih banyak peremuan 51,8% dibanding laki-laki, dengan asal responden dari mancanegara, yang paling banyak dari Australia (60,5%), dan terkait perawatan
gigi sebanyak (21,7%) mau melakukan filling dan sebanyak (17%) mau melakukan scalling ketika melakukan perobatan gigi di Bali. Dimana jika seseorang memiliki motivasi pendorong dan motivasi penarik yang lebih baik, maka
berpeluang lebih besar mendapatkan kepuasan setelah melakukan pengobatan gigi di Bali. Hasil analisis multivariate menunjukkan
motivasi pendorong yang baik berpeluang 1,5 kali lebih besar memperoleh
kepuasan setelah melakukan pengobatan gigi di Bali. Sedangkan seseorang yang memiliki motivasi penarik yang baik berpeluang 2,8 kali lebih besar memperoleh
kepuasan setelah melakukan pengobatan gigi di Bali. |
Info Artikel |
Artikel masuk 06 Januari 2023, Direvisi 13 Januari 2023, Diterima 23 Januari 2023 |
PENDAHULUAN
����������� Data tahun 2019 sektor
pariwisata berkontribusi 78 persen terhadap perekonomian Bali. Pariwisata
adalah peluang bisnis yang dapat menggerakkan laju perekonomian. Kunci utama
untuk menarik��� wisatawan����������� yaitu dapat memuaskan wisatawan (Picard, 2006). Dalam
memuaskan wisatawan banyak sektor yang berperan: pemerintah, lembaga
pendidikan, pelaku wisata dan wisatawan itu, sehingga sangat penting untuk
mengetahui motivasi wisatawan. Banyak motivasi wisatawan melakukan perjalanan
wisata yaitu: untuk tujuan perjalanan bisnis, profesi dan dalam bidang
kesehatan (Nggini, 2019). Mengingat bahwa
kesehatan adalah salah satu kebutuhan utama bagi seluruh umat manusia, sehingga
produk kesehatan dikombinasikan dengan sentuhan pariwisata bisa dikembangkan di Bali, sehingga segmen
industri pariwisata kesehatan ini bisa menjadi peluang yang strategis untuk
pembangunan pariwisata di Bali (Chongthanavanit &
Kheokao, 2018). Bali sendiri
sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai medical
tourism. Kearifan lokal mengenai pengobatan tradisional dapat menjadikan
pondasi kuat untuk diperkenalkan sebagai daya tarik wisata. Berdasarkan Diparda
Bali (2012:10), tercatat bahwa 454.047 wisman (15,7%) melakukan kegiatan
pariwisata yang berhubungan dengan kesehatan dan pembugaran. Paparan Menteri
BUMN, yang menyampaikan pemerintah akan memulai pengembangan wisata medis di
Bali (Dayat & Angriani, 2017) tentang Percepatan
Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas. Menurut Sandiaga
Salahudin (Satriawan & Purwaningsih, 2021) didalam� kerangka konsep pengembangan kebijakan wisata
kesehatan bahwa wisata medis merupakan salah satu dari empat jenis Health
Tourism yang dikembangkan bersama oleh Kemenkes dan Kemenparekraf. Tiga jenis
lainnya adalah wellness dan herbal tourism, sport health toursm dan wisata
ilmiah kesehatan. Kedua lembaga menyepakati bahwa hingga tahun 2025
pengembangan terfokus kepada medical tourism dan wellness dan herbal tourism (Permatasari, 2022). Pengembangan medical
tourism di lead oleh Kemenkes, sementara wellness dan herbal tourism di lead olej
Kemenparekraf. Menurut Purnawati medical tourism sudah berawal tahun 2013, saat
itu ada empat medical providers (Connell, 2011).
METODE PENELITIAN
����������� Untuk mengukur motivasi dan kepuasan mengadopsi dari penelitian (Jaapar, Musa, Moghavvemi, & Saub, 2017). Item motivasi dan kepuasan akan divalidasi oleh dokter gigi panel ahli menggunakan dua putaran Dalphi. Putaran pertama kami akan mengumpulkan panel ahli (10 dokter gigi) untuk memberikan umpan balik tentang item tersebut apakah cocok untuk mengukur dimensi motivasi dan kepuasan. Semua item diukur menggunakan Skala Likert dengan tanggapan mulai dari 1 (prioritas rendah) hingga 10 (prioritas tinggi) dan tanggapan secara terbuka dengan panduan wawancara. Saran dibuat oleh panel ahli dikumpulkan dan item yang memenuhi kriteria konsensus di putaran 1dimasukkan ke dalam Putaran 2 (Tickle, Milsom, King, Kearney-Mitchell, & Blinkhorn, 2002). Di Babak 2, kuesioner untuk Studi Delphi dikirim ke panel yang sama, terutama untuk memilih item terpenting yang akan diukur. Setelah menyelesaikan kuesioner, Instrumen telah diuji sebelumnya di antara sepuluh wisatawan internasional untuk validitas, berikut yang selanjutnya disempurnakan. Peserta diminta menilai tingkat kepuasan menggunakan skala Likert lima poin mulai dari 1 (sama sekali tidak puas) hingga 5 (sangat puas). Motivasi yang diukur adalah variable motivasi pendorong dan penarik. Motivasi pedorong ada 18 items, dan motivasi penarik ada 12 items. Motivasi juga diukur dengan menggunakan skala Likert lima poin mulai dari 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Jumlah responden yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini 400 responden, namun 57 orang tidak lengkap menjawab pertanyaan, sehingga di dropout dan didapatkan jumlah responden yang berhasil dianalisis yaitu 342 responden
Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden
Variabel |
Jumlah (n=342) |
Persentase (%) |
Jenis Kelamin � Laki-laki � Perempuan |
165 177 |
48,2 51,8 |
Asal Negara � Australia � USA � Rusia � Indonesia � New Zealand � Inggris � Germany � Prancis � Others |
207 39 23 7 7 7 6 5 41 |
60,5 11,4 6,7 2 2 2 1,8 1,5 12,1 |
Perawatan � Chekup � Cleaning � Crown � Filling � Venner � Scalling � Others |
39 33 38 74 4 58 96 |
11,4 9,1 11,1 21,7 1,2 17 28,5 |
Perawatan � Chekup � Cleaning � Crown � Filling � Venner � Scalling � Others |
39 33 38 74 4 58 96 |
11,4 9,1 11,1 21,7 1,2 17 28,5 |
Berdasarkan tabel 1, didapatkan hasil bahwa proporsi baik laki-laki (48,2%) dengan perempuan (51,8%) dalam penelitian ini tidak jauh berbeda. Sedangkan berdasarkan asal negara, sebagian besar responden berasal dari Australia (60,5%) dan terkait perawatan, sebanyak (21,7%) mau melakukan filling dan sebanyak (17%) mau melakukan scalling ketika melakukan perobatan gigi di Bali (Mubarrak & Sulistiyono, 2019).
1.
Analisis Bivariat
Tabel 2. Proporsi Motivasi Pendorong dan Penarik
Variabel |
Jumlah (n=342) |
Persentase (%) |
Motivasi Pendorong � Baik � Kurang |
259 83 |
75,7 24,3 |
Motivasi Penarik � Baik � Kurang |
263 79 |
76,9 23,1 |
Berdasarkan tabel 2, didapatkan hasil bahwa sebagian besar (75,7%) responden memiliki motivasi pendorong yang baik dan sebagian besar pula (76,9%) memiliki motivasi penarik yang baik untuk melakukan pengobatan gigi di Bali.
Tabel 3. Proporsi Motivasi
dengan Kepuasan (n=342)
Variabel |
Kepuasan Kenyataan |
Nilai P |
Nilai OR 95% Cl |
|
Kurang Puas |
Puas |
|
|
|
Motivasi Pendorong Kurang Baik |
14 (16,9%) 17 (6,9%) |
69 (83,1%) 242 (93,4%) |
0,006 |
2,9 (1,36-6,15) |
Motivasi Penarik Kurang Baik |
15 (19%) 16 (6,1%) |
64 (81%) 247 (93,9%) |
0,001 |
3,6 (1,7-7,7) |
Berdasarkan tabel 3, dengan menggunakan uji chi-square didapatkan hasil jika motivasi pendorong dan motivasi penarik memiliki hubungan dengan kepuasan yang diterima responden setelah melakukan pengobatan gigi di Bali (p<0,05) (Juri�ić & Cegur Radović, 2017). Dimana jika seseorang memiliki motivasi pendorong dan motivasi penarik yang lebih baik, maka berpeluang lebih besar mendapatkan kepuasan setelah melakukan pengobatan gigi di Bali
2. Analisis Multivariat
Table
4. Analisis Multivariat
Variabel |
AOR |
95%Cl |
Nilai p |
Motivasi Pendorong � Kurang � Baik |
Reff 1,49 |
Reff (0,54-4,08) |
Reff 0,44 |
Motivasi Penarik � Kurang � Baik |
Reff 2,8 |
Reff (1,02-7,65) |
Reff 0,044 |
Berdasarkan tabel 4, dengan menggunakan uji multiple regresi logistic didapatkan bahwa hanya motivasi pendorong yang hanya memiliki hubungan bermakna dengan kepuasan (p=0,044), dimana seseorang yang memiliki motivasi pendorong yang baik berpeluang 1,5 kali lebih besar memperoleh kepuasan setelah melakukan pengobatan gigi di Bali (Lovelock, Lovelock, & Lyons, 2018). Sedangkan seseorang yang memiliki motivasi penarik yang baik berpeluang 2,8 kali lebih besar memperoleh kepuasan setelah melakukan pengobatan gigi di Bali, namum tidak memiliki hubungan yang bermaksa secara statistic (p>005)
B. PEMBAHASAN
Hasil Analisis Bivariat didapatkan hasil bahwa sebagian besar (76,9%), responden memiliki motivasi penarik yang baik, demikian pula dengan motivasi pendorong yang baik (75,7%) untuk melakukan pengobatan gigi di Bali. Hal ini berarti sebagian besar responden termotivasi berwisata ke Bali dengana asan� mencari pengalaman baru, melepaskan kepenatan, menghilangkan stress, �memafaatkan waktu liburan, �rileks, �dapat menunjukkan pada teman dan saudara,� Menghabiskan waktu bersama pasangan/keluarga/ teman, bisa berinteraksi dengan masyarakat lokal, Memulihkan kebugaran, Wisata sekaligus berobat,� Lingkungan.� alam dan budaya lokal yang menarik, Aktivitas masyarakat local, serta keramah tamahan masyarakat local (Sur, Hayran, Yildirim, & Mumcu, 2004).� Hasil uji multiple regresi logistic didapatkan bahwa hanya motivasi pendorong yang hanya memiliki hubungan bermakna dengan kepuasan (p=0,044), dimana seseorang yang memiliki motivasi pendorong yang baik berpeluang 1,5 kali lebih besar memperoleh kepuasan setelah melakukan pengobatan gigi di Bali.Sedangkan seseorang yang memiliki motivasi penarik yang baik berpeluang 2,8 kali lebih besar memperoleh kepuasan setelah melakukan pengobatan gigi di Bali, namum tidak memiliki hubungan yang bermaksa secara statistic (p>005)
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Bali sebagai destinasi wisata mampu memotivasi wisatawan sekalian mendapatkan perawatan gigi di Bali. Hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan, maka dalam upaya Dental Health care provider bersama-sama pengambil Kebijakan perlu memperhatikan faktor-faktor yang memotivasi wisatawan baik motivasi pendorong yaitu berwisata karena didorong oleh faktor dari dalam dirinya maupun motivasi penarik adalah berwisata karena ditarik oleh faktor eksternal dari destinasi. Sehingga menetapkan pilihan Bali sebagai Dental Tourism. Hal ini sejalan dengan penelitian (Kamath et al., 2015) yang menyatakan bahwa aktivitas pemerintah dalam percepatan pelaksanana dental tourism sangat membantu.
KESIMPULAN
Hasil yang diperoleh dari 342 responden lebih banyak peremuan
51,8% dibanding laki-laki, dengan asal responden
dari mancanegara, yang
paling banyak dari
Australia (60,5%), dan terkait
perawatan gigi sebanyak (21,7%) mau melakukan filling dan sebanyak (17%) mau melakukan scalling ketika melakukan perobatan gigi di Bali (Kelley, 2013). Terkait dengan motivasi, sebagian besar (75,7%) responden memiliki motivasi pendorong yang baik dan sebagian besar
pula (76,9%) memiliki motivasi
penarik yang baik untuk melakukan pengobatan gigi di Bali. Uji chi-square didapatkan hasil motivasi pendorong dan motivasi
penarik memiliki hubungan dengan kepuasan yang diterima responden setelah melakukan pengobatan gigi di Bali (p<0,05). Dimana jika seseorang memiliki motivasi pendorong dan motivasi
penarik yang lebih baik, maka berpeluang
lebih besar mendapatkan kepuasan setelah melakukan pengobatan gigi di Bali. Hasil analisis multivariate menunjukkan motivasi pendorong yang baik berpeluang 1,5 kali lebih besar memperoleh kepuasan setelah melakukan pengobatan gigi di Bali. Sedangkan seseorang yang memiliki motivasi penarik yang baik berpeluang 2,8 kali lebih besar memperoleh
kepuasan setelah melakukan pengobatan gigi di Bali.
Chongthanavanit,
Papon, & Kheokao, Jantima. (2018). Factors Influencing The Use Of Dental
Services By Foreign Tourists In Thailand. Asian Journal For Public Opinion
Research, 5(2), 63�83. Google Scholar
Connell, John. (2011). Medical Tourism. Cabi. Google Scholar
Dayat, Abd Rachman, & Angriani, Liza. (2017).
Pemanfaatan Model-View-Controller (MVC) Dalam Rancang Bangun Sistem Informasi
Rakornas Aptikom 2017. Seminar Nasional APTIKOM, November, 416�420. Google Scholar
Jaapar, Mustaffa, Musa, Ghazali, Moghavvemi, Sedigheh,
& Saub, Roslan. (2017). Dental Tourism: Examining Tourist Profiles,
Motivation And Satisfaction. Tourism Management, 61, 538�552. Google Scholar
Juri�ić, Eva, & Cegur Radović, T.
(2017). Dental Tourism�An Opportunity For Croatian Tourism. Interdisciplinary
Management Research XIII, 297�311. Google Scholar
Kamath, Komal, Hugar, Shivayogi, Kumar, Vaibhav,
Gokhale, Niraj, Uppin, Chaitanya, & Hugar, Shweta S. (2015). The Business
And Pleasure Of Teeth: Dental Tourism. International Journal Of Contemporary
Dental & Medical Reviews, 2015. Google Scholar
Kelley, Edward. (2013). Medical Tourism, WHO Patient
Safety Programme. World Health Organization. Google Scholar
Lovelock, Brent, Lovelock, Kirsten, & Lyons, Karl.
(2018). The Impact Of Outbound Medical (Dental) Tourism On The Generating
Region: New Zealand Dental Professionals� Perspectives. Tourism Management,
67, 399�410. Google Scholar
Mubarrak, Muhammad Zaki, & Sulistiyono, Adi.
(2019). Revolusi Industri 4.0 Sebagai Momentum Revitalisasi Pariwisata Berbasis
Budaya Sebagai Pengembalian Nilai-Nilai Adat Di Bali. Seminar Nasional
Inovasi Dalam Penelitian Sains, Teknologi Dan Humaniora-Inobali, 326�333. Google Scholar
Nggini, Yulius Habita. (2019). Analisis Swot
(Strength, Weaknes, Opportunity, Threats) Terhadap Kebijakan Pengembangan
Pariwisata Provinsi Bali. Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 3(1),
141�152. Google Scholar
Permatasari, Intan. (2022). Analysis Of News Framing
On The Discourse Of Sandiaga Salahudin Uno�s Declaration As A Presidential
Candidate For 2024 On The Detik. Com Portal. Randwick International Of
Social Science Journal, 3(3), 505�512. Google Scholar
Picard, Michel. (2006). Bali: Pariwisata Budaya Dan
Budaya Pariwisata. Kepustakaan Populer Gramedia. Google Scholar
Satriawan, Bismar Harris, & Purwaningsih, Titin.
(2021). Political Marketing Prabowo Subianto And Sandiaga Salahuddin Uno In The
2019 Presidential Election. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 25(2),
127�143. Google Scholar
Sur, Haydar, Hayran, Osman, Yildirim, Celal, &
Mumcu, Gonca. (2004). Patient Satisfaction In Dental Outpatient Clinics In
Turkey. Croatian Medical Journal, 45(5), 651�654. Google Scholar
Tickle, M., Milsom, K., King, D., Kearney-Mitchell,
P., & Blinkhorn, A. (2002). The Fate Of The Carious Primary Teeth Of
Children Who Regularly Attend The General Dental Service. British Dental
Journal, 192(4), 219�223. Google Scholar
Copyright
holder: Sagung Agung Putri Dwiastuti,
Ida Ayu Dewi Kumala Ratih, Jusuf Kristianto
(2023) |
First publication right: Jurnal Health Sains |
This article is licensed under: |