How to cite:
Haryati, F., (2022). Analisi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas Terara Tahun 2021. Jurnal Health Sains 3 (10)
http//10.46799/jhs.v3i10.631
E-ISSN:
2723-6927
Published by:
Ridwan Institute
Jurnal Health Sains: pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 3, No. 10, Oktober 2022
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS TERARA TAHUN 2021
Fitri Haryati
Universitas Qomarul Huda Badaruddin Bagu Loteng, Indonesia
ARTIKEL INFO
ABSTRAK
Tanggal diterima:
05 Oktober 2022
Tanggal revisi:
14 Oktober 2022
Tanggal Dipublish:
25 Oktober 2022
Kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian
merupakan hal yang penting untuk setiap Puskesmas.
Kepuasan pasien merupakan faktor penentu baik atau
buruknya pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas itu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di
Puskesmas Terara. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan
untuk membuat deskripsi mengenai keadaan yang objektif.
Sedangkan bentuk pelaksanaan penelitian ini adalah survey.
Survey yang dimaksud adalah survey pendapat umum
(Public Opinion Survey). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat kepuasaan pasien terhadap pelayanan
kefarmasian berdasarkan 5 macam dimensi yaitu 1)
responsiveness 99%, 2) emphaty 99%, 3) realibility 100%),
4) assurance 99%, 5) Tangiable 100%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa dari lima dimensi yang
mendominasi adalah kategori baik, maka dapat dikatakan
bahwa persepsi responden tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan obat di Puskesmas Terara adalah baik.
ABSTRACT
Patient satisfaction with pharmaceutical services is
important for every Puskesmas. Patient satisfaction is a
determining factor for good or bad services provided by the
Puskesmas. This study aims to determine the description of
patient satisfaction with pharmaceutical services at the
Terara Health Center. This research is a descriptive
research, which is a research method that is carried out to
make a description of the objective situation. While the
form of implementation of this research is a survey. The
survey in question is a public opinion survey. The results
showed that the level of patient satisfaction with
pharmaceutical services was based on 5 dimensions,
namely 1) responsiveness 99%, 2) empathy 99%, 3)
reliability 100%), 4) assurance 99%, 5) Tangiable 100%.
Thus, it can be concluded that of the five dominant
dimensions, which are in the good category, it can be said
that the respondent's perception of the level of patient
satisfaction with drug services at the Terara Health Center
is good.
Kata Kunci: analisis tingkat
kepuasan; pasien; puskesmas
terara; pelayanan kefarmasian
Keyword: Analysis of the level
of satisfaction; patients;
Terara Health Center;
pharmaceutical services
Fitri Haryati
1538 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022
Pendahuluan
Pelayanan obat merupakan bagian dari
Pelayanan Kefarmasian. Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan
penting dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan bagi masyarakat (Oktaviani, 2021).
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas harus
mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas,
yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan
strata pertama yang meliputi pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan
kesehatan masyarakat (Hendarki, 2020).
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian
integral dari sistem pelayanan kesehatan
termasuk di dalamnya pelayanan kefarmasian
di Puskesmas yang merupakan unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota.
Dengan makin kompleksnya upaya pelayanan
kesehatan khususnya masalah terapi obat,
telah menuntut kita untuk memberikan
perhatian dan orientasi pelayanan farmasi
kepada pasien
Pelayanan Kefarmasian merupakan
kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan
menyelesaikan masalah obat dan masalah
yang berhubungan dengan kesehatan.
Tuntutan pasien dan masyarakat akan
peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian,
mengharuskan adanya perluasan dari
paradigma lama yang berorientasi kepada
produk (drug oriented) menjadi paradigma
baru yang berorientasi pada pasien (patient
oriented) dengan filosofi Pelayanan
Kefarmasian (Hidayanti, 2017) (pharmaceuti
cal care).
Ruang Lingkup Pelayanan kefarmasian
di Puskesmas meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
1) Pengelolaan obat dan bahan medis habis
pakai merupakan salah satu kegiatan
pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari
perencanaan, permintaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
pencatatan dan pelaporan serta pemantauan
dan evaluasi (Robiyanto et al., 2019).
Tujuannya adalah untuk menjamin
kelangsungan ketersediaan dan
keterjangkauan Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP) yang efisien, efektif dan
rasional, meningkatkan
kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian,
mewujudkan sistem informasi manajemen,
dan melaksanakan pengendalian mutu
pelayanan, dan 2) Pelayanan farmasi klinik,
pelayanan farmasi klinik merupakan bagian
dari Pelayanan Kefarmasian yang langsung
dan bertanggung jawab kepada pasien
berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien, dan
mengenai pelayanan kefarmasian ini relevan
dengan penlitian yang dilakukan sebelumnya
bahwa standar pelayanan KIE berdasarkan
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
(Diana et al., 2019).
Memahami kebutuhan dan keinginan
pasien adalah hal penting yang
mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien yang
puas merupakan aset yang sangat berharga
karena apabila pasien merasa puas mereka
akan terus melakukan pemakaian terhadap
jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa
tidak puas mereka akan memberitahukan dua
kali lebih hebat kepada orang lain tentang
pengalaman buruknya (Harahap, 2019).
Untuk menciptakan kepuasan pasien,
Puskesmas harus menciptakan dan mengelola
suatu sistem untuk memperoleh pasien yang
lebih banyak dan kemampuan untuk
mempertahankan pasiennya.
Pasien adalah orang sakit yang dirawat
dokter dan tenaga kesehatan lainnya ditempat
praktek. Sedangkan kepuasan adalah
perasaan senang seseorang yang berasal dari
perbandingan antara kesenangan terhadap
aktivitas dan suatu produk dengan
harapannya. kepuasan merupakan perasan
Analisi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Terara Tahun 2021
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022 1539
senang atau kecewa seseorang yang muncul
setelah membandingkan antara persepsi atau
kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu
produk dan harapan-harapannya. Dari definisi
kepuasan dan definisi pelanggan/pasien, jika
dikombinasikan maka akan membentuk
definisi kepuasan pelanggan/pasien.
Kepuasan pelanggan adalah hasil (outcome)
yang dirasakan atas penggunaan produk dan
jasa, sama atau melebihi harapan yang
diinginkan. Sedangkan kepuasan pasien
adalah tingkat perasaan pasien yang timbul
sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan
yang diperolehnya, setelah pasien
membandingkan dengan apa yang
diharapkannya. Kepuasan pasien merupakan
evaluasi atau penilaian setelah memakai suatu
pelayanan, bahwa pelayanan yang dipilih
setidak-tidaknya memenuhi atau melebihi
harapan (Az-Zahroh, 2017). Dengan kata lain,
kepuasan pasien adalah hasil penilaian dalam
bentuk respon emosional (perasaan senang
dan puas) pada pasien karena terpenuhinya
harapan atau keinginan dalam menggunakan
dan menerima pelayanan perawat.
Kemampuan dalam memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan cepat, tepat, akurat,
dan memuaskan.
Menurut, beberapa faktor penentu
kepuasan pasien dalam kaitannya dengan
kualitas pelayanan, yaitu: (1) kehandalan
(reliability), yaitu kemampuan untuk
memberikan pelayanan yang tepat dan
terpercaya (Jacobis, 2013). Pelayanan yang
terpercaya artinya adalah konsisten. Sehingga
reliability mempunyai dua aspek penting
yaitu kemampuan memberikan pelayanan
seperti yang dijanjikan dan seberapa jauh
mampu memberikan pelayanan yang tepat
atau akurat, (2) daya tanggap
(responsiveness), yaitu kesediaan atau
kemauan untuk membantu pelanggan dan
memberikan pelayanan yang cepat, (3)
jaminan kepastian (Assurance), yaitu
mencakup pengetahuan, kompetensi,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang
dimiliki staf (bebas dari bahaya, risiko atau
keragu-raguan), (4) empati (emphaty), yaitu
membina hubungan yang baik, pemahaman
atas kebutuhan individual para pelanggan,
dan memberikan pelayanan serta perhatian
secara individual pada pelanggannya, (5)
bukti langsung (tangible), yang meliputi
fasilitas fisik, peralatan, pegawai, dan media
komunikasi yang dapat dirasakan langsung
oleh pelanggan. Puskesmas merupakan
lembaga kesehatan yang pertama berhadapan
langsung dengan pasien. Puskesmas memiliki
tanggungjawab terhadap wilayah kerja yaitu
suatu kecamatan. Puskesmas memiliki visi
yaitu tercapainya kecamatan yang sehat.
Kecamatan sehat mencakup 4 indikator
utama, yaitu hubungan yang sehat, perilaku
sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang
bermutu, dan derajat kesehatan penduduk.
Untuk mencapai visi tersebut puskesmas
perlu ditunjang dengan pelayanan
kefarmasian yang bermutu. Pelayanan
kefarmasian pada saat ini, telah berubah
paradigmanya dari orientasi obat kepada
pasien yang mengacu pada asuhan
kefarmasian. Hal-hal yang perlu dimonitor
dan dievaluasi dalam pelayanan kefarmasian
di Puskesmas antara lain sumber daya
manusia (SDM), pengelolaan sediaan farmasi,
pelayanan farmasi klinik dan mutu
pelayanan/tingkat kepuasan konsumen,
sedangkan kepuasan pasien adalah suatu
tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
akibat dari kinerja layanan kesehatan yang
diperoleh setelah pasien membandingkan
dengan apa yang dirasakan. Pasien akan
merasa puas apabila kinerja layanan
kesehatan yang diperoleh sama atau melebihi
harapan (Yulianto, 2010).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan untuk membuat
deskripsi mengenai keadaan yang objektif.
Penelitian ini merupakan peneltian non
Fitri Haryati
1540 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022
eksperimen. Metode penelitian deskriptif
digunakan dengan tujuan untuk memecahkan
permasalahan yang sedang dihadapi pada
situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah
pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan
atau analisis data, membuat kesimpulan dan
laporan (Nurhayati et al., 2019). Sedangkan
bentuk pelaksanaan penelitian ini adalah
survey. Survey yang dimaksud adalah survey
pendapat umum (Public Opinion Survey).
Survey pendapat umum ini dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh deskripsi mengenai
pendapat umum terhadap suatu program
pelayanan kesehatan yang sedang berjalan,
dan yang menyangkut seluruh lapisan
masyarakat (Prasetyawati & Diana, 2015).
Populasi dalam penelitian ini adalah
keseluruhan obyek penelitian atau objek yang
diteliti. Dengan demikian populasi penelitian
yakni pasien yang mengambil/menebus obat
di apotek puskesmas Terara berdasarkan data
dua bulan terakhir yakni bulan November dan
Desember 2021. Sampel menurut (Amirin,
2011) sebagian dari seluruh individu yang
menjadi objek penelitian. Maka sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian pengunjung
yang melakukan pengambilan obat di Apotik
Pusksmas Terara.
Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini dengan menggunakan incidental
sampling yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dan dapat digunakan sebagai
sampel bila dipandang orang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono & Kuantitatif, 2009). Instrumen
yang digunakan pada penelitian ini berupa
kuesioner. Menurut (Kusumah & Dwitagama,
2010), kuesioner adalah daftar pertanyaan
tertulis yang diberikan kepada subjek yang
diteliti untuk mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan peneliti. Kuesiner disebarkan oleh
peneliti kepada pasien yang menebus obat di
kefarmasien Puskesmas Terara dan
memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner terdiri
dari lima kelompok pertanyaan berstruktur
yang meliputi Responsiveness, Emphaty,
Reliability, Assurance, dan Tangiable. Pada
masing-masing sub kelompok pertanyaan
diberikan beberapa pertanyaan, di mana
setiap pertanyaan memiliki skor jumlah skor
dihitung berdasarkan kategorinya.
a. Uji Validitas
Validitas adalah nilai atau point
yang tepat terhadap data yang didapatkan
di lapangan dengan data yang dihasilkan
setelah dilaporkan kepada peneliti (Fitrah,
2018). Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Sebuah instrumen atau
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada instrumen atau kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Heryanto et al.,
2019).
Uji signifikansi dilakukan dengan
cara membandingkan nilai r hitung dengan
nilai r tabel. Ketika menentukan layak dan
tidaknya suatu item yang akan digunakan,
biasanya dilakukan uji signifikansi
koefisien korelasi pearson product
moment pada taraf signifikansi 0,05 yang
artinya suatu item dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total.
Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan
nilai positif maka butir atau pertanyaan
atau variabel tersebut dinyatakan valid.
Sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r
tabel, maka butir atau pertanyaan atau
variabel tersebut dinyatakan tidak valid
(Ghozali, 2018). Adapun hasil dari uji
validitas kuesioner tingkat kepuasan
pelayanan kepada 20 responden dengan
menggunakan SPSS 20.0 didapatkan hasil
secara keseluruhan (15 butir pertanyaan)
dalam kuesioner valid. Hasil rincian uji
validitas berdasarkan indicator sebagai
berikut:
Analisi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Terara Tahun 2021
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022 1541
1) Responsivenes (Ketanggapan)
Tabel 2
pengujian validitas indicator Responsivenes (Ketanggapan)
No
Tabel r
Hitung
Tabel
5%
1
0,740
0,444
2
0,784
0,444
3
0,828
0,444
4
0,813
0,444
Sumber: Data Primer, 2022
Berdasarkan hasil uji validitas pada
indikator Responsivenes,
(Ketanggapan) yang memiliki 4 item
pertanyaan didapatkan hasil secara
keseluruhan valid.
2) Emphaty (kepedulian)
Tabel 3
pengujian validitas indikator Emphaty (kepedulian)
No
Tabel r
Hitung
Tabel
5%
Keterangan
1
0,891
0,444
Valid
2
0,866
0,444
Valid
Sumber: Data Primer, 2022
Berdasarkan hasil uji validitas pada
indikator Emphaty (kepedulian) yang
memiliki 2 item pertanyaan
didapatkan hasil secara keseluruhan
valid
3) Relibility (kehandalan)
Tabel 4
pengujian validitas indikator Relibility (kehandalan)
No
Tabel r
Hitung
Tabel
5%
Keterangan
1
0,747
0,444
Valid
2
0,681
0,444
Valid
3
0,725
0,444
Valid
4
0,747
0,444
Valid
Fitri Haryati
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022 1542
Berdasarkan hasil uji validitas pada
indikator Relibility (kehandalan) yang
memiliki 4 item pertanyaan
didapatkan hasil secara keseluruhan
valid.
1) Asurance (Kepastian)
Tabel 5
pengujian validitas indikator Asurance (Kepastian)
No
Tabel
r
Hitung
Tabel
5%
Keterangan
1
0,744
0,444
Valid
2
0,673
0,444
Valid
3
0,648
0,444
Valid
Sumber: Data Primer, 2022
Berdasarkan hasil uji validitas pada
indikator Asurance (Kepastian) yang
memiliki 3 item pertanyaan didapatkan
hasil secara keseluruhan valid.
4) Tangiable (nyata)
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa konstruk
reliability pada indikator Asurance
(Kepastian) memberikan nilai
Cronbach's Alpha sebesar 0,860 >
0,70 sehingga disimpulkan reliabel.
Tabel 6
Pengujian Reliabilitas Indikator Tangiable (nyata)
Cronbach's
Alpha
N
N of
Item
Keterangan
0,701
20
2
Reliabel
Sumber: Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa konstruk
reliability pada indikator Asurance
(Kepastian) memberikan nilai
Cronbach's Alpha sebesar 0,860 >
0,70 sehingga disimpulkan reliabel.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berikut hasil penelitian dan pembahasan:
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tingkat kepuasan
pelayanan kefarmasian di Puskesmas
Terara dengan jumlah responden 97
orang sebagai berikut:
Tabel 7
Distribusi umur responden
Analisi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Terara Tahun 2021
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022 1543
No
Rentang
Umur
(Tahun)
Jumlah
Responden
Presentase
(%)
1
17 - 25
25
25%
2
26 - 40
32
32%
3
41 - 50
21
21%
4
51 - 70
19
19%
Jumlah
97
97%
Berdasarkan hasil pengambilan
data melalui kuesioner, diketahui
responden yang paling banyak adalah
dewasa dengan rentang umur 26-40
tahun sebanyak 32%. Sedangkan
responden yang paling sedikit adalah
lansia dengan umur 51-70 tahun
sebanyak 19%. Usia dapat
mempengaruhi penilaian mutu kualitas
pelayanan karena semakin berusia
responden semakin berpengalaman
dalam memberikan penilaian dan
sebaliknya.
Tabel 8
Distribusi Jenis Kelamin
No
Jenis
Kelamin
Jumlah
Responden
Presentase
(%)
1
Pria
30
30%
2
Wanita
67
69%
Jumlah
97
99%
Berdasarkan hasil penelitian dari
97 kuisioner responden yang diperoleh,
didapatkan data sebaran karakterisitik
responden berdasarkan jenis kelamin
yaitu 30% laki-laki dan 69%
perempuan. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa distribusi
responden perempuan lebih banyak
dibandingkan laki-laki. Jenis kelamin
merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi individu dalam
menyikapi suatu layanan. Dari hasil
penelitian yang dilakukan di puskesmas
Terara disimpulkan bahwa responden
yang mengunjungi dan menebus obat
di ruang kefarmasian Puskesmas Terara
adalah responden yang berjenis
kelamin perempuan lebih banyak. Hal
yang menyebabkan demikian karena
populasi perempuan di wilayah Terara
lebih banyak dibandingkan laki-laki.
Tabel 9
Distribusi Pendidikan Terakhir Responden
No
Pendidikan
Terakhir
Jumlah
Responden
Presentase
(%)
1
SD SLTP
45
46%
2
SLTA
36
37%
3
Perguruan
Tinggi
16
16%
Jumlah
97
99%
Analisi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Terara Tahun 2021
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022 9
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkn bahwa tingkat pendidikan
terakhir yang paling besar adalah
kelompok responeden dengan tingkat
pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama dengan
persentase sebesar 46%. Karakteristik
pasien dengan tingkat pendidikan
terakhir menjadi penting karena
semakin tinggi pendidikan seseorang
maka akan semakin lebih
memperhatikan pola hidup untuk
menjaga kesehatan juga memanfaatkan
layanan kesehatan dan memberikan
nuansa pola pikir serta pola hidup
tersendiri.
Tabel 10
Distribusi Pekerjaan
No
Pekerjaan
Jumlah
Responden
Presentase
(%)
1
Wiraswasta
45
46%
2
PNS
13
13%
3
Pelajar
3
3%
4
Petani
4
4%
5
Ibu Rumah
Tangga
32
32%
Jumlah
97
98%
Berdasarkan hasil penelitian,
sosiodemografi pekerjaan respoden
yang mempunyai persentase terbanyak
adalah kelompok wiraswasta dengan
persentase sebesar 46%. Pekerjaan
seseorang mempengaruhi pola
konsumsinya. Orang yang bekerja akan
memperhatikan kesehatannya sehingga
bila sakit akan langsung memilih
fasilitas kesehatan untuk menangani
penyakitnya. Pekerjaan merupakan
salah satu pendukung yang
mempengaruhi seseorang dalam
memanfaatkan pelayanan. Seseorang
yang bekerja memiliki kecendrungan
lebih tinggi untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan dibandingkan
dengan seseorang yang tidak bekerja.
Berikut peneliti akan uraikan secara
lebih rinci tingkat kepuasan responden
terhadap pelayanan kefarmasian di
Puskesmas Terara.
B. Dimensi Responsiveness
Responsiveness (daya tanggap)
yaitu kemampuan penyedia layanan
untuk membantu pelanggan atau pasien
dalam memberikan pelayanan dengan
baik, tepat dan tanggap. Tanggap di
sini dapat diartikan bagaimana
Tabel 11
Dimensi Responsiveness
No
Dimensi
Responsiveness
Jumlah
Jumlah
Skor
Presentase
(%)
1
Petugas
kefarmasian
cepat tanggap
terhadap keluhan
96
98,96%
Fitri Haryati
1546 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022
No
Dimensi
Responsiveness
Jumlah
Jumlah
Skor
Presentase
(%)
pasien.
2
Petugas
kefarmasian
mampu
memberikan
penyelesaian
masalah yang
dihadapi pasien.
97
100%
3
Terjadinya
komunikasi yang
baik antara
petugas
kefarmasian
dengan pasien.
96
98,96%
4
Pasien mendapat
informasi yang
jelas dan mudah
dimengerti
tentang
resep/obat yang
ditebus.
97
100%
Jumlah
386
99,48%
Berdasarkan tabel 4.8 mengenai
dimensi responsiveness (ketanggapan)
dapat diketahui bahwa pada dimensi
responsiveness petugas kefarmasian
cepat tanggap terhadap keluhan pasien
didapatkan jumlah skor 96 dengan
presentase 98,96%, petugas
kefarmasian mampu memberikan
penyelesaian masalah yang dihadapi
pasien skor 97 dengan presentase
100%, terjadinya komunikasi yang baik
antara petugas kefarmasian dengan
pasien skor 96 dengan presentase
98,96%, dan pasien mendapat
informasi yang jelas dan mudah
dimengerti tentang resep/obat yang
ditebus skor 97 dengan presentase
100%. Jadi total skor dan presentase
dimensi responsiveness yaitu jumlah
skor 386 dengan presentase 99,48%.
1. Dimensi Emphaty
Emphaty (empati)
menunjukkan kemampuan petugas
medis menempatkan dirinya
dengan dan komunikasi termasuk
perhatiannya terhadap
pelnggannya, serta dapat
memahami kebutuhan
pelanggannya. Hasil dapat dilihat
pada tabel 4.9 di bawah ini.
pelanggan atau pasien, dapat
berupa kemudahan dalam menjalin
hubungan
Tabel 12
Dimensi Emphaty
Analisi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Terara Tahun 2021
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022 1547
No
Dimensi
Emphaty
Jumlah
Skor
Presenta
se (%)
1
Petugas
kefarmasi
an
memberik
an
perhatian
terhadap
keluhan
pasien.
96
98,96%
2
Petugas
kefarmasi
an
memberik
an
pelayanan
tanpa
memanda
ng status
sosial.
97
100%
Jumlah
193
99,48%
Berdasarkan tabel 4.9 mengenai
dimensi emphaty (empati) dapat
diketahui bahwa pada dimensi emphaty
petugas kefarmasian memberikan
perhatian terhadap keluhan pasien
didapatkan jumlah skor 96 dengan
presentase 98,96% dan petugas
kefarmasian memberikan pelayanan
tanpa memandang status sosial
didapakan jumlah skor 97 dengan
jumlah skor 193 dengan presentase
99,48%.
presentase 100%. Jadi total skor dan
presentase dimensi emphaty yaitu
2. Dimensi Reliability
Reliability (kehandalan) yaitu
kemampuan memberikan pelayanan yng
terampil sesuai dengan tingkat
keterampilan kerja yang dimiliki dalam
menjalankan aktivitas pelayanan yang
efisien dan efektif. Kehandalan di sini
merupakan bentuk ciri khas
kharakteristik dari pegawai yang
memiliki prestasi kerja tinggi.
Kehandalan dapat terlihat dari cara
memberikan layanan sesuai dengan
tingkat pengetahuan yang dimiliki,
terampil menguasai bidang kerja yang
diterapkan sesuai dengan skil,
penguasaan bidang kerja sesuai
pengalaman kerja yang ditunjukkan dan
kehandalan menggunakan teknologi
kerja yang ada. Hasil dapat dilihat pada
tabel 4.10 di bawah ini.
Tabel 13
Fitri Haryati
1548 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022
Dimensi Reliability
No
Dimensi
Reliability
Jumla
h
Skor
Presentas
e (%)
1
Pelayanan
obat
diterima
dengan
cepat.
97
100%
2
Obat
tersedia
dengan
lengkap
97
100%
3
Petugas
kefarmasia
melayani
dengan
ramah dan
tersenyum
97
100%
4
Petugas
kefarmasian
selalu siap
membantu.
97
100%
Jumlah
388
100%
Berdasarkan tabel 10 mengenai
dimensi reliability (keandalan) dapat
diketahui bahwa pada dimensi
reliability, pelayanan obat diterima
dengan cepat didapatkan jumlah skor
97 dengan presentase 100%, obat
tersedia dengan lengkap skor 97
dengan presentase 100%, petugas
kefarmasia melayani dengan ramah dan
tersenyum skor 97 dengan presentase
100%, dan petugas kefarmasian selalu
siap membantu skor 97 dengan
presntase 100%. Jadi total skor dan
presentase dimensi reliability yaitu
jumlah skor 388 dengan presentase
100%.
3. Dimensi Assurance
Assurance (kepastian)
adalah kemampuan peetugas
kesehatan untuk membangun
kepercayaan pasien terkait dengan
pelayanan yang diberikan. Kriteria
ini berhubungan dengan
pengetahuan petugas farmasi atas
obat secara tepat. Hasil dapat
dilihat pada tabel 3.11 di bawah
ini.
Tabel 14
Dimensi Assurance
No
Dimensi
Assurance
Jumlah
Skor
Presentase
(%)
1
Petugas
pelayanan
kefarmasian
mempunyai
pengetahuan dan
96
98,96%
Analisi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Terara Tahun 2021
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022 1549
No
Dimensi
Assurance
Jumlah
Skor
Presentase
(%)
keterampilan
yang baik dalam
bekerja.
2
Obat yang
diperoleh
terjamin
kualitasnya.
97
100%
3
Obat yang
diberikan sesuai
dengan yang
diminta.
97
100%
Jumlah
290
99,65%
Berdasarkan tabel 11 mengenai
dimensi assurance (jaminan) dapat
diketahui bahwa pada dimensi
assurance, petugas pelayanan
kefarmasian mempunyai pengetahuan
dan keterampilan yang baik dalam
bekerja jumlah skor 96 dengan
presentase 98,96%, obat yang diperoleh
terjamin kualitasnya jumlah skor 97
dengan presntase 100%, dan obat yang
diberikan sesuai dengan yang diminta
jumlah skor 97 dengan presentase
100%. Jadi total skor dan presentase
dimensi assurance yaitu jumlah skor
290 dengan presentase 99,65%.
4. Dimensi Tangible
Tangible (berwujud)
merupakan penampilan fasilitas
fisik, peralatan, petugas yang
bekerja, dan material yang
dipasang yang menunjang
pelayanan di Puskesmas. Dimensi
ini menggambarkan wujud secara
fisik dan layanan yang akan
diterima oleh konsumen atau
pasien. Hasil dapat dilihat pada
tabel 4.12 di bawah ini.
Tabel 15
Dimensi Tangiable
No
Dimensi
Tangiable
Jumla
h Skor
Presentas
e
1
Puskesmas
terlihat bersih
dan indah.
97
100%
2
Petugas
pelayanan
kefarmasian
bepakaian
bersih dan rapi.
97
100%
Jumlah
194
100%
Fitri Haryati
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022 1549
Berdasarkan tabel 12 mengenai
dimensi tangible (bukti langsung) dapat
diketahui bahwa pada dimensi tangible,
puskesmas terlihat bersih dan indah
jumlah skor 97 dengan presentase
100% dan petugas pelayanan
kefarmasian bepakaian bersih dan rapi
jumlah skor 97 dengan prentase 100%.
Jadi total skor dan presentase dimensi
tangible yaitu jumlah skor 194 dengan
presentase 100%.
Tabel 16
Presentase Persepsi Responden Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan
kefarmasian di Puskesmas Terara
No
Dimensi
Jumlah
Puas
Presentase
(%)
Interpretasi
1
Responsiveness
(Ketanggapan)
386
99%
Baik
2
Emphaty
(Kepedulian)
193
99%
Baik
3
Reliability
(kehandalan)
388
100%
Baik
4
Assurance
(kepastian)
290
99%
Baik
5
Tangiable
(Nyata)
194
100%
Baik
Jumlah
1.451
99%
Baik
Dari uraian tingkat kepuasan
responden terhadap pelayanan
kefarmasian di Puskesmas Terara dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan tabel
4.15 presentase persepsi responden
tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan obat di Puskesmas Terara
dapat diketahui bahwa ada lima macam
dimensi kepuasan yaitu
Responsiveness, Emphaty, Reliability,
Assurance, dan Tangiable dengan skor
persepsi sebagai berikut: 1)
Responsiveness 386 orang untuk
jumlah yang puas dengan presentase
99% dan interpretasi baik, 2) Emphaty
193 orang untuk jumlah yang puas
dengan presentase 99% dan interpretasi
baik, 3) Reliability 388 orang untuk
jumlah yang puas dengan presentase
100% dan interpretasi baik, 4)
Assurance 290 orang untuk jumlah
yang puas dengan presentase 99% dan
interpretasi baik, 5) Tangiable 194
orang untuk jumlah yang puas dengan
presentase 100% dan interpretasi baik.
Total untuk jumlah responden yang
puas adalah 1.451 orang dengan
presentase 99%. Bila dilihat dari segi
interpretasi untuk lima dimensi maka
dapat diketahui Responsiveness (baik),
Emphaty (baik), Reliability (baik),
Assurance (baik), dan Tangiable (baik).
Dapat disimpulkan bahwa dari lima
dimensi yang mendominasi adalah
kategori baik, maka dapat dikatakan
bahwa persepsi responden tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan
kefarmasian di Puskesmas Terara
adalah baik.
Fitri Haryati
1550 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022
Pembahasan
Dalam melakukan penelitian di
puskesmas Terara, maka berdasarkan
instrumen berupa kuesioner dengan sampel
berjumlah 97 dari populasi yang berjumlah
2.949, peneliti meneliti untuk mengetahui
tingkat kepuasan pasien pada aspek
Responsiveness, Emphaty, Reliability,
Assurance, dan Tangiable yang merupakan
dimensi dalam pelayanan kefarmasian
sebagai standar pada kefarmasian di
Puskesmas Terara. Dalam hal ini, peneliti
menggunakan teknik kuesioner. Ada 5 (lima)
dimensi yang dipertanyakan terkait dengan
tingkat kepuasan pasien yaitu Responsiveness,
Emphaty, Reliability, Assurance, dan
Tangiable yang mana masing-masing dimensi
terdiri dari 4 (empat) pertanyaan untuk
Responsiveness, 2 (dua) pertanyaan untuk
Emphaty, 4 (empat) pertanyaan untuk
Reliability, 3 (tiga) pertanyaan untuk
Assurance, dan 2 (dua) pertanyaan untuk
Tangiable sehingga berjumlah 15 (lima
belas)) pertanyaan.
Dilihat dari aspek umur, jenis kelamin,
pendidikan, dan pekerjaan responden,
diketahui bahwa pasien yang berumur 26-40
tahun merupakan jumlah responden terbanyak
dengan jumlah 32 orang sedangkan jumlah
responden terendah yakni berumur 51-70
tahun dengan jumlah 19 orang. Dari aspek
jenis kelamin, responden yang terbanyak
perempuan dengan jumlah 50 orang, dari
aspek pendidikan responden yang terbanyak
SD-SLTP dengan jumlah 45 orang sednagkan
jumlah responden terendah yakni perguruan
tinggi dengan jumlah 16 orang, dan dari
aspek pekerjaan, responden yang terbanyak
adalah wiraswasta dengan jumlah 45 orang
sedangkan jumlah responden terendah yakni
pelajar dengan jumlah 3 orang.
Untuk hasil analisa data pada masing-
masing dimensi (indikator) adalah sebagai
berikut:
1. Responsiveness
Dimensi responsiveness ini diwakili
oleh empat indikator yang total skornya
berjumlah 386 dengan presentase 99,48%
dan termasuk kategori baik. Berikut uraian
untuk dimensi ini:
a. Petugas kefarmasian cepat tanggap
terhadap keluhan pasien. Skor dalam
aspek ini berjumlah 96 dengan
presentase 98,96%. Jika dilihat
presentase tersebut, maka presentase
ini menunjukkan kategori atau
interpretasi baik karena sebagian besar
responden menyatakan puas. Mereka
menilai bahwa petugas kefarmasian
tanggap terhadap keluhan yng dialami
pasien.
b. Petugas kefarmasian mampu
memberikan penyelesaian masalah
yang dihadapi pasien Skor dalam aspek
ini berjumlah 97 dengan presentase
100%. Jika dilihat presentase tersebut,
maka presentase ini menunjukkan
bahwa petugas kefarmasian mampu
memberikan penyelesaian masalah
yang dihadapi pasien.
c. Terjadinya komunikasi yang baik
antara petugas kefarmasian dengan
pasien. Skor dalam aspek ini berjumlah
96 dengan presentase 98,96%. Jika
dilihat presentase tersebut, maka
presentase ini menunjukkan kategori
atau interpretasi baik karena sebagian
besar responden menyatakan puas.
Mereka menilai bahwa adanya
komunikasi yang baik antara petugas
kefarmasian dengan pasien.
d. Pasien mendapat informasi yang jelas
dan mudah dimengerti tentang
resep/obat yang ditebus. Skor untuk
aspek ini berjumlah 97 dengan
presentase 100% dan termasuk kategori
baik. Kebanyakan responden
menyatakan puas karena mereka
Analisi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Terara Tahun 2021
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022 1551
mendapat informasi yang jelas dan
mudah dimengerti tentang resep/obat
yang ditebus.
2. Emphaty
Pada dimensi ini diwakili
oleh dua indikator yang total
skornya berjumlah 193 dengan
presentase 99,48 % dan termasuk
kategori baik. Berikut diuraikan
masing-masing pertanyaan untuk
dua indikator tersebut:
a. Petugas kefarmasian
memberikan perhatian terhadap
keluhan pasien. Untuk aspek
ini, skor berjumlah 96 dengan
presentase 98,96%. Dalam
dimensi ini responden yang
dijadikan sampel menyatakan
puas karena petugas
kefarmasian memberikan
perhatian terhadap keluhan
pasien. Mereka menilai petugas
kefarmasian bahwa mereka
merasa diberikan perhatian
terhadap keluhannya.
b. Petugas kefarmasian
memberikan pelayanan tanpa
memandang status sosial.
Dalam aspek ini skor
berjumlah 97 dengan
presentase 100% dengan
kategori atau interpretasi baik.
Responden menyatakan puas
terhadap sikap petugas farmasi
yang memberikan pelayanan
tanpa memandang status sosial.
3. Reliability
Dimensi reliability ini diwakili
oleh dua indikator yang
mempunyai skor 388 dengan
presentase 100% dan termasuk
kategori baik. Berikut diuraikan
kedua indikator tersebut:
a. Pelayanan obat diterima
dengan cepat. Skor dalam
aspek ini adalah 97 dengan
presentase 100%. Artinya
bahwa responden yang
dijadikan sampel menyatakan
puas dengan layanan tenaga
kefarmasian karena pelayanan
obat diterima dengan cepat.
b. Obat tersedia dengan lengkap.
Skor dalam aspek ini
berjumlah 97 dengan
presentase 100%. Responden
menyatakan puas karena obat
tersedia dengan lengkap.
c. Petugas kefarmasia melayani
dengan ramah dan tersenyum.
Skor dalam aspek ini adalah 97
dengan presentase 100%.
Artinya bahwa responden
menyatakan puas dengan
layanan tenaga kefarmasian
karena Petugas kefarmasia
melayani dengan ramah dan
tersenyum.
d. Petugas kefarmasian selalu siap
membantu.
Skor dalam aspek ini
berjumlah 97 dengan
presentase 100%. Responden
menyatakan puas karena
petugas kefarmasian selalu siap
membantu.
4. Assurance
Dimensi ini diwakili oleh dua
indikator yang total skornya
berjumlah 290 dengan presentase
99,65% dan termasuk kategori
baik. Berikut uraian untuk dimensi
ini:
a. Petugas pelayanan kefarmasian
mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang baik dalam
bekerja. Skor untuk aspek ini
Fitri Haryati
1552 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022
berjumlah 96 dengan
presentase 98,96%. Responden
menyatakan puas karena
mereka menilai bahwa petugas
pelayanan kefarmasian
mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang baik dalam
bekerja.
b. Obat yang diperoleh terjamin
kualitasnya. Jumlah skor untuk
aspek ini adalah 97 dengan
presentase 100%. Presentase
tersebut menunjukkan kategori
baik. Responden menyatakan
puas dengan layanan petugas
kefarmasian karena obat yang
diperoleh terjamin
kualitasnynya.
c. Obat yang diberikan sesuai
dengan yang diminta. Skor
untuk aspek ini berjumlah 97
dengan presentase 100%.
Responden menyatakan puas
karena mereka menilai bahwa
petugas pelayanan kefarmasian
memberikan obat sesuai
dengan yang diminta.
5. Tangible
Dimensi tangible yang
pengukurannya diwakili oleh 2
(dua) indikator mempunyai skor
194 dengan presentase 100%,
dalam hal ini termasuk kategori
baik. Berikut diuraikan kedua
indikator tersebut:
a. Puskesmas terlihat bersih dan
indah. Skor untuk aspek
kebersihan dan keindahan
berjumlah 97 dengan
presentase 100%. Presentase
ini merupakan kategori baik
dan puas, karena responden
menilai bahwa puskesmas
terlihat bersih dan indah.
b. Petugas pelayanan kefarmasian
bepakaian bersih dan rapi.
Skor untuk aspek tentang
petugas pelayanan kefarmasian
bepakaian bersih dan rapi
berjumlah 97 dengan
presentase 100%. Jika dilihat
dari presentase ini, termasuk
kategori baik karena responden
menyatakan puas dan menilai
bahwa petugas pelayanan
kefarmasian bepakaian bersih
dan rapi. Dari uraian di atas,
diketaui bahwa skor tertinggi
(388) dengan presentase
tertinggi (100%) adalah
dimensi reliability dan
termasuk kategori baik. Sebab
tenaga farmasi memberikan
pelayanan dengan cepat, obat
tersedia dengan lengkap,
petugas melayani dengan
ramah, senyum, dan selalu siap
membantu. Sedangkan skor
terendah (193) dengan
presentase terendah (99%)
adalah emphaty dan termasuk
kategori baik karena petugas
farmasi memberikan perhatian
terhadap keluhan pasien dan
memberikan pelayanan tanpa
memandang status sosial.
Dari kelima dimensi tersebut
total skor yang diperoleh
sebanyak 1.451 dengan
presentase 99% dan termasuk
kategori baik. Hal ini berarti
bahwa tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan obat di
puskesmas Terara adalah baik.
Analisi Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Terara Tahun 2021
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022 1553
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di puskesmas Terara, maka peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan
kefarmasian di Puskesmas Terara termasuk ke
dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari
sebanyak 97 sampel yang digunakan dalam
penelitian memiliki 99-100% terhadap tingkat
kepuasan pasien dengan pelayanan
kefarmasian kategori baik Tingkat kepuasan
pasien terhadap pelayanan kefarmasian
berdasarkan 5 macam dimensi yaitu 1)
responsiveness 99%, 2) emphaty 99%,3)
realibility 100%), 4) assurance 99%, 5)
Tangiable 100%. Dapat disimpulkan bahwa
dari lima dimensi yang mendominasi adalah
kategori baik, maka dapat dikatakan bahwa
persepsi responden tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan obat di Puskesmas Terara
adalah baik.
BIBLIOGRAFI
Amirin, T. M. (2011). Populasi dan sampel
penelitian. Rineka Cipta.
Jakarta.Google Scholar
Az-Zahroh, T. N. (2017). Pengaruh Mutu
Pelayanan Kesehatan Terhadap Tingkat
Kepuasan Pasien Rawat Inap di Ruang
Dewasa Umum Rumah Sakit X
Kabupaten Gresik. PSIKOSAINS
(Jurnal Penelitian Dan Pemikiran
Psikologi), 12(2), 99111. Google
Scholar
Diana, K., Tandah, M. R., & Basuki, M.
(2019). Pelaksanaan standar pelayanan
kefarmasian di apotek Kota Palu. As-
Syifaa Jurnal Farmasi, 11(1), 4554.
Google Scholar
Fitrah, M. (2018). Metodologi penelitian:
penelitian kualitatif, tindakan kelas &
studi kasus. CV Jejak (Jejak Publisher).
Google Scholar
Ghozali. (2018). Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 25. Google Scholar
Harahap, T. H. (2019). Peran Perawat
Sebagai Perawat Rumah Sakit Dalam
Penerapan Keselamatan Pasien. Google
Scholar
Hendarki, N. (2020). Pelayanan Kesehatan
Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Rawat
Inap Kecamatan Tenayan Raya.
Universitas Islam Riau. Google Scholar
Heryanto, C. A. W., Korangbuku, C. S. F.,
Djeen, M. I. A., & Widayati, A. (2019).
Pengembangan dan Validasi Kuesioner
untuk Mengukur Penggunaan Internet
dan Media Sosial dalam Pelayanan
Kefarmasian. Indonesian Journal of
Clinical Pharmacy, 8(3), 175187.
Google Scholar
Hidayanti, E. (2017). Gambaran pelaksanaan
pelayanan farmasi klinik di Rumah Sakit
X Tahun 2017. Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan. Google Scholar
Jacobis, R. (2013). Faktor-Faktor Kualitas
Pelayanan Pengaruhnya Terhadap
Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta
Jamkesmas Di BLU RSUP Prof. Dr. RD
Kandou Manado. Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 1(4). Google Scholar
Kusumah, W., & Dwitagama, D. (2010).
Mengenal penelitian tindakan kelas.
Jakarta: PT Indeks Google Scholar.
Fitri Haryati
1554 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 10, Oktober 2022
Nurhayati, N., Hamka, H., & Juharni, J.
(2019). Implementasi Kebijakan
Tambahan Penghasilan Pegawai Pada
Sekretariat Daerah Kabupaten Polewali
Mandar. Jurnal Paradigma Administrasi
Negara, 1(2), 14. Google Scholar
Oktaviani, N. (2021). Evaluasi Penerapan
Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas Tanjung Karang. Lumbung
Farmasi: Jurnal Ilmu Kefarmasian,
2(1), 14. Google Scholar
Prasetyawati, D. P., & Diana, S. (2015).
Persepsi Dan Sikap Tentang Kesehatan
Reproduksi Pada Remaja Jalanan Di
Panti Anak Jalanan Jl. Gajah Mada Kota
Mojokerto. Hospital Majapahit (Jurnal
Ilmiah Kesehatan Politeknik Kesehatan
Majapahit Mojokerto), 7(1). Google
Scholar
Robiyanto, R., Aspian, K., & Nurmainah, N.
(2019). Keberadaan Tenaga Apoteker
dan Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas Wilayah
Kota Pontianak. Jurnal Sains Farmasi
& Klinis, 6(2), 121128. Google
Scholar.
Sugiyono, M. P. P., & Kuantitatif, P. (2009).
Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta. Cet. VII. Google Scholar
YULIANTO, R. E. D. W. I. (2010). Tingkat
Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan
Kamar Obat Puskesmas Banyuanyar
Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Google Scholar
Copyright holder:
Fitri Haryati (2022)
First publication right:
Jurnal Health Sains
This article is licensed under: