Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 3, No.7, Juli 2022

 

PEMANFAATAN BUKU KIA TERHADAP PENGETAHUAN IBU DAN ANAK DI POSYANDU MELATI, KECAMATAN MARELAN

 

Aulia Febrina

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Email: [email protected]

 

artikel info

abstraK

Diterima:

02 Juli 2022

Direvisi:

10 Juli 2022

Dipublish:

20 Juli 2022

Buku KIA adalah Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Biasanya, kebanyakan orang menyebutnya “buku pink”, sesuai dengan warnanya. Buku tersebut berisi catatan kesehatan ibu. Mulai dari catatan yang berisi informasi kehamilan, persalinan dan nifas. Mengutip situs resmi Kementerian Kesehatan RI, buku kesehatan ibu dan anak atau buku KIA adalah panduan informasi dan catatan kesehatan selama hamil, melahirkan sampai anak usia 6 tahun. Isi buku tersebut sangat penting untuk memantau kesehatan dan mencatat adanya kondisi kelainan pada ibu dan anak. Pencatatan buku KIA berhubungan dengan status kesehatan ibu dan anak sehingga memerlukan peran serta ibu untuk menilai kelengkapan isian catatan buku KIA. Perlu peningkatan pencatatan kelengkapan isian buku KIA oleh tenaga kesehatan karena hasil pencatatan dapat berkaitan dengan pengetahuan KIA. Manfaat Buku KIA tidak saja pada sektor kesehatan, tetapi sudah diintegrasikan dengan sektor lain, diantaranya surat keterangan lahir untuk mempermudah mendapatkan akte, buku pegangan pendamping Program Keluarga Harapan, sebagai media pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak anak di PAUD, Bina Keluarga Balita.

 

ABSTRACT

The MCH Handbook is a Maternal and Child Health Book. Usually, most people call it the “pink book”, according to the color. The book contains maternal health records. Starting from notes containing information on pregnancy, childbirth and postpartum. Citing the official website of the Indonesian Ministry of Health, the maternal and child health book or MCH handbook is a guide to information and health records during pregnancy, childbirth and children aged 6 years. The contents of the book are very important to monitor health and record anyabnormalities in the mother and child. The recording of the MCH book is related to the health status of the mother and child, so it requires the participation of the mother to assess the completeness of the MCH book notes. It is necessary to increase the recording of the completeness of the MCH handbook by health workers because the results of the recording can be related to MCH knowledge. The benefits of the MCH Handbook are not only in the health sector, but have been integrated with other sectors, including a birth certificate to make it easier to get a certificate, a handbook for the Family Hope Program companion, as a medium for monitoring the growth and development of children in PAUD, Bina Keluarga Toddler.

Kata Kunci:

Buku kesehatan ibu dan anak; fungsi pencatatan; pengetahuan ibu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

Maternal and child health books; recording function; mother's knowledge.


 


 

 

Pendahuluan


Upaya kesehatan ibu dan anak, penyelenggaraan imunisasi, serta pemberian vitamin A pada bayi, Balita dan ibu nifas mengamanahkan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menyiapkan dan menjaga kehamilan, agar persalinan sehat dan selamat serta melahirkan bayi yang sehat dan bertumbuh kembang optimal Untuk menunjang pelayanan kesehatan ibu dan anak tersebut, diperlukan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dan pencatatan yang efektif dan efisien. Untuk itu, Kementerian Kesehatan menetapkan bahwa buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA) menjadi satu-satunya alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan selama nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun, termasuk pelayanan imunisasi, gizi, tumbuh kembang anak dan KB (SK Menkes Nomor 284/Menkes/SK/III/2004). (Mulati et al., 2015)

Buku KIA mengintegrasikan beberapa catatan kesehatan di komunitas seperti Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengukur pertumbuhan dan perkembangan bayi balita, kartu imunisasi, kartu ibu dan beberapa hal lainnya. Buku KIA berisi informasi penting mengenai kesehatan ibu dan anak yang perlu dilakukan oleh ibu, suami dan keluarganya secara singkat dan padat, termasuk mengenai kewaspadaan keluarga dan masyarakat akan kesakitan dan masalah kegawatdaruratan pada ibu hamil, bayi baru lahir dan balita, sehingga pada akhirnya buku KIA menyumbang penurunan angka kematian bayi dan balita. (Sistiarani et al., 2014)

Manfaat Buku KIA tidak saja pada sektor kesehatan, tetapi sudah diintegrasikan dengan sektor lain, diantaranya surat keterangan lahir untuk mempermudah mendapatkan akte, buku pegangan pendamping Program Keluarga Harapan, sebagai media pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak anak di PAUD, Bina Keluarga Balita dan lain-lain. (Annisa, 2016)

Agar dapat mencapai pemanfaatan buku KIA yang optimal, petugas kesehatan tidak dapat bekerja sendiri, melainkan harus merangkul seluruh komponen masyarakat diantaranya Tim Penggerak PKK yang aktif berperan dalam pelaksanaan program kesehatan di lapangan. PKK diharapkan dapat menggugah keluarga/masyarakat agar termotivasi untuk memanfaatkan dan menerapkan isi buku KIA dalam perawatan kesehatan ibu dan anaknya hal ini menjadi alasan bahwa penelitian ini sangat diperlukan masyarakat dalam rangka proses peningkatan kesehatan ibu dan anak yang terkait dengan “Pemanfaatan Buku KIA Terhadap Ibu dan Anak di Posyandu Melati, Kecamatan Marelan”. (Sistiarani et al., 2014).

 

Metode  Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu metode bagaimana seorang peneliti melakukan penelitian terhadap sesuatu yang dianggap menarik untuk dikaji. Dalam penelitian ini peneliti, menggunakan metode penelitian kualitatif yang mengarah pada penggunaan data deskriptif, karena penelitian ini mengarah pada penggunaan data deskriptif. (Sistiarani et al., 2014), (Prasanti & Fuady, 2018)

Data diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner tentang persepsi ibu terhadap peran tenaga kesehatan dalam pemanfaatan buku KIA. Penilaian fungsi pencatatan buku KIA dilakukan melalui observasi buku KIA yang dimiliki oleh ibu. Observasi kelengkapan buku KIA meliputi identitas ibu dan anak, catatan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas, pelayanan KB, kunjungan neonatal, catatan imunisasi dan pemberian vitamin, catatan Kartu Menuju Sehat (KMS), catatan perkembangan pada anak. Data pengetahuan KIA ibu diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Data dianalisis menggunakan analisis univariat meliputi persepsi ibu. (Sistiarani et al., 2014)

Fungsi buku KIA meliputi pencatatan KIA, edukasi, dan komunikasi serta pengetahuan ibu tentang KIA. 2, yang terdiri dari 16 ibu yang memiliki bayi/ balita. Kuesioner 2. (Sembiring, 2004), (Sembiring, 2004).

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian di Posyandu Melati menunjukkan bahwasannya ibu-ibu yang menyadari pentingnya membawa bayi ke Posyandu sudah cukup tinggi, karena pentingnya menjaga, memelihara Perkembangan dan pertumbuhan kesehatan sang anak. Dalam penelitian ini terdapat data hasil kuesioner yang diperoleh dari 16 Responden yang bersedia dari seluruh masyarakat yang hadir pada posyandu  i buku KIA ke 2, yang terdiri dari 16 ibu yang memiliki bayi/ balita. Kuesioner yang diberikan sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh dosen pembimbing mengenai partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan posyandu, pertanyaan kuesioner ditanyakan secara langsung kepada ibu-ibu. (Sistiarani et al., 2014).


 

 


 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1

Diagram Mayoritas Ibu

 


Berdasarkan diagram diatas, mayoritas ibu yang memiliki balita yaitu berkisar 20-24 tahun. Dimana usia tersebut telah melewati batas usia nikah sesuai dengan UU No 16 tahun 2019. BKKBN menilai usia ideal menikah untuk perempuan Indonesia minimal 21 tahun. Selain itu, pernikahan dini di antara remaja usia belasan hingga 20 tahunan banyak terjadi karena adat dan kehamilan diluar nikah, lebih dari 50% pernikahan dini berakhir dengan perceraian. Hal tersebut karena remaja dinilai belum cukup dewasa dan kurang berpengalaman untuk menghadapi konflik rumah tangga. Usia pertengahan 20 hingga 30 awal menjadi patokan usia ideal menikah. Sifat dewasa sudah tumbuh seperti kecerdasan emosinal dan kematangan pola pikir. (Adhim, 2002).


 

6%

25%

19%

50%

 

SD        SMP         SMA        Perguruan tinggi


Gambar 2

Diagram Pendidikan Ibu

 


Terlihat pada diagram lingkaran diatas ibu-ibu kebanyakan memiliki pendidikan sebagai lulusan SMA sebanyak 8 orang (50%), Perguruan Tinggi sebanyak 4 orang (25%) dan SMP sebanyak 3 orang (19%), SD sebanyak 1 orang (6%). Background pendidikan ibu sebagai lulusan SMA merupakan golongan dewasa muda, secara akademik ibu dirasa cukup memiliki pengetahuan dalam memanfaatkan posyandu, sedangkan menurut emosional dan kematangan sebagai seorang ibu seharusnya sudah matang secara emosional dan kematangan dalam berumah tangga perhatian keluarga lebih diperlukan untuk membimbing dan merawat anaknya. (Adhim, 2002)


 

20%

Lengkap

Tidak Lengkap

 

80%


Gambar 3

Diagram Persepsi Fungsi Pencatatan

 


Terlihat pada diagram bahwa fungsi pencatatan buku KIA lengkap (80%) dan yang kurang lengkap (20%). Sehingga, pencatatan yang dilakukan tenaga kesehatan terbilang baik. Pencatatan status kesehatan ibu dan anak di buku KIA mempunyai keuntungan bagi ibu dan keluarga, kader kesehatan, serta tenaga kesehatan. Catatan status kesehatan di buku KIA berlanjut dari pencatatan ibu hamil, persalinan dan catatan tumbuh kembang anak. Catatan kesehatan tersebut dapat digunakan sebagai catatan penghubung riwayat penggunaan pelayanan kesehatan terendah sampai dengan sarana rujukan yang mungkin diakses pada saat mengakses layanan kesehatan tingkat lanjut. Pencatatan di buku KIA juga mempunyai kelemahan antara lain catatan kesehatan tersebut dapat hilang jika buku KIA yang digunakan tidak disimpan dengan baik.


 

 

 

44%

56%

Rendah

Tinggi


 

Gambar 4

Diagram Pendapat

 


Terlihat pada diagram diatas bahwa mayoritas ibu yang datang ke posyandu 9 orang memiliki pendapatan yang tinggi dan 7 orang memiliki pendapatan rendah. (Colti & Siti, 2013)


Tabel 1

Tingkat sosial ekonomi

Variabel

Baik

%

Kurang Baik

   %

Persepsi Fungsi Edukasi

13

86

3

14

Persepsi Fungsi Komunikasi

5

20

8

66

Pengetahuan

9

70

4

16

Pencatatan Buku KIA

11

80

4

16

Edukasi     buku KIA

12

84

4

16


 


Perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional lebih banyak dilakukan oleh wanita yang berada didaerah perdesaan dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah dibandingkan dengan wanita dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi. Di Bangladesh, ibu yang mempunyai buku KIA mempunyai pengetahuan KIA dan perilaku yang lebih baik tentang KIA karena mempergunakan buku KIA dengan baik pula, dibandingkan kelompok kontrol pada ibu yang tidak mempunyai buku KIA. Penelitian ini tidak menemukan hubungan antara fungsi edukasi dengan pengetahuan KIA. Sesuai dengan penelitian sebelumnya, yang tidak menemukan hubungan antara pengalaman ibu dalam memahami buku KIA (fungsi edukasi) dengan pengetahuan tentang KIA pada ibu-ibu hamil di Kecamatan Marelan. Ibu yang mempunyai buku KIA tidak berhubungan dengan pengetahuan yang lebih besar, tetapi mempunyai kecenderungan besar untuk      mengetahui kepentinganan tenatal care serta maksud pemberian imunisasi. Peningkatan cakupan pemberian imunisasi pada anak berhubungan dengan pelaksanaan program buku KIA. Buku KIA merupakan sarana yang dapat digunakan sebagai upaya peningkatan kesadaran ibu dan tenaga kesehatan akan pentingnya pemberian imunisasi bagi bayi dan anak (Ayupia, 2020).

Penelitian ini, berdasarkan persepsi ibu sekitar 69,2 % menyatakan kader menginformasikan pada para ibu untuk membaca buku KIA. Namun, informasi pada buku KIA tidak mengendap menjadi ingatan an pengetahuan. Kemungkinan responden mempunyai kesan yang kurang mendalam terhadap informasi buku KIA sehingga tidak merasa termotivasi untuk menjadikan bagian kebutuhan. Selain itu, kegiatan belajar kelompok untuk memahami informasi buku KIA masih jarang dilakukan oleh kader atau petugas kesehatan. Di Cakranegara, tingkat pendidikan yang baik berhubungan dengan status kesehatan yang baik pula. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dan efektivitas buku KIA dengan tingkat pengetahuan ibu tentang KIA (Ayupia, 2020).

Tingkat pendidikan ibu seluruhnya termasuk dalam kategori pendidikan menengah dan pendidikan formal yang telah ditempuh adalah pendidikan dasar sehingga tingkat pengetahuan ibu tentang KIA dirasa sudah baik sehingga sebagian besar (50%) responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik pula. Penggunaan buku pegangan antenatal care oleh ibu merupakan salah satu intervensi dalam upaya peningkatan informasi, pengetahuan dan komunikasi pada ibu, antara lain menumbuhkan kewaspadaan tentang masalah kesehatan reproduksi. Pengembangan buku pegangan antenatal care bertujuan meberikan informasi kepada ibu hamil serta sebagai pedoman dalam merawat dan mengasuh anak (Al Azizah & Agustina, 2019).

Negara Palestina, ibu yang mempunyai buku KIA lebih sering berkunjung ke pelayanan kesehatan dibandingkan ibu yang   tidak mempunyai buku KIA. Ibu yang memilki buku KIA walaupun berpengetahuan kurang karena jarang/tidak membaca informasi di buku KIA, terbiasa dengan informasi kesehatan karena tenaga kesehatan mempergunakan buku KIA sebagai panduan dalam pemberian informasi/layanan KIA. Buku KIA merupakan buku wajib untuk dibaca oleh ibu hamil dan keluarga karena berisikan informasi penting dan berguna bagi kesehatan ibu dan anak. Penggunaan buku KIA secara baik tidak terlepas dari penyuluhan oleh bidan dan tenaga kesehatan lain pada setiap kunjungan ibu hamil.

Pemanfaatan buku KIA oleh tenaga kesehatan perlu dimodifikasi, khususnya dalam menggabungkan in formasi/pesan supaya lebih menarik, mudah dipahami sebagai cara untuk menyampaikan pesan tersebut. Tenaga kesehatan juga perlu mempertimbangkan tingkat pendidikan kelompok sasaran. Hal tersebut merupakan upaya peningkatan efektivitas kegiatan berbasis masyarakat dalam mempromosikan pengetahuan dan perilaku ibu dalam kesehatan ibu dan anak. Pemanfaatan buku KIA dalam sesi pendidikan kesehatan akan mendorong komunikasi yang efektif antara ibu dengan tenaga kesehatan. Dukungan tenaga kesehatan dapat diberikan ketika ibu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dapat menjelaskan poin penting karena ibu belum memahami informasi kesehatan ibu dan anak (Triana & Sihombing, n.d.), (Kependudukan, 2013).

 

Kesimpulan

Variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan buku KIA dalam penelitian ini adalah pendidikan, sikap, dukungan tenaga kesehatan dukungan kader kesehatan, dan dukungan keluarga. Sementara itu, umur, paritas, dan sosial ekonomi tidak berhubungan dengan pemanfaatan buku KIA oleh ibu hamil. Ada hubungan yang bermakna antara fungsi pencatatan dengan pengetahuan KIA, tetapi tidak ada hubungan antara fungsi edukasi dan fungsi komunikasi dengan pengetahuan KIA. Pencatatan buku KIA berhubungan dengan status kesehatan ibu dan anak sehingga memerlukan peran serta ibu untuk menilai kelengkapan isian catatan buku Fungsi buku KIA meliputi pencatatan KIA, edukasi, dan komunikasi serta pengetahuan ibu tentang KIA.

 

BIBLIOGRAFI

 

Adhim, M. F. (2002). Indahnya pernikahan dini. Gema Insani. Google Scholar

 

Al Azizah, W., & Agustina, I. F. (2019). Partisipasi Masyarakat Dalam Posyandu Di Kecamatan Sidoarjo. JKMP (Jurnal Kebijakan Dan Manajemen Publik), 5(2), 229–244. Google Scholar

 

Annisa, F. N. (2016). Hubungan minat membaca buku KIA dengan pengetahuan ibu hamil tentang buku KIA. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education, 4(2), 188–198. Google Scholar

 

Aritonang, E. (2010). Kebutuhan gizi ibu hamil. PT Penerbit IPB Press. Google Scholar

 

Ayupia, N. (2020). Hubungan Perilaku Konsumen Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Balai Kesehatan Tradisional Masyarakat Makassar Tahun 2020. Universitas Hasanuddin. Google Scholar

 

Colti, S., & Siti, N. (2013). Suratman. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Kader Dalam Pemanfataatan Buku Kia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kalibagor Kabupaten Banyumasa. Kemas Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 77–84. Google Scholar

 

Hamzah, H., & Winardi, S. (2017). Sistem Informasi Layanan Sms Gateway Bagi Bidan Dalam Program Pws-Kia. Respati, 9(26). Google Scholar

 

Kependudukan, B. (2013). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional BPS, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia., Editor. Jakarta. Google Scholar

 

Mariyono, J., Kuntariningsih, A., & Suswati, E. (2008). Ketimpangan Jender Dalam akses Pelayanan Kesehatan Rumah Tangga Petani Pedesaan: Kasus Dua Desa di Kabupaten Tegal, Jawa tengah. SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. Google Scholar

 

Mulati, E., Widyaningsih, Y., MKM, S. K., Widyaningsih, Y., MKM, S. K., Royati, O. F., & Royati, O. F. (2015). Buku ajar kesehatan ibu dan anak. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Google Scholar

 

Prasanti, D., & Fuady, I. (2018). Pemanfaatan Media Komunikasi Dalam Penyebaran Informasi Kesehatan Kepada Masyarakat (Studi Kualitatif tentang Pemanfaatan Media Komunikasi dalam Penyebaran Informasi Kesehatan di Desa Cimanggu, Kab. Bandung Barat). Reformasi, 8(1), 8–14. Google Scholar

 

Sembiring, N. (2004). Posyandu sebagai saran peran serta masyarakat dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara, USU Digital Library. Google Scholar

 

Sistiarani, C., Gamelia, E., & Sari, D. U. P. (2014). Fungsi pemanfaatan buku KIA terhadap pengetahuan kesehatan ibu dan anak pada ibu. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 8(8), 353–358. Google Scholar

 

Suryoputro, A., Ford, N. J., & Shaluhiyah, Z. (2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja di jawa tengah: implikasinya terhadap kebijakan dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi. Makara Kesehatan, 10(1), 29–40. Google Scholar

 

Triana, H., & Sihombing, F. (n.d.). Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di

 

Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung. Google Scholar


 

 


 




Copyright holder:

Aulia Febrina (2022)

 

First publication right:

Jurnal Health Sains

 

This article is licensed under: