How to cite:
Fatan, F, A., Qothrunnada, G, R., Elsiana, I., Ulum, K., Kurnia, K, A., Widyatamaka, S, O., Paujiah,
S., (2022) Metode Validasi Analisis Senyawa Kimia Obat dalam Sampel Biologis (Plasma Darah).
Jurnal Health Sains 3(5). https://doi.org/ 10.46799/jhs.v3i5.489
E-ISSN:
2723-6927
Published by:
Ridwan Institute
Jurnal Health Sains: pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 3, No.5, Mei 2022
METODE VALIDASI ANALISIS SENYAWA KIMIA OBAT DALAM SAMPEL
BIOLOGIS (PLASMA DARAH)
Fira Aulia Fatan, Gisel Rizuna Qothrunnada, Issabella Elsiana, Kholifatul Ulum, Klaritya
Anisya Kurnia, Shafa Qotrunnada Widyatamaka, Shipa Paujiah
Universitas Singaperbangsa Karawang, Karawang, Indonesia
[email protected], shipaujiah@gmail.com
ARTIKEL INFO
ABSTRAK
Diterima:
10 Mei 2022
Direvisi:
11 Mei 2022
Dipublish:
23 Mei 2022
Plasma darah digunakan sebagai sampel biologis dalam menentukan
kadar senyawa obat dikarenakan konsentrasi dari obat akan berikatan
dengan reseptornya dan menentukan besar kecilnya efek farmakologi
yang diberikan dari suatu obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui keakuratan plasma darah manusia sebagai sampel pada
beberapa metode validasi dengan berbagai analit yang berbeda.
Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan studi
literatur pada beberapa jurnal yang kredibel dengan kriteria jurnal 10
tahun terakhir mengenai penentuan kadar senyawa obat dalam darah
manusia. Hasil yang didapatkan dari lima analit yang berbeda yaitu
glibenklamid kombinasi dengan metformin, formalin, vankomisin,
lisinopril dan a-mangostin yang telah dilakukan uji validasi dengan
berbagai metode validasi yaitu SPE-MIP dilanjut KCKT,
spektorofotometer UV-VIS, KCKT-UV, UPLC dan KLT densitometri
dengan menggunakan sampel plasma darah manusia, semuanya
memenuhi persyaratan validasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa,
plasma darah manusia yang dijadikan sebagai sampel dalam uji
validasi dengan berbagai metode dan analit yang berbeda yang telah
dilakukan seluruhnya akurat karena seluruh metode uji validasi
memenuhi persyaratan.
ABSTRACT
Blood plasma is used as a biological sample in determining the levels
of drug compounds because the concentration of the drug will bind to
its receptors and determine the size of the pharmacological effect of a
drug. The purpose of this study was to determine the accuracy of
human blood plasma as a sample in several validation methods with
different analytes. The research method used is by conducting a
literature study in several credible journals with the criteria of the
journals of the last 10 years regarding the determination of levels of
drug compounds in human blood. The results obtained from five
different analytes, namely glibenclamide combination with metformin,
formalin, vancomycin, lisinopril and a-mangostin which have been
validated using various validation methods, namely SPE-MIP followed
by HPLC, UV-VIS spectrophotometer, HPLC-UV, UPLC and TLC
densitometry using human blood plasma samples, all meet the
validation requirements. So it can be concluded that, human blood
Kata Kunci:
metode validasi
analisis senyawa
kimia; plasma
darah, sampel
biologis; validasi
senyawa kimia
Keywords:
methods for
validation of
chemical compound
analysis; blood
plasma; biological
samples; validation
of chemical
compounds
Metode Validasi Analisis Senyawa Kimia Obat dalam Sampel Biologis (Plasma Darah)
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.5, Mei 2022 681
plasma used as a sample in the validation test with various different
methods and analytes that have been carried out is entirely accurate
because all validation test methods meet the requirements.
Pendahuluan
Sampel biologis merupakan sampel
yang diambil dari bagian tubuh untuk tujuan
analisis. Sampel biologis yang umumnya
digunakan untuk menentukan kadar senyawa
obat dalam tubuh adalah plasma darah.
Plasma darah digunakan sebagai sampel
biologis dalam menentukan kadar senyawa
obat dikarenakan konsentrasi dari obat akan
berikatan dengan reseptornya dan
menentukan besar kecilnya efek farmakologi
yang diberikan dari suatu obat, dimana
reseptor ini sebagian besar terdapat dalam sel-
sel jaringan maka pemeriksaan kadar obat
dalam darah merupakan suatu metode yang
palinG akurat untuk pemantauan
pengobatan/farmakokinetika klinik (Rizalina
et al., 2018).
Sebelum uji praklinik dan uji
farmakologi klinik dilakukan, maka suatu
metode analisis harus divalidasi terlebih
dahulu. Validasi metode analisis adalah suatu
proses untuk membuktikan bahwa kinerja
metode analisis telah memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan sesuai dengan
penggunaan yang dikehendaki.
Validasi metode menurut United States
Pharmacopeia (USP) dilakukan untuk
menjamin bahwa metode analisis akurat,
spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran
analit yang akan dianalisis yang berasal
dalam matriks biologis, seperti darah, plasma,
serum, atau urin, dapat dipercaya dan dapat
dilakukan ulang untuk penggunaan yang
diinginkan (Fauziah et al., 2017).
Terdapat beberapa validasi metode
yang umumnya digunakan dalam menentukan
kadar senyawa obat dalam plasma darah yaitu
metode KLT-densitometri, Komatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT) dengan detektor UV,
SPE-MIP, Ultra Performance Liquid
Chromatography (UPLC) dan
Spektrofotometer UV-VIS. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui
keakuratan plasma darah manusia sebagai
sampel dalam berbagai metode validasi
dengan analit yang berbeda.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada
penelitian ini merupakan literature review
dengan bahan acuan 5 jurnal mengenai
penentuan kadar senyawa obat dalam plasma
darah manusia. Literature review merupakan
metode yang mengkaji suatu topik yang sama
dari berbagai jurnal untuk menghasilkan suatu
tulisan mengenai topik tersebut. Dalam artikel
beberapa metode penentuan yang digunakan
yakni SPE-MIP, KCKT, Spektorofotometer
UV-VIS dan UPLC.
Fira Aulia Fatan, Gisel Rizuna Qothrunnada, Issabella Elsiana, Kholifatul Ulum, Klaritya
Anisya Kurnia, Shafa Qotrunnada Widyatamaka, Shipa Paujiah
682 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.5, Mei 2022
Hasil dan Pembahasan Tabel Hasil
No
Analit
Matriks
Sistem
LLOQ
(µg/mL)
Pustaka
1
Glibenklamid
Kombinasi
Metformin
Plasma
darah
manusia
- Fase gerak =
asetonitril:dapar
fosfat dengan
perbandingan
20:80; 30:70;
40:60; 50:50;
55:45 v/v,
asetonitril:TFA
0,1% 55:45 v/v.
- Kolom = SPE
C18
- Elusi = gradient
- Laju air = 1
mL/menit
Detector = UV (227
nm)
Tidak disebutkan
2
Formalin
Plasma
darah
manusia
- Perbandingan
sampel:reagen=
standar formalin
(0,2
ppm):pararosanil
line HCl (25
ppm) dengan
perbandingan
1:0,5, 1:1, 1:2.
- Nilai presisi =
1,047%
- Detector = UV-
Vis double
beam(539 nm)
Tidak disebutkan
3
Vankomisin
Plasma
darah
manusia
- Fase gerak = 5
mM dapar fosfat
pH 3 dan
metanol (80:20
v/v) pada suhu
kamar.
- Kolom = C18
- Elusi = isokratik
- Laju air = 1
mL/menit
Detector = UV (213
nm)
3,0
Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja Fisik, Employee Engagement terhadap Kinerja
Perawat di Rumah Sakit Taman Harapan Baru
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.5, Mei 2022 683
No
Analit
Matriks
Sistem
LLOQ
(µg/mL)
Pustaka
4
Lisinopril
Plasma
darah
manusia
- Fase gerak =
dapar asetat 0,01
M:ACN:MeOH
perbandingan
70:20:10,
70:15:15 dan
70:10:20 (v/v/v).
- Kolom =
Acquity BEH
C18
- Elusi = isokratik
- Laju air = 0,3
mL/menit
- Detector = UV
(296 nm)
Tidak disebutkan
5
A-Mangostin
Plasma
darah
manusia
- Fase gerak =
kloroform : etil
asetat (9:1).
- Elusi = isokratik
- Detector = UV
(254 nm) dan
TLC Scanner 4
(317 nm)
Tidak disebutkan
Berdasarkan hasil data yang di peroleh
metode yang digunakan untuk validasi dalam
sample plasma darah manusia dapat
dilakukan dengan berbagai metode seperti
KCKT, UPLC, spektrofotometer UV-VIS, dll
namun dengan adanya perbedaan tersebut
tetap menghasilkan suatu metode yang valid
untuk menganalisis suatu analit dalam plasma
darah manusia. Glibenklamid adalah suatu
obat yang sukar larut air dan merupakan obat
golongan sulfonylurea (Susanto, 2019).
Dalam validasi metode ini dilakukan
menggunakan metode analisis KCKT dengan
modifikasi pada pretreatment ekstraksi fase
padat molecularly imprinted polymer (SPE-
MIP). Modifikasi ini dilakukan dengan tujuan
dapat memperbaiki kekurangan yang terjadi
pada SPE yaitu keselektifan SPE bergantung
pada penjerap yang digunakan untuk
berikatan dengan analitnya jika lebih kuat
maka analit dapat terperangkap dalam
penjerap, oleh karena itu MIP bertujuan untuk
memiliki selektifitas yang tinggi terhadap
molekul targetnya.
Prosedur pertama yang dilakukan
adalah penyiapan alat dan bahan. Seperti
dilakukan pembuatan fase gerak yaitu TFA
0,1%, larutan baku sampel yaitu
glibenklamid, metformin HCL, dan glikazid
sebagai baku internal. Selanjutnya optimasi
kondisi system KCKT, system SPE-MIP, dan
validasi metode (Rohayati et al., 2015).
Prosedur pengerjaan yang pertama
adalah dilakukan tahap ekstraksi dengan SPE,
sampel plasma yang telah ditambahkan
glibenklamid, metformin dan glikazid
dimasukan kedalam cartridge SPE. Setelah
proses SPE dihasilkan sebuah analit yang
nantinya akan dianalisis dengan KCKT.
Fira Aulia Fatan, Gisel Rizuna Qothrunnada, Issabella Elsiana, Kholifatul Ulum, Klaritya
Anisya Kurnia, Shafa Qotrunnada Widyatamaka, Shipa Paujiah
Validasi metode SPE-MIP tentunya
meliputi linearitas, akurasi, presisi, LOD, dan
LOQ. Uji Liniearitas dilihat berdasarkan
kurva kalibrasi yang telah dibuat dengan
persamaan y=1.202x + 3.025 dengan nilai r =
0.998 dan metode ini dapat dikatakan linier.
Selanjutnya, uji akurasi dan presisi
dilihat berdasarkan uji terhadap 3 variasi
konsentrasi. Nilai akurasi SPE-MIP 92.28%;
106,02%, dan 97,39% hal ini memenuhi
syarat yaitu 80-120% sehingga dapat
dikatakan akurat. Uji presisi di lihat
berdasarkan kadar glibenklamid yang
ditetapkan berdasarkan kurva kalibrasinya,
yaitu 1.95%; 4,54%; dan 4,56%. Hal ini
memenuhi syarat yaitu kv<15%. Untuk uji
nilai LOD dan LOQ, dengan hasil nilai LOD
0.519972 g/ml dan LOQ 1.733239 g/ml.
dapat diartikan bahwa validasi metode dengan
pre-treatment SPE-MIP dan dianalisis dengan
KCKT valid memenuhi persyaratan.
Pada penelitian yang dilakukan
fitra,dkk mengenai validasi metode analisis a-
mangostin dalam plasma darah menggunakan
metode KLT-densitometri. A-mangostin
adalah suatu ekstrak tanaman yang banyak
sekali khasiatnya. Validasi metode analisis A-
mangostin menggunakan KLT Densitometri.
Penggunaan metode ini dikarenakan metode
ini relative lebih sederhana, murah, namun
tetap harus memilah fase gerak yang cocok
supaya dapat menghasilkan pemisahan yang
baik antara a-mangostin dan senyawa lain.
Fase gerak yang digunakan adalah kloroform
dan etil asetat (9:1). Setelah proses KLT
terlaksana, plat KLT dikeringkan dan diamati
dibawah sinar UV 254 nm. Diperoleh hasil
nilai Rr = 1 dan Rf = 0.533, (sesuai pada
farmakope herbal Indonesia bahwa nilai rf a
mangostin 0,53). nilai Rr jarak yang ditempuh
oleh sampel dengan zat pembandingnya
adalah sama, sedangkan nilai Rf adalah jarak
yang ditempuh noda dalam plat KLT. Untuk
membuktikan lebih akurat dari validasi
metode ini adalah dengan melihat kurva
kalibrasi, linearitas, penetapan kadar, uji
akurasi, presisi, dan penentuan batas deteksi
dan batas kuantitas (Sahriawati et al., 2019).
Dapat diperoleh dari Kurva kalibrasi
pada A-mangostin diperoleh hubungan yang
linear dengan konsentrasi analit 50, 100, 150,
200, 250 ppm menghasilkan luas area berturut
turut 1612,19; 2729,28; 3858,69; 4416,25;
dan 5974,31. Dan didapat persamaan
y=594,781 + 20,82242x dengan r==
0,992206. Semakin besar konsentrasi dari
larutan maka akan semakin besar pula luas
areanya, hal ini berdasarkan nilai 0,99 ≤ r ≤ 1.
Pada penetapan kadar menggunakan metode
KLT ini memperoleh kadar yang tinggi,
dikarenakan pada perlakuan sampel A-
mangostin murni ditambahkan ke dalam
plasma darah dan ikatan protein yang terjadi
dilepaskan dengan cara di vortex terlebih
dahulu. Untuk melihat ke-akurasi-an validasi
metode ini berdasarkan parameter persen
perolehan. Perolehan a-mangostin dengan rata
rata 96,0591%, hal ini berada pada range
yang diperbolehkan yaitu 90-107%, bahwa
metode ini memenuhi syarat akurasi.
Selanjutnya presisi, presisi adalah ukuran
yang menunjukan derajat kesesuaian yang
dilakukan secara berulang, pada penelitian
yang dilakukan oleh fitra, dkk diperoleh nilai
%RSD <16% yang dimana hal ini dapat
dikatakan memiliki nilai keterulangan yang
baik. Kemudian, batas deteksi (BD) dan batas
kuantitasi (BK). Nilai yang diperoleh BK dan
BD adalah untuk melihat batas minimum
analit untuk dapat di analisis dan
Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja Fisik, Employee Engagement terhadap Kinerja
Perawat di Rumah Sakit Taman Harapan Baru
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.5, Mei 2022 685
mendapatkan tingkat ketelitian dan ketepatan
yang baik.
Pada penelitian yang dilakukan
(Lindawati et al., 2020) mengenai validasi
metode formalin menggunakan
spektrofotometri UV-VIS dengan reagen
pararosaniline HCL. Sampel yang digunakan
adalah cabai hasil panen dan darah manusia
yang telah mengonsumsi cabai tsb.
Spektrofotometri UV-VIS digunakan dalam
validasi metode ini dikarenakan
pengaplikasiannya yang mudah dan murah
dibandingkan dengan HPLC & GC. Pada
metode ini menggunakan reagen
pararosaniline HCL dengan perbandingan
sampel dan reagen 1:1 sampel pada
konsentrasi 0,1 ppm dengan perolehan
absorbansi 0,617. Reagen pararosaniline HCL
akan menghasilkan warna merah jambu agak
ungu pada sampel dan kemudian diamati
menggunakan spektrofotometri UV VIS
Panjang gelombang 539 nm. Untuk validasi
metode dengan melihat parameter spesifisitas,
linearitas, LOD, LOQ, akurasi, dan presisi.
Pada pengujian linearitas dilihat
berdasarkan kurva kalibrasi, nilai r ang
diperoleh adalah 0,996 yang artinya nilai r
mendekati 1 sehingga dapat dikatakan linier
dan nilai Vx0<2. Pengujian LOD dan LOQ
pada penelitian ini diperoleh hasil LOD
mendekati 100% dalam tubuh, sedangkan
LOQ dibawah 100%, dapat diartikan bahwa
analit masih bisa terdeteksi namun sulit untuk
dilihat bata kuantitasinya. Kemudian,
pengukuran tingkat akurasi dari validasi
metode ini diperoleh rata rata 88,173%
dimana rentang keakuratan 85-110%, yang
artinya metode ini dapat dikatakan akurat.
Melihat dari sisi presisi, dilakukan 6 kali
pengukuran diperoleh nilai RSD 1,047%,
dimana syarat RSD <2% yang artinya metode
ini cukup presisi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
(Wibowo et al., 2018) tentang validasi
metodenbioanalisis vankomisin dalam spiked-
plasma manusia menggunakan Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi-detektor UV untuk
pemantauan kadar obat dalam darah. Telah
dilakukan studi pendahuluan optimasi system
kromatografi berupa variasi jumlah
campuran pelarut fase gerak yang digunakan
untuk mendapatkan nilai retensi ideal untuk
aplikasi pemantauan kadar obat dalam darah
(PKOD), dengan Hsil CV 1,21% pada injeksi
spiked-plasma vankomisisn 3,0 µg/mL
dengan kisaran waktu retensi menit ke 5,613
hingga 5,811. Validasi metode bioanalisis
vankomisisn pada plasma darah manusia
menggunakan Teknik kuantitfikasi standar
eksternal kalibrasi ganda. Pasien yang
menerima terapi obat vankomisin memiliki
efek farmakokinetika yang bervariasi, oleh
karena itu rentang kadar yang digunakan
cukup lebar dengan integrasi area puncak
menggunakan model exponentially modified
gaussian (EMG) pendekatan valley-to-valley
event atau pengukuran area puncak dimulai
dari titik awal hingga titik akhir puncak.
Persamaan nilai regresi linear yang
didapat dari hasil penelitian ini yaitu
y=2882,3x-83,805 dengan nilai Limit of
Detection (LoD) 1,56 µg/mL, sedangkan nilai
LoQ (Limit of Quantification) 4,7 µg/mL.
Terdapat korelasi antara area puncak dan
konsentrasi vankomisin karena memenuhi
persyaratan keberterimaan sebesar r > 0,999.
Oleh karena itu didapatkan bahwa metode
validasi bioanalisis vankomisin dalam spiked-
plasma dengan rentang konsentrasi 0 µg/mL
60 µg/mL yang dikembangkan memenuhi
parameter persyaratan linear uji.
Fira Aulia Fatan, Gisel Rizuna Qothrunnada, Issabella Elsiana, Kholifatul Ulum, Klaritya
Anisya Kurnia, Shafa Qotrunnada Widyatamaka, Shipa Paujiah
Penelitian ini memiliki selekivitas yang
baik dengan memperoleh nilai CV 9,06 dan
nilai %diff pada rentang -12,26 hingga
8,75%, sehingga mampu memisahkan dan
mengkuantifikasi kadar vinkomisin dari
metabolit asing yang dapat mengganggu
proses analisis, dan tidak dipengaruhi oleh
perbedaan sumber plasma. Dilakukan uji
carry-over untuk menentukan keberadaan
analit dalam sampel blanko plasma setelah
analisis pada konsentrasi tinggi yang
dilakukan dengan membandingkan area
blanko plasma yang dihasilkan setelah
pembacaan analit pada konsentrasi tinggu
(ULoQ) dan area LLoQ. Berdasarkan hasil
overlay kromatogram blanko plasma yang
dianalisis setelah injeksi sampel vankomisisn
spiked-plasma konsentrasi tinggi tidak
dihasilkan puncak pada kisaran waktu retensi
vankomisin, yang membuktikan tidak ada
analit vankomisin dalam blanko plasma yang
ikut setelah analisis konsentras tinggi yang
ditetapkan < 20% LLoQ. Oleh karena itu,
pembacaan sampel dapat dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan urutan konsentrasi
analit. Pada pengujian akurasi dan presisi
vankomisin dalam spiked-plasma intra-hari
dan antar-hari pada konsentrasi QCM
memenuhi persyaratan % diff dan CV yaitu
kurang dari 15%. Berdasarkan hasil uji
akurasi dan presisi intra-hari (Tabel 1) dan
antar-hari (Tabel 2) didapat bahwa kadar
vabkomisisn yang diperoleh memiliki
kedekatan dengan kadar yang diketahui serta
pengujian dari tiap replikasinya memiliki
kedekatan satu dengan lainnya.
Untuk mengetahui keberadaan
degradasi analit dalam matriks plasma saat
proses analisis, mulai dari penyiapan sampel
hingga proses selesai agar hasilnya akurat dan
memenuh kriteria keberterimaan dilakukan
uji stabilitas vankomisin dalam spiked-plasma
dengan menggunakan QCL (Quality Control-
Low) dan QCH (Quality Control-High).
Berdasarkan hasil uji stabilial didapat bahwa
analit vankomisin dalam matriks plasma tidak
mengalami degradasi dan memenuhi kriteria,
sehingga dapat dinyatakan bahwa vankomisin
mampu stail dalam plasma darah selama 24
jam di suhu kamar (25 C) dan stabil pada
suhu penyimpanan -20 C selama 21 hari.
Pada proses uj stabilitas, dilakukan uji
stabilitas beku-cair, uji stabilitas paska
preparasi atau autosampler.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Ririn Sumiyani, dkk mengenai validasi
metode penetapan kadar lisinopril.
Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja Fisik, Employee Engagement terhadap Kinerja
Perawat di Rumah Sakit Taman Harapan Baru
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.5, Mei 2022 687
Dalam spiked plasma secara Ultra
Performance Liquid Chromatography melalui
derivatisasi dengan 1-fuoro 2,4 dinitrobenzen.
Untuk mendapatkan hasil derivatisasi yang
maksimal perlu dilakukan optimasi pH
pelarut, suhu reaksi, kondisi UPLC (Ultra
Performance Liquid Chromatography), mol
ratio, dan waktu kestabilan produk. Reaksi
derivatisasi lisinopril optimum terjadi pada
pH 11,0 dan hasil optimasi komposisi fase
gerak terbaik pada komposisi fase gerak
dapar assetat (0,01 M, pH
3,5):asetoniril:methanol = 70:10:20 (v/v/v)
dengan laju alir 0,3 mL/menit. Produk
derivatisasi dapat dilakukan mulai
waktu derivatisasi 56-70 menit. Hasil uji
kesesuaian system dengan mengetahui nilai
parameter RSD keterulangan, faktor tailing,
resolusi, dan nilai theoretical plates, serta
faktor kapasitas yang telah memenuhi
persyaratan. Pada validasi metode analisis
digunakan parameter uji linieritas,
selektivitas, batas kuantitasi, batas deteksi,
presisi dan akurasi. Hasil uji selektivitas
menggunakan metode UPLC memenuhi
persyaratan validasi yang dibuktikan dengan
pemisahan yang bagus antara analit dan
komponen lain dan ditunjukan dengan
resolusi analit lebih dari 2,5. Pada uji
linieritas, kurva yang dihasilkan linier
sehingga dapat digunakan sebagai kurva baku
dan perhitungan batas deteksi serta kuantitasi
instrument. Selain itu, nilai % rekoveri dan uji
presisis yang menunjukan nilai 2.46-7.98%
telah memenuhi persyaratan validasi.
Sehingga, hasil uji ketelitian yang dilakukan
telah memenuhi nilai RSD yang telah
ditentukan (RSD ≤ 15%).
Dari semua uji yang telah dibuktikan,
dapat disimpulkan bahwa validasi metode
memenugi persyaratan selektivitas dan
penetapan kadar lisinopril pada spiked¬-
plasma derivatisasi dengan FDNB secara
UPLC mempunyai peluang sebagai metode
Fira Aulia Fatan, Gisel Rizuna Qothrunnada, Issabella Elsiana, Kholifatul Ulum, Klaritya
Anisya Kurnia, Shafa Qotrunnada Widyatamaka, Shipa Paujiah
688 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.5, Mei 2022
alternatif penetapan kadar yang dilakukan
secara HPLC-MS-MS dengan nilai
sensitivitas yang relative sama.
Kesimpulan
Dari beberapa metode validasi serta
senyawa kimia obat yang digunakan dalam
penelitian dengan menggunakan sampel
biologis yaitu plasma darah, mendapatkan
hasil yang seluruhnya memenuhi syarat.
Metode KLT-densitometri dapat dikatakan
sebagai metode yang valid untuk analisis α-
mangostin karena memenuhi parameter
validasi linearitas, akurasi, presisi intraday
diperoleh rata-rata persen RSD yaitu
1,6440%, 2,1993% dan 1,6389%, presisi
interday yaitu 2,8533%, 1,4208%, 3,0985%,
batas deteksi 37,832332 ppm dan batas
kuantitasi 110,8014ppm. Penetapan kadar
lisinopril dalam spiked plasma secara Ultra
Performance Liquid Chromatography (UPLC)
melalui derivatisasi dengan FDNB juga
memenuhi persyaratan validasi.
Uji validasi metode bioanalisis
vankomisin dalam spiked-plasma memenuhi
parameter persyaratan linear uji karena
memenuhi persyaratan keberterimaan sebesar
r > 0,999. Dan validasi metode formalin
menggunakan spektrofotometri UV-VIS
dengan reagen pararosaniline HCL
menunjukan hasil r yang mendeketi 1
sehingga dikatakan linear, untuk hasil LOD,
LOQ, akurasi, dan presisi pun menunjukan
hasil yang dapat dikatakan akurat. Serta untuk
validasi metode Glibenklamid dengan pre-
treatment SPE-MIP dan dianalisis dengan
KCKT yang meliputi linearitas, akurasi,
presisi, LOD, dan LOQ juga valid memenuhi
persyaratan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
plasma darah cukup akurat jika digunakan
sebagai sampel pada metode validasi analisis
BIBLIOGRAFI
Fauziah, F., Kardela, W., Rasyid, R., & Silvi,
M. (2017). Validasi Metode Analisis A-
Mangostin dalam Plasma Darah
Manusia Secara In Vitro dengan
Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri.
Jurnal Farmasi Higea, 9(2), 96
102.Google Scholar
Lindawati, L., Salamah, I., Asriyadi, A., &
Fadhli, M. (2020). Sistem Persediaan
Slot Parkir Dengan Pengaman Data
Berbasis Arduino. Jurnal Digit, 9(2),
122131. Google Scholar
Rizalina, H., Cahyono, E., Mursiti, S., &
Nurcahyo, B. (2018). Optimasi
Penentuan Kadar Metanol dalam Darah
Menggunakan Gas Chromatography.
Indonesian Journal of Chemical
Science, 7(3), 254261. Google Scholar
Rohayati, A., Hasanah, A. N., Saptarini, N.
M., & Aryanti, A. D. (2015). Optimasi
Kondisi Pemisahan Glibenklamid
Kombinasi Metformin dalam Plasma
Darah Menggunakan KCKT
Optimization of Separation Condition of
Glibenclamide and Metformin in Blood
Plasma Using HPLC. Ijpst, 2(3), 96
104.
Sahriawati, S., Sumarlin, S., & Wahyuni, S.
(2019). Validasi Metode dan Penetapan
Kadar Kolesterol Ayam Broiler dengan
Metode Lieberman-Burchard. Lutjanus,
24(2), 3140. Google Scholar
Susanto, E. (2019). Peptida Bioaktif sebagai
Antioksidan Eksplorasi pada Ceker
Ayam. Deepublish. Google Scholar
Sumiyani, Ririn. Martono, Sudibyo.
Sugiyanto. (2016). Validasi Metode
Penetapan Kadar Lisinopril dalam
Spiked Plasma Secara Ultra
Performance Liquid Chromatography
Melalui Derivatisasi dengan 1-Fluoro
2,4 Dinitrobenzen. Jurna Google
Scholar l Farmasi Indonesia, 8(1), 344-
355. Google Scholar
Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja Fisik, Employee Engagement terhadap Kinerja
Perawat di Rumah Sakit Taman Harapan Baru
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.5, Mei 2022 689
Setyanigrum, Lindawati. Christiana,
Wahyuni. Kuswandi, Bambang. (2019).
Validasi Metode Spektrofotometri UV-
VIS untuk Analisis Formalin
Menggunakan Pararosanilline HCl pada
Sampel Plasma Darah. Jurnal
Kesehatan dr. Soebandi, 7(1), 13-
22. Google Scholar
Wibowo, A. A., Lusiani, C. E., Ginting, R.
R., & Hartanto, D. (2018). Simulasi
CHEMCAD: Studi Kasus Distilasi
Ekstraktif pada Campuran Terner n-
Propil Asetat/n-Propanol/Air. Jurnal
Teknik Kimia Dan Lingkungan, 2(2),
7583. Google Scholar
Copyright holder:
Fira Aulia Fatan, Gisel Rizuna Qothrunnada, Issabella Elsiana, Kholifatul Ulum, Klaritya
Anisya Kurnia, Shafa Qotrunnada Widyatamaka, Shipa Paujiah (2022)
First publication right:
Jurnal Health Sains
This article is licensed under: