Adella Aisiyah, Ajeng Nita Aryani, Diva Rizqi Salsabilla, Putri Mutiara Iskandar, Silvana
Lestari Irwansyah
692 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.5, Mei 2022
banyak metode analitik untuk menemukan
obat amfetamin. Thin Layer Chromatography
(TLC) adalah metode sederhana, cepat,
murah, dan relatif selektif serta sensitif untuk
analisis obat dan racun. Penentuan kuantitatif
obat dan racun secara simultan telah
membuatnya menjadi metode yang cepat.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
melakukan identifikasi dan determinasi
MDMA dalam sampel urin menggunakan
metode kromatografi lapis tipis
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada jurnal
pertama yaitu Uji Skrining menggunakan
Metode Strip, Esktraksi Sampel Urin, Uji
Konfirmasi dengan TLC, Uji Determinasi
dengna TLC. Pada Uji Skrining
menggunankan Metode Strip Test, Strip test
dicelupkan ke dalam Sampel urin, kemudian
proses deteksi ditunggu selama ± 4- 6 menit.
Pada Ekstraksi Sampel Urin, yang
pertama yaitu LLE (Liquid-liquid extraction)
: 1 ml sampel urine dipipet ke dalam tabung
sentrifugasi lalu ditambahkan 1 ml NaOH 1
M, 2,5 ml akuades, dan 10 ml kloroform: etil
asetat: etanol (3:1:1 v/v/v). Divortex selama
10 menit, disentrifugasi selama 5 menit. Fase
organik disaring dengan natrium sulfat dan
filter di cuci dengan 2 ml kloroform: etil
asetat: etanol (3:1:1 v/v/v). Fase organik
dipindahkan ke beaker yang telah berisi 25 μl
10% HCl dalam methanol, kemudian
diuapkan hingga kering. Kemudian SPE
(solid phase extraction) : Catridge SPE di
prekondisikan dengan 2 ml methanol dan 2
ml akuades. 1 ml urin dilarutkan dengan 2 ml
buffer fosfat pH 6. Dicuci dengan 2 ml HCl
0,1 M dan 2 ml methanol, dikeringkan
menggunakan vakum selama 2 menit. Dielusi
dengan 2 ml 5% NH4OH dalam MeOH, eluat
diuapkan. Pada Uji Konfirmasi dengan TLC :
Fraksi fase organik dilarutkan dengan 50 μL
pelarut metanol. Disiapkan 3 Plat KLT silica
gel GF254 larutan sampel, larutan blanko
(metanol) ditotolkan 20 μL, standar ditotolkan
sebanyak 1 μL. Ketiga plat dielusi dengan
fase gerak berbeda. Plat yang sudah kering
disemprotkan dengan pereaksi ninhidrin.
Kemudian dimasukkan ke oven.
Diamati perubahan warna yang terjadi.
Kemudian dilakukan perbandingan spektrum.
Pada Uji Determinasi dengan TLC :
Densitometri Fraksi fase organik dilarutkan
dengan 100 μL pelarut methanol. Disiapkan
Plat KLT silica gel GF254. Ditotolkan larutan
standar MDMA konsentrasi 500 ng/μl
sebanyak 2,3,4,8,10 μL, fase organik hasil
LLE (liquid-liquid extraction) sebanyak 10
μL. Dielusi dengan sistem fase gerak TAEA
toluena:aseton:etanol:amonia (45:45 :7:3
v/v/v/v). Plat discan pada panjang gelombang
210 nm.
Sedangkan metode yang digunakan
pada jurnal kedua yaitu Pengambilan Sampel
Urin, Preparasi Larutan Standar Paracetamol,
Preparasi Kolom, Ekstraksi Sampel Urin,
Derivatisasi, Kondisi GC-MS. Pada
Pengambilan Sampel Urin sampel dilakukan
pada 1, 2, 3, 24, 168, dan 720 jam setelah
konsumsi tablet parasetamol dengan dosis
terapi tanpa mengubah pola konsumsi obat
yang telah diberikan. Pada Preparasi Larutan
Standar Parasetamol : Tablet obat campuran
dengan keterangan obat yakni mengandung
500 mg parasetamol dan 250 mg senyawa
obat lainnya (pseudoephedrine, malaet,
klorfeniramine) digerus hingga halus.
Sebanyak 0,15 mg serbuk obat
ditimbang dan dilarutkan dalam labu ukur
100 mL dengan aquades hingga tanda batas,
sehingga diperoleh larutan standar
parasetamol 1 ppm. Pada Preparasi Kolom :
Cartridge yang telah disiapkan ditutup dengan
kertas saring. Exterlute dimasukkan kedalam
cartridge sebanyak ¾ bagian cartridge untuk 8
mL sampel. Pada Ekstraksi Sampel Urin : pH
sampel urin diukur menggunakan pH
indicator- strips. Kemudian sebanyak 8 mL
urin dimasukkan ke dalam kolom SPE.
Kemudian dielusi dengan eluen etil asetat,
eluat hasil elusi diuapkan dibawah blower