Jurnal Health Sains: p�ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398�����
Vol. 3, No. 2, Februari 2022
DOKUMENTASI REKAM MEDIS ELEKTRONIK DALAM WAKTU TUNGGU KEPULANGAN PASIEN: STRUCTURE EQUATION MODEL (SEM)
Yusak Tapat Keding, Fransiskus Adikara, Wahyuni�
Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 Februari 2022 Direvisi 15 Februari 2022 Disetujui 25 Februari 2022 |
Efektivitas pengisian kelengkapan dokumen Electronic Medical Record merupakan hal penting dalam discharge planning yang harus dicermati oleh setiap Rumah Sakit, karena Pengisian Kelengkapan Dokumen Electronic Medical Record dapat menjembatani pengaruh Personal dan Bukti Fisik terhadap Waktu Tunggu Kepulangan Pasien. Pasien akan menganggap suatu pelayanan kesehatan baik apabila perilaku dan fasilitas berjalan dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh personal dan bukti fisik terhadap waktu tunggu kepulangan pasien dengan efektivitas pengisian kelengkapan dokumen Electronic Medical Record sebagai variabel intervening di Instalasi Rawat Inap RS. XXX Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross-sectional explanatoris kausalitas dengan metode analisis Structure Equation Model. Perhitungan sampel menggunakan rumus hair sebanyak 65. Variabel bebas penelitian ini adalah personal dan bukti fisik, waktu tunggu kepulangan pasien sebagai variabel terikat sedangkan Efektivitas pengisian kelengkapan dokumen Electronic Medical Record sebagai variabel intervening. Penelitian menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian dengan pengukuran 5 tingkat skala Likert. Data di analisis dengan analisis jalur SEM SmartPLS versi 3. Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung antara personal dan bukti fisik terhadap waktu tunggu kepulangan pasien dengan efektivitas pengisian kelengkapan dokumen Electronic Medical Record sebagai variabel intervening di Instalasi Rawat Inap RS. XXX Jakarta.
ABSTRACT The effectiveness of filling out electronic medical record documents is important in discharge planning that must be observed by every hospital, because the filling of electronic medical record documents can bridge the influence of personal and physical evidence on patient return waiting times. Patients will consider a good health service if the behavior and facilities are going well. The purpose of this study was to analyze the personal influence and physical evidence on waiting times for a patient's return with the effectiveness of filling out electronic medical record documents as an intervening variable in hospitalization installations. XXX Jakarta. This study uses cross-sectional explanatorical causality research methods with structure equation model analysis methods. Calculation of the sample using the formula hair as much as 65. The free variables of this study are personal and physical evidence, the waiting time for the patient's return as a bound variable while the effectiveness of filling out electronic medical record documents as an intervening variable. The study used questionnaires as research instruments with measurements of 5 levels of the Likert scale. Data is analyzed with SEM SmartPLS path analysis version 3. The results of the analysis showed that there was a direct and indirect influence between personal and physical evidence on the waiting time for the return of patients with the effectiveness of filling out electronic medical record documents as intervening variables in hospital inpatient installations. XXX Jakarta. |
Kata Kunci: personal; bukti fisik; waktu tunggu kepulangan pasien; pengisian kelengkapan dokumen electronic medical record
Keywords: personal; physical evidence; waiting time for the patient's return; filling out electronic medical record document |
Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat berpengaruh besar bagi perubahan pada semua bidang, termasuk bidang kesehatan. Salah satu penggunaan teknologi informasi (TI), salah satu� bidang kesehatan yang menjadi tren dalam pelayanan kesehatan secara global adalah rekam medis elektronik atau Electronic Medical Record (EMR). Di Indonesia, dasar hukum penggunaan EMR di suatu institusi pelayanan kesehatan dilindungi oleh UU. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia membuat Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) yang berhubungan dengan sistem informasi di RS, terkait EMR adalah UU RI Nomor 44 tahun 2009 tentang RS pasal 11 ayat (1) huruf (i) tentang sistem informasi dan komunikasi
Rekam medik elektronik merupakan catatan rekam medik pasien seumur hidup pasien dalam format elektronik tentang informasi keseha tan seseorang yang dituliskan oleh satu atau lebih petugas kesehatan secara terpadu dalam tiap kali pertemuan antara petugas kesehatan dengan klien. Rekam Medis elektronik bisa diakses dengan komputer dari suatu jaringan dengan tujun utamamenyediakan atau meningkatkan perawatan ser ta pelayanan kesehatan yang efesien dan terpadu (Potter, 2010).
Banyak manfaat yang diperoleh dari peralihan rekam medis konvensional ke rekam medis elektronik diantaranya adalah mempermudah petugas dalam mengakses informasi pasien sehingga membantu dalam pengambilan keputusan klinis seperti penegakkan diagnosis, terapi, mempunyai catatan peresepan obat dengan jelas sehingga mengurangi terjadinya reaksi alergi dan duplikasi. Selain itu rekam medis juga memberikan dampak lain berupa menurunnya biaya operasional seperti menurunnya biaya penyediaan ruang penyimpanan rekam medis (Spruell & Baker, 2013).
Berdasarkan hasil survey pendahuluan dan wawancara yang dilakukan peneliti, didapatkan Adanya keterlambatan dalam proses layanan Electronic Medical Record (EMR) sehingga membuat waktu tunggu kepulangan pasien bertambah panjang.
Penelitian ini menggunakan dasar teori TAM yang merupakan teori untuk penerimaan teknologi yang dalam penelitian ini adalah rekam medis elektronik. TAM yang dikembangkan oleh Fred Davis adalah instrumen yang digunakan dalam aplikasi komputer, teknologi informasi dan tindakan terkait untuk memprediksi penerimaan pengguna (M. B. Davis, 1989). Pada model TAM tingkat penerimaan penggunaan TI ditentukan oleh lima konstruk yaitu, persepsi kemudahaan (perceived ease of use), persepsi kegunaan (perceived usefulness), sikap dalam menggunakan (attitude toward using), perilaku untuk tetap menggunakan (behavioral intention to use), dan kondisi nyata penggunaan sistem (actual system usage).
(Nagaraju et al., 2005) mendefinisikan pemulangan pasien proses sebagai langkah terakhir dari perawatan prosedur selama masa rawat pasien� dan pemulangan tepat waktu sebagai ketika pasien dipulangkan rumah atau dipindahkan ke tingkat yang sesuai perawatan segera setelah mereka stabil secara klinis dan layak untuk dipindahkan.
Waktu tunggu pemulangan pasien rawat inap adalah tenggang waktu sejak pasien diperbolehkan pulang oleh dokter sampai dengan pasien meninggalkan ruang perawatan. Standar lama waktu tunggu pemulangan pasien telah ditetapkan dalam standar pelayanan minimal di Permenkes RI no 129 tahun 2008 dimana waktu tunggu pemulangan pasien tidak melebihi waktu 2 jam (Depkes, 2008). Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan, Waktu tunggu kepulangan pasien masih ada kendala seperti belum mahir dalam pengisian kelengkapan dokumen pasien yang mau pulang karena sistem pengisiannya bukan manual tapi sudah menggunakan EMR, dan juga ada dokter-dokter senior yang sama belum mahir (gaptek) dalam menggunakan� sistem EMR.
Menurut Philip Kotler, kepribadian adalah ciri bawaan psikologi manusia (human psychologicl traits) yang terbedakan yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya (Kotler & Keller, 2012). Kepribadian biasanya digambarkan dalam karakteristik perilaku seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, otonomi, cara mempertahankan diri, kemampuan beradaptasi, dan sifat agresif.
Secara garis besar teori personality secara mayoritas ada 5 perspektif (Derlega et al., 2005), yaitu : Perspektif psikodinamika, Perspektif belajar, Perpekstif humanis, Perspektif kognitif, dan Perspektif Biologi.
Physical Evidence menurut (Kotler & Keller, 2012) adalah bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. Bukti fisik adalah keadaan atau kondisi yang didalamnya juga termasuk suasana tempat laundry sepatu. Hal ini akan semakin memperkuat keberadaan dari jasa tersebut. Karena dengan adanya fasilitas pendukung secara fisik, maka pelanggan akan lebih memahami jasa yang ditawarkan tersebut.
Bukti fisik adalah lingkungan dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan pelanggan berinteraksi yang terdiri dari penampilan bangunan, pemandangan, sarana, perlengkapan, peralatan, seragam karyawan, tanda, bahan-bahan dan isyarat yang terlihat lainnya. Untuk itu, bukti fisik merupakan point penting dalam penyampaian jasa hal ini dikarenakan bukti fisik sebagai pemisah antara ekspektasi pelanggan dan penyampaian jasa. Semakin baik bukti fisik yang diberikan oleh perusahaan maka semakin besar kemungkinan pelanggan akan puas terhadap jasa yang telah diberikan.
Menurut pendapat (Robbins et al., 2009) efektivitas adalah menjalankan aktivitas-aktivitas yang secara lansung menbantu organisasi mencapai berbagai sasaran. Menurut (Hunton et al., 1996) Efektivitas adalah pencapaian sasaran menunjukan derajat efektivitas.
Metode Penelitian
Design penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian explanatoris causalitas. Penelitian ini menggunakan metode survey melalui pengambilan data dilakukan secara pemberian kuesioner online dan offline disertai dengan wawancara responden terbatas. Waktu Penelitian berlangsung selama bulan Mei sampai dengan Oktober tahun 2021.
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat. Adapun kriteria perawat yang ada yaitu perawat klinis. Perawat klinis adalah perawat melakukan asuhan keperawatan dasar dengan menekankan pada keterampilan teknis yang terdiri dari PK1 sehingga PK5, adapun dalam penelitian ini terdiri dari PK1 hingga PK5 yang berjumlah 65 orang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yaitu sama dengan jumlah populasi.
Kuesioner data demografi digunakan untuk melihat karateristik responden. Instrumen ini terdiri atas usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir, dan lama bekerja. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuisioner yang dibagikan kepada responden. Kuisioner penelitian terdiri dari 23 item pertanyaan yang terbagi dalam empat variabel, yaitu personal, bukti fisik, Efektivitas Pengisian Kelengkapan Dokumen Electronic Medical Record dan waktu tunggu kepulangan pasien. Kuesioner penelitian disusun dengan cara mengajukan pernyataan tertutup serta pilihan jawaban untuk disampaikan kepada sampel penelitian dengan skala Likert interval.
Kuesioner personal digunakan untuk mengukur penilaian personal dalam hal efektivitas pengisian kelengkapan rekam medis elektronik. Peneliti memodifikasi instrument personal berdasarkan teori dan penelitian (Allport & Ross, 1967) dimana instrument personal terdiri dari 5 item pertanyaan. Skala pengukuran kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-5. 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Kurang setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = Setuju, 5 = Sangat Setuju.
Kuesioner bukti fisik digunakan untuk mengukur penilaian bukti fisik dalam hal efektivitas pengisian kelengkapan rekam medis elektronik. Peneliti memodifikasi instrument personal berdasarkan teori dan penelitian (Lovelock & Gummesson, 2004) dimana instrument personal terdiri dari 6 item pertanyaan. Skala pengukuran kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-5. 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Kurang setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = Setuju, 5 = Sangat Setuju.
Kuesioner efektifitas pengisian kelengkapan rekam medis elektronik digunakan untuk mengukur penilaian dalam hal efektivitas pengisian kelengkapan rekam medis elektronik. Peneliti memodifikasi instrument berdasarkan teori dan penelitian (Watson, 1992) dimana instrument efektivitas pengisian kelengkapan rekam medis elektronik terdiri dari 6 item pertanyaan. Skala pengukuran kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-5. 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Kurang setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = Setuju, 5 = Sangat Setuju.
Kuesioner waktu tunggu kepuasan pasien digunakan untuk mengukur penilaian waktu tunggu kepulangan pasien dalam hal efektivitas pengisian kelengkapan rekam medis elektronik. Peneliti memodifikasi instrument berdasarkan� teori dan penelitian (Potter, 2010) dimana instrument waktu tunggu kepulangan pasien terdiri dari 6 item pertanyaan. Skala pengukuran kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-5. 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Kurang setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = Setuju, 5 = Sangat Setuju.
Pengujian validitas akan dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson. Pengujian tersebut dilakukan dengan mengkorelasikan skor jawaban responden dari setiap item pertanyaan.
Tabel 2
�Nilai Cronbach�s Alpha
Variable |
Cronbach Alpha |
Keterangan |
X1 |
0,850 |
Reliable |
X2 |
0,857 |
Reliable |
Y |
0,821 |
Reliable |
Z |
0,942 |
Reliable |
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai Cronbach�s Alfa dari setiap variabel di atas 0,8 , maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut sangat reliabel.
Kemudian setelah pertanyaan dinyatakan valid dan reliable peneliti melakukan sampling menggunakan teknik analisis data deskrptif menggunakan Three Box Methode yang membagi item skor pertanyaan menjadi rendah, sedang dan tinggi dan metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS). PLS merupakan metode alternatif analisis dengan Structural Equation Modelling (SEM) yang berbasis variance.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan sebaran data karakterisitik responden tersebut didapatkan jumlah sebaran data karakterisitik responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 15 perawat (23,1%) dan responden perempuan berjumlah 50 perawat (76,9%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas yang menjadi reponden berjenis kelamin perempuan. Didapatkan juga gambaran tentang tingkat pendidikan terakhir responden yang paling dominan untuk memberikan pelayanan di Rumah Sakit XXX Jakarta adalah responden dengan tingkat pendidikan terakihir DIII Keperawatan yang berjumlah 50 perawat (76,9%), status perkawinan responden mayoritas belum menikah berjumlah 41 pasien (63,1%) dan Lama Bekerja responden yang paling banyak berusia 1-2 tahun berjumlah 23 perawat (38,5%).
Tabel 3
Karateristik Responden
No |
Karakteristik Responden |
Frekuensi |
Prosentase |
1 |
Usia |
|
|
<25 Tahun |
29 |
44,6 |
|
25-30 Tahun |
28 |
43,1 |
|
31-35 Tahun |
5 |
7,7 |
|
36-40 Tahun |
3 |
4,6 |
|
2 |
Jenis Kelamin |
|
|
Laki-laki |
15 |
23,1 |
|
Perempuan |
50 |
76,9 |
|
3 |
Pendidikan Terakhir |
|
|
SPK |
7 |
10,8 |
|
DIII Keperawatan |
50 |
76,9 |
|
S1 Keperawatan |
3 |
4,6 |
|
Ners |
5 |
7,7 |
|
S2 Keperawatan |
0 |
0,0 |
|
4 |
Status Perkawinan |
|
|
Menikah |
24 |
36,9 |
|
Belum Menikah |
41 |
63,1 |
|
5 |
Lama Bekerja |
|
|
<1 Tahun |
13 |
20,0 |
|
1-2 Tahun |
25 |
38,5 |
|
2-5 Tahun |
18 |
27,7 |
|
5-10 Tahun |
6 |
9,2 |
Peneliti menganalisa dengan analisis deskriptif yang mana teknik analisis ini mendapatkan gambaran mengenai jawaban responden mengenai variabel � variabel penelitian yang digunakan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan Teknik Analisis Indeks. Berdasarkan rata rata indeks skor Three Box Methode maka didapatkan skor rata rata dari masing masing variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Matriks Three Box Methode
No |
Variabel |
Skor |
Perilaku |
||
Rendah |
Sedang |
Tinggi |
|||
1 |
Personal |
|
|
57,5 |
Tinggi |
2 |
Bukti Fisik |
|
|
56,2 |
Tinggi |
3 |
Efektivitas Pengisian Kelengkapan Dokumen EMR |
|
|
57,1 |
Tinggi |
4 |
Waktu Tunggu Kepulangan Pasien |
|
|
56,1 |
Tinggi |
Berdasarkan kategori indeks skor berdasarkan three box method, maka rata-rata tersebut masuk dalam kategori tinggi.�
Evaluasi model struktural (inner model) dilakukan untuk memastikan model struktrural yang dibangun robust dan akurat. Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian.
Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur structural.
Gambar 1
Outer Model Convergent Validity
Dalam menilai model struktural dengan PLS, kita mulai dengan melihat nilai R-Square untuk setiap variabel laten endogen sebagai kekuatan prediksi dari model struktural. Perubahan nilai R-Square dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten eksogen tertentu terhadap variabel laten endogen apakah mempunyai pengaruh yang substantive. Nilai R-Square 0.75, 0.50, dan 0.25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderat dan lemah (Ghozali, 2018).
Tabel 4
R Square
|
R Square |
R Square Adjusted |
Efektivitas Pengisian kelengkapan Dokumen EMR (Y) |
0,750 |
0,742 |
Waktu Tunggu Kepulangan Pasien |
0,711 |
0,696 |
Berdasarkan Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa nilai R Square untuk vaiabel efektivitas Pengisian Kelengkapan Dokumen EMR adalah 0,750. Perolehan tersebut menjelaskan bahwa
Perolehan tersebut menjelaskan bahwa presentase besarnya waktu tunggu kepulangan pasien adalah 75%. Berdasarkan hal tersebut maka hasil perhitungan R2 menunjukkan bahwa nilainya kuat. Hal ini berarti variabel personal dan bukti fisik berpengaruh langsung terhadap efektivitas pengisian kelengkapan dokumen EMR sebesar 75% dan sisanya 25% dipengaruhi oleh variabel lain.
Sedangkan bahwa nilai R Square untuk variabel waktu tunggu kepulangan pasien adalah 0,711. Perolehan tersebut menjelaskan bahwa presentase besarnya waktu tunggu kepulangan pasien adalah 71,1%. Berdasarkan hal tersebut maka hasil perhitungan R2 menunjukkan bahwa nilainya kuat. Hal ini berarti variabel personal, bukti fisik dan efektivitas pengisian kelengkapan dokumen EMR berpengaruh langsung terhadap waktu tunggu kepulangan pasien sebesar 71,1% dan sisanya 28,9% dipengaruhi oleh variabel lain.
Uji hipotesis pada penelitian ini deilakukan dengan melihat T-Statistics dan nilai P-Values. Hipotesis dinyatakan diterima apabila nilai T-Statistics > 1,96 (nilai ttabel) dan P-Values < 0,05. Berikut ini adalah hasil Path Coefficients pengaruh langsung:
Tabel 5
Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Langsung
|
Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh |
Koefisien Parameter |
T-Statistic |
P-Values |
Hasil |
H1 |
Personal (XI) => Efektivitas pengisian kelengkapan dokumen EMR (Y) => Waktu Tunggu Kepulangan Pasien (Z) |
0,168 |
2,365 |
0,018 |
Diterima |
Bukti Fisik (X2) => Efektivitas Pengisian kelengkapan Dokumen EMR (Y)=> Waktu Tunggu� Kepulangan Pasien (Z) |
0,193 |
2,305 |
0,022 |
Diterima |
|
H2 |
Personal (XI) => Efektivitas Pengisian Kelengkapan Dokumen EMR (Y) |
0,421 |
3,751 |
0,000 |
Diterima |
H3 |
Bukti Fisik (X2) => Efektivitas Pengisian Kelengkapan Dokumen EMR (Y) |
0,485 |
4,385 |
0,000 |
Diterima |
H4 |
Personal (XI) => Waktu Tunggu Kepulangan Pasien |
0,282 |
2,106 |
0,036 |
Diterima |
H5 |
Bukti Fisik (X2) => Waktu Tunggu Kepulangan Pasien (Z) |
0,211 |
3,449 |
0,000 |
Diterima |
H6 |
Efektivitas Pengisian Kelengkapan Dokumen EMR (Y) => Waktu Tunggu kepulangan pasien (Z) |
0,400 |
2,745 |
0,006 |
Diterima |
Pengaruh Personal dan Bukti fisik Terhadap Waktu tunggu kepulangan pasien Sebagai Variabel Intervening melalui Efektivitas pengisian kelengkapan dokumen Electronic Medical Record
Dari hasil penelitian analisis SEMPLS yaitu hipotesis H1 diterima maka terdapat pengaruh tidak langsung personal terhadap waktu tunggu kepulangan pasien di instalasi Rawat Inap Rumah Sakit XXX Jakarta melalui efektivitas pengisian kelengkapan dokumen EMR. Dimana EMR sangat dipengaruhi oleh komitmen pimpinan dan ketersedian sumber daya, perencanaan dan penelitian, pemilihan dan pembelian software dan hardware, pelatihan bagi petuga , uji coba alat dan sistem, pemeliharaan yang kontinyuserta pengembangan SDM.
Hasil ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (F. D. Davis, 1989) yakni teori TAM yang menyatakan bahwa variabel eksogen yakni didalam hal ini personal, bukti visik serta waktu tunggu kepulangan pasien dapat mempengaruhi persepsi manfaat dan persepsi kemudahan pengguna rekam medis elektronik sehingga tercapai kelengkapan rekam medis elektronik.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Sudirahayu & Harjoko, 2016) mengatakan Kesiapan sumber daya manusia untuk penerapan RME di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek berada pada range I, mengindikasikan belum ada pemahaman yang kuat tentang RME dan manfaatnya.
Pengaruh Personal Terhadap Efektivitas Pengisian Kelengkapan Dokumen Electronic Medical Record
Dari hasil penelitian analisis SEMPLS yaitu hipotesis H2 diterima, maka terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan personal terhadap efektivitas pengisian kelengkapan dokumen EMR di instalasi Rawat Inap Rumah Sakit XXX Jakarta. Hal ini menunjukkan kepribadian pada sifat umum masing-masing individu yang membedakan dia antara yang lain yang menjadi menjadikan masing-masing individual indentik, bisa jadi memiliki sifat-sifat yang positif ataupun negatif, yang secara umum kepribadian seseorang akan berbeda-beda yang dibawah sejak lahir.� Hal ini berarti kinerja seorang perawat lebih dominan yang kinerjanya lebih baik ketimbang kinerja yang kurang baik sehingga kualitas pelayanan dalam suatu instansi penyedia jasa layanan kesehatan tetap baik, sehingga memunculkan kepuasan pasien terhadap sebuah instansi kesehatan.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (Werther & Davis, 1989) bahwa personal dapat meningkatkan keinginan dari pengguna untuk menggunakan rekam medis leketronik. Hal ini didukung dengan penelitian (H Zulkarnain Lubis et al., 2016) terdapat pengaruh sikap petugas terhadap kelengkapan formulir pemeriksaan pasien rawat inap. Semakin baik sikap petugas maka semakin baik pula kelengkapan pengisian formulir pemeriksaan pasien rawat inap.
Pengaruh Bukti Fisik Terhadap Efektivitas Pengisian Kelengkapan Dokumen Electronic Medical Record
Dari hasil penelitian analisis SEMPLS yaitu hipotesis H3 diterima, maka terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan bukti fisik terhadap efektivitas pengisian kelengkapan dokumen EMR di instalasi Rawat Inap Rumah Sakit XXX Jakarta. Hal ini berarti bukti fisik rumah sakit yang dirasakan oleh pasien sudah sangat memuaskan pasien dan berada pada nilai paling tertinggi ini dikarenakan perubahan yang paling tampak setiap tahunnya adalah bukti fisik, seperti ruang tunggu yang bersih membuat para pasienmerasa nyaman, ditambah lagi peralatan yang sudah semakin canggih dan lengkap, baik itu peralatan medis maupun peralatan non medis
Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Davis (1989) bahwa variabel eksogen dalam hal ini bukti fisik memiliki pengaruh dalam hal persepsi manfaat dan kemudahan dari sisi pengguna dalam melengkapi rekam medis elektronik.
Hal ini didukung dengan hasil penelitian terdahulu (Novitasari et al., 2020) pengguna akhir Electronic Medical Record pasien rawat jalan dewasa yaitu dokter, perawat, perekam medis, dan apoteker.
Pengaruh Personal Terhadap Waktu Tunggu Kepulangan Pasien
Dari hasil penelitian analisis SEMPLS yaitu hipotesis H4 diterima, maka terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan personal terhadap waktu tunggu kepulangan pasien di instalasi Rawat Inap Rumah Sakit XXX Jakarta.� Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset rumah sakit yang penting, dan merupakan sumber daya yang berperan besar dalam pelayanan rumah sakit. Penanganan SDM penting karena mutu pelayanan rumah sakit sangat tergantung dari perilaku SDM dan kemajuan ilmu dan teknologi memerlukan tenaga yang profesional dan spesialistis.
Hasil ini didukung oleh penelitian (Simanjuntak et al., 2018) yang mengatakan faktor yang sangat mempengaruhi waktu tunggu pelayanan rekam medis di pendaftaran rawat jalan RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai terutama pada Sumber Daya Manusia yaitu pendidikan.
Pengaruh Bukti Fisik Terhadap Waktu Tunggu Kepulangan Pasien
Dari hasil penelitian analisis SEMPLS yaitu hipotesis H5 diterima, maka terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan bukti fisik terhadap waktu tunggu kepulangan pasien di instalasi Rawat Inap Rumah Sakit XXX Jakarta. Waktu tunggu merupakan bagian dari akses dalam dimensi mutu, waktu tunggu yang digunakan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan di instalasi rawat inap dapat mempengaruhi penilaian pasien terhadap mutu pelayanan rawat inap yang diterimanya, diantaranya waktu tunggu untuk pemeriksaan tanda vital, dan waktu tunggu untuk pemeriksaan dokter dan EMR.
Hal ini sesuai dengan penelitian (Simanjuntak et al., 2018) yang mengatakan faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan rekam medis di pendaftaran rawat jalan RSUD Dr. R. M. Djoelham Binjai pada kegiatan rekam medis yaitu Sumber Daya Material yaitu bahan dan fasilitas. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Coen-Pirani et al., 2010) yang menyatakan bahwa kurangnya kontribusi personal dari perawat dapat membuat waktu tunggu kepulangan pasien bertambah.
Pengaruh Efektivitas pengisian kelengkapan dokumen Electronic Medical Record terhadap Waktu tunggu kepulangan pasien Terhadap.
Dari hasil penelitian analisis SEMPLS yaitu hipotesis H6 diterima, maka terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan efektivitas pengisian kelengkapan dokumen EMR terhadap waktu tunggu kepulangan pasien di instalasi Rawat Inap Rumah Sakit XXX Jakarta. Setiap formulir rekam medis minimal harus memiliki identitas pasien seperti nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, dan jenis kelamin. Bila ada lembaran yang tanpa identitas harus di review untuk menentukan milik siapa lembaran tersebut (Widjaya, 2002). Dokumen rekam medis dikatakan lengkap apabila semua data yang ada didalamnya terisi lengkap dan benar sesuai ketentuan yang telah ditetapkan di rumah sakit (Hatta, 2008).
Hal ini sesuai dengan Penelitian (Wijayanti & Laksono, 2017) terdapat hubungan� antara waktu tunggu pelayanan petugas rekam medis dengan kepuasan pasien di pendaftaran rawat jalan. Penelitian (Widiyanti et al., 2021) menunjukkan kelengkapan dan pengembalian rekam medis yang cepat adalah pola pikir dokter tidak ada pekerjaan rumah, koordinasi yang stabil dan solid antar tenaga medis dan penerapan sistem ruang rawat inap dokter. (Nie et al., 2020) dengan penelitiannya mengatakan kompatibilitas, keamanan dan akurasi berpengaruh positif terhadap manfaat yang dirasakan, tetapi keandalan tidak berpengaruh signifikan terhadap manfaat yang dirasakan. Selain itu, citra diri bertindak sebagai variabel moderasi antara hubungan antara persepsi kemudahan penggunaan dan sikap dan antara persepsi kegunaan dan sikap terhadap penggunaan EMR.
Penelitian ini menunjukkan variabel personal dan bukti fisik berpengaruh langsung terhadap efektivitas pengisian kelengkapan dokumen EMR sebesar 75% dan sisanya 25% dipengaruhi oleh variabel lain. Nilai R Square untuk variabel waktu tunggu kepulangan pasien adalah 0,711 berarti variabel personal, bukti fisik dan efektivitas pengisian kelengkapan dokumen EMR berpengaruh langsung terhadap waktu tunggu kepulangan pasien sebesar 71,1% dan sisanya 28,9% dipengaruhi oleh variabel lain.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disintesakan bahwa efektivitas pengisian kelengkapan dokumen Electronic Medical Record memperkuat pengaruh personal dan bukti fisik terhadap waktu tunggu kepulangan pasien di Rumah Sakit XXX Jakarta.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu terdapat pengaruh signifikan� personal dan bukti fisik terhadap waktu tunggu kepulangan pasien di Rumah Sakit XXX Jakarta melalui efektivitas pengisian kelengkapan dokumen Electronic Medical Record sebagai variabel Intervening secara parsial maupun secara simultan.
BIBLIOGRAFI
Allport, G. W., & Ross, J. M. (1967). Personal Religious Orientation And Prejudice. Journal Of Personality And Social Psychology, 5(4), 432. Google Scholar
Coen-Pirani, D., Le�n, A., & Lugauer, S. (2010). The Effect Of Household Appliances On Female Labor Force Participation: Evidence From Microdata. Labour Economics, 17(3), 503�513. Google Scholar
Davis, F. D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease Of Use, And User Acceptance Of Information Technology. Mis Quarterly, 319�340. Google Scholar
Davis, M. B. (1989). Lags In Vegetation Response To Greenhouse Warming. Climatic Change, 15(1), 75�82. Google Scholar
Depkes, R. I. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan Ri No. 829/Menkes. Sk/Iv/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Di Rumah Sakit. Www. Depkes. Go. Id. Google Scholar
Derlega, V. J., Robinett, I. V. A., Winstead, B. A., & Saadeh, G. M. (2005). Psychological Impact Of Comparing Oneself To Other Persons With Diabetes. Journal Of Loss And Trauma, 10(3), 293�311. Google Scholar
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss 25. Google Scholar
H Zulkarnain Lubis, M. H., Ritonga, H. B., & Sh, M. H. (2016). Dasar-Dasar Hukum Acara Jinayah. Prenada Media. Google Scholar
Hatta, G. R. (2008). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia. Google Scholar
Hunton, J. E., Price, K. H., & Hall, T. W. (1996). A Field Experiment Examining The Effects Of Membership In Voting Majority And Minority Subgroups And The Ameliorating Effects Of Postdecisional Voice. Journal Of Applied Psychology, 81(6), 806. Google Scholar
Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Marketing Management 13 New Jersey: Pearson Prentice Hall. Inc. Google Scholar
Lovelock, C., & Gummesson, E. (2004). Whither Services Marketing? In Search Of A New Paradigm And Fresh Perspectives. Journal Of Service Research, 7(1), 20�41. Google Scholar
Nagaraju, K., Casciola‐Rosen, L., Lundberg, I., Rawat, R., Cutting, S., Thapliyal, R., Chang, J., Dwivedi, S., Mitsak, M., & Chen, Y. (2005). Activation Of The Endoplasmic Reticulum Stress Response In Autoimmune Myositis: Potential Role In Muscle Fiber Damage And Dysfunction. Arthritis & Rheumatism, 52(6), 1824�1835. Google Scholar
Nie, J., Zheng, C., Zeng, P., Zhou, B., Lei, L., & Wang, P. (2020). Using The Theory Of Planned Behavior And The Role Of Social Image To Understand Mobile English Learning Check-In Behavior. Computers & Education, 156, 103942. Google Scholar
Novitasari, E., Santi, M. W., & Deharja, A. (2020). Analisis Kebutuhan Electronic Medical Record (Emr) Pasien Rawat Jalan Dewasa Menggunakan Metode Ucd Di Rscm. J-Remi: Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan, 1(3), 297�310. Google Scholar
Potter, W. J. (2010). The State Of Media Literacy. Journal Of Broadcasting & Electronic Media, 54(4), 675�696. Google Scholar
Robbins, M., Judge, A., & Maclachlan, I. (2009). Sirna And Innate Immunity. Oligonucleotides, 19(2), 89�102. Google Scholar
Simanjuntak, Y., Liang, J.-J., Chen, S.-Y., Li, J.-K., Lee, Y.-L., Wu, H.-C., & Lin, Y.-L. (2018). Ebselen Alleviates Testicular Pathology In Mice With Zika Virus Infection And Prevents Its Sexual Transmission. Plos Pathogens, 14(2), E1006854. Google Scholar
Spruell, C., & Baker, A. B. (2013). Analysis Of A High‐Throughput Cone‐And‐Plate Apparatus For The Application Of Defined Spatiotemporal Flow To Cultured Cells. Biotechnology And Bioengineering, 110(6), 1782�1793. Google Scholar
Sudirahayu, I., & Harjoko, A. (2016). Analisis Kesiapan Penerapan Rekam Medis Elektronik Menggunakan Doq-It Di Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Lampung. Journal Of Information Systems For Public Health, 1(3). Google Scholar
Watson, K. (1992). Spectral Ratio Method For Measuring Emissivity. Remote Sensing Of Environment, 42(2), 113�116. Google Scholar
Werther, W. B., & Davis, K. (1989). Human Resources And Personnel Management. Harper San Francisco. Google Scholar
Widiyanti, D. A., Rahab, R., & Siswandari, W. (2021). Finding The Key Words Medical Staff�s Compliance On The Completeness And Return Of Speed Of Inpatient Medical Record In Cilacap Hospital. Icore, 5(1). Google Scholar
Widjaya, I. G. R. (2002). Hukum Perseroan Terbatas (Edisi Revisi). Jakarta, Megapoint Kesant Blanc. Google Scholar
Wijayanti, R. A. W., & Laksono, M. J. C. (2017). Desain Formulir Asesmen Nyeri Dalam Berkas Rekam Medis Di Rumah Sakit Daerah Balung Jember Tahun 2016. Jurnal Kesehatan, 5(3), 138�148. Google Scholar
Copyright holder: Yusak Tapat Keding, Fransiskus Adikara, Wahyuni (2022)
|
First publication right: Jurnal Health Sains
|
This article is licensed under:
|