Jurnal Health Sains: p�ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398�����

Vol. 3, No. 2, Februari 2022

 

ANALISIS PENGARUH REKAM MEDIS ELEKTRONIK BERDASARKAN TEORI TAM

 

Firmansye Ika Panggulu, Rokiah Kusumapradja, Lily Widjaja

Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia

Email: [email protected][email protected], [email protected]

 

info artikel

abstraK

Diterima

5 Februari 2022

Direvisi

15 Februari 2022

Disetujui

25 Februari 2022

Rekam medis elektronik adalah sistem informasi kesehatan berbasis komputerisasi yang menyediakan dengan rinci catatan tentang data demografi pasien, riwayat kesehatan, alergi, dan riwayat hasil pemeriksaan laboratorium serta beberapa diantaranya juga dilengkapi dengan sistem pendukung keputusan. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh faktor kontektual organisasi, sikap dan pengaruh sosial secara simultan maupun masing-masing terhadap penerapan rekam medis elektronik. Metode: Model yang digunakan untuk menguji penerimaan teknologi adalah Technology Acceptance Model (TAM). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian explanatoris causalitas dengan sampel sebanyak 65 dengan unit analisa individu. Tenik pengambilan data dengan kuesioner dan diuji dengan analisis jalur. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dirangkum bahwa temuan pada penelitian ini adalah sejalan dengan teori TAM dengan variabel faktor kontekstual organisasi, sikap dan pengaruh sosial berpengaruh terhadap persepsi manfaat dan persepsi kemudahan dalam pnerepana rekam medis elektronik baik secara masing-masing maupun simultan. Selain itu, faktor kontekstual organisasi berpengaruh terhadap pengaruh sosial namun sikap tidak beperngaruh terhadap pengaruh sosial. Implikasi: Penelitian ini membantu manajemen rumah sakit dalam mengembangkan sistem rekam medis elektronik ini untuk lebih mudah digunakan dengan membuat jaringan sistem yang dapat diakses di telepon seluler oleh PPA walaupun sedang tidak berada di rumah sakit. menyadari pentingnya dukungan manajemen dan pelatihan dalam penerapan rekam medis elektronik.

 

ABSTRACT

Electronic medical records are computerized health information systems that provide detailed records of patient demographic data, medical history, allergies, and history of laboratory examination results and some of which are also equipped with decision support systems. The purpose of the study was to analyze the influence of organizational contextual factors, attitudes and social influences simultaneously and respectively on the application of electronic medical records. Method: The model used to test the acceptance of technology is the Technology Acceptance Model (TAM). This study uses a quantitative approach with explanatorical causality research design with a sample of 65 with individual analysis units. Tenik data retrieval with questionnaires and tested with path analysis. Results: Based on the results of the above research can be summarized that the findings in this study are in line with TAM theory with variables of contextual factors of organization, attitudes and social influences affect the perception of benefits and perception of ease in electronic medical records both individually and simultaneously. In addition, contextual factors of the organization affect social influence but attitudes do not affect social influence. Implication: This research assists hospital management in developing this electronic medical record system to be easier to use by creating a network of systems that can be accessed on mobile phones by the PPA even if they are not in the hospital. recognize the importance of management support and training in the application of electronic medical records

Kata Kunci:

polifenol; COVID-19; antivirus

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

polyphenols; COVID-19; Antivirus



Pendahuluan

Coronavirus disease atau yang lebih dikenal dengan istilah COVID-19 mulai merebak sejak akhir tahun 2019 telah mengakibatkan masalah kesehatan yang sangat besar tidak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Penyakit yang ditandai dengan sindrom pernapasan akut yang parah ini pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina dan menyebar dengan kecepatan progresif secara global, sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan COVID-19 sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 (World Health Organization, 2020).

Patogen penyebab COVID-19, yakni Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan bagian dari keluarga virus Coronaviridae dan termasuk dalam famili Betacoronavirus yang menyebabkan gangguan pernapasan, pencernaan, hati, dan neurologis pada hewan dan manusia (Augusti et al., 2021; Singh et al., 2021). SARS-CoV-2 memiliki tingkat transmisi dan infektivitas yang lebih tinggi dengan tingkat mortalitas yang lebih rendah, jika dibandingkan dengan keluarga Coronavirus (CoVs) lainnya, seperti yang patogen penyebab sindrom pernapasan akut parah (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus/SARS-CoV) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus/MERS-CoV) (Augusti et al., 2021)

Sebagian besar individu yang terinfeksi SARS-CoV-2 tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan seperti demam, batuk, sesak napas, asthenia, ageusia, anosmia, sakit kepala, mialgia, diare, dan kebingungan. Namun, pada sekitar 20% penderita, penyakit ini dapat berkembang menjadi sindrom gangguan pernapasan akut (acute respiratory distress syndrome/ARDS), komplikasi jantung akut, sindrom disfungsi organ multipel, syok septik, bahkan kematian (biasanya orang dengan beberapa penyakit penyerta). Spektrum keparahan penyakit yang luas mulai dari ringan hingga kritis ini tentunya menjadi sebuah tanda tanya besar yang perlu dipecahkan. Beberapa pendapat menyatakan bahwa variasi derajat keparahan COVID-19 pada setiap penderita dipengaruhi oleh aktivasi sistem kekebalan tubuh individu yang terinfeksi, dimana komplikasi lebih lanjut diyakini terkait dengan tingkat inflamasi tinggi dan respon stres oksidatif yang diinduksi oleh replikasi virus (Augusti et al., 2021; Giovinazzo et al., 2020).

Sampai hari ini, belum tersedia terapi yang benar-benar efektif untuk meningkatkan hasil pada pasien suspek atau pun terkonfirmasi positif COVID-19, terlepas dari tingkat keparahan penyakitnya. Penggunaan kembali obat yang sudah tersedia mungkin menjadi satu-satunya solusi yang layak untuk mengatasi COVID-19, mengingat proses pengembangan obat baru yang memakan waktu (Singh et al., 2021). Terapi yang tersedia biasanya memiliki mekanisme kerja yang diarahkan kepada virus itu sendiri, sel inang penderita atau melalui mofidikasi sistem imunitas. Tiga protein non-struktural (3CLpro, PLpro, dan RdRp) dan protein struktural (protein S) dari SARS-CoV-2 yang bertanggung jawab untuk replikasi, transkripsi, dan pengenalan sel inang merupakan target kunci dari mekanisme kerja terapi untuk infeksi COVID-19. Namun, terapi tersebut juga memiliki beberapa kelemahan yang tidak dapat diabaikan. Efektivitas penanganan infeksi SARS-CoV-2 baik dari segi preventif maupun kuratif berdasarkan antibodi spesifik seperti vaksin dan antibodi monoklonal dapat menurun jika terdapat perubahan antigenisitas virus akibat mutasi. Selain itu, terdapat laporan mengenai berbagai efek samping serius yang ditimbulkan dari perawatan farmakologis. Berangkat dari fakta tersebut, strategi baru untuk penanganan COVID-19 dengan tingkat efisiensi dan keamanan yang mumpuni masih diperlukan. Alam di sekitar kita menawarkan referensi yang luar biasa dari senyawa fitokimia yang kaya akan jenis serta aktivitas antivirusnya. Dalam konteks ini, strategi nutrisi untuk mengurangi risiko atau mengurangi gejala COVID-19 telah mendapat perhatian yang cukup besar. Sebagai pendekatan komplementer non-farmakologis, suplementasi makanan fungsional dan probiotik dapat menjadi solusi mengingat minimnya efek samping yang ditimbulkan (Augusti et al., 2021; Gligorijević et al., 2021).

Saat ini senyawa fitokimia telah diselidiki secara ekstensif untuk menemukan strategi terapi baru untuk virus termasuk SARS-CoV-2. Bukti dari beberapa studi komputasi menunjukkan bahwa fitokimia memainkan peran penting dalam pengobatan infeksi virus SARS-CoV 2, termasuk polifenol. Secara umum, polifenol diyakini memiliki berbagai manfaat biologis potensial seperti antioksidan, antiinflamasi, antivirus, dan antibakteri, berdasarkan berbagai penelitian yang sudah dilakukan hingga saat ini (Mulu et al., 2021). Polifenol dapat diperhitungkan sebagai terapi tambahan untuk COVID-19 karena senyawa ini terkait dengan manfaat dalam penghambatan beberapa mekanisme patogenesis serta memiliki efek prebiotik, dimana polifenol dapat mempengaruhi mikrobiota usus dan mengurangi komplikasi gastrointestinal, yang banyak dilaporkan pada COVID-19. Selain itu, produk hasil metabolisme polifenol oleh mikrobiota kolon dapat diserap di usus dan memberikan efek menguntungkan pada beberapa organ lainnya (Augusti et al., 2021).

Sebuah studi baru-baru ini meninjau kemampuan potensial fitokimia dalam upaya preventif dan kuratif COVID-19 melalui modifikasi jalur molekuler yang dimodulasi oleh polifenol, efeknya terhadap pencernaan inang maupun metabolit polifenol oleh mikrobiota kolon yang memiliki efek multiorgan dalam COVID-19 (Mani et al., 2020). Meskipun sudah banyak literatur yang membahas tentang efek antivirus dan mekanisme molekuler polifenol terhadap infeksi virus, khususnya SARS-CoV 2, namun rekomendasi asupan polifenol dari diet belum banyak dibahas secara spesifik (Annunziata et al., 2020; Augusti et al., 2021).

Oleh karena itu, kami menulis tinjauan pustaka ini untuk merangkum bukti-bukti terbaru mengenai potensi polifenol sebagai profilaksis sekaligus terapi untuk COVID-19, meliputi struktur kimia, mekanisme antivirus dan bioaktif polifenol terhadap manifestasi klinis dari COVID-19, baik melalui target yang diarahkan kepada virus itu sendiri, modifikasi sel inang penderita atau melalui perubahan aktivasi sistem kekebalan tubuh. Selain itu, kami akan membahas lebih lanjut mengenai anjuran asupan polifenol dari diet, contoh makanan yang direkomendasikan, serta mekanisme spesifiknya terhadap infeksi SARS-CoV.

 

Metode Penelitian


Design penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian explanatoris causalitas. Penelitian ini menggunakan metodesurvey melalui pengambilan data dilakukan secara pemberian kuesioner online dan offline disertai dengan wawancara responden terbatas. Waktu Penelitian berlangsung selama bulan Agustus sampai dengan September tahun 2021.


 

 

Gambar 1

Model Penelitian

 


Populasi dalam penelitian ini adalah Para Professional pemberi asuhan di Rumah Sakit ibu dan Anak santo Yusuf sebanyak 65 orang yang terdiri atas Dokter, Perawat, Bidan, Apoteker dan Gizi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yaitu sama dengan jumlah populasi.

Kuesioner data demografi digunakan untuk melihat karateristik responden. Instrumen ini terdiri atas usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir,dan lama bekerja.

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuisioner yang dibagikan kepada responden. Kuisioner penelitian terdiri dari 20 item pertanyaan yang terbagi dalam empat variabel, yaitu faktor kontekstual organisasi, sikap, pengaruh sosial dan penerapan rekam medis elektronik. Kuesioner penelitian disusun dengan cara mengajukan pernyataan tertutup serta pilihan jawaban untuk disampaikan kepada sampel penelitian dengan skala Likert interval.

Kuesioner faktor kontektual organisasi digunakan untuk mengukur penilaian faktor kontekstual organisasi dalam hal penggunaan rekam medis elektronik. Peneliti memodifikasi instrument persepsi manfaat berdasarkan teori dan penelitian (Igbaria & Chidambaram, 1997) dimana instrument faktor kontekstual organisasi terdiri dari 2 dimensi yaitu dukungan manajemen. Skala pengukuran kuesioner dengan menggunakan skalalikert 1-4. 1= Sangat tidak setuju, 2 = Kurang setuju, 3 = Setuju, 4 = Sangat Setuju.

Kuesioner sikap digunakan untuk mengukur penilaian sikap pengguna terhadap penerapan rekam medis elektronik. Peneliti memodifikasi instrument pengembangan karir berdasarkan teori (Werther & Davis, 1989). instrument Sikap terdiri dari 2 dimensi yaitu menggunakan rekam medis elektronik adalah ide yang dan menggunakan rekam medis elektronik adalah ide yang menyenangkan. Skala pengukuran kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-4. 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Kurang setuju, 3 = Setuju, 4 = Sangat Setuju.

Kuesioner Pengaruh sosial digunakan untuk menilai pengaruh sosial terhadap penerapan rekam medis elektronik. Peneliti memodifikasi instrument Pengaruh sosial berdasarkan teori dan penelitian oleh (Holtz & Krein, 2011). instrument Pengaruh sosial terdiri dari 2 dimensi yaitu pengaruh atasan dan pengaruh teman sekerja. Skala pengukuran kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-4. 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Kurang setuju, 3 = Setuju, 4 = Sangat Setuju.

Kuesioner penerapan rekam medis elektronik digunakan untuk mengukur penilaian penerapan rekam medis elektronik di rumah sakit. Peneliti memodifikasi instrument teori TAM berdasarkan Davis (Davis,1989). Instrument penerapan rekam medis terdiri dari 2 dimensi yaitu persepsi manfaat dan persepsi kemudahan. Skala pengukuran kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-4. 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Kurang setuju, 3 = Setuju, 4 = Sangat Setuju.

 

Hasil dan Pembahasan

Karakteristik responden pada penelitian ini menunjukkan responden dengan jenis kelamin laki- laki sebanyak 6 orang (9%) dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 59 orang (91%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas yang menjadi reponden berjenis kelamin perempuan. Selain itu, mayoritas responden adalah berada di rentang usia 20 � 30 tahun yaitu sebanyak 69%, disusul oleh rentang usia 30 � 40 tahun sebanyak 27%, mayoritas responden adalah berada di pendidikan terakhir diploma yaitu sebanyak 72%, disusul oleh pasca sarjana sebanyak 15% dan sarjana sebanyak 13%. Serta tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berada di masa kerja < 5 tahun yaitu sebanyak 69%, disusul oleh 5 � 10 tahun sebanyak 27% dan >10 tahun sebanyak 4%.

Pengujian validitas akan dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson menggunakan program aplikasi SPSS for Windows Versi 20.00. Pengujian tersebut dilakukan dengan mengkorelasikan skor jawaban responden dari setiap item pertanyaan.


 

Tabel 1

Uji Validitas

Variabel

R Hitung

Keterangan

Faktor Kontekstual Organisasi

0.734

Valid

Sikap

0.950

Valid

Pengaruh Sosial

0.839

Valid

Penerapan Rekam Medis Elektronik

0.686

Valid

 


Hasil perhitungan korelasi untuk uji validitas ditunjukan dengan nilai R hitung, dimana dapat diambil kesimpulan bahwa semua item pertanyaan pada setiap variabel telah valid.

Pada penelitian ini dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha.


 

Tabel 2

Nilai Cronbach�s Alpha

Variable

Cronbach

Alpha

Keterangan

Faktor Kontekstual Organisasi

0.836

Reliable

Sikap

0.893

Reliable

Pengaruh Sosial

0.823

Reliable

Penerapan Rekam Medis Elektronik

0.968

Reliable

 


Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai Cronbach�s Alfa dari setiap variabel di atas 0,8, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut sangat reliabel.

Kemudian setelah pertanyaan dinyatakan valid dan reliable peneliti melakukan sampling menggunakan teknik analisis data deskrptif menggunakan Three Box Methode yang membagi item skor pertanyaan menjadi rendah, sedang dan tinggi. Peneliti menganalisa dengan analisis deskriptif yang mana teknik analisis ini mendapatkan gambaran mengenai jawaban responden mengenai variabel � variabel penelitian yang digunakan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan Teknik Analisis Indeks. Berdasarkan rata rata indeks skor Three Box Methode maka didapatkan skor rata rata dari masing masing variabel adalah sebagai berikut;


 

Tabel 3

Matriks Three Box Methode

Variabel

Skor

Perilaku

Rendah

(10 - 40)

Sedang ������(40.01� 70)

Tinggi

(70.01 �100)

Faktor kontekstual organisasi

 

49.25

 

Kurang dalam kemampuan

dan pengetahuan

Sikap

 

50.00

 

Kurang dalam niat

Pengaruh Sosial

 

48.37

 

Kurang dalam pengaruh

Penerapan

Rekam Medis Elektronik

 

46.37

 

Kurang dalam persepsi

 


Penelitian ini menggunakan metode Analisis Jalur. Analisis jalur digunakan untuk menggambarkan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat. Dalam penelitian ini, analisis jalur digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y. Selanjutnya, untuk menyelesaikan penghitungan analisis jalur, maka jalur antar variabel akan dipecah menjadi dua yaitu: Sub-struktur 1 yang akan membahas pengaruh X1, X2, terhadap X3 dan sub-struktur 2 yang akan membahas pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y.


 

Tabel 4

Coefficients

 

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

 

t

 

Sig.

 

Collinearity

 

Statistics

B

Std.Error

Beta

Tolerance

VIF

(Constant)

5.762

1.675

 

3.440

.001

 

 

X1

.302

.076

.459

3.984

.000

.944

1.060

X2

.091

.218

.048

.416

.679

.944

1.060

 


Tabel di atas, menunjukkan pengaruh secara parsial antara variabel X terhadap variable Y. Dengan membandingkan nilai Sig. terhadap 𝛼 = 0.05 maka dapat dijelaskan:

a)    Terdapat pengaruh yang signifikan antara variable X1 dengan variabel X3 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima

b)    Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan antara varibale X2 dengan variable X3 dengan nilai signifikansi 0,679 > 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

Pada model sub-struktur 2 ini digunakan untuk menguji hubungan antara pengaruh variabel X1, X2, X3 terhadap Y, maka didapatkan tabel coefficients dengan perhitungan menggunakan SPSS 20 seperti dibawah ini :


Tabel 5

Koefisien Regresi

Model

Unsatandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std Error

Beta

(Constant)

-2.250

2.682

 

-839

.405

1

X1

.292

.124

.288

2.347

.022

 

X2

.659

.320

.226

2.059

.044

 

X3

.375

.186

.243

2.010

.049

 


Tabel 6 di atas, menunjukkan pengaruh secara parsial antara variabel X terhadap variable Y. Dengan membandingkan nilai Sig. terhadap 𝛼 = 0.05 maka dapat dijelaskan:

1.    Terdapat pengaruh yang signifikan antara variable X1 dengan variabel Y dengan nilai signifikansi 0,22 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

2.    Terdapat pengaruh yang signifikan antara varibale X2 dengan variable Y dengan nilai bahwa 30% varable Y dipengaruhi oleh X1,X2 dan X3 secara bersama-sama, sedangkan 70% lainnya ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Pada penelitian ini terdapat uji mediasi yang didapatkan secara tidak langsung. Adapun pada sub struktur 1, didapatkan variabel X1 dapat dimediasi secara langsung dengan didapatkan sig = 0,023 yang

<0,05 dan secara tidak langsung dengan didapatkan sig = 0,032 yang <0,05. Ini artinya variabel X1 yaitu faktor kontekstual organisasi dapat dimediasi oleh variabel X3 yaitu pengaruh sosial baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap variabel Y yaitu penerapan rekam medis elektronik.

Pada variabel X2 didapatkan tidak ada mediasi secara langsung dengan didapatkan sig=0,059 yang >0,05 dan secara tidak langsung dengan sig =0,187 yang >0,05. Ini artinya vaiabel X2 yaitu sikap tidak dapat dimediasi oleh variabel X3 yaitu pengaruh sosial baik secara langsung maupun tidak langsung terhdapa variabel Y yaitu penerapan rekam medis elektronik.

Dari serangkaian pembahasan uji hipotesa diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:


 

Tabel 6

Korelasi Ganda

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of��� the

Estimate

Durbin- Watson

1

.555a

.308

.274

267.712

2.011

 


Dari tabel 6 diketahui bahwa angka R- Square sebesar 0,308. Angka tersebut menyatakan bahwa 30% varable Y dipengaruhi oleh X1, X2 dan X3 secara bersama-sama, sedangkan 70% lainnya ditentukan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Pada penelitian ini terdapat uji mediasi yang didapatkan secara tidak langsung. Adapun pada sub struktur 1, didapatkan variabel X1 dapat dimediasi secara langsung dengan didapatkan sig = 0,023 yang

<0,05 dan secara tidak langsung dengan didapatkan sig = 0,032 yang <0,05. Ini artinya variabel X1 yaitu faktor kontekstual organisasi dapat dimediasi oleh variabel X3 yaitu pengaruh sosial baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap variabel Y yaitu penerapan rekam medis elektronik.

Pada variabel X2 didapatkan tidak ada mediasi secara langsung dengan didapatkan sig=0,059 yang >0,05 dan secara tidak langsung dengan sig =0,187 yang >0,05. Ini artinya vaiabel X2 yaitu sikap tidak dapat dimediasi oleh variabel X3 yaitu pengaruh sosial baik secara langsung maupun tidak langsung terhdapa variabel Y yaitu penerapan rekam medis elektronik.

Dari serangkaian pembahasan uji hipotesa diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:


Tabel 8

Hasil Hipotesis

No

Hipotesis

Sig

Hasil

1

Faktor������� kontektual organisasi memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap Penerapan Rekam

Medis Elektronik

0.022

Diterima

2

Sikap���������� memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap Penerapan Rekam

Medis Elektronik

0.044

Diterima

3

Pengaruh��������� sosial

memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap����� Penerapan

Rekam������������ Medis

elektronik

0.049

Diterima

4

Sikap���������� memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap

Pengaruh Sosial

0,679

Ditolak

5

Faktor kontekstual organisasi memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap

pengaruh sosial

0,000

Diterima

 


Pengaruh Faktor kontekstual organisasi terhadap penerapan rekam medis elektronik

Hasil penelitian menunjukan faktor kontekstual organisasi berpengaruh signifikan terhadap penerapan rekam medis elektronik. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kontektual organisasi yakni dengan adanya dukungan manajemen yang baik dan pelatihan yang cukup dapat meningkatkan persepsi manfaat dan persepsi kemudahan pengguna rekam medis elektronik dalam hal ini adala profesional pemberi asuhan terhadap penerapan rekam medis sesuai dengan teori TAM yang digunakan sebagai dasar penelitian ini yang menyatakan bahwa persepsi manfaat dan persepsi kemudahan dapat meningkatkan penggunaan sebuah teknologi.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan yang dilakukan oleh (Alsyouf & Ishak, 2018) menyatakan bahwa pelatihan dan dukungan dari manajemen sebelum menggunakan sistem rekam medis elektronik tidak adekuat namun setelah penggunaanya terdapat pelatihan yang berkelanjutan terhadap pengguna dalah hal ini perawat dapat memotivasi pengguna untuk menggunakan sistem tersebut dan mempermudah pekerjaan mereka. Hal ini juga dinyatakan oleh (Kuek & Hakkennes, 2020) bahwa dengan manajemen berinvestasi pada pelatihan sistem baik dengan secara tatap muka maupun online merupakan faktor kritis yang berpengaruh terhadap suksesnya penerapan rekam medis elektronik. (Zayyad & Toycan, 2018) juga mengemukakan bahwa pelatihan memainkan peran mayor dalam mempromosikan keefektifan penggunaan rekam medis elktronik dalam pekerjaan pengguna.

Pengaruh Sikap terhadap penerapan rekam medis elektronik

Hasil penelitian menunjukan sikap berpengaruh signifikan terhadap penerapan rekam medis elektronik. Hal ini menunjukkan bahwa sikap para profesional pemberi asuhan yang mempunyai persepsi bahwa dengan menggunakan rekam medis elektronik adalah menyenangkan dan merupakan ide bagus dapat meningkatkan persepsi manfaat dalam penerapan rekam medis elektronik sesuai dengan teori TAM yang digunakan sebagai dasar penelitian ini yang menyatakan bahwa persepsi manfaat dapat meningkatkan penggunaan sebuah teknologi.

Penelitian ini relevan dengan hasil yang dilakukan oleh (Jowett & O�donnell, 2018) menyatakan bahwa lebih dari 80% dokter menunjukkan resistensi mereka terhadap rekam medis elektronik dan sikap positif mereka untuk menerapkan rekam medis elektronik. Ini adalah hasil yang menarik bahwa resistensi dokter mungkin karena masalah rekam medis elektronik, kegunaan dan kemudahan penggunaan teknologi daripada fungsi dan manfaat rekam medis elektronik. Karena mayoritas dokter saat ini percaya bahwa manfaat rekam medis elektronik lebih besar daripada biaya, tidak mengherankan bahwa 84,2% persen merasa sistem EMR harus diterapkan. Penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mijin (2019) yang menyatakan bahwa kemudahan yang dirasakan penggunaan dan manfaat yang dirasakan akan mengarah pada pengembangan sikap positif dari para profesional medis terhadap penggunaan rekam medis elektronik.

Pengaruh Sosial berpengaruh terhadap penerapan rekam medis elektronik

Hasil penelitian menunjukan pengaruh sosial berpengaruh signifikan terhadap penerapan rekam medis elektronik. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh sosial dapat meningkatkan persepsi kemudahan dan persepsi manfaat penggunaan rekam medis elektronik oleh profesional pemberi asuhan sesuai dengan teori TAM yang digunakan sebagai dasar penelitian ini yang menyatakan bahwa persepsi manfaat dan persepsi kemudahan dapat meningkatkan penggunaan sebuah teknologi.

Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Lu et al., 2014) yang menyatakan bahwa pengaruh sosial memilih pengaruh yang signifikan terhadap keinginan dari perawat untuk menggunakan sistem informasi. Penelitian ini pun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Alsyouf & Ishak, 2018) yang menyebutkan bahwa pengaruh sosial mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan rekam medis elektronik.

Pengaruh Sikap terhadap pengaruh social Hasil penelitian menunjukan sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap pengaruh sosial. Hal ini menunjukkan bahwa sikap para professional pemberi asuhan tidak meningkatkan pengaruh dari atasan maupun teman sekerja dalam menerapkan rekam medis elektronik. Hal ini tidak sesuai dengan teori TRA yang dikemukakan oleh Ajzen yang menyatakan bahwa sikap dapat mempengaruhi orang disekitarnya untuk menerapkan teknologi.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Wood, 2000) dikatakan bahwa sikap tertanam dalam hubungan sosial, termasuk teori identitas sosial dan dapat mempengaruhi sebuah kelompok/sosial ataupun sebaliknya. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Swim et al., 2009) yang menyatakan bahwa pengaruh sosial dan sikap dapat saling mempengaruhi dimana sikap dapat meningkatkan konfrontasi antara kelompok sosial sehingga mengurani prasangka yang dapat memaksimalkan perubahan sikap individu. Namun penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Alsyouf & Ishak, 2018) yang menyebutkan bahwa sikap untuk keinginan menggunakan rekam medis elektronik dipengaruhi oleh pengaruh sosial. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh (de Benedictis-Kessner & Warshaw, 2020) yang menyatakan bahwa pengaruh sosial dapat mempengaruhi sikap dalam memotivasi menggunakan rekam medis elektronik.

Pengaruh Faktor Kontekstual organisasi terhadap pengaruh sosial

Hasil penelitian menunjukan faktor kontekstual organisasi berpengaruh signifikan terhadap pengaruh sosial. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kontektual organisasi yakni dengan adanya dukungan manajemen yang baik dan pelatihan yang cukup dapat meningkatkan pengaruh sosial dalam persepsi manfaat dan persepsi kemudahan pengguna rekam medis elektronik dalam hal ini adala profesional pemberi asuhan terhadap penerapan rekam medis sesuai dengan teori TAM yang digunakan sebagai dasar penelitian ini yang menyatakan bahwa persepsi manfaat dan persepsi kemudahan dapat meningkatkan penggunaan sebuah teknologi.

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Hsieh et al., 2011) menyatakan bahwa dukungan dari manajemen dalam hal ini atasan mempunyai dampak pengaruh yang besar pada sikap dan persepsi pengguna tentang kemudahan menggunakan rekam medis elektronik serta dukungan atasan diidentifikasi memiliki dampak pengaruh penting pada manfaat yang dirasakan jika pengguna menggunakan rekam medis elektronik.

Penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Aldosari et al., 2018) yang menyatakan bahwa dukungan manajemen berkontribusi sebanyak faktor prediktif lainnya terhadap penerimaan rekam medis elektronik.

Hasil penelitian saat ini membenarkan teori Davis bahwa niat seseorang dalam menggunakan teknologi ditentukan oleh dua faktor, yaitu persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) adalah tingkat kepercayaan seseorang bahwa penggunaan teknologi akan meningkatkan kinerja dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) adalah tingkat kepercayaan seseorang bahwa dengan menggunakan teknologi mempermudah dalam penyelesaian pekerjaan. Dari hasil penelitian ini juga didapatkan faktor kontektual organisasi yakni dukungan manajemen dan pelatihan, sikap yang merupakan variabel eksogen dari teori TAM serta pengaruh sosial dapat meningkatkan persepsi manfaat dan persepsi kemudahan dalam penggunaan teknologi dalam hal ini rekam medis elektronik sesuai dengan teori TAM.

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dirangkum bahwa temuan pada penelitian ini adalah faktor kontekstual organisasi, sikap dan pengaruh sosial berpengaruh terhadap penerapan rekam medis elektronik baik secara masing-masing maupun simultan. Selain itu, terjadi mediasi antara faktor kontekstual organisasi terhadap penerapan rekam medis oleh pengaruh sosial yang artinya pengaruh sosial meningkatkan pengaruh terhadap penerapan rekam medis elektronik. Namun hal sebaliknya terjadi pada sikap terhadap penerapan rekam medis yang tidak dimediasi oleh pengaruh social.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut faktor kontekstual organisasi, sikap dan pengaruh sosial berpengaruh terhadap penerapan rekam medis elektronik baik secara masing-masing maupun simultan.

 

BIBLIOGRAFI

 

Aldosari, S., Awad, M., Harrington, E. O., Sellke, F. W., & Abid, M. R. (2018). Subcellular Reactive Oxygen Species (Ros) In Cardiovascular Pathophysiology. Antioxidants, 7(1), 14. Google Scholar

 

Alsyouf, A., & Ishak, A. K. (2018). Understanding Ehrs Continuance Intention To Use From The Perspectives Of Utaut: Practice Environment Moderating Effect And Top Management Support As Predictor Variables. International Journal Of Electronic Healthcare, 10(1�2), 24�59. Google Scholar

 

Annunziata, G., Sanduzzi Zamparelli, M., Santoro, C., Ciampaglia, R., Stornaiuolo, M., Tenore, G. C., Sanduzzi, A., & Novellino, E. (2020). May Polyphenols Have A Role Against Coronavirus Infection? An Overview Of In Vitro Evidence. Frontiers In Medicine, 7, 240. Google Scholar

 

Augusti, P. R., Conterato, G. M. M., Denardin, C. C., Prazeres, I. D., Serra, A. T., Bronze, M. R., & Emanuelli, T. (2021). Bioactivity, Bioavailability, And Gut Microbiota Transformations Of Dietary Phenolic Compounds: Implications For Covid-19. The Journal Of Nutritional Biochemistry, 97, 108787. Google Scholar

 

De Benedictis-Kessner, J., & Warshaw, C. (2020). Accountability For The Local Economy At All Levels Of Government In United States Elections. American Political Science Review, 114(3), 660�676. Google Scholar

 

Giovinazzo, G., Gerardi, C., Uberti-Foppa, C., & Lopalco, L. (2020). Can Natural Polyphenols Help In Reducing Cytokine Storm In Covid-19 Patients? Molecules, 25(24), 5888. Google Scholar

 

Gligorijević, V., Renfrew, P. D., Kosciolek, T., Leman, J. K., Berenberg, D., Vatanen, T., Chandler, C., Taylor, B. C., Fisk, I. M., & Vlamakis, H. (2021). Structure-Based Protein Function Prediction Using Graph Convolutional Networks. Nature Communications, 12(1), 1�14. Google Scholar

 

Holtz, B., & Krein, S. (2011). Understanding Nurse Perceptions Of A Newly Implemented Electronic Medical Record System. Journal Of Technology In Human Services, 29(4), 247�262. Google Scholar

 

Hsieh, T.-J., Hsiao, H.-F., & Yeh, W.-C. (2011). Forecasting Stock Markets Using Wavelet Transforms And Recurrent Neural Networks: An Integrated System Based On Artificial Bee Colony Algorithm. Applied Soft Computing, 11(2), 2510�2525. Google Scholar

 

Igbaria, M., & Chidambaram, L. (1997). The Impact Of Gender On Career Success Of Information Systems Professionals: A HumanCapital Perspective. Information Technology & People. Google Scholar

 

Jowett, G. S., & O�donnell, V. (2018). Propaganda & Persuasion. Sage Publications. Google Scholar

 

Kuek, A., & Hakkennes, S. (2020). Healthcare Staff Digital Literacy Levels And Their Attitudes Towards Information Systems. Health Informatics Journal, 26(1), 592�612. Google Scholar

 

Lu, L., Li, G. Y., Swindlehurst, A. L., Ashikhmin, A., & Zhang, R. (2014). An Overview Of Massive Mimo: Benefits And Challenges. Ieee Journal Of Selected Topics In Signal Processing, 8(5), 742�758. Google Scholar

 

Mani, J. S., Johnson, J. B., Steel, J. C., Broszczak, D. A., Neilsen, P. M., Walsh, K. B., & Naiker, M. (2020). Natural Product-Derived Phytochemicals As Potential Agents Against Coronaviruses: A Review. Virus Research, 284, 197989. Google Scholar

 

Mulu, A., Gajaa, M., & Woldekidan, H. B. (2021). The Impact Of Curcumin Derived Polyphenols On The Structure And Flexibility Covid-19 Main Protease Binding Pocket: A Molecular Dynamics Simulation Study. Peerj, 9, E11590. Google Scholar

 

Singh, S., Sk, M. F., Sonawane, A., Kar, P., & Sadhukhan, S. (2021). Plant-Derived Natural Polyphenols As Potential Antiviral Drugs Against Sars-Cov-2 Via RnaDependent Rna Polymerase (Rdrp) Inhibition: An In-Silico Analysis. Journal Of Biomolecular Structure And Dynamics, 39(16), 6249�6264. Google Scholar

 

Swim, J., Clayton, S., Doherty, T., Gifford, R., Howard, G., Reser, J., Stern, P., & Weber, E. (2009). Psychology And Global Climate Change: Addressing A Multi-Faceted Phenomenon And Set Of Challenges. A Report By The American Psychological Association�s Task Force On The Interface Between Psychology And Global Climate Change. American Psychological Association, Washington. Google Scholar

 

Werther, W. B., & Davis, K. (1989). Human Resources And Personnel Management. Harper San Francisco. Google Scholar

 

Wood, W. (2000). Attitude Change: Persuasion And Social Influence. Annual Review Of Psychology, 51(1), 539�570. Google Scholar

 

World Health Organization. (2020). Situation Report-62 Who Risk Assessment Global Level Very High. Google Scholar

 

Zayyad, M. A., & Toycan, M. (2018). Factors Affecting Sustainable Adoption Of E-Health Technology In Developing Countries: An Exploratory Survey Of Nigerian Hospitals From The Perspective Of Healthcare Professionals. Peerj, 6, E4436. Google Scholar

 


Copyright holder:

Firmansye Ika Panggulu, Rokiah Kusumapradja, Lily Widjaja (2022)

 

First publication right:

Jurnal Health Sains

 

This article is licensed under: