Jurnal Health Sains: p�ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398�����
Vol. 3, No. 2, Februari 2022
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN IBU TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU PADA ANAK USIA 02-03 TAHUN DALAM TOILET TRAINING DI PAUD BANI SALIM BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG
Sri Yekti Widadi
STIKes Karsa Husada, Garut, Indonesia
Email: [email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 Februari 2022 Direvisi 15 Februari 2022 Disetujui 25 Februari 2022 |
Perkembangan anak usia 02-03 tahun diperlukan perhatian yang lebih baik yakni dengan praktek toilet training yang dilakukan orang tua terutama ibu yang harus memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik agar anak dapat menjalankan tugas kemandirian terutama toilet training. Ibu berperan penting dalam aktivitas self care untuk bertanggung jawab dalam kemandirian anak bila tugas kemandirian tresebut gagal maka terganggu yang akan berdampak kepada anak yaitu� regresi dan penahanan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) hal ini tentunya akan berdampak terhadap penyelesaian tugas perkembangan anak menjadi terganggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku ibu pada anak usia 02-03 tahun dalam toilet training di PAUD Bani Salim Baleendah Kabupaten Bandung. Desain penelitian menggunakan quasy experiment pre-post test dengan group kontrol. Tehnik pengambilan sampel yaitu dengan� cara purposive sampling yatu terdiri dari 17 orang� ibu sebagai kelompok intervesi dan 17 orang� ibu sebagai kelompok kontrol. Alat pengumpul data adalah kuesioner dengan intervensi pendidikan kesehatan sedangkan alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik pada kelompok intervensi dank kelompok kontrol pengetahuan, sikap dan perilaku ibu meningkat setelah diberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan berperan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu p value = 0.000. Penelitian ini merekomendasikan pemberian booklet yang dapat digunakan ibu sebagai panduan dalam melakukan praktek toilet training di rumah.
ABSTRACT The development of children aged 02-03 years requires better attention, namely with the practice of toilet training conducted by parents, especially mothers who must have knowledge, attitudes and good behavior so that children can carry out independence tasks, especially toilet training. Mothers play an important role in self care activities to be responsible for child independence if the task of independence fails then disturbed which will affect the child, namely regression and detention of urination (BAK) and bowel movements (BAB) this will certainly have an impact on the completion of child development tasks to be disrupted. The purpose of this study is to find out the influence of health education on the knowledge, attitudes and behavior of mothers in children aged 02-03 years in toilet training in PAUD Bani Salim Baleendah Bandung Regency. The research design uses quasy experiment pre-post tests with control groups. Sampling techniques are by purposive sampling consisting of 17 mothers as an intervesi group and 17 mothers as a control group. Data collection tools are questionnaires with health education interventions while data collection tools used are questionnaires. The results showed that based on characteristics in the intervention group and the control group's knowledge, maternal attitudes and behavior improved after being given health education. Health education plays a role in improving the knowledge, attitude and behavior of the mother p value = 0.000. The study recommends giving a booklet that can be used by mothers as a guide in doing toilet training practices at home. |
Kata Kunci: pendidikan kesehatan; pengetahuaan; sikap dan perilaku; toilet training
Keywords: health education; knowledge; attitudes and behaviors; toilet training |
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara penggunaan diaper terbesar ke empat setelah Cina, India dan Amerika Serikat (Richard et al., 2005).� Analisis multivariat menunjukkan bahwa lama penggunaan diaper lebih dari 4 jam perhari meningkatkan risiko Infeksi saluran kemih secara signifikan dibandingkan penggunaan diaper daya serap tinggi kurang dari 4 jam perhari terutama pada anak perempuan, anak perempuan yang menggunakan diaper lebih dari 4 jam perhari berisiko lebih tinggi terhadap infeksi saluran kemih dibandingkan laki-laki (Lestari, 2013).
Penelitian (Wilar et al., 2014) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan popok pada balita dengan kejadian leukosituria pada anak. Sedangkan penelitian (Sulistyowati et al., 2013) menyimpulkan terdapat hubungan pemakaian diaper dengan kegagalan toilet training anak usia prasekolah. Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut diatas disarankan bagi orang tua hendaknya menghindari pemakaian diaper yang terus menerus pada balita dan bersedia meluangkan waktu yang diperlukan untuk latihan berkemih dan defekasi pada anak sejak dini agar anak berhasil buang air besar dan buang air kecil secara mandiri, untuk itu diperlukan �bimbingan orang tua dalam perawatan diri anak.
Salah satu tantangan dalam pencapaian tujuan tersebut ialah, masih rendahnya keterlibatan keluarga dalam kesehatan anak. Oleh karena itu masih dibutuhkan kegiatan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) untuk perubahan perilaku demi tercapainya kesehatan anak (Kemenkes RI, 2020). Kesehatan anak dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang oleh karena itu orang tua harus berupaya agar dapat mencapai tumbuh kembang secara optimal orang tua sering meminta bantuan perawat untuk menilai kesiapan toilet training. Mengenali keinginan untuk buang air kecil dan buang air besar sangat penting untuk menentukan kesiapan mental anak. Anak harus dimotivasi untuk menahan dorongan untuk menyenangkan dirinya sendiri agar toilet training dapat berhasil (Hockenberry et al., 2007). Toilet training menjadi salah satu fase penting dalam perkembangan kemandirian pada anak.
Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Toilet training semakin sulit untuk diajarkan pada anak ketika anak bertambah usianya (Hidayat, 2005). Penggunaan metode yang tepat akan mempengaruhi keberhasilan orangtua dalam mengajarkan konsep toilet training pada anak, hal ini didukung oleh penelitian (Natalia, 2006) menggunakan metode quasi eksperimen didapatkan� anak yang berhasil dalam cara cebok yang benar meningkat secara bermakna, dan toilet training dapat mengurangi kejadian infeksi saluran kemih berulang. Hal tersebut dapat mempengaruhi masalah kesehatan pada anak.
�� Menurut penelitian (Motta-Roth, 2008) terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses toilet training, diantaranya adalah jenis kelamin, ras, kebudayaan,� usia saat memulai, kegagalan sebelumnya dan stres pada anak. Sedangkan faktor lain� yang mempengaruhi kesehatan baik individu, kelompok maupun masyarakat menurut Blum dibagi menjadi empat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan hereditas. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Mubarak adalah, umur, pengalaman kebudayaan dan pendidikan. Pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi terutama terhadap faktor perilaku. Adanya informasi diharapkan fungsi perawat dan peran perawat sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang toilet training pada anak.
Pendidikan kesehatan bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku individu, keluarga, kelompok , masyarakat di bidang kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat. Penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara praktik ibu dalam toilet training sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (Ardani et al., 2012) Pendidikan kesehatan diharapkan dapat mempengaruhi sikap orang tua dalam toilet training.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap masih merupakan reaksi ter�tutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka (Wawan & Anneke, 2011). Sifat sikap dapat dibedakan menjadi sikap positif (kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu) dan negatif (kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, dan tidak menyukai objek tertentu) (Azwar, 2010). Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Perubahan perilaku seseorang dapat dilakukan melalui cara pendidikan atau promosi kesehatan. Ini diawali dengan cara pemberian informasi-informasi kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan apabila metode dan media yang digunakan tepat. (Notoatmodjo, 2014).
Booklet merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar (Notoatmodjo, 2014). Beberapa penelitian tentang pendidikan kesehatan dengan booklet, yaitu oleh� (Mukhoirotin et al., 2014) menyatakan bahwa booklet lebih efektif untuk menurunkan kecemasan dibanding dengan pendidikan kesehatan saja. Booklet lebih dipilih sebagai media edukasi karena dapat memuat informasi lebih banyak dan terinci dibanding dengan media edukasi visual lainnya seperti leaflet dan poster (Adawiyani, 2013). Dengan demikian booklet memiliki beberapa keuntungan dibandingkan media edukasi visual lainnya. Media edukasi membantu pendidikan kesehatan agar mempermudah penyampaian informasi, sehingga orang tua diharapkan memiliki perilaku yang baik dalam penerapan toilet training. Dengan perilaku ibu yang baik, diharapkan kemajuan anak usia 02-03 tahun dalam melakukan toilet training dapat berhasil. Sehingga Orang tua terutama ibu berperan penting dalam aktifitas self care.
�Self Care menurut Orem, ialah tindakan yang mengupayakan orang lain memiliki kemampuan untuk dikembangkan ataupun mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat digunakan secara tepat� untuk mempertahankan fungsi optimal (Mardiyaningsih, 2018).
Hal ini didukung oleh penelitian (Ali et al., 2014). Teori perawatan diri Orem menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan pada orang tua mendukung untuk tercapainya pelatihan pada anak secara mandiri dukungan The supportive-educative system dari Orem, orang tua memerlukan pendidikan kesehatan dalam bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti agar anak menjadi mandiri dalam melaksanakan tugas pertumbuhan dan perkembangannya.
Hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)� Bani Salim Bale Endah Kabupaten Bandung diperoleh data tentang jumlah anak usia 02-03 tahun di kelas Play Group sebanyak� sebanyak 35 anak. Hal ini berarti terdapat 35 anak yang sedang dan akan melakukan toilet training. Berdasarkan wawancara dari 10 ibu semua anaknya memakai diaper terus menerus karena unsur kepraktisan dan kemudahan dalam pemakaian diaper� selain itu hasil wawancara 7 dari 10 ibu menyatakan bahwa menurut ibu toilet training tidak begitu penting untuk diperhatikan karena anaknya akan belajar sendiri seiring waktu. Selain itu, ibu masih memiliki kebiasaan yang kurang tepat dalam menghadapi anak yang dalam melatih anak melakukan buang air, ibu terlihat kurang tanggap jika anaknya buang air, marah dan membentak anak saat anak tidak dapat melakukan buang air pada tempatnya.
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan terkait media booklet dalam pendidikan kesehatan pada ibu dengan anak usia 02-03 tahun mengenai toilet training.
Metode Penelitian
Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment pre-posttest dengan group kontrol yaitu suatu rancangan penelitian yang terdiri dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebagai pembanding. Sebelum intervensi pada semua kelompok dilakukan pengukuran awal (pre test) untuk menentukan kemampuan atau nilai awal responden sebelum intervensi (uji coba). Selanjutnya pada kelompok intervensi dilakukan intervensi sesuai dengan protokol intervensi yang telah direncanakan, sedangkan pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensiPada penelitian ini subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi diberikan pendidikan kesehatan kepada ibu dengan anak usia 02-03 tahun tentang toilet training dan kelompok kontrol (tanpa intervensi).�
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu pada anak usia 02-03 tahun dalam toilet training setelah dilakukan post test. Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Bani Salim Baleendah Kabupaten Bandung sebagai kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Populasi dalam penelitian adalah ibu yang memiliki anak usia 02-03 tahun bersekolah di PAUD Bani Salim Baleendah Kabupaten Bandung. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan pada bulan Desember 2014 didapat 35 anak PG usia 02-03 tahun.
Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan tehnik purposive sampling. Jumlah besar sampel dalam penelitian ini adalah masing-masing sampel kelompok 17 responden. Waktu penelitian pengumpulan data bulan Maret� sampai� dengan April� 2015.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk menjelaskan atau menjabarkan karakteristik ibu menurut umur, pendidikan dan pengalaman.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Menurut Umur, Pendidikan Dan Pengalaman Kelompok Intervensi Dan Kelompok Kontrol Di PAUD Bani Salim Baleendah Kabupaten Bandung 2015
Karakteristik Ibu |
Kelompok� Intervensi n (17) |
Kelompok� Kontrol n (17) |
||
f |
% |
f |
% |
|
1. Umur Ibu |
|
|
|
|
a. 20-35 Tahun |
16 |
94 |
15 |
88 |
b. > 35 tahun |
1 |
6 |
2 |
12 |
a. Pendidikan �������������������� dasar (SD dan ���� ����������������SMP) |
8 |
47 |
8 |
47 |
b. Pendidikan ������ Menengah ������ atas (SMA) |
9 |
53 |
7 |
41 |
c. Pendidikan ������ tinggi (PT) |
0 |
0 |
2 |
12 |
2. Pengalaman |
|
|
|
|
a. Ibu dengan ���� �anak ����� pertama |
8 |
47 |
10 |
59 |
b. Ibu dengan anak lebih dari satu |
9 |
53 |
7 |
41 |
Dari tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas dari responden kelompok intervensi umur ibu 20-35 tahun 16 orang (94%) dan pada kelompok kontrol umur ibu 20-35 tahun 15 orang (88%) sedangkan umur ibu > 35 tahun pada kelompok intervensi 1 orang (6%) dan kelompok kontrol > 35 tahun 2 orang (12%).
Kelompok intervensi mayoritas jenjang pendidikan menengah atas (SMA) sebanyak 9 orang (53%), sedangkan mayoritas dari responden kelompok kontrol mempunyai jenjang pendidikan dasar yaitu SD dan SMP sebanyak 8 orang (47 %) dan pendidikan tinggi (PT) hanya berada di kelompok kontrol sebanyak 2 orang (12%).
Hasil analisis didapatkan bahwa pada kelompok intervensi ibu dengan anak pertama sebanyak 8 orang (47%) dan ibu dengan anak lebih dari satu sebanyak 9 orang (53%). Sedangkan pada kelompok kontrol ibu dengan anak pertama sebanyak 10 orang (59%) dan ibu dengan anak lebih dari satu sebanyak 7 orang (41%).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat 2 (dua) variabel dan membuktikan fakta atau kebenaran dari hipotesis penelitian. Analisis bivariat dari penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adakah perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan membandingkan kelompok intervensi dan kelompok control.
Tabel 2
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Sebelum dan Setelah dilakukan Pendidikan kesehatan kelompok intervensi dan kelompok Kontrol di PAUD Bani Salim Baleendah Kabupaten Bandung 2015
Variabel |
Kelompok N (34) |
Pengukuran |
Mean |
SD |
SE |
P value |
Pengetahuan |
Intervensi |
Sebelum |
7,00 |
1,225 |
0,297 |
0,000 |
|
Setelah |
11,12 |
1,166 |
0,283 |
||
Kontrol |
Sebelum |
6,82 |
0,883 |
0,214 |
0,633 |
|
|
Setelah |
8,12 |
0,993 |
0,241 |
||
Sikap |
Intervensi |
Sebelum |
32,06 |
3,325 |
0,807 |
0,000 |
|
Setelah |
50,71 |
3,118 |
0,756 |
||
Kontrol |
Sebelum |
29,47 |
1,463 |
0,355 |
0,06 |
|
|
Setelah |
29,88 |
1,495 |
0,363 |
||
Perilaku |
Intervensi |
Sebelum |
9,53 |
1,586 |
0,385 |
0,000 |
|
Setelah |
17,47 |
0,874 |
0,212 |
||
Kontrol |
Sebelum |
9,06 |
1,249 |
0,303 |
0,344 |
|
|
Setelah |
9,88 |
1,166 |
0,283 |
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata pengetahuan ibu pada kelompok intervensi sebelum pendidikan kesehatan adalah 7,00 dengan standar deviasi 1,225. Dan setelah pendidikan kesehatan 11,12 dengan standar deviasi 1,166. Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata pengetahuan ibu sebelum pendidikan kesehatan adalah 6,82 dengan standar deviasi 0,883 dan setelah pendidikan kesehatan adalah 8.12 dengan standar deviasi 0,993. Hasil uji statistik didapatkan pengetahuan pada kelompok intervensi nilai p = 0.000, berarti pada alpha 5 % terlihat ada perbedaan yang signifikan rata-rata pengetahuan ibu sebelum diberikan pendidikan kesehatan dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan nilai p = 0.633, berarti pada alpha 5% terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata pengetahuan ibu sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan.
���� Hasil penelitian didapatkan rata-rata sikap ibu pada kelompok intervensi sebelum pendidikan kesehatan adalah 32,06 dengan standar deviasi 3,325 dan setelah pendidikan kesehatan adalah 50,71 dengan standar deviasi 3,118 sedangkan pada kelompok kontrol sebelum pendidikan kesehatan adalah 29,47 dengan standar deviasi 1,463 dan setelah pendidikan kesehatan 29,88 dengan strandar deviasi 1,495. Hasil Uji statistik didapatkan sikap pada kelompok intervensi nilai p = 0.000, berarti pada alhpa 5 % terlihat ada perbedaan signifikan rata-rata sikap ibu sebelum dan setelah pendidikan kesehatan. Sedangkan pada kelompok kontrol nilai p = 0,06, berarti pada alpha 5 % terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata sikap ibu sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan.�
Hasil penelitian didapatkan rata-rata perilaku ibu pada kelompok intervensi sebelum pendidikan kesehatan� adalah 9,53 dengan standar deviasi 1,586 dan setelah pendidikan kesehatan adalah 17,47 dengan standar deviasi 0,874 sedangkan pada kelompok kontrol sebelum pendidikan kesehatan adalah 9,06 dengan standar deviasi 1,249 dan setelah pendidikan kesehatan adalah 9,88 dengan standar deviasi 1,166. Hasil uji statistik� didapatkan perilaku ibu pada kelompok intervensi nilai p = 0,000 berarti pada alpha 5 % terlihat ada perbedaan signifikan rata-rata perilaku ibu sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Sedangkan pada kelompok kontrol nilai p = 0,344 berarti pada alpha 5 % terlihat tidak ada perbedaan signifikan rata-rata perilaku ibu sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan.
3. Perbedaan�� pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang toilet training setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi dan kelompok control
Tabel 3
Perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang toilet training sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi di PAUD Bani Salim Baleendah Kabupaten Bandung 2015
Variabel |
Kelompok N (34) |
Mean |
SD |
SE |
P value |
Pengetahuan
Sikap
Perilaku
|
Intervensi |
11,12 |
1,166 |
0,283 |
0,000 |
Control |
8,12 |
0,993 |
0,241 |
||
Intervensi |
50,71 |
3,118 |
0,756 |
0,000 |
|
Control |
29,88 |
1,495 |
0,363 |
||
Intervensi |
17,47 |
0,874 |
0,212 |
0,000 |
|
Control |
9,88 |
1,166 |
0,283 |
Hasil penelitian didapatkan bahwa mean pengetahuan ibu pada kelompok intervensi adalah 11,12 dengan standar deviasi 1,166 dan kelompok kontrol adalah 8,12 dengan standar deviasi 0,993. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0.000 berarti pada alpha 5 % terlihat ada perbedaan yang signifikan rata-rata pengetahuan ibu antar kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Hasil penelitian didapatkan bahwa mean sikap ibu pada kelompok intervensi adalah 50,71 dengan standar deviasi 3,118 dan kelompok kontrol adalah 29,88 dengan standar deviasi 1,495. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0.000 berarti pada alpha 5 % terlihat ada perbedaan yang signifikan rata-rata sikap ibu antar kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
���� Hasil penelitian didapatkan bahwa mean perilaku ibu pada kelompok intervensi adalah 17,47 dengan standar deviasi 0,874 dan pada mean kelompok kontrol adalah 9,88 dengan standar deviasi adalah 1,166. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000, berarti pada alpha % % terlihat ada perbedaan yang signifikan rata-rata perilaku ibu antar kelompok intervensi dan kelompok control.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti kelompok intervensi umur ibu 20-35 tahun 16 orang (94%) dan pada kelompok kontrol umur ibu 20-35 tahun 15 orang (88 %) sedangkan umur ibu > 35 tahun pada kelompok intervensi 1 orang (6%) dan kelompok kontrol > 35 tahun 2 orang (12%).
Teori perawatan diri yang dikemukakan oleh Orem menyatakan bahwa usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perawatan diri (Ibrahim et al., 2012). Keluarga terutama ibu dapat membantu memberikan perawatan diri pada anak, sehingga anak dapat mencapai kesehatan yang optimal.
Umur seseorang juga mempengaruhi cara seseorang dalam menerima dan memahami hal yang baru (Al-Mubarak et al., 2007). Hal ini disebabkan karena orang tua yang memiliki anak usia 02-03 tahun biasanya berada pada usia produktif. Umur� ibu ini merupakan usia dewasa muda atau usia dewasa awal jarang sekali ditemukan ibu yang memiliki anak usia 02-03 tahun berusia > 35 tahun. Seperti pada penelitian ini terdapat 2 orang ibu yang berusia > 35 tahun pada kelompok intervensi yaitu 37 tahun dan 38 tahun pada kelompok kontrol. Namun sebaliknya, apabila usia ibu terlalu muda (<20 tahun) akan berpengaruh terhadap pengalaman yang mereka lakukan dibandingkan usia responden yang cukup matang yang telah mampu menilai kematangan anak
Pendidikan ibu pada kedua kelompok mayoritas berpendidikan menengah atas, adalah SMA yaitu sebanyak 53 % kelompok intervensi dan 47 % kelompok kontrol, sehingga peneliti dalam penyampaian pendidikan kesehatan tidak terlalu kesulitan. Pendidikan kesehatan dengan menggunakan alat atau media pembelajaran dalam hal ini booklet yang menarik akan membantu seseorang memahami isi pesan yang disampaikan.
Hasil penelitian yang dilakukan (Waugh et al., 2007) pendidikan responden paling banyak berpendidikan SMA. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru diperkenalkan.
Hal ini didukung oleh penelitian (Sahin & Shelley, 2008). Hasil dan penyelesaian usia toilet training adalah 22,05 bulan, durasi pelatihan lebih panjang pada ibu berpendidikan kurang dari 5 tahun. Kesimpulannya orang tua berpendidikan tinggi lebih baik daripada tingkat pendidikan rendah.
Penelitian (Dewi, 2013) yang meneliti hubungan antara tingkat pendidikan dan sikap ibu terhadap penerapan toilet training pada anak usia toddler di TK Al Fath Kecamatan Pare kabupaten Kediri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan responden dalam menerapkan toilet training tinggi. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat pendidikan dan sikap ibu dalam menerapkan toilet training diperoleh hasil 0,371 dengan demikian terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan sikap ibu dalam penerapan toilet training pada anak toddler.
2. Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu tentang toilet training sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang toilet training pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu antara sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan toilet training dan media booklet di PAUD Bani Salim Baleendah Kabupaten Bandung berbeda secara bermakna. Penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebelum dilakukan pendidikan kesehatan, ibu pada kelompok intervensi nilai rata-rata pengetahuan 7,00, sikap 32,06 dan perilaku 9,53. Setelah pendidikan kesehatan kelompok intervensi mengalami kenaikan yaitu nilai rata-rata pengetahuan ibu 11,12, sikap 50,71 dan perilaku 17,47.
Sedangkan pada kelompok kontrol nilai rata-rata ibu sebelum pendidikan kesehatan juga terdapat kenaikan walaupun tidak setinggi kelompok intervensi. Rata-rata pengetahuan ibu 6,82, sikap 29,47 dan perilaku 9,06. Setelah pendidikan kesehatan� didapatkan hasil, nilai rata-rata pengetahuan 8,12, sikap 29,88 dan perilaku 9,88.��
Penelitian yang didapat oleh peneliti bahwa sebelum dilakukan pendidikan kesehatan, hasil pengetahuan pada kelompok kontrol mendapat nilai yang kurang dibanding dengan kelompok intervensi. Hasil penelitian pada kelompok kontrol mayoritas tingkat pendidikan ibu adalah pendidikan dasar yaitu SD dan SMP. Pengetahuan yang kurang atau minim dapat menyebabkan salahnya orang tua terutama ibu terhadap toilet training pada anak usia 02 - 03 tahun. Peran perawat sebagai pendidik akan membantu permasalahan kesehatan terutama �tentang toilet training.
Penelitian (Hussain et al., 2012) penelitian cross-sectional menyimpulkan bahwa pengetahuan ibu memiliki efek pada kesiapan anak untuk toilet training, dan hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendidikan ibu dan pengetahuan tentang kesiapan anak (fisik, mental dan psikologi) menuju toilet training pada p ≤ 0.05. Selaras penelitian (Kim et al., 2009) umur untuk memulai toilet training harus dimulai setidaknya setelah usia 18 bulan mengingat status perkembangan anak kesiapan fisik anak.
Menurut (Lamb, 1999) pujian dapat diberikan pada anak ketika berhasil dalam toillet training, perawat dapat memberikan nasihat dan dukungan yang tidak hanya akan meningkatkan pengalaman bagi anak tapi meningkatkan harga diri mereka dan keyakinan juga meningkatkan hubungan perawat dengan staf dan orang tua.
Berdasarkan hasil tersebut disarankan agar ibu-ibu yang memiliki toddler perlu meningkatkan pengetahuan tentang toilet training sehingga dapat memberikan bimbingan dan pengarahan yang benar kepada anak serta dapat mempersiapkan anak dalam melakukan toilet training dengan baik sesuai dengan usia pencapaiannya.
Manfaat booklet sebagai media komunikasi pendidikan kesehatan dapat Menimbulkan minat sasaran pendidikan. Penelitian (Srimiyati, 2018) menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan menggunakan booklet berpengaruh bermakna meningkatkan pengetahuan.
Menurut peneliti sikap yang positif akan terwujud apabila pengetahuan yang dimiliki ibu baik. Namun apabila pengetahuan tidak baik maka sikap yang terbentuk adalah negatif. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut (Azwar, 2010) adalah situasi, pengalaman orang lain, pengalaman seseorang dan nilai.
Penelitian (Bridgemohan et al., 2014) menunjukkan bahwa toilet training akan lebih sulit dengan sifat temperamental pada anak-anak. Berdasarkan hasil analisis pada penelitian keberhasilan toilet training dari buang air besar anak anak tidak mengotori celana lebih banyak 41,2 % dibandingkan keberhasilan toilet training pada buang air kecil anak tidak mengompol di celana 17,6 %.
Dalam penelitian ini keberhasilan toilet training dilakukan selama 14 hari, berdasarkan (Rogers, 2013) minimum harus ditinjau selama 3 bulan atau lebih untuk melihat kemajuan perkembangan anak. Penelitian (Igawa et al., 2008) perilaku toilet training pada anak usia 20-36 bulan diamati oleh orang tua di rumah setelah 2 minggu pelatihan. Hasilnya Kelompok intervensi signifikan lebih baik daripada kelompok kontrol pada 14 hari (p = 0,027), Kesimpulan penelitian menunjukkan pedoman yang jelas bagi orang tua pedoman, waktu terbatas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan toilet training, tingkat keberhasilan yang tinggi, dan konflik emosional ringan.
Menurut peneliti jika pengetahuan yang dimiliki oleh ibu baik maka semakin baik pula tindakan dalam menerapkan toilet training pada anak usia 02-03 tahun karena apabila perilaku didasari oleh pendidikan, sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat baik. Selaras dengan penelitian (Saleha et al., 2009) terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang toilet training dengan perilaku ibu dalam melatih toilet training pada anak usia toddler.
3. Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu kelompok intervensi dan kelompok kontrol� sesudah dilakukan pendidikan kesehatan.
Penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada perbedaan yang bermakna pada tingkat pengetahuan dan sikap orang tua pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah dilakukan intervensi.�
Supportive-educative system merupakan salah satu variasi dasar sistem keperawatan dalam melakukan pelayanan keperawatan. Supportive-educative system dilakukan ketika pasien mampu melakukan perawatan diri, namun masih membutuhkan pendidikan pendukung, misalnya dukungan, bimbingan serta pengajaran yang didapat dari perawat (Alligood & Tomey, 2018).
Pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh perawat merupakan suatu upaya meningkatkan tugas perkembangan anak usia 02-03 tahun yaitu salah satu tugas utama toilet training. Orang tua terutama ibu� yang diberikan pendidikan kesehatan tentang toilet training akan mempengaruhi pengetahuan ibu tentang toilet training. Setelah ibu mengetahui tentang toilet training diharapkan dapat menimbulkan sikap yang positif dan kesadaran yang mampu mendorong untuk berperilaku dan akhirnya menyebabkan ibu untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
Pengetahuan orangtua dalam hal ini ibu mengalami peningkatan secara bermakna. Pemberian pendidikan kesehatan dan booklet toilet training akan menjadi lebih efektif, hal ini dikarenakan ibu dapat mengetahui dan membaca berulang kali booklet toilet training di rumah apa yang telah dijelaskan.
Manfaat booklet sebagai media komunikasi pendidikan kesehatan dapat Menimbulkan minat sasaran pendidikan. Penelitian (Srimiyati, 2018) menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan menggunakan booklet berpengaruh bermakna meningkatkan pengetahuan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat Gambaran karakteristik ibu berdasarkan umur didapatkan rata-rata umur ibu pada kelompok intervensi 31.12 tahun dan pada kelompok kontrol 28.71 tahun. Mayoritas berpendidikan sekolah menengah atas yaitu SMA pada kedua kelompok. Karakteristik pengalaman pada kelompok itervensi ibu dengan anak lebih dari satu adalah 55 % dan pada kelompok kontrol ibu dengan anak pertama 59 %.
Terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan, sikap dan perilaku ibu sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi dengan p Value = 0.000 (α <0,005)
Terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan, sikap dan perilaku ibu sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p Value =� ( α <0,005).
BIBLIOGRAFI
Adawiyani, R. (2013). Pengaruh Pemberian Booklet Anemia Terhadap Pengetahuandankepatuhanminum Tabelt Tambah Darah Dan Kadar Hemoglobinibuhamil. Universitas Surabaya. Google Scholar
Al-Mubarak, S., Al-Ali, N., Abou Rass, M., Al-Sohail, A., Robert, A., Al-Zoman, K., Al-Suwyed, A., & Ciancio, S. (2007). Evaluation Of Dental Extractions, Suturing And Inr On Postoperative Bleeding Of Patients Maintained On Oral Anticoagulant Therapy. British Dental Journal, 203(7), E15�E15. Google Scholar
Ali, F., Hussain, K., & Ragavan, N. A. (2014). Memorable Customer Experience: Examining The Effects Of Customers Experience On Memories And Loyalty In Malaysian Resort Hotels. Procedia-Social And Behavioral Sciences, 144, 273�279. Google Scholar
Alligood, M. R., & Tomey, A. M. (2018). Modelos Y Teor�as En Enfermer�a. Elsevier Health Sciences. Google Scholar
Ardani, K., Barbose, G., Margolis, R., Wiser, R., Feldman, D., & Ong, S. (2012). Benchmarking Non-Hardware Balance Of System (Soft) Costs For Us Photovoltaic Systems Using A Data-Driven Analysis From Pv Installer Survey Results. National Renewable Energy Lab.(Nrel), Golden, Co (United States). Google Scholar
Azwar, S. (2010). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Google Scholar
Bridgemohan, P., Bridgemohan, R., & Mohamed, M. (2014). Chemical Composition Of A High Protein Animal Supplement From Moringa Oleifera. African Journal Of Food Science And Technology, 5(5), 125�128. Google Scholar
Dewi, S. R. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Sikap Terhadap Gizi Dan Pola Konsumsi Siswa Kelas Xii Program Keahlian Jasa Boga Di Smk Negeri 6 Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Teknik Boga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Yogyakarta. Google Scholar
Hidayat, Z. (2005). Remaja Indonesia Dan Permasalahan Kesehatan Reproduksi. 14�22. Google Scholar
Hockenberry, M. J., Wilson, D., Winkelstein, M., & Kline, N. E. (2007). Nursing Care Of Infants And Children. St Louis, Mo: Mosby Elsevier. Google Scholar
Hussain, M. S., Fareed, S., Saba Ansari, M., Rahman, A., Ahmad, I. Z., & Saeed, M. (2012). Current Approaches Toward Production Of Secondary Plant Metabolites. Journal Of Pharmacy & Bioallied Sciences, 4(1), 10. Google Scholar
Ibrahim, I., Khan, W. S., Goddard, N., & Smitham, P. (2012). Suppl 1: Carpal Tunnel Syndrome: A Review Of The Recent Literature. The Open Orthopaedics Journal, 6, 69. Google Scholar
Igawa, Y., Wyndaele, J., & Nishizawa, O. (2008). Catheterization: Possible Complications And Their Prevention And Treatment. International Journal Of Urology, 15(6), 481�485. Google Scholar
Kemenkes Ri. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. In M. Boga Hardhana, S.Si, Mm Farida Sibuea, Skm, Msc.Ph Winne Widiantini, Skm (Ed.), Short Textbook Of Preventive And Social Medicine (Pp. 1�497). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Google Scholar
Kim, K. S., Zhao, Y., Jang, H., Lee, S. Y., Kim, J. M., Kim, K. S., Ahn, J.-H., Kim, P., Choi, J.-Y., & Hong, B. H. (2009). Large-Scale Pattern Growth Of Graphene Films For Stretchable Transparent Electrodes. Nature, 457(7230), 706�710. Google Scholar
Lamb, S. (1999). Constructing The Victim: Popular Images And Lasting Labels. Google Scholar
Lestari, P. (2013). Determinants Of Islamic Social Reporting In Syariah Banks: Case Of Indonesia. International Journal Of Business And Management Invention, 2(10), 28�34. Google Scholar
Mardiyaningsih, E. (2018). Penerapan Model Keperawatan Self Care Orem Pada Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Yang Mengalami Kontraksi Dini. Jurnal Keperawatan Maternitas, 3(1), 1�6. Google Scholar
Motta-Roth, D. (2008). An�lise Cr�tica De G�neros: Contribui��es Para O Ensino E A Pesquisa De Linguagem. Delta: Documenta��o De Estudos Em Ling��stica Te�rica E Aplicada, 24, 341�383. Google Scholar
Mukhoirotin, M., Rahmat, I., & Siswosudarmo, R. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Kecemasan Primigravida Dalam Menghadapi Persalinan. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 1(3). Google Scholar
Natalia, S. (2006). Pengaruh� Toilet Training� Terhadap Kejadian Isk Berulang Pada Anak Perempuan Usia 1�5 Tahun. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Google Scholar
Notoatmodjo, S. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. Pt Rineka Cipta. Google Scholar
Richard, O., Michaud, G., & Richer, J. (2005). Implications Of Wmap Observations On Li Abundance And Stellar Evolution Models. The Astrophysical Journal, 619(1), 538. Google Scholar
Rogers, R. (2013). Digital Methods. Mit Press. Google Scholar
Sahin, I., & Shelley, M. (2008). Considering Students� Perceptions: The Distance Education Student Satisfaction Model. Journal Of Educational Technology & Society, 11(3), 216�223. Google Scholar
Saleha, A. A., Myaing, T. T., Ganapathy, K. K., Zulkifli, I., Raha, R., & Arifah, K. (2009). Possible Effect Of Antibiotic-Supplemented Feed And Environment On The Occurrence Of Multiple Antibiotic Resistant Escherichia Coli In Chickens. International Journal Of Poultry Science, 8(1), 28�31. Google Scholar
Srimiyati, S. (2018). Pengetahuan Pencegahan Kaki Diabetik Penderita Diabetes Melitus Berpengaruh Terhadap Perawatan Kaki. Medisains, 16(2), 76�82. Google Scholar
Sulistyowati, R. I., Prayitno, H. J., & Nasucha, Y. (2013). Perilaku Tindak Tutur Ustad Dalam Pengajian: Kajian Sosiopragmatik Dengan Pendekatan Bilingual. Google Scholar
Waugh, N., Scotland, G., Mcnamee, P., Gillett, M., Brennan, A., Goyder, E., Williams, R., & John, A. (2007). Screening For Type 2 Diabetes: Literature Review And Economic Modelling. Health Technology Assessment-Southampton-, 11(17). Google Scholar
Wawan, K. H., & Anneke, K. S. (2011). Kajian Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (Zppi) Di Wilayah Pesisir Indramayu. Prosiding Seminar Nasional Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Untuk Mendukung Pembangunan Nasional, 109�118. Google Scholar
Wilar, L. A., Rattu, A. J. M., & Mariati, N. W. (2014). Kebutuhan Perawatan Orthodonsi Berdasarkan Index Of Orthodontic Treatment Need Pada Siswa Smp Negeri 1 Tareran. E-Gigi, 2(2). Google Scholar
Copyright holder: Sri Yekti Widadi (2022)
|
First publication right: Jurnal Health Sains
|
This article is licensed under:
|