Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 3, No. 1, Januari 2022
PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU ANAK REMAJA USIA 15-18
TAHUN TERHADAP PENGGUNAAN SUNSCREEN DI SMK KESEHATAN YANNAS HUSADA BANGKALAN
Safinatul Hujjah, Selma Siahaan
Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus
1945 Jakarta, Indonesia
Puslitbang Humaniora dan Manajemen
Kesehatan Balitbangkes, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 Januari 2022 Direvisi 15 Januari 2022 Disetujui 25 Januari 2022 |
Sinar
UV dapat memberikan dampak buruk bagi kulit manusia
apabila terpapar terlalu lama (BPOM, 2009). Minimnya
pengetahuan dan rendahnya
tingkat penggunaan
sunscreen pada remaja sehingga
dibutuhkan edukasi yang lebih baik dan lebih maksimal. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan gambaran mengenai hal tersebut dibutuhkan penelitian tentang Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Anak Remaja Usia 15-18 Tahun Terhadap Penggunaan Sunscreen
Di SMK Kesehatan Yannas Husada
di daerah Bangkalan. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden sejumlah 63 orang.
Data yang diperoleh kemudian
dilakukan analisis univariat menggunakan perangkat lunak IBM SPSS dan
uji chi square. Hasil analisis univariat
menunjukkan sebanyak
(4,8%) responden memiliki
tingkat pengetahuan yang baik, (47,6%) memiliki pengetahuan yang cukup baik dan (47,6%) memiliki pengetahuan yang kurang baik terhadap penggunaan sunscreen. Kemudian sebanyak (3,17%) responden memiliki sikap yang baik, (50,79%) memiliki sikap yang cukup baik dan (46,03%) memiliki sikap yang kurang baik terhadap penggunaan sunscreen. Lalu (0%) responden
memiliki perilaku yang baik, (30,2%) memiliki perilaku yang cukup baik dan (69,8%) memiliki perilaku yang kurang baik terhadap penggunaan sunscreen. Uji chi square menunjukkan
seluruh variabel memiliki nilai lebih dari 0,05 sehingga tidak ada hubungan diantara hal tersebut. Anak remaja atau siswa-siswi SMK Kesehatan Yannas Husada memiliki tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku yang cukup baik terhadap penggunaan sunscreen. ABSTRACT UV rays can
have a negative impact on human skin if exposed for too long (BPOM, 2009).
The lack of knowledge and the low level of use of sunscreen in adolescents so
that better and more optimal education is needed. Therefore, to get an
overview of this, research is needed on Knowledge of Attitudes and Behaviors
of Adolescents Aged 15-18 Years Against the Use of Sunscreen at the Yannas Husada Health Vocational
School in the Bangkalan area. Data was collected by
distributing questionnaires to 63 respondents. The data obtained were then
performed with univariate analysis using IBM SPSS software and chi square
test. The results of the univariate analysis showed that as many as (4.8%) of
respondents had a good level of knowledge, (47.6%) had a fairly good
knowledge and (47.6%) had a poor knowledge of the use of sunscreen. Then as
many as (3.17%) respondents have a good attitude, (50.79%) have a fairly good
attitude and (46.03%) have a bad attitude towards the use of sunscreen. Then
(0%) respondents have good behavior, (30.2%) have quite good behavior and (69.8%)
have bad behavior towards the use of sunscreen. The chi square test shows
that all variables have a value of more than 0.05 so there is no relationship
between them. Teenagers or students of Yannas Husada Health Vocational School have a fairly good level
of knowledge, attitude and behavior towards the use of sunscreen |
Kata Kunci: sunscreen; pengetahuan; sikap; perilaku Keywords: sunscreen;
knowledge; attitude; behavior |
Pendahuluan
Sinar
matahari memiliki panjang gelombang 10-400 nm yang disebut dengan sinar
ultraviolet (UV) (Isfardiyana, 2014). Sinar
UV terbagi menjadi sinar UVA, UVB, dan UVC (Setiati, 2008).
Sinar UV bermanfaat untuk manusia, salah satunya untuk mensintesis vitamin dan
juga berfungsi untuk membunuh bakteri. Namun, sinar UV juga dapat memberikan
dampak buruk bagi kulit manusia apabila terpapar terlalu lama (BPOM, 2009).
Radiasi
sinar UV pada kulit dapat memberikan efek akut dan kronik pada kulit. Efek akut
yaitu terjadinya sunburn, respon pigmentasi (melanogenesis/ tanning),
immunosupresi serta kerusakan jaringan konektif dermis (Yaar, 1995). Menurut (Tahir & Jumina, 2002),
pigmentasi, eritema dan fotosensitivitas merupakan perubahan-perubahan jangka
pendek atau perubahan akut yang dapat terjadi akibat paparan sinar UV matahari.
Paparan radiasi UV sinar matahari terhadap kulit secara terus-menerus dapat
menyebabkan efek kronis hingga kulit mengalami perubahan struktur dan komposisi
(Droge, 2002; Kockler et al., 2012). Efek kronis atau
efek jangka panjang yang dapat terjadi seperti penuaan dini dan keganasan atau
meningkatnya resiko kanker kulit seperti melanoma (Tahir & Jumina, 2002).
Indonesia
merupakan negara dengan paparan sinar matahari yang cukup lama sehingga
penggunaan tabir surya sangat dianjurkan (Tranggono & Latifah, 2007)
untuk mengurangi efek buruk dari paparan sinar matahari. Sunscreen termasuk ke
dalam jenis tabir surya kimia atau tabir surya organik. Tabir surya kimia
melindungi kulit dengan cara menyerap sinar matahari atau sinar UV dan
mengubahnya menjadi energi panas (Hari et al., 2013; Lewies et al., 2014)
Hasil
riset yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan kalangan remaja usia 15-20
tahun yang sedang dalam masa pubertas kurang peduli terhadap kesehatan
kulitnya, terutama pada kulit wajah. Oleh karena itu, untuk mendapatkan gambaran
mengenai hal tersebut dibutuhkan penelitian tentang Pengetahuan Sikap Dan
Perilaku Anak Remaja Usia 15-18 Tahun Terhadap Penggunaan Sunscreen Di Smk
Kesehatan Yannas Husada di daerah Bangkalan agar dapat digunakan sebagai bukti
ilmiah terhadap pentingnya penggunaan sunscreen pada remaja.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dalam bentuk survei
dengan pendekatan kuantitatif menggunakan kuisioner. Desain penelitian menggunakan desain penelitian potong lintang atau cross sectional. Analisis data menggunakan analisis univariat.
Pengambilan data dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan secara online menggunakan google form yang disebar
melalui grup whatssapp tiap angkatan dengan meminta bantuan kepada guru di sekolah tersebut. Validasi isi kuesioner dilakukan
terhadap 6 orang sesuai kriteria responden namun tidak termasuk
ke dalam sampel. Jumlah sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 63 orang dari total populasi 157 orang dihitung dengan rumus slovin.
Responden memiliki pengetahuan,
sikap dan perilaku yang jika pada setiap kategori pertanyaan responden memiliki nilai sebagai berikut:
a)����������� Baik���������������� :
67-100
b)����������� Cukup Baik����� : 33-66
c)����������� Buruk�������������� :
1-32
�Hasil dan Pembahasan
Tabel 1
Data Sebaran Karakteristik
Responden
Karakteristik Responden (n=63) |
|||
Jumlah |
Persentase (%) |
Mean |
|
Usia (tahun) |
|||
15 |
1 |
1.6 |
17 |
16 |
22 |
34.9 |
|
17 |
23 |
36.5 |
|
18 |
17 |
27 |
|
Jenis Kelamin |
|||
Perempuan |
60 |
95.2 |
Perempuan |
Laki-Laki |
3 |
4.8 |
|
Kelas |
|||
10 |
21 |
33,33 |
11,00 |
11 |
20 |
31,75 |
|
12 |
22 |
34,92 |
Usia responden rata-rata adalah 17 tahun dari rentang
usia 15-18 tahun. Responden dengan usia 15 tahun hanya
(1,6%), usia 16 tahun sebanyak (34,9%), usia 17 tahun dengan jumlah
terbanyak yaitu (36,5%) sedangkan usia 18 tahun sebanyak (27%). Mayoritas responden adalah perempuan (95,2%) dan laki-laki (4,85) dari total 63 orang. Sedangkan responden yang menduduki kelas 10 sebanyak (33,33%), kelas 11 sebanyak (31,75%) dan kelas 12 sebanyak (34,92%).
Sinar UV dapat memberikan dampak buruk bagi
kulit manusia apabila terpapar terlalu lama (BPOM, 2009).
Sebanyak (95,2%) responden mengetahui bahwa sinar matahari dapat memberikan dampak buruk terhadap
kulit.
Hasil penelitian menunjukkan
hanya (3,2%) responden yang
menjawab dengan tepat mengapa sinar
matahari dapat memberikan dampak buruk terhadap kulit. Salah satunya akibat radiasi sinar UV pada kulit dapat memberikan efek akut pada kulit (Yaar, 1995).
Paparan sinar matahari terhadap kulit secara terus-menerus
dapat menyebabkan kulit mengalami perubahan struktur dan komposisi (Droge, 2002; Kockler et al., 2012).
Tabel 2
Gambaran Jawaban Tepat Siswa-Siswi SMK Kesehatan Yanna Husada terhadap
Kuesioner Pengetahuan
(n=63)
No. |
Pertanyaan |
Jawaban Tepat n (%) |
Bobot = 100 |
1. |
Sinar matahari dapat memberikan dampak buruk terhadap kulit |
60 (95,2) |
3,35 |
2. |
Penyebab sinar matahari dapat memberikan dampak buruk terhadap kulit |
2 (3,2) |
8,66 |
3. |
Dampak buruk yang dapat terjadi akibat paparan sinar matahari |
12 (19) |
10 |
4. |
Waktu aman untuk terpapar sinar matahari |
33 (52,4) |
5 |
5. |
Terdapat kosmetik yang dapat melindungi dari sinar matahari |
60 (95,2) |
3,35 |
6. |
Kosmetik� yang dapat melindungi
dari sinar matahari |
60 (95,2) |
5 |
7. |
Waktu seseorang
perlu menggunakan sunscreen |
6 (9,5) |
5 |
8. |
Alasan seseorang perlu menggunakan sunscreen pada jam tertentu |
8 (12,7) |
8,66 |
9. |
Hal yang dapat dicegah dari penggunaan sunscreen
yang dilakukan secara
teratur |
3 (4,8) |
8,66 |
10. |
Manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan sunscreen |
22 (34,9) |
8,66 |
11. |
Kepanjangan SPF |
33 (52,4) |
5 |
12. |
Nilai minimal SPF yang paling ideal |
40 (63,5) |
5 |
13. |
Kepanjangan PA |
43 (68,3) |
5 |
14. |
Jenis warna kulit yang memerlukan sunscreen |
21 (33,3) |
10 |
15. |
Hal yang menyebabkan keefektifan sunscreen berkurang |
3 (4,8) |
8,66 |
Sebanyak (19%) responden menjawab dengan tepat dampak
buruk yang dapat terjadi terhadap kulit akibat radiasi
sinar UV. UVA dapat menyebabkan timbulnya tumor jinak pada kulit maupun kanker kulit.
Efek buruk dari radiasi UVB dapat menyebabkan kerusakan DNA baik secara langsung maupun tidak langsung,
stress oksidatif, penuaan dini, berbagai efek terhadap sistem
imun hingga tumor kulit. Radiasi dari UVC dapat merusak molekul DNA dengan kekuatan yang dapat menembus kulit sampai 60-80 nm (Nichols & Katiyar, 2010).
�� Pukul
07.00 pagi merupakan waktu saat intensitas
UVB dari sinar matahari berada pada level rendah. Intensitas tersebut semakin meningkat hingga pukul 11.00. Intensitas ini kemudian terus
menurun hingga pada pukul 16.00 berada pada level
yang sama seperti pukul 07.00 (Setiati, Siti.
2008). Responden yang menjawab
dengan tepat pertanyaan mengenai waktu aman untuk
kulit terpapar sinar matahari sebanyak (52,4%).
Perlindungan kimiawi pada kulit agar terlindung dari sinar matahari yaitu dengan menggunakan
produk kosmetika seperti tabir surya
atau sunscreen (Dewi & Neti, 2013; Watson, 2016)
Responden mengetahui terdapat kosmetika yang dapat melindungi kulit dari sinar
matahari dilihat dari jawaban tepat
responden sebanyak (95,2%).
Responden juga mengetahui kosmetika tersebut adalah sunscreen terlihat pada pertanyaan tersebut responden menjawab dengan tepat sebanyak
(95,2%).
Kulit perlu dilindungi dengan sunscreen saat intensitas sinar matahari meningkat. Hanya sedikit yang mampu menjawab dengan tepat mengenai
waktu seseorang perlu menggunakan sunscreen yaitu sebanyak (9,5%). Mengenai alasan seseorang perlu menggunakan sunscreen pada jam tersebut
tentunya berkaitan dengan intesitas sinar matahari. Namun hanya sedikit
yang mampu menjawab dengan benar yaitu
sebanyak (12,7%).
Tabir surya atau sunscreen dapat mencegah atau meminimalisir kulit dari pengaruh
buruk sinar matahari baik akut
(jangka pendek) maupun kronik atau
jangka panjang (Minerva, 2019).
hal yang dapat dicegah dari penggunaan
sunscreen yang dilakukan secara
teratur sedikit sekali responden yang menjawab dengan benar yaitu sebanyak
(4,8%).
Penggunaan sunscreen dapat memantulkan radiasi sinar UV pada kulit yang sering terpapar sinar UV (Minerva, 2018).
Manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan sunscreen terdapat
(34,9%) responden yang menjawab
dengan benar.
SPF (Sun Protection Factor) merupakan tanda kekuatan atau lamanya suatu
sunscreen dalam melindungi kulit dari sinar
matahari (Minerva, 2019).
Pertanyaan mengenai kepanjangan SPF dijawab dengan tepat oleh (52,4%) responden.
SPF yang dibutuhkan untuk
daerah tropis seperti Indonesia adalah diatas 15 yaitu 30 (Poon & Barnetson, 2002). pertanyaan mengenai nilai minimal SPF paling ideal adalah
sebesar (63,5%) responden
yang menjawab dengan tepat.
PA adalah singkatan dari Protection Grade of UVA yang merupakan
tanda dalam menunjukkan tingkat perlindungan sunscreen terhadap
UVA. Semakin banyak tanda (+) di depan PA berarti semakin tinggi pula proteksi sunscreen tersebut terhadap UVA (Ho, 2001).
Pertanyaan mengenai kepanjangan PA berhasil dijawab dengan benar sebanyak (68,3%) dari seluruh total responden.
Setiap warna kulit memiliki
reaksi atau derajat kepekaan yang berbeda terhadap sinar matahari. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah melanin dalam kulit. Orang berkulit gelap memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dibandingkan orang berkulit putih. Namun bukan berarti
orang berkulit gelap tidak mengalami efek buruk dari
sinar matahari, hanya saja butuh
paparan yang lebih kuat untuk melihat
gejalanya (Bambang Noviansyah, 2016; Supriyatno et al., 2010).
Dari teori tersebut dapat diketahui semua jenis warna
kulit tetap memerlukan sunscreen. Pertanyaan mengenai warna kulit yang memerlukan sunscreen sebanyak (33,3%) responden menjawab dengan benar.
Efektivitas sunscreen ditentukan oleh cara pakai, diantaranya adalah jumlah yang cukup, pemakaian yang teratur setiap hari, waktu pemakaian,
pemakaia ulang serta kadar (nilai
SPF) (Bambang Noviansyah, 2016; Basri, 2014). Terdapat (4,8%) responden yang menjawab dengan benar pertanyaan tentang hal yang menyebabkan keefektifan sunscreen
berkurang.
Gambar 1
Gambaran persentase nilai pengetahuan siswa-siswi SMK Kesehatan Yannas Husada
Sebanyak (95,2%) dari total 63 responden menyatakan menggunakan sunscreen merupakan hal yang penting bagi mereka.
Hal paling penting dalam memilih sunscreen yang akan dibeli yaitu dengan
memperhatikan nomor izin edar, tanggal
kadaluwarsa dan nilai SPF. Namun, sikap responden
dalam memilih sunscreen
yang akan dibeli masih banyak yang kurang atau tidak
tepat terlihat dari persentase jawaban tepat hanya
berjumlah (44,4%).
Tabel 3
Gambaran Jawaban Tepat Siswa-Siswi SMK Kesehatan Yannas Husada terhadap
Kuesioner Sikap (n=63)
No. |
Pertanyaan |
Jawaban Tepat n (%) |
Bobot (= 100) |
1. |
Menggunakan sunscreen merupakan hal yang penting bagi anda |
60 (95,2) |
7 |
2. |
Pertimbangan anda dalam memilih sunscreen yang akan
dibeli |
28 (44,4) |
11 |
3. |
Pertimbangan anda dalam memilih sunscreen berdasarkan
nilai SPF |
15 (23,8) |
11 |
4. |
Nilai SPF yang akan
anda pilih |
41 (65,1) |
8 |
5. |
Bagian tubuh yang menurut anda paling perlu menggunakan sunscreen |
8 (12,7) |
11 |
6. |
Lama sunscreen dapat terserap
ke dalam kulit |
10 (15,9) |
8 |
7. |
Pemilihan sunscreen berdasarkan jenis |
41 (65) |
11 |
8. |
Alasan menggunakan
sunscreen |
17 (26,98) |
11 |
9. |
Cara yang dilakukan
untuk melindungi kulit dari sinar
matahari jika tidak ada sunscreen |
1 (1,5) |
11 |
10. |
Alasan ketika
tidak atau lupa menggunakan sunscreen |
4 (6,3) |
11 |
Warna kulit mempengaruhi sensitivitas kulit terhadap sinar matahari karena jumlah melanin yang juga berbeda
pada setiap warna kulit (Cahyono & Widiati, 2015)
sehingga warna kulit berpengaruh terhadap pemilihan sunscreen. Pekerja lapangan menerima paparan sinar matahari sebanyak (10%-70%) setiap harinya dibandingkan pekerja kantoran yang hanya menerima (6%) paparan sinar matahari
setiap harinya (Astuti & Pamudji, 2015).
Hal ini menandakan jenis aktivitas di luar atau di dalam
atau di luar ruangan berpengaruh terhadap pemilihan sunscreen. Sinar matahari di suatu daerah dalam
hal ini Indonesia sebagai daerah dengan intensitas paparan sinar matahari
yang tinggi sepanjang tahunnya (Rahmawati et al., 2018).
Sebanyak (23,8%) responden menjawab dengan tepat.
Nilai SPF yang baik adalah
di atas 15 (Minerva, 2018).
Untuk daerah tropis perlu SPF diatas 15 yaitu 30 serta diperlukan SPF 30+ agar terhindar dari erithema dan sunburn (Poon & Barnetson, 2002).
Terdapat (65,1%) yang menjawab
dengan tepat pemilihan SPF 30.
Pemakaian sunscreen tidak terbatas pada area wajah saja, tetapi
juga pada bagian tubuh lain
yang sering terpapar sinar matahari seperti leher, tangan, lengan, kaki hingga betis atau
bagian tubuh lainnya. Namun, hanya (12,7%) responden yang menyikapi penggunaan sunscreen perlu pada wajah, leher, tangan dan lengan serta kaki dan betis.
Waktu pemakaian sunscreen paling baik agar sunscreen dapat optimal
terserap ke dalam kulit adalah
15-30 menit sebelum keluar rumah atau
terpapar sinar matahari (Minerva, 2018). Sebanyak (15,9%) responden yang menjawab dengan tepat mengenai lama sunscreen dapat terserap ke dalam kulit.
Sebanyak (65%) responden memilih sunscreen yang mampu melindungi dari sinar UVA dan UVB terlihat persentase yang dijawab dengan tepat. Sunscreen yang mampu melindungi dari UVA dan UVB merupakan spektrum luas yang memiliki potensi alergi lebih rendah sehingga
lebih aman digunakan oleh anak-anak dimana kulit anak-anak
lebih sensitif dibandigkan kulit orang dewasa (Minerva, 2019).
Alasan responden menggunakan sunscreen dengan jawaban tepat (26,98%). Kebanyakan responden hanya memilih salah satu dari kedua pilihan
tepat sehingga diperoleh jawaban tepat dengan persentase
yang juga sedikit. Hal ini sesuai dengan penelitian
(Tasya Suherman, 2021)
menunjukkan responden telah paham akan
pentingnya penggunaan sunscreen
namun sikap mereka menggunakan sunscreen masih banyak yang kurang tepat.
Responden menjawab pertanyaan dengan tepat yaitu
(1,5%). Sedikit sekali responden yang memilih semua pilihan sehingga
diperoleh jawaban tepat yang sedikit pula. Kebanyakan responden memilih menggunakan pakaian lengan panjang atau tertutup
jika tidak ada sunscreen. Hal ini sama dengan hasil
penelitian yang dilakukan
oleh (Tasya Suherman, 2021)
bahwa responden lebih memilih memakai
pakaian tertutup.
Alasan responden tidak menggunakan sunscreen masih banyak yang tidak tepat dilihat dari
persentase jawaban tepat hanya (6,3%). Responden tidak memakai sunscreen karena malas
dan terburu-buru. Ini bukanlah jawaban tepat, karena dilihat
dari hal tersebut berarti responden tahu pentingnya sunscreen namun sikap dalam memakainya
masih sangat rendah. Hasil ini sama dengan
hasil yang diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh (Tasya Suherman, 2021)
bahwa responden telah paham akan
pentingnya penggunaan
sunscreen namun sikap mereka terhadap penggunaan sunscreen masih rendah.
Gambar 2
Gambaran Sikap Siswa-Siswi
SMK Kesehatan Yannas Husada
Untuk mencegah kulit terpapar sinar matahari diperlukan penggunaan sunscreen secara teratur dan dengan jumlah yang cukup (Setyowibowo et al., 2017; Stafford et al., 2002)
Responden menggunakan sunscreen
setiap hari secara teratur hanya (63,5%)
Seperti yang telah diketahui penggunaan sunscreen adalah terhadap seluruh bagian tubuh yang terkena sinar matahari.
Namun, sedikit sekali atau hanya
sebesar (3,2%) responden
yang menjawab dengan tepat bagian tubuh
yang mereka pakaikan
sunscreen. Kebanyakan dari responden menggunakan sunscreen hanya pada wajah saja.
Kosmetik yang berfungsi melindungi kulit dari sinar
matahari disebut sunscreen (Tranggono & Latifah, 2007).
Artinya ketika melakukan aktivitas apapun yang membuat kulit terkena sinar
matahari hendaknya menggunakan sunscreen sebagai perlindungan kulit. responden yang menjawab dengan tepat bahwa
semua aktivitas yang terdapat dalam pilihan merupakan aktivitas yang perlu menggunakan sunscreen hanya
(17,5%).
Tabel 4
Gambaran Jawaban Tepat Siswa-Siswi SMK Kesehatan Yannas Husada terhadap
Kuesioner Perilaku (n=63)
No. |
Pertanyaan |
Jawaban Tepat n (%) |
Bobot (= 100) |
1. |
Menggunakan sunscreen
setiap hari secara teratur |
40 (63,5) |
8 |
2. |
Bagian tubuh
yang selalu anda pakaikan sunscreen |
2 (3,2) |
11,5 |
3. |
Aktivitas yang membuat anda menggunakan sunscreen |
11 (17,5) |
11,5 |
4. |
Waktu pemakaian
sunscreen yang paling tepat bagi anda |
6 (9,5) |
10 |
5. |
Tiap berapa jam penggunakan ulang sunscreen |
9 (14,3) |
10 |
6. |
Hal-hal yang menyebabkan anda lupa atau sengaja
tidak menggunakan ulang sunscreen |
10 (15,9) |
11,5 |
7. |
Jumlah pemakaian sunscreen yang anda
pakai untuk wajah dan leher |
29 (46) |
10 |
8. |
Anda membeli kembali produk sunscreen jika
sudah habis |
1 (1,6) |
11,5 |
9. |
Menggunakan produk make up
(seperti bedak) yang mengandung SPF tetap menggunakan sunscreen |
57 (90,5) |
8 |
10. |
Tetap menggunakan sunscreen meski
menggunakan produk make
up ber SPF |
46 (73) |
8 |
Waktu penggunaan sunscreen yang paling tepat adalah 15-30 menit sebelum kulit
terpapar sinar matahari atau sebelum
keluar rumah (Minerva, 2019).
Hanya sebanyak (9,5%) responden yang menjawab dengan benar waktu
penggunaan sunscreen yang paling tepat.
Penggunaan sunscreen perlu diulang setiap
2 jam sekali setelah beraktivitas (Lim et al., 2009). Namun hanya (14,3%) responden yang melakukan penggunaan ulang sunscreen setiap 2 jam sekali
Jumlah Penggunaan sunscreen jika dihitung dengan pengukuran sendok teh yaitu sebanyak
1 sendok teh (5 ml) (Alexandra & Sinaga, 2021).
Berdasarkan anjuran dokter estetika adalah sebanyak 2 ruas jari untuk
wajah dan leher. Sebanyak (46%) responden yang menjawab dengan benar.
Responden yang menjawab pertanyaan dengan tepat hanya
berjumlah (1,6%). Kebanyakan
responden membeli sunscreen
di supermarket atau minimarket padahal
semua pilihan pada pertanyaan ini adalah pilihan tepat yang bisa menjadi tempat bagi responden membeli sunscreen.
Responden selalu membeli kembali sunscreen yang biasa mereka pakai jika
telah habis. Terlihat sebanyak (90,5%) responden menjawab dengan tepat. Menurut
(Minerva, 2019)
sunscreen yang digunakan pada wajah
dibiarkan meyerap terlebih dahulu sebelum menggunakan make up. Artinya meski menggunakan
make up tetap perlu menggunakan sunscreen. Sebanyak
(73%) responden tetap memakai sunscreen meski mereka menggunakan produk make up ber SPF.
Gambar 3
Gambaran Perilaku Siswa-Siswi SMK Kesehatan Yannas Husada
Tabel 5
Tabel Uji Chi Square
No. |
Variabel |
Nilai P |
1. |
Hubungan pengetahuan
dan sikap siswa terhadap penggunaan sunscreen |
0,223 |
2. |
Hubungan pengetahuan
dan perilaku siswa terhadap penggunaan sunscreen |
0,223 |
3. |
Hubungan sikap dan perilaku siswa terhadap penggunaan sunscreen |
0,199 |
Hasil analisis dengan
chi square menunjukkan keseluruhan
variabel memiliki nilai lebih dari
(0,05) sehingga dapat dikatakan tidak ada hubungan diantara
hal tersebut. Baik itu hubungan
pengetahuan dan sikap, hubungan pengetahuan dan perilaku serta Hubungan sikap dan perilaku siswa terhadap penggunaan sunscreen.
Kesimpulan
Anak remaja dalam hal ini siswa-siswi
SMK Kesehatan Yannas Husada
memiliki tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku yang cukup baik terhadap penggunaan
sunscreen.
Sebanyak (4,8%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik terhadap penggunaan
sunscreen, sebanyak (47,6%) memiliki
pengetahuan yang cukup baik dan sisanya sebanyak (47,6%) memiliki pengetahuan yang buruk terhadap penggunaan sunscreen.
Sebanyak (3,17%) responden memiliki sikap yang baik terhadap penggunaann sunscreen, sebanyak (50,79%) memiliki sikap yang cukup baik dan sebanyak (46,03%) memiliki sikap yang buruk terhadap penggunaan sunscreen.
Sebanyak (0%) responden memiliki perilaku yang baik terhadap penggunaann sunscreen, sebanyak (30,2%) memiliki perilaku yang cukup baik dan sebanyak (69,8%) memiliki perilaku yang buruk terhadap penggunaan sunscreen.
Tidak ada hubungan diantara
pengetahuan-sikap, pengetahuan-perilaku
serta sikap-perilaku yang dianalisis secara chi square.
BIBLIOGRAFI
Alexandra,
J., & Sinaga, K. P. (2021). Machine Learning Approaches For Marketing
Campaign In Portuguese Banks. 2021 3rd International Conference On Cybernetics
And Intelligent System (ICORIS), 1�6. Google Scholar
Astuti,
P., & Pamudji, S. (2015). Analisis Pengaruh Opini Going Concern,Likuiditas,Solvabilitas,Arus
Kas, Umur Perusahaan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kemungkinan Financial
Distress. Diponegoro Journal Of Accounting, 0(0), 142�152. Google Scholar
Bambang
Noviansyah. (2016). Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Jasa Bengkel Motor Resmi
Di Kota Pangkalpinang. Universitas Bangka Belitung. Google Scholar
Basri,
N. R. (2014). Hubungan Gula Darah Sewaktu Dengan Kejadian Fluor Albus Pada
Wanita Hamil Usia 13-40 Minggu Di RS Prikasih Pondok Labu Periode Januari-April
2014. Google Scholar
BPOM,
R. I. (2009). Pangan Jajanan Anak Sekolah. Badan Pengawas Obat Dan Makanan, Jakarta. Google Scholar
Cahyono,
B. Y., & Widiati, U. (2015). The Teaching Of EFL Vocabulary In The Indonesian
Context: The State Of The Art. TEFLIN Journal, 19(1), 1�17. Google Scholar
Dewi,
M., & Neti, S. (2013). AZ Tentang Kosmetik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo. Google Scholar
Droge,
W. (2002). Free Radicals In The Physiological Control Of Cell Function. Physiological
Reviews, 82(1), 47�95. Google Scholar
Hari,
P., Nikinmaa, E., Pohja, T., Siivola, E., B�ck, J., Vesala, T., & Kulmala, M.
(2013). Station For Measuring Ecosystem-Atmosphere Relations: SMEAR. In Physical
And Physiological Forest Ecology (Pp. 471�487). Springer. Google Scholar
Isfardiyana,
S. H. (2014). Pentingnya Melindungi Kulit Dari Sinar Ultraviolet Dancara
Melindungikulit Dengan Sunblock Buatan Sendiri. Asian Journal Of Innovation And
Entrepreneurship, 3(2), 126�133. Google Scholar
Kockler,
J., Oelgem�ller, M., Robertson, S., & Glass, B. D. (2012). Photostability Of
Sunscreens. Journal Of Photochemistry And Photobiology C: Photochemistry
Reviews, 13(1), 91�110. Google Scholar
Lewies,
A., Van Dyk, E., Wentzel, J. F., & Pretorius, P. J. (2014). Using A Medium-Throughput
Comet Assay To Evaluate The Global DNA Methylation Status Of Single Cells. Frontiers
In Genetics, 5, 215. Google Scholar
Lim,
W. S., Baudouin, S. V, George, R. C., Hill, A. T., Jamieson, C., Le Jeune, I., Macfarlane,
J. T., Read, R. C., Roberts, H. J., & Levy, M. L. (2009). BTS Guidelines
For The Management Of Community Acquired Pneumonia In Adults: Update 2009. Thorax,
64(Suppl 3), Iii1�Iii55. Google Scholar
Minerva,
P. (2018). Hiperpigmentasi. Google Scholar
Minerva,
P. (2019). Masker Tradisional Brokoli Untuk Perawatan Kulit Wajah Kering. Jurnal
Kapita Selekta Geografi, 2(8), 118�130. Google Scholar
Nichols,
J. A., & Katiyar, S. K. (2010). Skin Photoprotection By Natural Polyphenols:
Anti-Inflammatory, Antioxidant And DNA Repair Mechanisms. Archives Of Dermatological
Research, 302(2), 71�83. Google Scholar
Poon,
T. S. C., & Barnetson, R. S. (2002). The Importance Of Using Broad Spectrum
SPF 30+ Sunscreens In Tropical And Subtropical Climates. Photodermatology, Photoimmunology
& Photomedicine, 18(4), 175�178. Google Scholar
Rahmawati,
R., Muflihunna, A., & Amalia, M. (2018). Analisis Aktivitas Perlindungan
Sinar Uv Sari Buah Sirsak (Annona Muricata L.) Berdasarkan Nilai Sun Protection
Factor (SPF) Secara Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Fitofarmaka Indonesia,
5(2), 284�288. Google Scholar
Setiati,
S. (2008). Pengaruh Pajanan Sinar Ultraviolet B Bersumber Dari Sinar Matahari
Terhadap Konsentrasi Vitamin D (25 (OH) D) Dan Hormon Paratiroit Pada Perempuan
Usia Lanjut Indonesia. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National
Public Health Journal), 2(4), 147�153. Google Scholar
Setyowibowo,
H., Sijbrandij, M., Iskandarsyah, A., Hunfeld, J. A. M., Sadarjoen, S. S., Badudu,
D. F., Suardi, D. R., & Passchier, J. (2017). A Protocol For A Cluster-Randomized
Controlled Trial Of A Self-Help Psycho-Education Programme To Reduce Diagnosis
Delay In Women With Breast Cancer Symptoms In Indonesia. BMC Cancer, 17(1),
1�8. Google Scholar
Stafford,
L. J., Xia, C., Ma, W., Cai, Y., & Liu, M. (2002). Identification And
Characterization Of Mouse Metastasis-Suppressor Kiss1 And Its G-Protein-Coupled
Receptor. Cancer Research, 62(19), 5399�5404. Google Scholar
Supriyatno,
B., Said, M., Hermani, B., Sjarif, D. R., & Sastroasmoro, S. (2010). Risk Factors
Of Obstructive Sleep Apnea Syndrome In Obese Early Adolescents: A Prediction
Model Using Scoring System. Paediatric Respiratory Reviews, 11(1),
1. Google Scholar
Tahir,
I., & Jumina, Y. I. (2002). Analisis Aktivitas Perlindungan Sinar UV Secara
In Vitro Dan In Vivo Dari Beberapa Senyawa Ester Sinamat Produk Reaksi
Kondensasi Benzaldehida Tersubstitusi Dan Alkil Asetat. Makalah Pada Seminar
Nasional Kimia XI. Yogyakarta. Jurusan Kimia FMIPA UGM. Google Scholar
Tasya
Suherman, R. (2021). Tingkat Keterlibatan Mahasiswa Universitas Multimedia
Nusantara Dalam Pembelajaran Daring. Universitas Multimedia Nusantara. Google Scholar
Tranggono,
R. I., & Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama, 3(47), 58�59. Google Scholar
Watson,
G. (2016). Responsibility And The Limits Of Evil: Variations On A Strawsonian Theme.
In Free Will And Reactive Attitudes (Pp. 127�154). Routledge. Google Scholar
Yaar,
M. (1995). Biochemical And Molecular Changes In Photoaged Skin. Photodamage.
Google Scholar
Copyright holder: Safinatul Hujjah,
Selma Siahaan (2022) |
First publication right: Jurnal Health Sains |
This article
is licensed under: |