Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 2, No. 11, November 2021
GAMBARAN KADAR GLUKOSA PADA PENDERITA OBESITAS
Rina Setyawati
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan
Sosial Indonesia. Jakarta, Indonesia
Email: [email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 November 2021 Direvisi 15 November 2021 Disetujui 25 November 2021 |
Obesitas atau berat badan berlebih merupakan faktor predisposisi terhadap berbagai penyakit, salah satunya karena penumpukan jaringan lemak menimbulkan resistensi insulin dan menyebabkan
peningkatan kadar gula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar glukosa pada penderita obesitas. Metode penelitian ini dilakukan melalui kajian literatur yang berasal dari berbagai penelitian yang terkait, tahapan dimulai dari pengumpulan data, melakukan pendalaman terhadap masalah yang akan dikaji, kemudian mengolah dan menganalisa data yang diperoleh.
Dari hasil literatur diperoleh beberapa gambaran kadar glukosa dengan berbagai kriteria responden yang berbeda. Berdasarkan gambaran dari berbagai hasil penelitian diperoleh hasil bahwa ada perbedaan
nilai kadar gula darah sewaktu pada orang obesitas dan non obesitas serta tidak ada
hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien DM. ABSTRACT Obesity or excess body weight is a predisposing factor for various
diseases, one of which is because the accumulation of fatty tissue causes
insulin resistance and causes an increase in sugar levels. This study aims to
determine the description of glucose levels in obese patients. This research
method is carried out through literature review that comes from various
related studies, the stages starting from data collection, deepening the
problem to be studied, then processing and analyzing the data obtained. From
the literature results obtained several descriptions of glucose levels with
various criteria for different respondents. Based on the description of
various research results, it is found that there are differences in the value
of blood sugar levels in obese and non-obese people and there is no
relationship between physical activity and fasting blood glucose levels in DM
patients. |
Kata Kunci: obesitas; kadar glukosa; diabetes Keywords: obesity; glucose levels; diabetes |
Pendahuluan
Makanan yang berlimpah,
gaya hidup yang tidak aktif, pola
makan yang tidak sehat, semua faktor
ini membuat sulit untuk menghindari
kenaikan berat badan (Priyani & Makful, 2018).� Gaya hidup remaja saat ini
yang sering melewatkan sarapan dan lebih suka mengkonsumsi fast food,
serta cenderung sedentary
lifestyle, membuat remaja
berisiko untuk menderita obesitas (Kusoy, 2013).
Kegemukan membuat tubuh menjadi rawan
menderita penyakit degenerative
(Suiraoka, 2015).
Obesitas berkaitan satu dengan yang lain terhadap resistensi insulin maupun penyakit diabetes mellitus
tipe II (Sulistyoningrum, 2010).
Berat badan berlebih dan obesitas merupakan faktor predisposisi terhadap banyak penyakit., yakni resistensi insulin yang menyebabkan
peningkatan kadar gula darah sehingga dapat jatuh pada diabetes
mellitus tipe 2, Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan penyakit lainnya (Kopelman, 2000).
Diabetes Melitus (DM) merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia)
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau gabungan keduanya
(Guntur et al., 2014).
Meningkatnya penumpukan
jaringan lemak pada orang obesitas
dapat menimbulkan resistensi insulin, sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa dalam
darah (Chiluwa, 2013).
Hormon insulin yang berasal
dari sel beta pankreas, merangsang hepatosit dan otot rangka melakukan proses glikogenesis yaitu sintesis glikogen (Basri, 2014). Insulin menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino darah serta mendorong penyimpanan bahan-bahan tersebut (Sherwood, 2001). Pada latihan jasmani juga akan terjadi peningkatan
aliran darah, menyebabkan lebih banyak jala-jala kapiler terbuka hingga lebih banyak
tersedia reseptor insulin
dan reseptor menjadi lebih aktif (Manaf, 2009).
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar glukosa pada penderita obesitas.
Metode Penelitian
Penelitian
ini dilakukan dengan melakukan kajian literatur yang berasal dari berbagai
penelitian yang terkait. Tahapan pengumpulan data: melakukan pengumpulan artikel ilmiah, melakukan pendalaman secara teoritis terkait rumusan masalah yang akan dikaji, kemudian mengolah dan menganalisa data
yang diperoleh.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Penelitian
Berdasarkan
hasil dari studi literatur tentang Gambaran Kadar Glukosa
pada penderita Obesitas, diperoleh beberapa artikel ilmiah yang sesuai untuk dibahas.
Pada artikel-artikel tesebut
dibahas mengenai gambaran kadar glukosa dengan berbagai kriteria responden yang berbeda.
Hasil penelitian (Anofi et al., 2018)
menunjukkan bahwa tidak terjadi peningkatan
kadar gula darah pada seluruh mahasiswa obesitas usia 18-22 dengan berbagai aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat yang diukur berdasarkan kadar gula darah sewaktu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hariyanto, 2013)
yang melihat hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa pada pasien DM tipe di dapatkan bahwa tidak ada hubungan
antara aktivitas fisik dengan kadar
gula darah pada pasien DM.
Pada penelitian (Azitha et al., 2018)
juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara aktivitas fisik dengan kadar
glukosa darah puasa pada pasien DM .
Hasil penelitian (Auliya et al., 2016)
menggambarkan bahwa pengukuran kadar gula darah puasa pada kelompok responden obesitas sejumlah 18 orang yang mengalami peningkatan kadar gula darah GDPT sebanyak 5 orang dan diabetes sebanyak
5 orang sedangkan sisanya 8
orang dalam batas normal. Sedangkan dalam pemeriksaan gula darah 2 jam post
prandial pada kelompok responden
obesitas yang mengalami peningkatan kadar gula darah TGT sebanyak 4 orang dan tidak satupun yang dikatakan diabetes dan sisanya 14
orang dalam batas normal.
Berdasarkan
hasil penelitian (Polii et al., 2016) menyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna yang lemah antara kadar gula darah puasa (GDP) dengan obesitas pada remaja. Kadar gula darah puasa pada remaja obesitas cenderung lebih tinggi dibandingkan
remaja non obesitas. Pada penelitian tersebut menggunakan subjek penelitian 60 orang remaja, terbagi atas 29 orang kelompok obesitas dan 31 orang kelompok non obesitas dan kadar GDP tinggi ditemukan pada 7 orang remaja obesitas. Jika Kadar GDP normal menunjukkan
bahwa metabolisme karbohidrat masih berjalan dengan baik dimana tubuh
dapat mempertahankan kadar glukosa darah
normal melalui hormon
insulin yang disekresi pancreas (Khiqmah & Sulchan, 2014).
Penelitian
(Kristiyan Triani et al., 2016)
menyatakan bahwa ada perbedaan nilai
kadar gula darah sewaktu pada dewasa obesitas dan non obesitas. Subyek penelitian mengunakan rentang usia 35-65 tahun.
B. Pembahasan
Menurut
(Suyono, 2011)
faktor risiko dari resistensi insulin adalah faktor kegemukan/
obesitas yang meliputi perubahan gaya hidup dari tradisional
ke gaya hidup
barat, makan berlebih, pemilihan makanan serta pola makan
yang kurang tepat dan kurang sehat. Obesitas
menurunkan jumlah reseptor insulin di dalam sel target insulin di seluruh tubuh, sehingga insulin yang tersedia kurang efektif dalam meningkatkan
efek metabolik insulin yang
biasa, sehingga akan terjadi kadar
glukosa darah meningkat (Guyton & Hall, 2007).
Orang yang mengalami kelebihan
berat badan mengakibatkan kadar leptin meningkat yaitu hormon yang berhubungan dengan gen obesitas. Glukosa merupakan hasil metabolisme karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi utama
yang dikontrol oleh insulin. Kelebihan
glukosa diubah menjadi glikogen yang akan disimpan di dalam hati dan otot untuk cadangan
jika diperlukan. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan darah plasma vena (Eliana et al., 2015).
Kesimpulan
Berdasarkan gambaran dari
berbagai hasil penelitian diperoleh hasil bahwa ada
perbedaan nilai kadar gula darah sewaktu pada orang obesitas dan
non obesitas serta tidak ada hubungan
antara aktivitas fisik dengan kadar
glukosa darah puasa pada pasien DM.
BIBLIOGRAFI
Anofi, A.,
Widiastuti, W., & Nurwiyeni, N. (2018). Gambaran Gula Darah Mahasiswa Yang
Obesitas Di Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Tahun 2017. Jurnal
Kedokteran Baiturrahmah, 1(1), 39�45. Google Scholar
Auliya,
P., Oenzil, F., & Rofinda, Z. D. D. (2016). Gambaran Kadar Gula Darah Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Yang Memiliki Berat Badan
Berlebih Dan Obesitas. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3). Google Scholar
Azitha,
M., Aprilia, D., & Ilhami, Y. R. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Pasien Diabetes Melitus Yang Datang Ke Poli
Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas,
7(3), 400�404. Google Scholar
Basri,
N. R. (2014). Hubungan Gula Darah Sewaktu Dengan Kejadian Fluor Albus Pada
Wanita Hamil Usia 13-40 Minggu Di Rs Prikasih Pondok Labu Periode Januari-April
2014. Google Scholar
Chiluwa,
I. (2013). Community And Social Interaction In Digital Religious Discourse In
Nigeria, Ghana And Cameroon. Journal Of Religion, Media And Digital Culture,
2(1), 1�37. Google Scholar
Eliana,
F., Sppd, K., & Yarsi, B. (2015). Penatalaksanaan Dm Sesuai Konsensus
Perkeni 2015. Pb. Perkeni. Jakarta. Google Scholar
Guntur,
A. H., Setiadi, S., Alwi, I., Sudoyo, A. W., Simadibrata, M. K., Setiyohadi,
B., & Syam, A. F. (2014). Sepsis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid Iii, Edisi Vi. Interna Publishing, Jakarta. Fk Ui, 3(6),
692�699. Google Scholar
Guyton,
A. C., & Hall, J. E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Google Scholar
Hariyanto,
F. (2013). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon Tahun
2013. Google Scholar
Khiqmah,
A. N., & Sulchan, M. (2014). Asupan Gula Sederhana Dan Serat Serta Kadar
Glukosa Darah Puasa (Gdp) Sebagai Faktor Risiko Peningkatan Kadar C-Reactive
Protein (Crp) Pada Remaja Obesitas Dengan Sindrom Metabolik. Diponegoro
University. Google Scholar
Kopelman,
P. G. (2000). Obesity As A Medical Problem. Nature, 404(6778),
635�643. Google Scholar
Kristiyan
Triani, S., Widyatmoko, S., Pd, S., & Jatmiko, S. W. (2016). Perbedaan Nilai
Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Dewasa Obesitas Dan Non Obesitas Di Kecamatan
Jebres Kota Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Google Scholar
Kusoy,
K. (2013). Prevalensi Obesitas Pada Remaja Di Kabupaten Minahasa. Ebiomedik,
1(2). Google Scholar
Manaf,
A. (2009). Buku Ajar Penyakit Dalam: Insulin: Mekanisme Sekresi Dan Aspek
Metabolisme. Jilid Iii, Edisi, 4, 1897�1899. Google Scholar
Polii,
R. C., Kepel, B. J., Bodhi, W., & Manampiring, A. E. (2016). Hubungan Kadar
Glukosa Darah Puasa Dengan Obesitas Pada Remaja Di Kecamatan Bolangitang Barat
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Ebiomedik, 4(2). Google Scholar
Priyani,
D., & Makful, N. A. (2018). Hubungan Antara Obesitas Dengan Peningkatan
Kadar Gula Darah Pada Guru-Guru Di Yayasan Pendidikan Islam At-Taqwa Rawamangun
Jakarta Timur. Afiat, 4(1), 523�534. Google Scholar
Sherwood,
L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Google Scholar
Suiraoka,
I. P. (2015). Pencegahan Dan Pengendalian Obesitas Pada Anak Sekolah. Jurnal
Ilmu Gizi, 6, 33�42. Google Scholar
Sulistyoningrum,
E. (2010). Tinjauan Molekular Dan Aspek Klinis Resistensi Insulin. Mandala
Of Health, 4(2), 131�138. Google Scholar
Suyono,
S. (2011). Patofisiologi Diabetes Melitus Dalam Buku Penatalaksanaan Diabetes
Terpadu Sebagai Panduan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Bagi Dokter Maupun
Edukator Diabetes. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
11. Google Scholar
Copyright holder: Rina Setyawati (2021) |
First publication right: Jurnal Health Sains |
This article is licensed under: |