Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 2, No. 11, November 2021
KONTRIBUSI REGULASI EMOSI TERHADAP KECEMASAN PADA IBU
HAMIL DI KEHAMILAN PERTAMA
Mayenrisari
Arifin A. Pasinringi, Aulia
Salsabila Burhanuddin, Fidya
Ainun Cholisa, Nur Inayah
Musa, Elfydha Siti Safrina
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
(UNHAS) Makassar, Sulawesi Selatan Indonesia
Email: [email protected], [email protected], fidyaainuncholisha@gmail.com, [email protected],
[email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 November 2021 Direvisi 15 November 2021 Disetujui 25 November 2021 |
Kecemasan dapat terjadi pada ibu hamil di kehamilan pertama salah satunya dikarenakan mengalami kesulitan untuk melakukan regulasi emosi yang tepat. Dampak negatif dari kecemasan memicu terjadinya kontraksi rahim, meningkatnya tekanan darah, terjadinya preeklamsi bahkan keguguran. Ketika pengalaman dan ekspresi emosi mampu dikelola
dengan baik maka hal tersebut
dapat berdampak pada minimnya gejala kecemasan yang muncul dan tentu saja meningkatkan
kesejahteraan psikologis ibu hamil. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi regulasi emosi terhadap kecemasan pada ibu hamil di kehamilan pertama. Sampel penelitian sejumlah 34 orang dengan rentang usia 20-37 tahun dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Alat ukur yang digunakan adalah Emotion Regulation
Questionnaire (ERQ) dan Zung Self-rating Anxiety.
Data dianalisis dengan menggunakan uji regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa regulasi emosi berkontribusi secara signifikan terhadap kecemasan pada ibu hamil di kehamilan pertama dengan nilai indeks korelasi (R) sebesar 40.2 %. Regulasi emosi memberikan kontribusi terhadap kecemasan (R2) sebesar 16,2% dan 83,8% dipengaruhi
oleh variable lain diluar penelitian
ini. ABSTRACT Anxiety can occur in pregnant women in the first pregnancy, one of which
is because they have difficulty to regulate proper emotions. The negative
impact of anxiety triggers uterine contractions, increased blood pressure,
preeclampsia and even miscarriage. When the experience and expression of
emotions can be managed properly then it can have an impact on the lack of
anxiety symptoms that appear and of course improve the psychological
well-being of pregnant women. This study aims to find out the contribution of
emotional regulation to anxiety in pregnant women in the first pregnancy. A
study sample of 34 people with an age range of 20-37 years using purposive
sampling techniques. The measurement tools used are Emotion Regulation
Questionnaire (ERQ) and Zung Self-rating Anxiety.
The data is analyzed using a simple regression test. The results showed that
emotion regulation contributed significantly to anxiety in pregnant women in
the first pregnancy with a correlation index value (R) of 40.2%. Emotion
regulation contributed to anxiety (R2) by 16.2% and 83.8% was affected by
other variables outside the study. |
Kata Kunci: regulasi emosi; kecemasan; ibu hamil; kehamilan pertama Keywords: regulation ofemotions; emergency; pregnant women; First pregnancy |
Pendahuluan
Masa kehamilan
merupakan suatu peristiwa penting dalam kehidupan dalam rumah tangga
khususnya bagi seorang wanita. Tidak semua perkawinan
dianugerahi dengan adanya kehamilan sehingga proses hamil bagi wanita yang telah berumah tangga
adalah salah satu fase yang paling membahagiakan.
Akan terjadi beberapa perubahan pada wanita yang mengalami kehamilan secara fisiologis dan psikologis, antara lain perut membesar, penambahan berat badan, hiperpigmentasi, perubahan hormon, sering muntah, mood kurang stabil, sulit tidur,
dependensi terhadap orang
lain meningkat (Antaritiwi, 2020).
Perubahan yang terjadi pada
dasarnya hal yang normal
pada wanita hamil, hanya saja kesiapan
dan ketangguhan wanita hamil secara psikologis
tentu saja berbeda-beda.�
Kurangnya kesiapan
dan ketangguhan wanita hamil secara psikologis
dalam menjalani masa kehamilan bisa menyebabkan beberapa kondisi gangguan psikologis, salah satunya adalah kecemasan. Kecemasan merupakan reaksi emosional yang tidak menyenangkan terhadap bahaya nyata atau tidak
nyata yang disertai dengan perubahan pada sistem saraf otonom
dan pengalaman subjektif sebagai tekanan, ketakutan dan kegelisahan individu (Spielberger et al., 1983).
Kecemasan pada ibu
hamil adalah suatu gangguan emosional yang tidak memiliki objek yang spesifik, berupa kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Kecemasan pada ibu hamil seringkali
tidak terdiagnosis dan tidak tertangani dengan baik sehingga
bisa berdampak pada kesehatan ibu hamil
dan janin yang dikandung. Beberapa faktor yang memicu terjadinya kecemasan pada ibu hamil antara lain adanya penyakit yang diderita, timgkat pendidikan, kurangnya dukungan sosial dari pasangan ataupun
lingkungan terdekat, banyaknya tuntutan yang terkadang kurang mampu dipenuhi, serta usia ibu
hamil yang terlalu muda ataupun usia
ibu hamil yang berusia lebih dari
35 tahun (Sidabukke & Siregar, 2020).
Penelitian yang dilakukan
pada ibu hamil di kehamilan pertama menunjukkan bahwa 22,5% mengalami cemas ringan, 30% mengalami cemas sedang, 27,5% mengalami cemas berat, dan 20% menunjukkan cemas sangat berat (Sarifah, 2016).
Hasil penelitian tentang tingkat kecemasan pada ibu hamil di kehamilan
pertama atau primigravida dalam menghadapi persalinan di puskesmas Tanjung Karang terdapat ibu yang mengalami tingkat kecemasan berat sebanyak 6,25%, kecemasan sedang sebanyak 43,75%, kecemasan ringan sebanyak 18,75%, dan tidak mengalami kecemasan sebanyak 31,25%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan
ibu hamil di kehamilan pertama atau primigravida dalam menghadapi persalinan didapatkan kecemasan tingkat sedang yaitu sebanyak 43,75% (Azizah, 2019).
Penelitian lain yang mendukung tentang kecemasan pada ibu hamil di kehamilan pertama, telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Grabag 2 Kabupaten Magelang yang berjumlah 71 ibu pada bulan Februari 2018. Hasil penelitian yaitu responden dengan cemas ringan sebanyak
85%, cemas sedang sebanyak 14%, dan cemas berat sebanyak 1% mengalami kecemasan berat (Hasim & Sulastri, 2018).
Untuk mengatasi
terjadinya kecemasan, ada beberapa upaya
yang dapat dilakukan oleh ibu hamil. Antara lain melakukan pemeriksaan secara rutin ke
dokter kandungan atau bidan, mengonsumsi
makanan yang bergizi untuk ibu dan janin,
menciptakan rasa bahagia, serta mampu mengendalikan
ekspresi emosi agar lebih stabil. Dengan
memiliki regulasi emosi yang baik, seyogyanya dapat membantu ibu hamil
menurunkan tingkat kecemasan dan stres, sehingga ibu hamil
dapat terhindar dari perubahan emosional selama proses kehamilan berlangsung.
Regulasi emosi
merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam memahami, mengendalikan, dan mengevaluasi emosinya untuk mencapai tujuan tertentu. Kemampuan regulasi emosi mampu membantu menyeimbangkan bentuk perasaan, perilaku dan respon fisiologis terkait suatu kejadian
(Gross, 2013).
Kemampuan regulasi emosi yang tinggi pada ibu hamil tentu
saja akan membantu ibu hamil
untuk berpikir lebih positif dalam
menghadapi suatu masalah, sedangkan regulasi emosi yang rendah akan membuat
ibu hamil cenderung memiliki pemikiran yang negatif. (Strongman, 2003), mengungkapkan bahwa terdapat lima rangkaian yang terjdi saat proses regulasi emosi, yaitu 1.) pemilihan situasi; 2.) modifikasi situasi; 3.) penyebaran perhatian; 4.) perubahan kognitif; 5.) perubahan respon. Artinya, proses regulasi emosi yang terjadi bisa berlangsung
efektif jika individu mampu memahami situasi serta berupaya untuk melihat persoalan
dari sudut pandang yang berbeda sehingga nantinya akan terjadi perubahan
cara berpikir dan menghasilkan respon yang berbeda.
Hasil penelitian
terkait regulasi emosi dan kecemasan pada ibu hamil, menunjukkan
bahwa semakin rendah kecemasan yang akan dialami oleh ibu hamil dikarenakan
mampu mengelola emosinya dengan tepat. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya, yaitu ibu hamil
yang kurang mampu mengelola emosi maka akan mengalami
kecemasan yang lebih tinggi (Aprisandityas & Elfida, 2012).
Penelitian lain yang membahas tentang regulasi emosi dan kecemasan menyebutkan bahwa hubungan antara regulasi diri dengan kecemasan
ibu hamil diperoleh hasil koefisien nilai korelasi r = -0,309 dengan signifikansi p = 0,016 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan ada hubungan yang negatif antara regulasi emosi dengan kecemasan, artinya peningkatan pada regulasi emosi memberikan dampak dalam menurunkan kecemasan (Oktaviansyah & Psi, 2020).
Berdasarkan hasil
wawancara awal terhadap ibu hamil
di kehamilan pertama, terdapat beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kecemasan. Adanya ketidaktahuan atau minimnya wawasan terkait kesiapan bagi ibu hamil
yang disertai dengan kurangnya dukungan dari pasangan dimana
pasangan cenderung menganggap bahwa jika seorang wanita
mengalami kehamilan maka perasaan bahagia
akan terus hadir dalam diri
wanita tersebut, padahal dukungan sosial dan pemberian perhatian serta kasih sayang juga tak kalah pentingnya.
Hal lainnya adalah, adanya keterlibatan dalam keluarga baik dari pihak
istri maupun dari pihak suami
yang berfokus pada kesehatan
janin, jenis kelamin janin, asupan gizi, namun
juga kurang disertai dengan pemberian dukungan secara langsung. Hal tersebut berdampak pada kondisi emosi ibu hamil
yaitu mudah marah, mudah sedih,
bahkan muncul rasa bersalah dengan kondisi hamil. Yang terjadi adalah, ibu hamil tidak
merasakan kebahagiaan.
Dari sejumlah
fenomena dan kajian literatur, maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh regulasi emosi dengan kecemasan
pada ibu hamil di kehamilan pertama.
Metode Penelitian
Metode��� penelitian��� yang� digunakan peneliti� adalah� metode� penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan
untuk menguji teori-teori objektif dengan meneliti hubungan antar variabel. Pada pendekatan ini, data dianalisis dengan menggunakan metode statistik karena data yang dikumpulkan terdiri dari angka-angka
(Creswell
& Creswell, 2017)
Adapun pada penelitian ini,
pendekatan kuantitatif digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik, sehingga diperoleh signifikansi kontribusi ataupun pengaruh antar variabel yang diteliti, yaitu variabel regulasi emosi dan kecemasan.
Populasi
penelitian adalah kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek tersebut harus memiliki beberapa ciri atau karakteristik
bersama yang membedakannya dari kelompok subjek
lainnya, misalnya batas wilayah domisili subjek atau batas
kelompok usia (Iskandar
& Mulyawan, 2017).
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil
di kota Makassar yang sedang
menjalani kehamilan pertama.
Sampel adalah bagian dari
populasi penelitian yang mewakili karakteristik dari populasi tersebut
(Iskandar
& Mulyawan, 2017).
Suatu penelitian hanya dilakukan terhadap sampel, tidak terhadap populasi. Oleh karena itu, agar hasil penelitian dapat digeneralisasi dengan tepat pada populasi, maka sampel yang diambil harus benar-benar
mencerminkan populasinya (Suryabrata,
2015).
Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan mengacu pada kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti, sesuai dengan tujuan
penelitian (Sugiyono,
2012). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 orang dengan rentang usia 20 � 37 tahun.
Teknik
pengumpulan data pada penelitian
ini dengan memberikan kuesioner dalam bentuk skala
sikap model likert, yang dilakukan secara online dalam bentuk google form, dengan menggunakan bantuan aplikasi whatsapp, instagram dan facebook. Adapun kuesioner merupakan bentuk instrumen pengumpulan data penelitian yang sangat fleksibel
dan relatif mudah digunakan (Iskandar
& Mulyawan, 2017).
Instrumen penelitian yang digunakan adalah Emotion
Regulation Questionnaire (ERQ) dan Zung
Self-rating Anxiety yang telah diadaptasi dan sudah teruji validitas reliabilitasnya.
Dalam penelitian��� ini��� menggunakan analisa�� data��
deskriptif��
dan�� menggunakan
SPSS versi 23 untuk� menghitungnya.
Peneliti menggunakan SPSS untuk mengetahui uji regresi yaitu memperkirakan
hubungan antara variabel dependen dan satu atau lebih
variabel independen.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian
mendapatkan responden sejumlah 34 orang dengan rentang usia 20 sampai 37 tahun yang berada pada kehamilan pertama dan berdomisili di kota Makassar.
Tabel 1
Deskripsi Responden Penelitian
Pendidikan |
Jumlah |
Tri semester 1 |
Tri semester 2 |
Tri semester 3 |
SMU |
4 |
- |
- |
4 |
DI/DIII |
4 |
1 |
1 |
2 |
S1 |
20 |
3 |
5 |
12 |
S2 |
6 |
1 |
3 |
2 |
Total |
34 |
5 |
9 |
20 |
Dari hasil
deskripsi responden diketahui bahwa responden terbesar adalah dengan pendidikan
S1 yaitu 58.8% dan masa kehamilan
terbanyak berada pada trisemesnter ketiga yaitu 58.8%.
Tabel 2
Uji Normalitas
Variabel |
Jumlah |
Asymp
Sig. (2-tailed) |
Regulasi
emosi Kecemasan |
34 |
.200 |
Tabel diatas menunjukkan hasil uji normalitas pada variabel regulasi emosi dan kecemasan dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test. Uji normalitas
dilakukan terhadap 34 orang
responden penelitian. Hasil
uji normalitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.200 (>0.05) yang berarti
data yang diperoleh dalam penelitian berdistribusi normal.
Tabel 3
Uji Linearitas
Variabel |
Jumlah |
Linearity
(Sig.) |
Regulasi
emosi Kecemasan |
34 |
.012 |
Tabel diatas menunjukkan hasil uji linearitas pada variabel regulasi emosi dan kecemasan. Uji linearitas dilakukan terhadap 34 orang responden penelitian. Hasil uji linearitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.012
(<0.05) yang berarti terdapat
hubungan yang linear antara
kedua variabel dalam penelitian ini.
Tabel 3
Uji Regresi Sederhana
Variabel |
Jumlah |
R |
R Square |
Sig |
Regulasi
emosi Kecemasan |
34 |
-.402 |
.162 |
.012 |
Tabel diatas menunjukkan hasil uji regresi sederhana pada variabel regulasi emosi dan kecemasan. Berdasarkan pada tabel, nilai indeks
korelasi (R) regulasi emosi terhadap kecemasan sebesar -0.402. Nilai korelasi negatif tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi
regulasi emosi maka semakin rendah
kecemasan ibu hamil di kehamilan pertama di Kota Makassar. Nilai indeks
korelasi sebesar 0.402 termasuk pada kategori hubungan cukup kuat.
Nilai R square sebesar 0.162 menunjukkan besar sumbangan regulasi emosi terhadap kecemasan. Nilai ini menunjukkan bahwa regulasi emosi memberikan kontribusi terhadap kecemasan sebesar 16.2% dan 83.8% dipengaruhi
oleh faktor lainnya. Selain itu, nilai
signifikansi yang diperoleh
dari uji regresi ini adalah 0.012 (<0.05) yang berarti terdapat kontribusi yang signifikan antar kedua variabel
dalam penelitian ini. Berdasarkan pada hasil analisis data yang telah dilakukan, maka diketahui bahwa H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh signifikan regulasi emosi terhadap kecemasan pada ibu hamil di kehamilan
pertama.
Regulasi emosi merupakan hal yang penting dimiliki pada setiap individu khususnya pada ibu hamil. (Denollet et al., 2003)
mengemukakan bahwa penekan emosi dalam
bentuk regulasi emosi mampu mengakibatnya
terhambatnya ekspresi kesadaran emosi negatif yang berhubungan dengan tingkah laku. Individu yang mengalami kecemasan atau gangguan suasana
hati disebabkan oleh penurunan kemampuan regulasi emosi dimana individu yang dengan kondisi kecemasan akan sulit untuk menekan
dan menghalangi munculnya ketidaknyamanan emosi seperti rasa sedih, benci, marah, kecewa.
Menurut (Gross, 2013),
ada empat aspek yang digunakan untuk menentukan kemampuan regulasi emosi seseorang yaitu, strategies, goals, impulse, acceptance. Pada ibu hamil, keempat
aspek ini perlu menjadi perhatian
sehingga para ibu hamil dapat memahami
bagaimana upaya yang seyogyanya dilakukan dalam meregulasi emosi. Aspek strategis,
dimana individu diharapkan mampu menemukan suatu cara yang dapat mengurangi emosi negatif dan dapat dengan cepat menenangkan
diri kembali setelah merasakan emosi yang berlebihan. Aspek goals, dimana individu tidak terpengaruh oleh emosi negatif dan tetap berfokus dengan apa yang ingin dicapai misalnya kesehatan ibu hamil
dan janin. Aspek impuls, yaitu dimana
individu mampu mengontrol emosi yang dirasakan dan bagaimana menampilkan respon emosi di lingkungan sekitar secara tepat. Aspek acceptance, yaitu dimana individu
mampu menerima suatu peristiwa yang menimbulkan emosi negatif namun mampu
menerima kehadiran emosi tersebut dan tidak diabaikan.
Hasil penelitian ini didukung dengan beberapa hasil penelitian terdahulu. Penelitian yang dilakukan oleh (Askarizadeh & Fazilatpoor, 2017), menunjukkan bahwa perlunya strategi secara kognitif pada regulasi emosi, psychological hardiness dan optimisme dapat mengatasi kecemasan yang tinggi di kehamilan trimester ketiga. Hal tersebut menjelaskan bahwa ketika ibu hamil
mampu menerapkan regulasi emosi dengan baik maka
dapat mengatasi terjadinya kecemasan yang muncul di trimester ketiga. Bentuk kecemasan yang biasanya muncul di trimester ketiga adalah bentuk
tubuh yang semakin berubah misal berat
badan, munculnya banyak guratan yang mengganggu tampilan fisik, mudah merasa lelah,
kecemasan terhadap kondisi janin, ketersediaan dana untuk melahirkan, bahkan proses persalinan yang semakin dekat juga menjadi berbagai penyebab terjadinya kecemasan.
Hasil penelitian lain oleh (Oktaviansyah & Psi, 2020),
ditemukan bahwa regulasi emosi ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di puskesmas Kecamatan kalijambe kabupaten Sragen termasuk dalam kategori sedang, begitu juga dengan tingkat kecemasan ibu hamil
yang termasuk dalam kategori sedang. Faktor penting lain yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada ibu hamil adalah kemampuan
dan kemauan ibu hamil untuk menghadapi
emosi yang sedang terjadi dalam diri.
Hal ini didukung dengan suatu hasil
penelitian lainnya yaitu bahwa kemampuan
untuk menerima dan menoleransi emosi ada, memliki kemauan
yang tinggi untuk menghadapi emosi sangat memungkinkan untuk mengalami penurunan simtom kecemasan lebih cepat (Wirtz et al., 2014).
Ada lima konsep mengenai
keterampilan regulasi emosi (Greenberg, 2004):
a. Mampu
mengenal emosi yang dirasakan. Individu dikatakan mampu mengenal emosi yang dirasakan ketika individu mempu mengidentifikasi, menjelaskan dan
memberikan label emosi yang
dialami. Hal ini mengingat setiap emosi yang hadir dalam diri individu
memiliki tujuan
masing-masing dan akan menjadi
baik jika individu memahami tujuannya.
b. Mampu
mengekspresikan emosi. Individu dikatakan mampu mengekspresikan emosi ketika individu
mampu mengungkapkan secara lisan maupun
tulisan tentang perasaan atau emosi yang dirasakan.
c. Mampu
mengelola emosi. Individu yang mampu mengelola emosi adalah individu dengan keterampilan mengontrol dan merasionalisasikan
emosi yang diekspresikan.
d. Mampu
mengubah emosi negatif menjadi emosi positif. Individu memiliki keterampilan dalam hal menilai dan bertanggung jawab terhadap emosi yang dirasakan dengan harapan dapat mengambil
suatu keputusan yang tepat.
e. Keterampilan menenangkan diri. Keterampilan menenangkan diri adalah kemampuan
untuk mengakui adanya emosi yang muncul saat sesuatu
terjadi, menoleransi kehadiraanya, dan mulai mengatur pernafasan, serta memunculkan emosi-emosi positif. Hal ini dapat dilakukan
dengan berbicara pada diri sendiri (self-talk).
Pada dasarnya tiap ibu hamil telah
memahami seperti apa respon emosi
yang muncul dalam mengahadapi masa kehamilan. Namun tentu saja
dibutuhkan penguatan atau bahkan bantuan
profesional untuk memberikan kesadaran kepada ibu hamil
tentang betapa pentingnya melakukan regulasi emosi dengan tepat. Beberapa
intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan regulasi emosi serta menurunkan
kecemasan yaitu:
1. Pelatihan peningkatan keterampilan regulasi emosi
2. Cognitive
behaviour therapy
3. Self-talk
4. Discussion
with pregnancy group
Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian yang didukung dengan telaah artikel serta literatur, dapat disimpulkan bahwa regulasi emosi, dukungan keluarga, serta kemampuan berpikir strategis terhadap situasi yang dihadapi dapat menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil di kehamilan
pertama.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis
data dan pembahasan yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara regulasi emosi terhadap kecemasan pada ibu hamil di kehamilan
pertama di Kota Makassar. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan signifikan yang berkorelasi negatif, artinya semakin tinggi regulasi emosi maka semakin
rendah kecemasan. Dengan adanya kemampuan
regulasi emosi yang dipahami dan diterapkan oleh ibu hamil, maka
kecemasan dapat diminimalisir serta berbagai kondisi emosi negatif lainnya
bisa teratasi dan memberikan efek positif bagi ibu
hamil dan perkembangan janin secara fisiologis
dan psikologis.
BIBLIOGRAFI
Antaritiwi,
P. I. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Ny. E Dengan Post Sectio Caesarea Atas
Indikasi Ketuban Pecah Dini Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Google Scholar
Aprisandityas,
A., & Elfida, D. (2012). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecemasan
Pada Ibu Hamil. Jurnal Psikologi, 8(2), 80�89. Google Scholar
Askarizadeh,
G., & Fazilatpoor, M. (2017). The Role Of Cognitive Regulation Strategies
Of Emotion, Psychological Hardiness And Optimism In The Prediction Of Death
Anxiety Of Women In Their Third Trimester Of Pregnancy. Iranian Journal Of
Psychiatric Nursing, 4(6), 50�58. Google Scholar
Azizah,
N. (2019). Gambaran Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Dalam Menghadapi
Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringgasela. Prohealth Journal, 16(1),
1�9. Google Scholar
Creswell,
J. W., & Creswell, J. D. (2017). Research Design: Qualitative,
Quantitative, And Mixed Methods Approaches. Sage Publications. Google Scholar
Denollet,
J., Conraads, V. M., Brutsaert, D. L., De Clerck, L. S., Stevens, W. J., &
Vrints, C. J. (2003). Cytokines And Immune Activation In Systolic Heart
Failure: The Role Of Type D Personality. Brain, Behavior, And Immunity, 17(4),
304�309. Google Scholar
Greenberg,
L. S. (2004). Emotion�Focused Therapy. Clinical Psychology &
Psychotherapy: An International Journal Of Theory & Practice, 11(1),
3�16. Google Scholar
Gross,
J. J. (2013). Handbook Of Emotion Regulation. Guilford Publications. Google Scholar
Hasim,
R. P., & Sulastri, S. K. (2018). Gambaran Kecemasan Ibu Hamil.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Google Scholar
Iskandar,
A., & Mulyawan, A. W. (2017). Analisis Underground Economy Indonesia Dan
Potensi Penerimaan Pajak (Analysis Of Underground Economy Of Indonesia And Tax
Revenue Potential). Jurnal Info Artha Pkn-Stan, 1. Google Scholar
Oktaviansyah,
A. D., & Psi, S. (2020). Hubungan Regulasi Emosi Dengan Kecemasan Pada
Ibu Hamil. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Google Scholar
Sarifah,
S. (2016). Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kecemasan Ibu Hamil Pertama
Trimester Ke Iii Dalam Menghadapi Persalinan Di Samarinda. Psikoborneo: Jurnal
Ilmiah Psikologi, 4(1). Google Scholar
Sidabukke,
I. R. R., & Siregar, R. N. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kecemasan Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Restu Medan. Journal Of
Healthcare Technology And Medicine, 6(1), 276�284. Google Scholar
Spielberger,
C. D., Gorsuch, R. L., Lushene, R., Vagg, P., Jacobs, G., & Alto, C. A. P.
(1983). Consulting Psychologists Press. Inc. Google Scholar
Strongman,
K. T. (2003). The Psychology Of Emotion: From Everyday Life To Theory.
Wiley-Blackwell. Google Scholar
Sugiyono,
P. D. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Vol. 8). Alfabeta.
Bandung. Google Scholar
Suryabrata,
S. (2015). Metodologi Penelitian (Vol. 26). Jakarta: Rajawali Pers. Google Scholar
Wirtz,
C. M., Hofmann, S. G., Riper, H., & Berking, M. (2014). Emotion Regulation
Predicts Anxiety Over A Five‐Year
Interval: A Cross‐Lagged
Panel Analysis. Depression And Anxiety, 31(1), 87�95. Google Scholar
Copyright holder: Mayenrisari Arifin A. Pasinringi, Aulia Salsabila Burhanuddin, Fidya Ainun Cholisa, Nur Inayah Musa,
Elfydha Siti Safrina (2021) |
First publication right: Jurnal Health Sains |
This article is licensed under: |