Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 2, No. 11, November 2021
THEORY ORGANIZATIONAL BEHAVIOUR UNTUK MENGANALISA
PENGARUH PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DAN JOB ATTITUDE TERHADAP PERAWAT KLINIS
Ahmad Fauzi, Rina Anindita, Rokiah Kusumapradja
Universitas Esa Unggul, Jakarta, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 November 2021 Direvisi 15 November 2021 Disetujui 25 November 2021 |
Job Attitude perawat menjadi dasar terbentuknya pelayanan kesehatan yang baik, salah satu dimensi dari Job Attitude adalah kepuasan kerja. Pengembangan karir yang jelas membuat kepuasan kerja perawat baik dan berdampak loyalitas terhadap Rumah Sakit. Psychological
Well-being merupakan bagian
terpenting dalam proses
Turn Over Intention perawat. Banyaknya
Job Demand perawat dalam kegiatan sehari hari menimbulkan Job Attitude perawat menjadi tidak baik dan perawat merasa tidak puas akan Job Demand yang tinggi.
Tujuannya adalah untuk menganalisa pengaruh Job Demand dan
pengembangan karir terhadap Job Attitude Perawat di
Rumah Sakit Kelas C Melalui Psychological Well-being Sebagai
Variabel Intervening. Metode
penelitian dengan pendekatan deskriptif kuantitatif asosiatif dengan desain penelitian cross-sectional. Teknik analisis
data yang digunakan adalah
path analysis dan menggunakan 63 Perawat sebagai sampel jenuh penelitian. Hasilnya terdapat Pengaruh Job Demand
dan Pengembangan Karir Terhadap Job Attitude Perawat Melalui Psychological Well-being Sebagai
Variabel Intervening. Secara
garis besar terdapat Pengaruh Job Demand dan Pengembangan
Karir Terhadap Job
Attitude Melalui Psychological
Well-being di Rumah Sakit Kelas C Kota Tangerang. Manajemen
harus membuat Penentuan Work load setiap unit keperawatan di Rumah Sakit sehingga
dapat terciptanya penugasan yang baik, merencanakan program kerja pengembangan karir perawat dan membuat pojok keluhan agar setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian Selanjutnya perlu melakukan pengembangan dengan sampel yang lebih besar dan menambah variabel independentnya agar lebih luas dalam
pembahasan. ABSTRACT Job Attitude nurses become the basis of the formation of good health
services, one of the dimensions of job attitude is job satisfaction. Clear
career development makes nurse job satisfaction good and has a loyalty impact
on the hospital. Psychological well-being is the most important part of the
nurse's Turn Over Intention process. The number of job demand nurses in daily
activities causes job attitude nurses to be not good and nurses feel
dissatisfied with high job demand. The goal is to analyze the effect of Job
Demand and Career Development on The Job Attitude of Nurses In Class C Hospitals Through Psychological Well-being as
an Intervening Variable. Research methods with an associative quantitative
descriptive approach with cross-sectional research design. The data analysis
technique used is path analysis and uses 63 nurses as a saturated sample of
research. The result is the Effect of Job Demand and Career Development on
Nurse Job Attitude Through Psychological Well-being as an Intervening
Variable. Broadly speaking there is the Influence of Job Demand and Career
Development on Job Attitude Through Psychological Well-being in Class C
Hospital Tangerang City. Management must make a Determination of Work load of
each nursing unit in the Hospital so that it can create a good assignment,
plan the nurse's career development work program and make a corner of complaints
so that every problem can be resolved properly. Further research needs to
develop with a larger sample and add independent variables to be more widespread
in the discussion. |
Kata Kunci: job attitude; job demand; psychological well-being Keywords: job attitude; job demand; psychological well-being |
Pendahuluan
�� Rumah Sakit merupakan suatu residential atau tempat tinggal yang menyediakan perawatan medis jangka pendek
dan jangka panjang yang terdiri dari layanan
observasi, diagnostic, terapeutik
dan rehabilitasi bagi orang
yang menderita penyakit atau cedera dan untuk ibu melahirkan
dan bisa memberikan pelayanan rawat jalan (Organization, 1963).
�� Di
era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia, Rumah Sakit harus
berupaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang baik, sehingga tercapai mutu layanan yang baik pula. Maka dari itu, perlu
adanya perbaikan dari berbagai sektor
atau unit pelayanan di Rumah Sakit. Pelayanan
di Rumah Sakit sangat identik dengan perawatan pasien, sehingga perlu adanya evaluasi sikap atau attitude karyawan khususnya perawat dalam proses pelayanan baik di unit pelayanan rawat jalan maupun rawat
inap.
Job Attitude adalah pernyataan
atau penilaian evaluatif tentang objek, orang, atau peristiwa (Robbins et al., 2009).
Dan dimensi dari Job
Attitude antara lain; Job Satisfaction, Job Involvment, Organizatinal
Commitment, Perceived Organizational Support, Employee Engagement. (Robbins et al., 2009).
Job Attitude perawat menjadi
dasar terbentuknya pelayanan kesehatan yang baik, salah satu dimensi dari Job Attitude adalah kepuasan kerja, dari data yang saya dapatkan dari
wawancara singkat dengan beberapa perawat di RS Aqidah terdapat ketidakpuasan perawat dikarenakan beban kerja yang tinggi dan jadwal pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan
perawat tersebut, sehingga membuat ketidakpuasan perawat.
�� Penelitian yang dilakukan oleh (Kapantow et al., 2020)
menyimpulkan bahwa teknik motivasi kerja, kepuasan kerja dan sikap terhadap profesi berpengaruh langsung terhadap kinerja perawat. Terdapat feedback positif sikap atau
attitude perawat terhadap kinerja perawat.
�Job Demands merujuk
pada aspek - aspek fisik, psikologis, sosial atau organisasi
dari suatu pekerjaan yang membutuhkan usaha atau kemampuan
secara fisik dan/atau psikologis tertentu (Bakker et al., 2005). Dan dimensi dari Job Demand antara lain; Work Schedulling,
Work load dan work pace, Job Controlt, dan Job Content
(Hurrell et al., 1989).
�Job Demand di Rumah
Sakit Aqidah Cenderung tinggi karena setiap perawat
di RS Aqidah harus mampu melakukan tindakan keperawatan dengan baik dan beban kerja yang tinggi ketika kamar
perawatan full bed. Salah satu
dimensi dari Job Demand adalah beban kerja
dan jadwal pekerjaan. Beban
kerja yang tinggi seringkali tidak dibarengi dengan pemberian reward dan insentif sehingga perawat tidak merasa nyaman
dengan kondisi kerja tersebut.�
�Penelitian
lain dari (Akram et al., 2020)
menjelaskan bahwa Job
Demand yang tidak fleksibel
dan tinggi seperti tekanan beban kerja
dan persyaratan bersandar
di tempat kerja, perempuan cenderung mengalami penurunan tingkat Pysichological Wellbeing
dan masalah kesehatan yang lebih besar. Ini
mencerminkan bahwa jika Job Demand di tempat kerja mengganggu tanggung jawab di rumah, ada kemungkinan
konflik pekerjaan dan keluarga yang lebih besar.
Pengembangan karir adalah perencanaan dan implementasi rencana karir dan dapat dipandang sebagai proses hidup kritis yang melibatkan individu dan pegawai. (Goh et al., 2018).
Dan dimensi dari Pengembangan karir antara lain; Career planning dan Career management.
(Gomes et al., 2003).
�Pengembangan
karir perawat merupakan awal terbentuknya kepuasan perawat, karena dengan jenjang karir yang jelas perawat dapat merasa
loyal dengan rumah sakit sehingga terbentuklah work enggament yang baik pula. Ketidakjelasan pengembangan karir di Rumah Sakit Aqidah
membuat komitmen organisasi perawat menjadi rendah dan tingkat kepuasan perawat menjadi rendah pula.
�Penelitian
yang dilakukan oleh (Listiana & Dwiantoro, 2018)
yang menyebutkan bahwa Terdapat tiga variabel
yang paling berpengaruh terhadap
pengembangan karir perawat yaitu rotasi
bangsal, peluang pengembangan karir, dan kebijakan organisasi. Variabel yang paling kuat adalah rotasi lingkungan.
Hal ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh dari (Putra et al., 2017)
membuktikan bahwa pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja perawat. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat. Pengembangan karir berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja perawat melalui kepuasan kerja.
Psychological Well-being adalah suatu
usaha untuk mencapai kesempurnaan yang mewakili potensi diri seseorang. Dan dimensi dari
Psychological Well-being antara lain; Self-Acceptance,
Personal Growth, Purpose in Life, Positive Relations With Others, Environtment Mastery and Autonomy (Ryff, 1989).���������
�Well-being seringkali
dikaitkan dengan financial atau pemberian salary kepada perawat sesuai dengan beban
kerja yang dikerjakan. Namun, penulis ingin mengaitkan beban kerja tidak
selalu dipengaruhi dengan kesejahteraan finansial melainkan dengan Psychological Well-being (PWB), PWB merupakan bagian terpenting dalam proses Turn
Over Intention perawat, karena
salah satu dimensi dari PWB adalah environment
mastery yaitu ketika perawat sudah nyaman
dan menguasai lingkungan pekerjaaannya maka berdampak kepada work enggagment perawat yang baik begitupun sebaliknya.�
�Penelitian
yang dilakukan oleh (R. A. Utami et al., 2020)
menyimpulkan bahwa Psychological
Well-being terbukti memiliki
pengaruh terhadap work
engagement. Self-acceptance, Purpose of life, dan Personal growth terbukti memiliki pengaruh terhadap work
engagement. Namun Positive relation with
others, Autonomy dan Environmental mastery terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap work engagement.
�Perawat merupakan sumber daya manusia mayoritas
di rumah sakit yang peranannya sangat menentukan baik buruknya mutu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, sebab
perawa memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan pasien dan paling banyak berinteraksi dengan pasien.� Perawat sebagai aset penting dalam
pengelolaan pelayanan rumah sakit merupakan
hal utama dalam sistem pelayanan
kesehatan, karena perawat merupakan kelompok kerja yang paling besar dalam sistem
tersebut.�
Salah satu indikator
kualitas pelayanan rumah sakit adalah
pelayanan keperawatan yang berkualitas.
�Rumah Sakit Aqidah merupakan
rumah sakit swasta kelas C yang berada di Kota Tangerang. Rumah Sakit ini berdiri
sejak tahun 2008 berawal dari RSIA (Rumah Sakit Ibu dan Anak) lalu tahun 2016 berubah menjadi RS Umum Kelas C. RS Aqidah memiliki fokus bisnis pelayanan pada pasien BPJS Kesehatan, rasio pasien BPJS di RS Aqidah memiliki perbandingan 75% pasien BPJS dibandingkan 25% pasien umum, perusahaan,
dan lain-lain. RS Aqidah saat
ini sudah terakreditasi Perdana oleh Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
�Dalam memberikan pelayanan ke masyarakat, setiap Rumah Sakit
sangat bergantung pada peran
dokter, perawat, tenaga medis lainnya
dan nonmedis. Peran perawat
sangat penting dalam proses
pelayanan baik rawat jalan maupun
rawat inap karena perawat mengobservasi pasien 24 jam walaupun shiftnya bergantian dengan perawat lain. Di Era Pandemi Covid 19 saat ini, banyak perawat
di RS Aqidah merasa tidak puas akan
pekerjaannya saat ini, faktor utama
ketidakpuasan karyawan dilihat dari banyaknya
turnover di RS Aqidah.
Laporan Human Resources Departemen (HRD) tahun 2020, Dalam 1 tahun terakhir
terdapat 12 dari 56 perawat (21,42%) di RS Aqidah yang
mengundurkan diri. Setelah dianalisis dari kuesioner exit interview tersebut
terdapat 8 perawat (67 %)
yang merasa tidak puas karena banyak
tidak dilibatkan dalam hal mengambil
keputusan seperti lingkungan pekerjaan yang tidak harmonis, ketidakadilan dalam proses pembuatan jadwal dan kompensasi hak cuti dalam satu
instalasi sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dalam lingkungan kerja. Kemudian 3 perawat lainnya (25%) ingin mengembangkan diri seperti kuliah
lanjutan ke strata 1 dan
strata 2, karena di RS Aqidah
belum ada program kerja khusus dalam
pengembangan karir setiap individu khususnya perawat di RS Aqidah. Dan satu perawat lainnya (8,3%) mengundurkan diri karena ingin pulang
ke kampung halaman.
�Perawat
RS Aqidah juga mempunyai beberapa tuntutan pekerjaan pokok yaitu, melaksanakan pengkajian keperawatan dasar kepada pasien,
melaksanakan analisis data untuk merumuskan diagnosa keperawatan kepada pasien, merencanakan tindakan keperawatan sederhana kepada pasien, melaksanakan implementasi keperawatan, melaksanakan evaluasi keperawatan secara sederhana pada pasien, serta melaksanakan
tugas khusus di unit pelayanan kesehatan yang mempunyai resiko tinggi. Ditambah dengan jadwal lembur
yang sering dilakukan di
Era Covid 19 dikarenakan ada
beberapa perawat yang harus isolasi mandiri
di Era Covid 19.
�Banyaknya
Job Demand perawat dalam kegiatan sehari hari menimbulkan Job Attitude perawat jadi tidak
puas akan Job Demand yang tinggi.� Dalam hal ini,
Job Demand berhubungan dengan
aspek-aspek fisik, sosial, atau organisasi
dari suatu pekerjaan yang membutuhkan usaha fisik atau
mental yang berkelanjutan dan karena
hal tersebut, maka Job Demand juga berhubungan dengan pengorbanan fisiologis dan psikologis tertentu. Job Demand yang tinggi dapat membuat perawat
burnout.� Burnout berkaitkan
dengan penurunan produktivitas, absensi, turnover,
ketidakpuasan kerja, gangguan mental dan fisik.
Kepuasan kerja dan keterlibatan kerja merupakan beberapa dimensi dari Job Attitude. Peran Job
Attitude perawat yang baik
sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit Aqidah. Faktor
ini akan dikaitkan dengan Job perawat dan pengembangan karir perawat dalam
meningkatkan kualitas
personal sehingga mencapai tujuan mutu pelayanan
yang baik dan melalui Psychological
Well-being dapat memberikan
kepuasaan kinerja perawat dalam mencapai
tuntutan pekerjaaan yang tinggi.�
Berdasarkan data penelitian
tersebut, maka tujuan penelitian yaitu untuk menganalisa
Pengaruh Job Demand Dan Pengembangan
Karir Terhadap Job Attitude
Perawat di Rumah Sakit Kelas C Melalui Pysichological Well-being Sebagai
Variabel Intervening.
Metode Penelitian
Design penelitian yang digunakan
dalam peneltian ini adalah korelasi
dengan pendekatan cross
sectional study. Jenis penelitian
ini adalah penelitian dengan pendekatan deskriptif kuantitatif asosiatif. Penelitian ini menggunakan metode survey melalui pengambilan data dilakukan secara pemberian kuesioner online dan
offline disertai dengan wawancara responden terbatas. Waktu Penelitian berlangsung selama bulan Mei sampai dengan Juli tahun
2021.
Gambar 1
Konstelasi Penelitian
Populasi yang digunakan adalah semua perawat RS Aqidah yang berjumlah 63 orang. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 63 orang dihitung berdasarkan total sampling atau sampel jenuh yaitu
teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan menjadi sampel. Dengan keterbatasan populasi yang ada, maka peneliti
menggunakan metode persamaan total populasi dengan total sampling.
Kuesioner data demografi digunakan untuk melihat karateristik
responden. Instrumen dikembangkan oleh peneliti sendiri. Instrumen ini terdiri atas
usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, status perkawinan dan
lama bekerja.
Data dalam penelitian
ini dikumpulkan melalui kuisioner yang dibagikan kepada responden. Kuisioner penelitian terdiri dari 55 item pertanyaan yang terbagi dalam empat
variabel, yaitu Job Demand,
Pengembangan Karir, Job
Attitude dan Psychological Well-being. Kuesioner penelitian disusun dengan cara mengajukan
pernyataan tertutup serta pilihan jawaban
untuk disampaikan kepada sampel penelitian
dengan skala Likert
interval.
Kuesioner Job Demand
digunakan untuk mengukur penilaian Job Demand Perawat. Peneliti memodifikasi instrument Job Demand berdasarkan
teori� (Bakker et al., 2005)
instrument Job Demand terdiri dari 4 dimensi yaitu Work Schedulling (3
item pernyataan), Work Load dan Work Pace
(4 item pernyataan), Job Content� (4 item pernyataan),
dan Job Control (3 item pernyataan). Skala pengukuran kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-5. 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = Setuju, 5 = Sangat setuju. Skor tertinggi pada kuesioner ini adalah
70 dengan skor terendah adalah 14.
Kuesioner Pengembangan Karir digunakan untuk mengukur penilaian Pengembangan karir perawat di Rumah Sakit. Peneliti memodifikasi instrument pengembangan
karir berdasarkan teori (Gomes et al., 2003).
instrument Pengembangan Karir
terdiri dari 2 dimensi yaitu Perencanaan
Karir (5 item pernyataan), dan
Manajemen Karir (4 item pernyataan). Skala pengukuran kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-5. 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = Setuju, 5 = Sangat setuju. Skor tertinggi pada kuesioner ini adalah 45 dengan
skor terendah adalah 9.
Kuesioner Job
Attitude digunakan untuk
mengukur penilaian Job
Attitude perawat di Rumah Sakit. Peneliti memodifikasi instrument Job Attitude berdasarkan
teori (Robbins et al., 2009). instrument Job
Attitude terdiri dari 5 dimensi yaitu job satisfaction
(2 item), job involvement (2 item), Organizational Commitmen (3 item), Perceived Organizational Support
(3 item), dan Employee Engagment (4 item).
Skala pengukuran kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-5. 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = Setuju, 5 = Sangat setuju. Skor tertinggi pada kuesioner ini adalah
70 dengan skor terendah adalah 14
Kuesioner Psychological
Well-being digunakan untuk
mengukur penilaian Psychological
Well-being di Rumah Sakit. Peneliti memodifikasi instrument
Psychological Well-being berdasarkan teori (Ryff, 1989).
Instrument Psychological Well-being terdiri dari 6 dimensi yaitu Self-Acceptance (3 item), Personal Growth
(3 item), Purpose in Life (3 item), Positive Relations With Others (3 item), Environtment
Mastery (3 item), dan Autonomy (3 item). Skala pengukuran
kuesioner dengan menggunakan skala likert 1-5. 1 = Sangat tidak setuju, 2 = Tidak setuju, 3 = Ragu-ragu, 4 = Setuju, 5 = Sangat setuju. Skor tertinggi pada kuesioner ini adalah 90 dengan
skor terendah adalah 18.
Uji Validitas dilakukan
dengan menggunakan Teknik
Pearson Product Moment untuk menunjukkan
sejauh mana alat pengukur yang dipergunakan untuk mengukur. Uji coba validitas dilakukan pada 30 perawat yang memberikan pelayanan di salah satu RS Swasta kelas C di Jakarta. Terdapat 2 Item
dari variable Job Demand yang dinyatakan
tidak valid, 1 Item dari variabel pengembangan karir yang dinyatakan tidak valid, 2 Item dari variabel Job Attitude yang tidak
valid dan tidak dapat digunakan. Sedangkan seluruh item pada variabel Psychological
Well-being dinyatakan valid.
Uji realibilitas dilakukan
terhadap 4 variabel dengan menggunakan Alpha Cronbach.
Hasil koefisien reliabilitas
instrument Job Demand adalah sebesar
rll = 0.800, instrument Pengembangan
Karir adalah sebesar rll = 0.838, Job Attitude
adalah sebesar rll = 0,843, dan instrument Word of mouth adalah sebesar rll = 0.760 dimana semua instrument variable tersebut
memiliki nilai �Alpha
Cronbach� lebih besar dari 0.6 yang berarti keempat instrumen dinyatakan reliable atau memenuhi persyaratan.
Tabel 1
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel |
r tabel |
Batas r |
Alpha |
Keputusan |
Job Demand |
0,361 |
0,600 |
0,800 |
Valid
& Reliabel |
Career
Development |
0,361 |
0,600 |
0,838 |
Valid
& Reliabel |
Job Attitude |
0,361 |
0,600 |
0,843 |
Valid
& Reliabel |
Psychological Well-being |
0,361 |
0,600 |
0,760 |
Valid
& Reliabel |
Uji asumsi klasik digunakan dengan mengukur uji normalitas untuk melihat sebaran
data yang normal pada penelitian ini.
Uji multikolinearitas untuk
untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model path analysis ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji asumsi klasik pada penelitian ini telah memenuhi syarat ideal dimana nilai normalitas terpenuhi, dan tidak terjadi multikolinearitas dan autokorelasi. Kemudian setelah pertanyaan dinyatakan valid dan reliable peneliti
melakukan sampling menggunakan
teknik analisis data deskrptif menggunakan Three Box Methode yang membagi item skor pertanyaan menjadi rendah, sedang dan tinggi dan teknik pengujian hipotesis melalui Path Analysis.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
penelitian
1. Demografi Data
Berdasarkan
data sebanyak 63 responden yang
diasajikan pada tabel 4 didapatkan jumlah sebaran data karakterisitik responden yang berusia <25 tahun berjumlah 29 responden (46%), yang berusia
25-30 tahun berjumlah 28 responden (44,4%), yang berusia
31-35 tahun berjumlah 3 responden (4,8%), dan yang berusia
35-40 tahun berjumlah 3 responden (4,8%). Berdasarkan responden dengan tingkat pendidikan terakihir DIII Keperawatan yang berjumlah 50 perawat (79,4%), kemudian dilanjutkan dengan tingkat pendidikan terakhir responden SPK 7 perawat (11,1%), Ners 5 perawat (7,9%), dan yang
paling sedikit adalah responden dengan tingkat pendidikan terakhir S1 Keperawatan berjumlah 1 perawat (1,6%).
Gambaran tentang
status perkawinan responden
yang sudah menikah berjumlah 22 perawat (34,9%) dan responden yang belum menikah berjumlah 41 pasien (65,1%). Dan gambaran tentang lama bekerja responden yang paling banyak berusia 1-2 tahun berjumlah 23 perawat (36,5%), kemudian dilanjutkan dengan lama bekerja 2-5 tahun berjumlah 18 perawat (28,6%), lama bekerja
<1 Tahun berjumlah 13 perawat (20,6%), lama bekerja
5-10 tahun berjumlah 6 perawat (9,5%) dan yang paling sedikit
adalah responden dengan lama bekerja yang > 10 tahun berjumlah 3 perawat (4,8%).
Tabel 2
Karakteristik Responden
No |
Karakteristik
Responden |
Frekuensi |
Persentase |
No |
Karakteristik
Responden |
Frekuensi |
Persentase |
1 |
Usia <25 Tahun 25 � 30 Tahun 31 - 35 Tahun 36 - 40 Tahun >40 Tahun |
29 28 3 3 0 |
46 44,4 4,8 4,8 0 |
4 |
Status
Perkawinan Menikah Belum Menikah |
22 41 |
34,9 65,1 |
2 |
Jenis kelamin Laki-Laki Perempuan |
15 48 |
23,8 76,2 |
5 |
Lama Bekerja < 1 Tahun 1 � 2 Tahun 2 � 5 Tahun 5 � 10 Tahun >10 Tahun |
13 23 18 6 3 |
20,6 36,5 28,6 9,5 4,8 |
3 |
Pendidikan
terakhir SPK DIII Keperawatan S1 Keperawatan Ners S2 Keperawatan |
7 50 1 5 0 |
11,1 79,4 1,6 7,9 0 |
Peneliti
menganalisa dengan analisis deskriptif yang mana teknik analisis ini mendapatkan gambaran mengenai jawaban responden mengenai variabel � variabel penelitian yang digunakan. Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan Teknik Analisis
Indeks. Berdasarkan rata rata indeks skor
Three Box Methode maka didapatkan skor rata rata dari masing masing variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Matriks Skor Three Box Methode
No |
Variabel |
Skor |
Hasil |
||
Rendah |
Sedang |
Tinggi |
|||
1 |
Job Demand |
|
|
√ |
73,38% |
2 |
Pengembangan Karir |
|
|
√ |
73,44
% |
3 |
Psychological
Well � being |
|
|
√ |
73,43
% |
4 |
Job Attitude |
|
|
√ |
77,54
% |
Rata-rata indeks skor jawaban seluruh
variabel penelitian diperoleh skor >70%. Berdasarkan kategori indeks skor berdasarkan
three box method, maka rata-rata tersebut
berada pada tingkatan skor yang tinggi.
�Untuk menguji pengaruh
variabel intervening digunakan
metode analisis jalur yang merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model casual)
yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori dan menentukan pola hubungan atara
tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan
untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis.
Uji korelasi dilakukan pada penelitian ini untuk melihat
arah dan besar hubungan antara setiap variabel pada penelitian ini, hasil uji korelasi disajikan pada tabel 4.
Tabel 4
Uji Korelasi
|
|
Job
Demand |
Pengembangan Karir |
Job
Attitude |
Psychological Well-being |
|
Job Demand |
1 |
|
|
|
|
Pengembangan Karir |
0.995 |
1 |
|
|
|
Job Attitude |
0.995 |
0.996 |
1 |
|
|
Psychological
Well-being |
0.995 |
0.995 |
0.996 |
1 |
Pada table 4 didapatkan
hasil uji korelasi dimana nilai r (Job Demand � Job
Attitude) 0.995, r (Job Demand � Psychological Well-being) 0.995, r (Pengembangan Karir � Job
Attitude) 0.996, r (Pengembangan Karir-
Psychological Well-being) 0.995, r (Psychological Well-being- Job
Attitude) 0.996. Hal ini menunujukan
terdapat korelasi postif linier yang kuat diantara seluruh variabel, dengan korelasi tertinggi diantara variabel Pengembang Karir � Job Attitude
dan Psychological Well-being � Job Attitude.
�Regresi Model I, yakni variabel X1 berpengaruh signifikan terhadap Z dan X2 berpengaruh signifikan terhadap Z. Besarnya nilai R2 atau R Square yang terdapat pada tabel Model Summary
adalah sebesar 0,993, hal ini menunjukkan
bahwa kontribusi atau sumbangan pengaruh X1 dan X2 terhadap Z adalah sebesar 99,30% sementara sisanya 0,7% merupakan kontribusi dari variabel-variabel lain. untuk nilai
e1 dapat dicari dengan rumus e1 = √ (1-0,993) = 0,083.
Regresi
Model II, yakni variabel
X1, X2 dan Z berpengaruh signifikan
terhadap Y. Besarnya nilai R2 atau R Square yang terdapat pada tabel Model Summary
adalah sebesar 0,995 hal ini menunjukkan
bahwa kontribusi X1, X2 dan
Z terhadap Y adalah sebesar 99,5% sementara sisanya 0,5% merupakan kontribusi dari variabel-variabel lain yang tidak
diteliti. Sementara untuk nilai e2 = √ (1-0,995) = 0,070. Dengan demikian diperoleh diagram jalur model struktur sebagai berikut:
Gambar 2
Regresi Model
Analisis
Pengaruh X1 melalui Z terhadap Y: diketahui pengaruh langsung yang diberikan X1 terhadap Z sebesar 0,457. Sedangkan pengaruh tidak langsung X1 melalui Y terhadap Z adalah perkalian antara nilai beta X1 terhadap Y dengan nilai beta Y terhadap Z yaitu: 0,276 x 0,270 =
0,07452. Maka pengaruh
total yang diberikan X1 terhadap
Z adalah pengaruh langsung ditambah dengan pengaruh tidak langsung yaitu: 0,457 + 0,07452 = 0,53452. Berdasarkan
hasil perhitungan di atas diketahui bahwa nilai pengaruh
langsung sebesar 0,457 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,07452 yang berarti bahwa nilai
pengaruh langsung lebih besar dibandingkan
dengan nilai pengaruh tidak langsung, hasil ini menunjukkan bahwa secara langsung
X1 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Y mempunyai pengaruh signifikan terhadap Z.
Analisis
Pengaruh X2 melalui Y terhadap Z: diketahui pengaruh langsung yang diberikan X2 terhadap Z sebesar 0,541. Sedangkan pengaruh tidak langsung X2 melalui Y terhadap Z adalah perkalian antara nilai beta X2 terhadap Y dengan nilai beta Y terhadap Z yaitu: 0,454 x 0,270 =
0,12258. Maka pengaruh
total yang diberikan X2 terhadap
Z adalah pengaruh langsung ditambah dengan pengaruh tidak langsung yaitu: 0,541 + 0,12258 = 0,66358. Berdasarkan
hasil perhitungan di atas diperoleh nilai pengaruh langsung sebesar 0,541 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,12258 yang berarti bahwa nilai
pengaruh langsung lebih besar dari
pada nilai pengaruh tidak langsung, hasil ini menunjukkan
bahwa secara langsung X2 melalui Z mempunyai pengaruh signifikan terhadap Y.
Dari serangkaian pembahasan atas hasil di atas, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa hipotesis yang berbunyi; Terdapat Pengaruh Job Demand (X1)
dan Pengembangan Karir (X2)
Terhadap Job Attitude (Y) Melalui
Psychological Well-being (Z) dapat DITERIMA atau H1 Diterima
Tabel 5
Hasil Hipotesis
No |
Hipotesis |
Sig. |
Hasil |
1 |
Pengaruh Job Demand dan Pengembangan Karir Terhadap Job Attitude Perawat
Melalui Psychological
Well-being Sebagai Variabel
Intervening. |
Pengaruh Langsung>
Pengaruh Tidak Langsung |
Diterima |
2 |
Pengaruh Job Demand Perawat Terhadap Job
Attitude Perawat. |
0,009 |
Diterima |
3 |
Pengaruh Pengembangan
Karir Perawat Terhadap Job
Attitude Perawat. |
0.000 |
Diterima |
4 |
Pengaruh Psychological Well-being Terhadap
Job Attitude Perawat. |
0,015 |
Diterima |
5 |
Pengaruh Job Demand Perawat Terhadap Psychological
Well-being Perawat. |
0,000 |
Diterima |
6 |
Pengaruh Pengembangan
Karir Perawat Terhadap Psychological
Well-being Perawat. |
0,000 |
Diterima |
B.
Pembahasan
Pengaruh
Job Demand dan Pengembangan Karir Terhadap Job Attitude
Perawat Melalui Psychological
Well-being Sebagai Variabel
Intervening.
�Dari hasil penelitian path analysis yaitu hipotesis pertama (Ha1) diterima. Artinya terdapat pengaruh Job Demand dan Pengembangan
Karir terhadap Job Attitude
perawat di Ruamh Sakit Kelas C melalui Psychological
Well-being (Z). Hal ini menunjukkan
bahwa Job Attitude perawat
di RS Kelas C Kota Tangerang dipengaruhi oleh Job
Demand perawat, Pengembangan
Karir dan Psychological Well-being.
�Setiap perusahaan tentu sangat ingin mempertahankan karyawan terbaiknya untuk tetap berada di dalam perusahaan. Karyawan tersebut sebisa mungkin diperhatikan agar karyawan akan merasa betah
dalam perusahaan. Untuk itu perilaku
karyawan dipelajari oleh perusahaan agar mampu memeliharanya dengan baik. Perusahaan akan lebih beruntung lagi jika karyawan
mereka sudah terikat dengan perusahaan. Salah satu dimensi dari Job Attitude adalah Work Engagement. Work Engagement merupakan kontributor penting dalam upaya
retensi karyawan, menjaga kepuasan pelanggan, dan pencapaian kinerja optimal suatu organisasi.
�Dalam hal ini,
work engagement dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
diri individu seperti Psychological Well-being, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu
(situasi/lingkungan) seperti Job Demands.
�Job
Demands adalah keadaan karyawan yang ditinjau dari beban pekerjaannya.
Sejalan dengan pemahaman tentang Job Demands,
hubungan antara Job
Demands dengan work engagement diasumsikan memiliki hubungan yang negatif. Tetapi bila hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi positif maka Job Demands memiliki dampak yang positif untuk work engagement dikarenakan
orang tersebut akan memberikan hasil pekerjaan yang lebih baik lagi, sebaliknya
jika nilai koefisien Job Demands memiliki
arah yang negatif maka hal tersebut
akan berdampak negatif pula karena work
engagement seseorang akan mengalami penurunan karena kelelahan atau terlalu banyak
tuntutan pekerjaan yang ia hadapi.
Pengaruh Job
Demand Perawat Terhadap
Job Attitude Perawat
�Dari hasil penelitian path analysis yaitu hipotesis kedua (Ha2) diterima dimana variabel Job Demand Perawat terhadap Job Attitude perawat memiliki pengaruh yang signifikan dikarenakan nilai signifikansi Job Demand terhadap Job
Attitude 0,001 dan nilai tersebut
<0,05 sehingga (Ha2) Diterima.
�Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan
oleh (Kapantow et al., 2020)
menyimpulkan bahwa teknik motivasi kerja, kepuasan kerja dan sikap terhadap profesi berpengaruh langsung terhadap kinerja perawat. Terdapat feedback positif sikap atau
attitude perawat terhadap kinerja perawat. Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Adamu et al., 2019)
menyimpulkan Adanya hubungan antara beban kerja dengan
kepuasan kerja di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon tahun 2019. Beban Kerja Berat berhubungan dengan kepuasan kerja perawat yang baik.
�Rekomendasi dari Pengaruh Job Demand terhadap
Job Attitude adalah perlu
adanya Penerapan Work
Scheduling yang baik sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki perawat dan melakukan evaluasi Muatan Kerja serta
mengontrol pekerjaan sesuai dengan kemampuan
dan keahlian perawat yang dimiliki masing � masing perawat.
�
Pengaruh Pengembangan Karir Perawat Terhadap Job Attitude Perawat���������
�Dari hasil penelitian path analysis yaitu hipotesis ketiga (Ha3) diterima dimana variabel Pengembangan Karir Perawat dan variabel Job Attitude
perawat memiliki pengaruh yang signifikan dikarenakan nilai signifikansi Pengembangan Karir terhadap Job Attitude 0,001
dan nilai tersebut <0,05
sehingga (Ha3) Diterima.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putri, 2019)
menyebutkan bahwa Program pengembangan karir merupakan investasi yang sangat luar biasa. Pengembangan
mentorship dan kemajuan karir
adalah beberapa dampak dari jenjang
karir implementasi program.
Manajer perawat memiliki peran yang cukup besar dalam
meningkatkan implementasi jenjang karir untuk
meningkatkan kepuasan kerja di antara perawat. Penelitian lain yang dilakukan oleh (Fitria & Sawitri, 2017)
menyimpulkan bahwa Reward, Insentif, pembagian tugas dan pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan pada kepuasan kerja perawat.
Rekomendasi
dari Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Job Attitude adalah
perlu adanya Perencanaan karir yang baik dan harus dibuat program manajemen karir perawat yang baik sesuai dengan
kemampuan dan keahlian dari masing masing perawat di Rumah Sakit Aqidah. Sehingga
Perawat di RS Aqidah Memberikan Job Attitude yang baik
dan berdampak kepada pelayanan kesehatan yang baik dan optimal.
Pengaruh Psychological
Well-being Terhadap Job Attitude Perawat.
Dari hasil penelitian path analysis yaitu hipotesis keempat (Ha4) diterima dimana variabel Psychological Well-being Perawat dan variabel terhadap Job Attitude perawat memiliki pengaruh yang signifikan dikarenakan nilai signifikansi Psychological Well-being
terhadap Job Attitude adalah
0,003 dan nilai tersebut
<0,05 sehingga (Ha4) Diterima.
�Hal ini sejalan dengan
Penelitian yang dilakukan
oleh (V. D. Utami, 2020)
menyimpulkan bahwa Psychological
Well-being terbukti memiliki
pengaruh terhadap work
engagement. Self-acceptance, Purpose of life, dan Personal growth
terbukti memiliki pengaruh terhadap work
engagement. Namun Positive relation with
others, Autonomy dan Environmental mastery terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap work engagement.
Seluruh
Dimensi dari Job Attitude mempunyai nilai Three Box Methode yang tinggi, namun ada satu
pertanyaan dari dimensi Perceived Organizational Support yang mempunyai penilaian yang sedang yaitu pertanyaan
nomor 9 Menentukan untuk bekerja di Rumah Sakit ini
merupakan sebuah kesalahan. Kuesioner ini menandakan bahwa perawat di Rumah Sakit Aqidah
tidak selalu salah dalam menentukan pilihannya bekerja di rumah Sakit Aqidah.
�Rekomendasi dari Pengaruh Psychological Well-being terhadap Job Attitude adalah
perlu adanya Dukungan Organisasi dalam menimbulkan rasa kenyamanan di ruang lingkup pekerjaan perawat. Dan perlu adanya rasa saling menghargai antara sesama perawat dan rumah sakit dalam
menjalankan pelayanan agar lebih baik.
Pengaruh Job
Demand Perawat Terhadap
Psychological Well-being Perawat.
�Dari hasil penelitian path analysis yaitu hipotesis kelima (Ha5) diterima dimana variabel Job Demand Perawat dan variabel Psychological
Well-being perawat memiliki
pengaruh yang signifikan dikarenakan nilai signifikansi Job Demand terhadap Psychological
Well-being adalah sebesar
0,469 dan nilai tersebut
< 0,05 sehingga (Ha5) Diterima.
������
�Hal ini sejalan dengan
Penelitian yang dilakukan (Akram et al., 2020)
menjelaskan bahwa Job
Demand yang tidak fleksibel
dan tinggi seperti tekanan beban kerja
dan persyaratan bersandar
di tempat kerja, perempuan cenderung mengalami penurunan tingkat Pysichological
Wellbeing dan masalah kesehatan
yang lebih besar. Ini mencerminkan bahwa jika Job Demand di tempat kerja mengganggu
tanggung jawab di rumah, ada kemungkinan
konflik pekerjaan dan keluarga yang lebih besar.
�Dari hasil penelitian yang diteliti, terdapat hubungan signifikan yang positif antara Job Demand dengan Psychological Well-being. Tuntutan
pekerjaan yang tinggi dipengaruhi Pysichological
Wellbeing yang tinggi di tempat
kerja.
Pengaruh Pengembangan Karir Perawat Terhadap Psychological
Well-being Perawat
Dari hasil penelitian path analysis yaitu hipotesis keenam (Ha6) diterima dimana variabel Pengembangan karir Perawat dan variabel Psychological Well-being perawat
memiliki pengaruh yang signifikan dikarenakan nilai signifikansi Pengembangan karir terhadap Psychological Well-being adalah
sebesar 0,000 dan nilai tersebut <0,05 sehingga (Ha6) Diterima. ��� �
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Amiruddin, 2019)
menyimpulkan bahwa hubungan yang bermakna antara pemahaman dan persepsi jenjang karir dengan efikasi
diri perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Retnoningtyas & (Bardah & Handiyani, 2020)
menyimpulkan bahwa Keterlibatan tim serta dukungan dari Bidang Keperawatan
dan Komite Keperawatan
sangat diperlukan sehingga pengembangan jenjang karir perawat manajer
dapat dilaksanakan.
�Rekomendasi dari Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Psychological
Well-being adalah perlu adanya penentuan tujuan hidup dalam
bekerja, peningkatan relasi yang baik antara kolega atau
sejawat dan saling menghormati terhadap otonomi keputusan dari masing masing perawat khususnya dalam menentukan pengembangan karir masing �
masing perawat.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang
di peroleh dan dari hasil penelitian yang dilakukan maka di peroleh beberapa kesimpulan terdapat pengaruh Job Demand dan Pengembangan
Karir Terhadap Job Attitude
Perawat Di Rumah Sakit Kelas C Melalui
Psychological Well-being Sebagai Variabel
Intervening. Maknanya adalah
Job Demand yang tinggi disertai
dengan pola pengembangan karir yang jelas dapat meningkatkan
Job Attitude perawat dalam melakukan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Aqidah dan perlu adanya Psychological
Well-being dalam menunjang sikap kerja perawat
yang baik.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara Job Demand Perawat dengan Job Attitude Perawat yang maknanya adalah Setinggi apapun Job Demand perawat yang diberikan sangat berpengaruh dengan sikap kerja perawat
yang dinilai melalui kepuasan kerja perawat dan keterlibatan organisasi perawat.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengembangan Karir Perawat dengan
Job Attitude Perawat yang maknanya
adalah dengan adanya program pengembangan karir perawat yang jelas di Rumah Sakit dapat meningkatkan
Job Attitude perawat di Rumah
Sakit.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara Psychological Well-being Perawat
dengan Job Attitude Perawat
yang maknanya adalah Kesejahteraan Psikologis yang baik membuat Sikap
kerja perawat menjadi baik.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara Job Demand Perawat dengan Psychological Well-being Perawat
maknanya adalah Job Demand perawat yang tinggi berpengaruh dengan faktor kesejahteran psikologis perawat yaitu dengan lingkungan
kerja yang baik maka sikap kerja
perawat menjadi baik.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengembangan Karir Perawat dengan
Psychological Well-being Perawat maknanya
adalah Program pengembangan
karir yang jelas dapat memberikan kesejahteran psikologis yang baik bagi perawat
salah satunya adanya hak otonomi perawat
yang dihargai dengan adanya pengembangan karir.
BIBLIOGRAFI
Adamu,
A. A., Sarki, A. M., Uthman, O. A., Wiyeh, A. B., Gadanya, M. A., &
Wiysonge, C. S. (2019). Prevalence And Dynamics Of Missed Opportunities For
Vaccination Among Children In Africa: Applying Systems Thinking In A Systematic
Review And Meta-Analysis Of Observational Studies. Expert Review Of Vaccines,
18(5), 547�558. Google Scholar
Akram,
J., Akbar, N. S., & Tripathi, D. (2020). Numerical Study Of The
Electroosmotic Flow Of Al 2 O 3�Ch 3 Oh Sisko Nanofluid Through A Tapered
Microchannel In A Porous Environment. Applied Nanoscience, 10(11),
4161�4176. Google Scholar
Amiruddin,
M. D. (2019). Penyakit Kusta: Sebuah Pendekatan Klinis. Firstbox Media. Google Scholar
Bakker,
A. B., Demerouti, E., & Euwema, M. C. (2005). Job Resources Buffer The
Impact Of Job Demands On Burnout. Journal Of Occupational Health Psychology,
10(2), 170. Google Scholar
Bardah,
D., & Handiyani, H. (2020). Efektivitas Penggunaan Virtual Simulasi Dalam
Pendidikan Keperawatan: Literature Review. Syntax, 2(2). Google Scholar
Fitria,
J., & Sawitri, H. S. R. (2017). Pengaruh Reward, Insentif, Pembagian Tugas,
Dan Pengembangan Karir Pada Kepuasan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Ortopedi
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Google Scholar
Goh,
G. Y. S., Winter, J. J., Bhanshali, F., Doering, K. R. S., Lai, R., Lee, K.,
Veal, E. A., & Taubert, S. (2018). Nhr‐49/Hnf 4 Integrates Regulation Of
Fatty Acid Metabolism With A Protective Transcriptional Response To Oxidative
Stress And Fasting. Aging Cell, 17(3), E12743. Google Scholar
Gomes,
B., Souza, S. F. C., Ferraz, C. C. R., Teixeira, F. B., Zaia, A. A., Valdrighi,
L., & Souza-Filho, F. J. (2003). Effectiveness Of 2% Chlorhexidine Gel And
Calcium Hydroxide Against Enterococcus Faecalis In Bovine Root Dentine In
Vitro. International Endodontic Journal, 36(4), 267�275. Google Scholar
Hurrell,
R. F., Lynch, S. R., Trinidad, T. P., Dassenko, S. A., & Cook, J. D.
(1989). Iron Absorption In Humans As Influenced By Bovine Milk Proteins. The
American Journal Of Clinical Nutrition, 49(3), 546�552. Google Scholar
Kapantow,
N. H., Luddin, M. R., & Kambey, D. C. (2020). The Effect Of Job Motivation,
Job Satisfaction, And Attitude Towards Profession On Nurse Performance In
Outpatient Clinic Of Prof. Dr. Rd Kandou Hospital. Kne Social Sciences,
565�575. Google Scholar
Listiana,
E., & Dwiantoro, L. (2018). Kepemimpinan Transformasional Untuk Merubah
Perawat Dalam Upaya Meningkatkan Dukungan Suami Dalam Pemberian Asi Eksklusif:
Literatur. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia,
202. Google Scholar
Organization,
W. H. (1963). The Public Health Aspects Of The Use Of Antibiotics In Food
And Feedstuffs: Report Of An Expert Committee [Meeting Held In Geneva From 11
To 17 December 1962]. World Health Organization. Google Scholar
Putra,
E. D., Cho, S., & Liu, J. (2017). Extrinsic And Intrinsic Motivation On
Work Engagement In The Hospitality Industry: Test Of Motivation Crowding
Theory. Tourism And Hospitality Research, 17(2), 228�241. Google Scholar
Putri,
P. P. (2019). Nerve And Tendon Gliding Exercise As Nonmedical Intervention For
Carpal Tunnel Syndrome. Essence, 17(2), 34�39. Google Scholar
Robbins,
M., Judge, A., & Maclachlan, I. (2009). Sirna And Innate Immunity. Oligonucleotides,
19(2), 89�102. Google Scholar
Ryff,
C. D. (1989). Happiness Is Everything, Or Is It? Explorations On The Meaning Of
Psychological Well-Being. Journal Of Personality And Social Psychology, 57(6),
1069. Google Scholar
Utami,
R. A., Mose, R. E., & Martini, M. (2020). Pengetahuan, Sikap Dan
Keterampilan Masyarakat Dalam Pencegahan Covid-19 Di Dki Jakarta. Jurnal
Kesehatan Holistic, 4(2), 68�77. Google Scholar
Utami,
V. D. (2020). Peran International Organization For Migration (Iom) Dalam
Menangani Para Pengungsi Rohingya Di Kota Medan (Vol. 21, Issue 1).
Universitas Sumatera Utara. Google Scholar
Copyright holder: Ahmad Fauzi, Rina Anindita,
Rokiah Kusumapradja (2021) |
First publication right: Jurnal Health Sains |
This
article is licensed under: |