Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 2, No. 11, November 2021
ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN
KERJA PADA BAGIAN PENDAFTARAN DI KLINIK MEDIKA TANJUNGSARI
Sri Deliana Nurhasanah, Erix Gunawan
Politeknik Piksi Ganesha
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 November 2021 Direvisi 15 November 2021 Disetujui 25 November 2021 |
Bagian pendaftaran merupakan garda terdepan dalam kegiatan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Banyak kendala yang terjadi di bagian pendaftaran dengan berbagai penyebab. Terbatasnya tenaga kerja di bagian pendaftaran menjadi salah satu penyebab terjadinya kendala tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah kebutuhan tenaga kerja di unit rekam medis pada bagian pendaftaran Klinik Medika Tanjungsari dengan berdasarkan beban kerja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif dengan metode pengumpulan data observasi dan wawancara. Penelitian ini juga menggunakan metode pengerjaan WISN (Workload Indicators Staffing Needs).
WISN merupakan metode
yang digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dengan berdasarkan beban kerja. Sampel data pada penelitian ini adalah jumlah
kunjungan pasien di Klinik Medika Tanjungsari periode Juli 2020 � Juni 2021 yaitu sebesar 21619 kunjungan rawat jalan dan 3332 kunjungan pasien observasi. Dari hasil perhitungan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa diperlukan penambahan 1 orang lagi di unit
rekam medis Klinik Medika Tanjungsari agar tercapainya pelayanan Kesehatan yang berkualitas
dengan tenaga kerja yang berkualitas juga. ABSTRACT The registration section is the front line in health service activities
in health care facilities. There are many obstacles that occur in the
registration section for various reasons. The limited workforce in the
registration section is one of the causes of these obstacles. This study aims
to analyze the number of workforce needs in the
medical record unit at the registration section of the Tanjungsari
Medika Clinic based on workload. This research is a descriptive research with observation and interview data
collection methods. This study also uses the WISN (Workload Indicators
Staffing Needs) method. WISN is a method used to calculate labor requirements
based on workload. The data sample in this study was the number of patient
visits at the Tanjungsari Medika
Clinic for the period July 2020 - June 2021, which amounted to 21619
outpatient visits and 3332 observation patient visits. From the results of
the calculations in this study, it can be concluded that it is necessary to
add 1 more person in the medical record unit at the Tanjungsari
Medika Clinic in order to achieve quality health
services with a qualified workforce as well. |
Kata Kunci: beban kerja; pendaftaran; WISN Keywords: workload; registration; WISN |
Pendahuluan
Klinik adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan hkesehatan perorangan, pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis
tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. (No, 2018).
Klinik Medika
Tanjungsari merupakan Klinik Pratama yang berdiri sejak tahun
2018. Kunjungan rawat jalan rata-rata perhari 50-120 pasien. Dengan jumlah tenaga unit rekam medis sebanyak
5 orang, tenaga rekam medis inti 1 orang dan bagian pendaftaran yang merangkap sebagai tenaga rekam medis sebanyak
3 orang dengan background pendidikan
lulusan D1 Manajemen Administrasi Pelayanan Kesehatan.
Berdasarkan survei
awal di Unit Rekam Medis Klinik Medika
Tanjungsari, banyak petugas yang merangkap pekerjaan lain. Bagian pendaftaran terdapat 3 petugas, tugas pokoknya mendaftarkan pasien rawat jalan,
menganalisa kelengkapan dokumen rekam medis,
mengecek kelengkapan pengisian formulir disetiap lembarnya. Setelah selesai pekerjaannya petugas membantu bagian pengkodean diagnosis, melanjutkan bagian koding BPJS untuk mengentri data pasien ke sistem PCare.
Bagian pendaftaran
pasien merupakan bagian terdepan dari fasilitas pelayanan kesehatan, baik itu rumah
sakit, puskesmas, maupun klinik. Bagian pendaftaran ini sangat penting karena menjadi acuan pasien
untuk proses-proses berikutnya.
Bagian pendaftaran mencatat
informasi tentang data pribadi pasien dan data lain yang
diperlukan seperti penanggung jawab pasien, pekerjaan, dan lain-lain.
Bagian pendaftaran juga sering
dijadikan sebagai pusat informasi, yaitu tempat dimana
pasien ataupun keluarga pasien mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan.
Menumpuknya antrian
pasien menyebabkan tersendatnya proses pemberian pelayanan kesehatan. Salah satu penyebab terjadinya
penumpukan itu yaitu kurangnya tenaga kerja dibagian
pendaftaran. Tenaga kerja dibagian pendaftaran merupakan salah satu faktor pendukung tercapainya pelayanan kesehatan yang bermutu. Mutu pelayanan berkaitan dengan beban kerja, maka
beban kerja harus sesuai dengan
jumlah tenaga kerja agar pelayanan menjadi bermutu. Beban kerja adalah besaran
pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/ unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. (Azzahra & Mufidi, 2021).
Kajian Pustaka merupakan
kumpulan teori-teori referensi yang menjadi dasar dalam melakukan
penelitian yang menjawab secara teori tentang
permasalahan dari sebuah ide pokok penelitian.
Sebelum melakukan
penelitian, diperlukan untuk menjelaskan tentang apa yang akan diteliti, hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan dalam penelitian.
a.
�Beban Kerja
1.
Pengertian Beban Kerja
Permendagri No.12/2008 (Lu et al., 2013)
menyatakan bahwa beban kerja adalah
besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu.
(Ashar et al., 2008)
menambahkan kategori lain dari beban kerja
yaitu kombinasi dari beban berlebih
kuantitatif dan kualitatif.
Menurut (Putra & Prihatsanti, 2017)
mengatakan bahwa beban kerja adalah
keadaan ketika pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan tepat waktu.
Menurut (Dewi, 2013)
setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban tersebut tergantung bagaimana orang tersebut bekerja sehingga disebut beban kerja.
Jadi defenisi beban kerja adalah kemampuan
tubuh manusia dalam menerima pekerjaan. Berdasarkan sudut pandang ergonomik,
setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang baik terhadap kemampuan
fisik, kemampuan kognisi maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut.
Menurut (Gawron, 2008)
beban kerja ditetapkan sebagai bagian dari tuntutan
tugas, sebagai usaha, dan sebagai aktivitas atau pencapaian.
Menurut (Pradani & Soraja, 2021)
beban kerja adalah tuntutan tugas (tas load) adalah tujuan yang ingin dicapai dan waktu yang diizinkan untuk melakukan tugas dan tingkat kinerja yang tugasnya harus diselesaikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha yang dikeluarkan adalah informasi dan peralatan yang disediakan, keterampilan dan pengalaman subjek, stategi yang diadopsi, dan rangsangan emosional terhadap situasi. Defenisi ini menyediakan tautan yang dapat di uji antara beban tugas
dan beban kerja.
Menurut (Jumalia Oktaviana & Amir, 2016)
berpendapat bahwa beban kerja adalah
sekumpulan kegiatan yang harus diselesaikan oleh organisasi atau pemegang jabatan dalam waktu tertentu.
Menurut (Oktaviani, 2016)
menyatakan bahwa apabila sebagian besar pegawai bekerja
sesuai dengan standar perusahaan, maka tidak jadi
masalah. Beban kerja yang diberikan oleh perusahaan akan dipersepsikan berbeda-beda oleh para karyawannya.
Beban kerja akan dirasakan pada individu yang kurang memiliki kemampuan dibidang kerja yang sedang ditekuni atau banyaknya
pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan tepat waktu.
Berdasarkan pengertian-pengertian
beban kerja yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa beban kerja adalah
suatu kondisi dimana individu diharuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan batas waktu
yang telah ditentukan.
2.
Aspek-aspek Beban Kerja
Menurut (Gawron, 2008)
aspek beban kerja terbagi atas
3 yaitu:
a.
�Beban waktu
Sering memiliki
waktu luang, intrupsi atau kegiatan
yang terjadi dengan jarang atau tidak
sama sekali.
Sesekali memiliki
waktu luang, intrupsi atau kegiatan
yang sering terjadi.
Hampir tidak
pernah memiliki waktu luang, intrupsi
atau kegiatan yang sering atau terjadi
di setiap waktu.
b.
Mental beban usaha
Sangat sedikit
kesadaran mengenai mental usaha atau membutuhkan
konsentrasi kegiatan secara otomatis, memerlukan sedikit atau tidak membutuhkan
perhatian.
Kesadaran usaha
mental yang sedang atau membutuhkan konsentrasi, kerumitan atas aktivitas yang sedang disebabkan oleh ketidakpastian
dan tidak dapat diprediksi atau ketidakramahan dan membutuhkan perhatian yang besar.
Mental usaha
yang luas dan konsentrasi adalah suatu kebutuhan.
Kegiatan yang sangat komplek
serta membutuhkan perhatian yang total.
c.
��Beban tekanan psikologi
Sedikit kebingungan,
resiko, frustasi atau memiliki kecemasan
dan bisa dengan mudah di tempuh. Sedang stress karena kebingungan, frustasi, kecemasan terlihat jelas menambah beban kerja. Kompensansi yang signifikan diperlukan untuk mempertahankan kinerja yang memadai.
Stres yang sangat tinggi karena kebingungan,
frustasi atau kecemasan. Memerlukan tekat yang tinggi dan kontrol diri.
Menurut (Salsabilla, 2018)
aspek-aspek dalam beban kerja adalah:
a)
Aspek tugas-tugas
yang harus dikerjakan
apakah tugas
tersebut relevan dengan kemampuan dan kompetensi si karyawan
apabila tugas yang diterima seorang karyawan berbeda dengan kemampuan dan kompetensi dasar yang dimiliki karyawa, maka karyawan akan
merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas tersebut dan hasilnya tidak akan maksmal.
b)
Aspek seorang atau sekelompok orang yang mengerjakan tugas-tugas tersebut
Apakah orang atau
sekelompok orang yang mengerjakan
tugas tersebut mendapatkan dukungan dari lingkungan dan fasilitas sekita guna menyelesaikan tugas yang dikerjakannya dengan dukungan yang baik, maka hasil
pengerjaannya pun akan maksimal.
c)
Aspek waktu yang
digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut
Apakah waktu
yang diberikan sesuai dengan bobot pekerjaan
yang diterima oleh seseorang
karyawan, ketidakseimbangan
bobot kerja dengan waktu kerja
akan menyebabkan beban kerja yang tinggi dan karyawan akan mengalami stress kerja.
d)
Aspek keadaan atau kondisi normal pada saat tugas-tugas tersebut dikerjakan
Apakah tugas
yang dibebankan kepada seorang karyawan telah dikerjakan dengan baik dan sesuai dengan prosedur
kerja yang semestinya dilakukan oleh seorang karyawan.
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Beban Kerja
Secara umum
hubungan beban kerja dan kapasitas kerja menurut (Astianto & Suprihhadi, 2014)
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat komplek, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
a.
��Faktor
eskternal
Faktor eksternal
yang berpengaruh terhadap beban kerja adalah
beban yang berasal dari luar tubuh
karyawan. Yang termasuk beban kerja eksternal
adalah:
Tugas yaitu
yang dilakukan bersifat fisik seperti beban
kerja, stasiun kerja, alat dan sarana kerja, kondisi
atau medan kerja, alat bantu
kerja dan lain-lain.
Organisasi yang terdiri
dari lamanya waktu kerja, waktu
istirahat, kerja bergilir, dan lain-lain
Lingkungan kerja
yang meliputi suhu, intensitas penerangan, debu, hubungan karyawan dengan karyawan dan sebagainya.
b.
Faktor internal
Faktor internal yang berpengaruh terhadap beban kerja adalah
faktor yang berasal dari dalam tubuh
sendiri sebagai akibat adanya reaksi
dari beban kerja eksternal. Reaksi tubuh tersebut
dikenal sebagai strain. Berat ringannya strain dapat dinilai baik
secara objektif maupun subjektif. Penilaiam secara objektif melalui perubahan reaksi psikologis dan perubahan perilaku. Karena itu strain secara subjektif berkaitan erat dengan harapan, keinginan, kepuasan dan penilaian subjektif lainnya. Secara lebih ringkas faktor
internal meliputi:
1.
Faktor somatik
Meliputi jenis
kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi
kesehatan, status gizi.
2.
Faktor psikis
Terdiri dari
motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan.
4.
Jenis Beban Kerja
Dalam (Imansari, 2016)
mengatakan bahwa setiap pekerjaan apapun jenisnya apakah pekerjaan tersebut otot atau
pemikiran, merupakan beban bagi pelakunya.
Beban ini dapat berupa beban fisik,
beban mental, ataupun beban sosial sesuai
dengan jenis pekerjaan si pelaku.
Masing-masing orang memiliki kemampuan
yang berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja. Ada orang yang lebih cocok untuk
menanggung beban fisik, tetapi ada
orang lain akan lebih cocok melakukan pekerjaan yang lebih banyak pada beban mental atau sosial. Adapun jenis beban kerja
sebagai berikut:
a.
��Beban kerja mental atau psikologis
Kerja mental adalah kondisi kerja dimana informasi
yang masih harus diproses di dalam otak. Kerja mental meliputi kerja otak dalam pengertian
sempit dan pemrosesan informasi. Kerja otak dalam pengertian
sempit adalah proses berfikir yang memerlukan kreatifitas, misalnyaa membuat mesin, membuat rencana produksi, mempelajari file dan menulis laporan. Beban kerja mental yaitu selisih antara tuntutan beban kerja dari suatu
tugas dengan kapasitas maksimum beban mental seseorang dalam kondisi termotivasi.
Aspek psikologis dalam suatu pekerjaan
berubah setiap saat. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan aspek psikologis dapat berasal dari
dalam diri sendiri (internal) atau dari luar (eksternal).
Baik faktor internal maupun eksternal sulit dilihat dari
kasat mata sehingga dalam pengamatan hanya dilihat dari hasil
pekerjaan atau faktor yang dapat diukur secara obyektif
ataupun dari tingkah laku dan penuturan pekerja yang dapat diidentifikasi.
b.
Beban kerja fisiologis
Secara umum
yang berhubungan dengan beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat kompleks, baik faktor eksternal
maupun internal. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban
fisik atau mental penilaian beban kerja fisik dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu
secara obyektif (penelitian secara langsung) dan metode tidak langsung. Seorang tenaga kerja mempunyai kemampuan berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja.
Ada beberapa macam definisi beban nkerja, yang pertama beban kerja adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh tubuh manusia dan berat rigannya beban kerja sangat mempengaruhi konsumsi, yang kedua beban kerja adalah
beban yang diterima pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya seperti mengangkat, mendorong, berlari, dan mencangkul dan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses pembakaran.
5.
Indikator Beban Kerja
Menurut (Artadi, 2016)
indikator beban kerja meliputi:
a.
��Target yang harus dicapai
pandangan individu
mengenai besarnya target kerja yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaannya, misalnya untuk menggiling, melinting, mengepak dan mengangkut. Pandangan mengenai hasil kerja yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
b.
Kondisi pekerjaan
Mencakup tentang
bagaimana pandangan yang dimiliki oleh individu mengenai kondisi pekerjaannya, misalnya mengambil keputusan dengan cepat pada saat pengerjaan barang, serta mengatasi
kejadian yang tak terduga seperti melakukan pekerjaan ekstra diluar waktu
yang telah ditentukan.
c.
��Standar
pekerjaan
Kesan yang dimiliki
oleh individu mengenai pekerjaannya, misalnya perasaan yang timbul mengenai beban kerja yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Perhitungan Kebutuhan
Tenaga Kerja Berdasarkan Rumus WISN (Workload Indicators Staffing Needs)
Metode perhitungan
WISN adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM pada tiap unit kerja di suatu tempat kerja.
Kelebihan metode ini yaitu mudah
dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis juga mudah diterapkan, kompherensif dan realistis. Adapun Langkah perhitungan
kebutuhan SDM berdasarkan
WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu :
1.
Menetapkan Waktu Kerja
Tersedia
Rumus : { A � ( B+C+D+E) x F }
Keterangan :
A : Hari Kerja
B : Cuti
Tahunan
C : Pendidikan dan Pelatihan
D : Hari Libur
Nasional
E : Ketidakhadiran
Kerja
F : Waktu Kerja
2.
Menetapkan Unit Kerja
dan Kategori Sumber Daya Manusia
3.
Menyusun Standar Beban Kerja
Standar beban
kerja
(Waktu kerja
tersedia)/(Rata -rata waktu penyelesaian kegiatan pokok)
4.
Menyusun Standar Kelonggaran
Standar kelonggaran :
(Rata -rata waktu per faktor kelonggaran)/(Waktu kerja tersedia)
5.
Perhitungan Kebutuhan
Tenaga Per Unit Kerja
Kebutuhan sumber
daya manusia :
(Kuantitas
kegiatan pokok)/(Standar beban
kerja)
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode pengumpulan data observasi dan wawancara. Penelitian ini juga menggunakan metode pengerjaan WISN (Workload Indicators Staffing Needs).
Sampel penelitian adalah data kunjungan pasien periode Juli 2020 � Juni 2021.
Hasil dan Pembahasan
A. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja di Klinik Medika Tanjungsari
1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
Tabel 1
Waktu Kerja
Tersedia
Faktor |
Kategori Perekam Medis |
Keterangan |
|
A |
Hari Kerja |
317 |
Hari/Tahun |
B |
Cuti Tahunan |
12 |
Hari/Tahun |
C |
Pendidikan dan Pelatihan |
2 |
Hari/Tahun |
D |
Hari Libur Nasional |
19 |
Hari/Tahun |
E |
Ketidakhadiran Kerja |
5 |
Hari/Tahun |
F |
Waktu Kerja |
8 |
Jam/Hari |
Waktu Kerja Tersedia |
2232 |
Hari/Tahun |
|
{A-(B+C+D+E)*F} |
133920 |
Menit/Tahun |
|
Hasil Kerja Tersedia |
279 |
Hari/Tahun |
Sumber: Unit Rekam Medis
Klinik Medika Tanjungsari
Dengan uraian perhitungan sebagai berikut:
a. ���Hari Kerja Tersedia
= { A � ( B+C+D+E) x F }
= {317 � (12+2+19+5) x 8}
= 279 Hari/Tahun
b. Waktu
Kerja Tersedia
= Hari Kerja Tersedia
x Waktu Kerja
= 279 x 8
=2232 Jam Kerja/Tahun
Berdasarkan
hasil perhitungan, hari kerja yang tersedia di Klinik Medika Tanjungsari yaitu sebanyak 279 Hari/Tahun dengan WKT selama 2232 Jam/Tahun.
2. Menetapkan Unit Kerja dan Kategori SDM
Unit Kerja: Petugas Rekam Medis
Kategori Sumber Daya Manusia:
Petugas Bagian Pendaftaran.
3. Menyusun
Standar Beban Kerja
Menghitung Standar Beban Kerja :
Dik: a. Waktu Kerja Tersedia = 133920 Menit/Tahun
b. Rata-rata waktu pendaftaran :
Rawat Jalan: 3 Menit
Observasi: 5 Menit
Dit : SBK?
Jawab : Rawat Jalan
SBK = 133920/3 = 44640
Observasi
SBK = 133920/5 = 26784
4. Menyusun
Standar Kelonggaran
Tabel 2
Standar Kelonggaran
Faktor Kelonggaran |
Waktu |
WKT |
SKI |
Rapat Rutin |
2 Jam/Bulan |
2232 |
0,005 |
Bimbingan PKL |
1 Jam/Hari |
2232 |
0,14 |
Seminar |
2 Jam/6 Bulan |
2232 |
0,001 |
|
|
Total |
0,146 |
Sumber: Unit Rekam Medis
Klinik Medika Tanjungsari
Dengan Perhitungan Sebagai Berikut:
Dik : Rata-rata waktu : 2,5 Jam
Waktu Kerja Tersedia : 2232 Jam
Dit : Standar
Kelonggaran?
Jawab: Standar Kelonggaran
= "Rata-rata waktu" /(Waktu
Kerja Tersedia) = 2,5/2232
= 0,0011
Menurut
hasil perhitungan di atas, standar kelonggaran
di Klinik Medika Tanjungsari adalah 0,0011. Hasil tersebut didapatkan dari faktor kelonggaran
rapat rutin, bimbingan PKL dan seminar.
5. Kebutuhan Tenaga Kerja Per Unit
Perhitungan
kebutuhan tenaga kerja memerlukan data kuantitas kegiatan pokok dan juga hasil dari perhitungan-perhitungan sebelumnya. Berikut merupakan kuantitas kegiatan pokok unit rekam medis di Klinik Medika Tanjungsari:
Tabel 3
Kuantitas Kegiatan Pokok
No |
Kategori SDM |
Kegiatan Pokok |
Frekuensi |
1 |
Perekam Medis |
Rawat Jalan |
21619 |
Observasi |
3332 |
Sumber: Unit Rekam Medis
Klinik Medika Tanjungsari
Kuantitas
kegiatan pokok di atas didapatkan dari jumlah kunjungan
pasien Klinik Medika Tanjungsari periode Juli 2020 � Juni 2021.
Tabel 4
Kebutuhan Sumber Daya
Manusia
No |
Kategori SDM |
Kegiatan Pokok |
Kuantitas Kegiatan |
Standar Beban Kerja (SBK) |
Kebutuhan SDM |
1 |
Perekam Medis |
Rawat Jalan |
21619 |
44640 |
0,48 |
Observasi |
3332 |
26784 |
0,12 |
||
Sub Total Kebutuhan SDM |
0,6 |
||||
Standar Kelonggaran |
0,0011 |
||||
Total Kebutuhan SDM |
0,6011 |
Sumber: Unit Rekam Medis
Klinik Medika Tanjungsari
Dengan Proses Perhitungan Sebagai Berikut:
Sub Total Kebutuhan SDM:
Rawat Jalan: "Kuantitas Kegiatan " /"Standar
Beban Kerja" = 21619/44640 = 0,48
Observasi:� "Kuantitas Kegiatan " /"Standar
Beban Kerja" = 3332/26784 = 0,12
Sub Total Kebutuhan SDM = 0,48 + 0,12 = 0,6
Standar Kelonggaran = 0,0011
Jadi, Total Kebutuhan SDM = 0,6 + 0,0011 =
0,6011
= 1 Orang
Jadi, total keseluruhan kebutuhan
SDM yang dibutuhkan di unit rekam
medis Klinik Medika Tanjungsari yaitu 1 orang. Penambahan tenaga kerja ini
bertujuan agar petugas bisa menjalankan tugasnya dengan lebih baik lagi
sesuai dengan PMK No. 55 Tahun 2013.
Kesimpulan
Analisis kebutuhan tenaga
kerja berdasarkan beban kerja di Klinik Medika Tanjungsari
dengan menggunakan metode WISN (Workload Indicators Staffing Needs) jumlah petugas yang tersedia yaitu 3 orang dengan background pendidikan lulusan D1 Manajemen Administrasi Pelayanan Kesehatan
dan jumlah yang dibutuhkan yaitu 1 (satu) orang.
BIBLIOGRAFI
Artadi, I.
(2016). Hukum: Antara Nilai-Nilai Kepastian, Kemanfaatan Dan Keadilan. Jurnal
Ilmiah Hukum Dan Dinamika Masyarakat, 4(1). Google Scholar
Ashar,
B. H., Miller, R. G., Pichard, C. P., Levine, R., & Wright, S. M. (2008).
Patients� Understanding Of The Regulation Of Dietary Supplements. Journal Of
Community Health, 33(1), 22�30. Google Scholar
Astianto,
A., & Suprihhadi, H. (2014). Pengaruh Stres Kerja Dan Beban Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pdam Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, 3(7),
1�17. Google Scholar
Azzahra,
S. A. N., & Mufidi, M. F. (2021). Tanggung Jawab Petugas Kesehatan
Terhadap Kerahasiaan Dokumen Pasien Dalam Melakukan Pelayanan Medis Ditinjau
Dari Uu No. 44 Thn 2009. Dihubungkan Dengan Permenkes No. 269/Menkes/Per/Iii/2008
Tentang Rekam Medis. Google Scholar
Dewi,
A. K. (2013). Isolasi, Identifikasi Dan Uji Sensitivitas Staphylococcus Aureus
Terhadap Amoxicillin Dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (Pe) Penderita
Mastitis Di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. Jurnal Sain Veteriner,
31(2), 138�150. Google Scholar
Gawron,
V. J. (2008). Human Performance, Workload, And Situational Awareness
Measures Handbook. Crc Press. Google Scholar
Imansari,
M. D. (2016). Analisis Strategi Pemasaran Perumahan Syariah Ditinjau Dari
Segi Marketing Mix (7p�s) Di D�ahsana Property Pusat Malang. Uin Sunan
Ampel Surabaya. Google Scholar
Jumalia
Oktaviana, D., & Amir, M. (2016). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan
Keterlibatan Kerja. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Google Scholar
Lu,
M. C., Agripa, M. L., Wan, M. W., & Dalida, M. L. P. (2013). Removal Of
Oxidized Sulfur Compounds Using Different Types Of Activated Carbon, Aluminum
Oxide, And Chitosan-Coated Bentonite. Desalin. Water Treat. 52, 873e879. Google Scholar
No,
P. (2018). Tahun 2013 �Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekammedis.�
Republik Indonesia. Google Scholar
Oktaviani,
I. S. (2016). Pengaruh Anggaran Berbasis Kinerja Terhadap Kinerja Aparatur
Pemerintah Dan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening (Survey Pada
Dinas-Dinas Pemerintah Kota Bandung). Fakultas Ekonomi Unpas. Google Scholar
Pradani,
A. W., & Soraja, A. (2021). Efektivitas Pemberlakuan Peraturan Walikota
Surabaya No. 4 Tahun 2021 Tentang Kriteria Pemberian Tambahan Penghasilan
Kepada Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Kecamatan Kota Surabaya. Court Review:
Jurnal Penelitian Hukum (E-Issn: 2776-1916), 1(03), 56�67. Google Scholar
Putra,
M. T. P., & Prihatsanti, U. (2017). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan
Intensi Turnover Pada Karyawan Di Pt.�X.� Jurnal Empati, 5(2),
303�307. Google Scholar
Salsabilla,
B. P. (2018). Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Karyawan
Di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi Kota Semarang. Google Scholar
Copyright holder: Sri Deliana Nurhasanah, Erix
Gunawan (2021) |
First publication right: Jurnal Health Sains |
This article is licensed under: |