Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 2, No. 10, Oktober 2021
PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI
INSTALASI RAWAT INAP PMN RS MATA CICENDO
Nanang Tedi, Syamsul Arifin, Farida Gustini
Politeknik Piksi Ganesha Bandung
Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 Agustus 2021 Direvisi 15 Agustus 2021 Disetujui 25 Agustus 2021 |
Berdasarkan data jumlah pasien yang dirawat pertahun dan jumlah tenaga perawat yang ada di Instalasi Rawat Inap Pusat Mata
Nasional Rumah Sakit Mata
Cicendo Bandung memperlihatkan
bahwa disana kekurangan tenaga perawat karena jumlah pasien yang meningkat yang dapat menyebabkan terjadinya kelelahan atau beban kerja terlalu
banyak sehingga dapat menyebabkan stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap
kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap Pusat Mata
Nasional Rumah Sakit Mata
Cicendo Bandung Tahun
2021. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
dengan pendekatan cross
sectional. Sampel penelitian
ini adalah 50 perawat yang ada di Rawat Inap. Teknik pengambilan sampel secara probability
sampling dengan metode
total sampling. Hasil penelitian ini adalah nilai
korelasi/hubungan R yaitu sebesar 0,788, dari output tersebut koefisien determinasi (Adjusted
R Square) sebesar 0,613, sehingga
dapat disimpulkan terdapat pengaruh variabel bebas (stress kerja) terhadap variabel terikat (kinerja) adalah sebesar 61,3% dan sisanya 38,7
% dipengaruhi oleh faktor
lain. ABSTRACT Based on data on the number
of patients treated per year and the number of nurses in the inpatient
installation of the National Eye Center of the Cicendo
Eye Hospital, Bandung, it shows that there is a shortage of nurses because
the number of patients continues to increase which will result in fatigue or
too much workload which can cause stress work. This study aims to determine
the effect of work stress on the performance of nurses in the inpatient
installation of the National Eye Center at Cicendo
Eye Hospital, Bandung in 2021.This type of research is quantitative with a
cross sectional approach. The sample of this research is 50 nurses who are
hospitalized. The sampling technique is probability sampling with total
sampling method. The results of this study are the correlation value / R
which is 0.788, the output coefficient of determination (Adjusted R Square)
is 0.613, so it can be said that there is an influence of the independent
variable on the variable (performance) of 61.3% and the remaining 38.7% is
influenced by other factors. |
Kata Kunci: stres kerja;
kinerja perawat Keywords: work stress; nurses performance |
Pendahuluan
Manusia merupakan salah satu penggerak utama dalam setiap kehidupan
berorganisasi (Potale & Uhing, 2015). Seiring dengan perkembangan zaman, dunia kesehatan
sangat berpengaruh akan kemajuan teknologi guna menghasilkan pelayanan yang memuaskan (Septrianto et al., 2018).
Untuk itu tidak hanya tergantung
pada teknologi saja tetapi ada juga peran sumber daya
manusia. Sumber daya sebagai motor penggerak harus memiliki aturan dan proses manajemen yang baik sehingga akan mendapatkan
hasil yang optimal sehingga
akan memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap pasien (Syarif, 2010).
Menurut (Mahdavi et al., 2016)
Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami pegawai dalam menghadapi
pekerjaan. Stres kerja ini tampak
dari tampilan diri, antara lain emosi tidak stabil,
perasaan tidak tenang, suka menyendiri,
sulit tidur, meroko yang berlebihan, tidak bisa relaks,
cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami ganguan pencernaan (Pane, 2019).
Dengan adanya stress, kinerja akan cenderung
meningkat karena stres membantu karyawan untuk mengerahkan segala kemampuan sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan kerja yang pada akhirnya akan mencapai
tingkat yang stabil sesuai dengan kemampuan
karyawan, akan tetapi apabila stres menjadi terlalu
besar akan mempengaruhi kinerja karena dapat menganggu
pelaksanaan pekerjaan yang berdampak pada hasil kerja yang buruk (Nurmalasari, 2015).
Stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja, karena stres sebagai
suatu tanggapan penyesuaian, disalurkan oleh perbedaan � perbedaan individu atau proses psikologis, yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan
dari luar situasi, atau peristiwa
yang menetapkan permintaan psikologis atau fisik berlebihan seseorang (Jundy, 2018).
Menurut (Marbawi et al., 2016)
kinerja pegawai adalah hasil kerja
yang telah dicapai oleh sorang karyawan atau sekelompk orang sesuai tanggungjwab dan wewenang yang diberikan kepadanya. Kinerja karyawan mengarah pada prestasi kerja, yang meliputi kuantitas, kualitas, jangka waktu, kehadiran
ditempat kerja dan sikap kooperatif. Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab dengan
kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan
mereka dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya (Irawan & Suryani, 2018).
Penilaian kinerja mempunyai arti penting bagi perawat dengan
adanya penilaian kinerja artinya perawat mendapat perhatian dari atasan, selain itu akan menambah
semangat kerja perawat karena dengan adanya penilaian
kinerja ini mungkin perawat berprestasi akan dipromosikan ataupun sebaliknya didemosikan jika kinerja perawat
menurun (Iskandar et al., 2018).
Peneliti memilih Rumah Sakit
Mata Cicendo sebagai objek penelitian karena merupakan Rumah Sakit terbesar
Pusat Mata Nasional yang ada di kawasan
Kota Bandung dan memiliki ruang
rawat inap dengan 104 tempat tidur. Peran dari Rumah sakit ini
sebagai media atau fasilitas yang mencakup pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian dibidang kesehatan mata.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada hari Senin tanggal 03 Mei 2021 didapatkan bahwa Rumah Sakit Mata Cicendo terdiri dari 4 ruang rawat
inap yaitu Ruang Anggrek, Ruang Bougenvile, Ruang Cempaka dan Ruang Dahlia. Jumlah sumber daya perawat
di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit
Mata Cicendo Bandung khususnya
rawat inap adalah sebanyak 50 perawat. Sebagai bahan pertimbangan data antara kebutuhan tenaga perawat dengan jumlah pasien,
berikut data yang peneliti peroleh dari sumber
terkait adalah sebagai berikut
Tabel 1
Data jumlah Pasien Rawat Inap dan jumlah perawat bulan Januari-Juni
2021.
Bulan |
Jumlah Pasien |
Jumlah Perawat |
|
Januari |
479 |
50 |
|
Februari |
448 |
50 |
|
Maret |
565 |
50 |
|
April |
540 |
50 |
|
Mei |
370 |
50 |
|
Juni |
544 |
50 |
Sumber:
Data Sekunder Pusat Mata Nasional Rumah
Sakit Mata Cicendo, 2021
Menurut (Nursalam, 2011),
ada berbagai cara perhitungan kebutuhan tenaga perawat untuk suatu
ruangan. Namun metode perhitungan yang digunakan di Rawat inap Pusat
Mata Nasional Rumah Sakit
Mata Ciendo adalah menggunakan metode (Gillies et al., 2000),
yang telah disesuaikan dengan kondisi rumah sakit. Berdasarkan
metode Gilies untuk mengetahui jumlah tenaga perawat
yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
1.
Jam perawatan
a.
Waktu keperawatan minimal : 2 jam
b.
Waktu keperawatan partial : 4 jam
c.
Waktu keperawatan total : 6 jam
2.
Jumlah hari
Jumlah hari 365 hari dengan hari libur
masing-masing perawat per tahun
yaitu 73 hari (hari minggu/libur
= 52 hari, untuk hari sabtu tergantung
kebijakan rumah sakit, kalau ini
merupakan hari libur maka harus
diperhitungkan, begitu juga
sebaliknya. Hari libur nasional = 13 hari dan cuti tahunan = 8 hari)
3.
Jumlah hari kerja tiap perawat
Jumlah jam kerja perawat adalah 40 jam perminggu (kalau hari kerja
efektif 6 hari maka 40/6 = 6,6 = 7 jam perhari, kalau hari kerja
efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam perhari)
Berdasarkan prinsip perhitungan metode Gilies maka
perhitungan kebutuhan perawat rawat inap
di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit
Mata Cicendo Bandung adalah
sebagai berikut:
1)
Jumlah perawatan:
Minimal care = 92 x2 = 198
Parsial care = 522x4 = 2088
Total care = 30x6 = 180
(198+2088+180 = 2466/651= 3,78)
2)
Kebutuhan tenaga kerja :
A X B X C�� = ���F���� �= H
(C �D) X E�������� E
��
Keterangan:
A = Rata-rata jumlah
jam perawatan
B = Rata rata
jumlah pasien/perhari
C = Jumlah
hari /tahun
D = Jumlah libur masing masing perawat
E = Jumlah
jam perawatan yang dibutuhkan
perawat pertahun
G = Jumlah
jam perawatan yang diberikan
perawat pertahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan
Tabel 2
Kebutuhan Perawat
Rawat Inap Pusat Mata Nasional Rumah
Sakit Mata Cicendo Tahun 2021
No |
Unit |
Jumlah
Perawat Yang Ada |
Kebutuhan |
Keterangan |
1. |
R. Anggrek |
7 |
10 |
-3 |
2. |
R. Bougenvile |
14 |
15 |
-1 |
3. |
R. Cempaka |
11 |
12 |
-1 |
4 |
R. Dahlia |
18 |
26 |
-8 |
Jumlah |
50 |
63 |
-13 |
Sumber: Data Sekunder Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo, 2021
Idealnya 1 perawat menangani
1-2 tempat tidur atau pasien dengan
membandingkan jumlah pasien yang di rawat dengan jumlah 50 tenaga perawat rawat inap yang ada di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung sehingga dipandang peneliti sangat kekurangan tenaga dan kelebihan beban kerja yang akan menimbulkan stress kerja yang berdampak pada kinerja perawat, dan pada kenyataannya perawat menangani 2-3 tempat tidur / pasien bahkan lebih. Perlu
diketahui untuk 1 pasien perawat melakukan kegiatan dari menemani visite
dokter, menyiapkan obat pasien yang dirawat baik itu
yang diminum maupun yang disuntikan dan obat pasien pulang, observasi tanda vital, memberikan edukasi dan menyiapkan persiapan penunjang pre operasi dan post operasi, bahkan tidak hanya pelayanan
mata saja tetapi ada juga pelayanan kemoterapi dan
covid-19. Fenomena lain yang peneliti
temukan yaitu tingginya turn over pasien sehingga menyebabkan perawat mengalami kelelahan. Selain itu menurut hasil
penelitian Persatuan perawat Nasional Indonesia tahun
2006, sebanyak 50,9% perawat
di Indonesia yang bekerja mengalami
stres kerja seperti merasa pusing, lelah, kurang ramah, kurang
istirahat akibat beban kerja terlalu
tinggi serta penghasilan yang tidak memadai. Berdasarkan data PPNI dapat disimpulkan bahwa banyak perawat
yang mengalami stres akibat tuntutan tugas yang terlalu berat seperti tidak
seimbangnya jumlah tenaga perawat dengan jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan. Selain dokter, peran perawat sangat vital karena berperan pada kesembuhan pasien. Berdasarkan uraian diatas maka dalam
penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada judul �Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat� khususnya diruang rawat inap
Pusat Mata Nasional Rumah Sakit
Mata Cicendo Bandung (Riskesdas, 2013).
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
peneliti adalah metode penelitian Kuantitatif.� Penelitian Ini menggunakan desain penelitian Cross sectional. Menurut
(Nursalam, 2011)
Cross sectional adalah penelitian
pada beberapa populasi yang
diamati pada waktu yang sama. Pada penelitian ini peneliti bermaksud
mengetahui Pengaruh Stres Kerja Terhadap
Kinerja Perawat. Penelitian
ini bertempat di Pusat Mata
Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung dengan jumlah sampel 50 orang perawat Rawat Inap sesuai dengan banyaknya
jumlah populasi.� Cara pengambilan sampel ini adalah
dengan mengambil semua anggota populasi
menjadi sampel dikarenakan populasi populasi kecil, maka anggota populasi
tersebut diambil seluruhnya untuk dijadikan sampel penelitian (Nursalam, 2011).
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji validitas� dan reabilitas pada variabel
dependent dan independent adalah sebagai
berikut : dari hasil analisa uji instrument pada
42 item pertanyaan dimana
30 pertanyaan untuk variabel X dan 12 pertanyaan untuk variabel Y dengan 50 responden diperoleh hasil bahwa nilai koefisien
korelasi pada item pertanyaan
dengan nilai rhitung� lebih besar dari
nilai rtable yaitu� rhitung variabel X (0,963) dan rhitung variabel Y (0,850) dengan nilai rtabel
sebesar 0,278 dan nilai signifikasi 0,05, maka dinyatakan valid.
Tabel 3
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
,963 |
30 |
Sumber: diolah oleh penulis
(SPSS 18: 2021)
Dari table 3 dapat dijelaskan
bahwa nilai Cronbach�s
alpha > nilai batas yaitu 0,963 > 0,60 yang menunjukan
bahwa variabel stress kerja (X) reliabel.
Tabel 4
Uji
Reliability variabel Y
Reliability Statistics |
|
Cronbach's Alpha |
N of Items |
,850 |
12 |
Sumber: diolah oleh penulis
(SPSS 18: 2021)
Tabel
5
Uji Regresi
Linear
Model |
Unstadardized Coefficients |
Stadardized Coefficients |
T |
Sig |
|
B |
Std. Error |
Beta |
|||
1.Constan |
1,236 |
2,367 |
,788 |
,522 |
`,604 |
Stres Kerja |
,475 |
,053 |
8,873 |
,000 |
Dari table 4 dapat dijelaskan
bahwa nilai Cronbach�s
alpha > nilai batas yaitu 0,850 > 0,60 yang menunjukan
bahwa variabel Kinerja (Y) reliabel. Penelitian ini menggunakan uji regresi linier dikarenakan satu variabel yang dilakukan pengukuran.
Tabel 6
Uji regresi
Linier
Variables
Entered/Removeda |
|||
Model |
Variables
Entered |
Variables
Removed |
Method |
1 |
Stres Kerjab |
. |
Enter |
a. Dependent Variable: Kinerja |
|||
b. All requested variables entered. |
Sumber: diolah
oleh penulis
(SPSS
18: 2021)
Berdasarkan tabel 6 diketahui variabel yang dimasukan adalah variabel Stres Kerja sebagai variabel
Indevendent dan variabel kinerja sebagai variabel Dependent dan metode
yang digunakan adalah metode Enter.
Tabel 7
Korelasi/Hubungan R
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the
Estimate |
1 |
,788 |
,621 |
,613 |
3,623 |
Sumber: diolah oleh penulis
�(SPSS 18: 2021)
Tabel 7 menjelaskan besarnya nilai korelasi/hubungan R yaitu sebesar 0,788. Dari output tersebut koefisien determinasi (Adjusted
R Square) sebesar 0,613, sehingga
dapat disimpulkan terdapat pengaruh variabel bebas (stress kerja) terhadap variabel terikat (kinerja) adalah sebesar 61,3% dan sisanya 38,7 % dipengaruhi oleh faktor lain.
Tabel 8
Nilai
F Hitung
Model |
Surn of squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
1 Regression |
1033,553 |
1 |
1033,553 |
78,739 |
,000 |
Residual |
630,067 |
48 |
13,126 |
|
|
Total |
1663,620 |
49 |
|
|
|
Sumber: diolah
oleh penulis (SPSS 18: 2021)
Dari output tersebut diketahui bahwa nilai F hitung
= 78,739 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 <
0,005, maka model regresi dapat dipakai untuk
meprediksi variabel kinerja atau dengan
kata lain ada pengaruh variabel stress kerja(X) terhadap variabel kinerja (Y).
Diketahui nilai konstans (a) sebesar 1,236 sedangkan nilai stress kerja(b) sebesar 0,475 sehingga dapat disimpulkan Koefisien X sebesar 0,475 menyatakan bahwa setiap penambahan
1% nilai stress kerja, maka nilai kinerja
bertambah sebesar 0,475, sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel X terhadap Y adalah positif.
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan SPSS dengan 50 responden, tingkat stress kerja perawat rawat Inap
di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung adalah 4 orang
(8,0%) stress rendah, 19 orang
(36,0%) Stres sedang dan 27
orang (54,0%) stress tinggi.
Tabel 9
Hasil
Uji dengan SPSS
|
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Curulative Percent |
Valid |
Stres Tinggi |
27 |
54,0 |
54,0 |
54.0 |
|
Stres Sedang |
19 |
38,0 |
38,0 |
92.0 |
|
Stres Rendah |
4 |
8,0 |
8,0 |
100.0 |
|
Total |
50 |
100,0 |
100,0 |
|
Tabel 10
Hasil
Uji dengan SPSS
Statistics |
||
N |
Persen stress kerja |
Tingkat stres |
��� Valid |
50 |
50 |
Missing |
0 |
0 |
Tabel 11
Hasil
Uji dengan SPSS
Tingkat Kerja |
||||
Valid |
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
Kinerja Baik |
16 |
32,0 |
32,0 |
32,0 |
Kinerja Cukup |
27 |
54,0 |
54,0 |
86,0 |
Kinerja Kurang |
7 |
14,0 |
14,0 |
100,0 |
Total |
50 |
100,0 |
100,0 |
|
Sumber: diolah oleh penulis
(SPSS 18: 2021)
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan SPSS dengan 50 responden, tingkat Kinerja perawat rawat Inap di Rumah
Sakit Mata Cicendo Bandung adalah 16 orang (32,0%) Kinerja baik,
27 orang (54,0%) Kinerja cukup
dan 7 orang (14,0%) Kinerja kurang.
Tabel 12
Hasil
Uji dengan SPSS
|
|
Stres Kerja |
Kinerja |
Stres Kerja |
Pearson correlation Sig. (2-tailed) N |
1 50 |
,788 ,000 50 |
Kinerja |
Pearson correlation Sig. (2-tailed) N |
,788 ,000 50 |
1 50 |
Sumber: diolah oleh penulis
(SPSS
18: 2021)
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa variabel (X) terhadap variabel (Y) memiliki korelasi dengan derajat hubungan korelasi kuat dan bentuk hubungan positif yaitu 0,788 dengan pedoman derajat hubungan 0,61 s/d 0.80 dinyatakan
korelasi kuat.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya didapatkan hasil terdapat pengaruh stress kerja terhadap kinerja perawat rawat Inap dirumah
sakit mata cicendo karena nilai R hitung (0,788) lebih besar darui
nilai R adjusted square (0,613). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa stress kerja dikalangan perawat rawat inap
rumah sakit mata cicendo tinggi.
Tingginya angka stress kerja akan berdampak
terhadap penurunan kinerja perawat mulai dari perawat
yang kelelahan, banyak yang
sakit atau mengalami susah konsentrasi ketika bekerja. Jika hal itu dibiarkan akan
mempengaruhi terhadap penurunan kualitas pelayanan pasien.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
tentang Pengaruh stres kerja terhadap
kinerja perawat di rawat inap Rumah
Sakit Mata Cicendo Bandung,
peneliti dapat menarik kesimpulan yaitu 4 orang perawat (8,0%) mengalami stress rendah, 19 orang
perawat (36,0%) mengalami Stres sedang dan 27 orang perawat (54,0%) mengalami stress tinggi. Sedangkan untuk penilaian kinerja menunjukkan 16 orang perawat (32,0%) memiliki kinerja baik, 27 orang perawat (54,0%) memiliki kinerja cukup dan 7 orang perawat� (14,0%) memiliki
kinerja kurang. Dari hasil perhitungan kedua variabel terdapat hubungan korelasi yang kuat antara pengaruh stres kerja terhadap
kinerja perawat dengan nilai 0,788. Selain itu stres
kerja juga mempengaruhi terhadap kinerja perawat yaitu sebesar
61, 3 % dan sisanya 38,7 % dipengaruhi
oleh faktor lain.
�
BIBLIOGRAFI
Gillies, J.
M., Gillies, J., & Cailliau, R. (2000). How The Web Was Born: The Story
Of The World Wide Web. Oxford University Press. Google Scholar
Irawan,
A., & Suryani, N. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Fasilitas Kantor, Dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perdagangan Kota Semarang. Economic
Education Analysis Journal, 7(1), 265�278. Google Scholar
Iskandar,
N., Kep, M., Yuhansyah, N., & Kep, M. (2018). Pengaruh Motivasi &
Ketidakamanan Kerja Terhadap Penilaian Kerja Yang Berdampak Kepada Kepuasan
Kerja. Media Sahabat Cendekia. Google Scholar
Jundy,
K. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi, Lingkungan Kerja, Dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Tetap Pada Pt Mitsubishi Krama Yudha Motors And
Manufacturing Jakarta. Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta. Google Scholar
Mahdavi,
M., Lijan, H., Bahadorikhalili, S., Ma�mani, L., Ranjbar, P. R., & Shafiee,
A. (2016). Copper Supported Β-Cyclodextrin Grafted Magnetic Nanoparticles
As An Efficient Recyclable Catalyst For One-Pot Synthesis Of 1-Benzyl-1 H-1, 2,
3-Triazoldibenzodiazepinone Derivatives Via Click Reaction. Rsc Advances,
6(34), 28838�28843. Google Scholar
Marbawi,
H., Ahmad, S. N. S., Baharudin, N. S., & Gansau, J. A. (2016). In Vitro
Embryo Germination And Callus Induction Of Cynometra Cauliflora, An
Underutilized Medicinal Plant. Transactions On Science And Technology, 3(3),
476�482. Google Scholar
Nurmalasari,
A. (2015). Pengaruh Stress Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di Kecamatan
Malinau Kota Kabupaten Malinau. Ejournal Pemerintahan Integratif, 1(3),
102�114. Google Scholar
Nursalam.
(2011). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medik. Google Scholar
Pane,
S. G. (2019). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Personil
Pleton I Yonkav 6/Nk Kodam I Bukit Barisan. Jmb (Jurnal Manajemen Dan
Bisnis), 1(1). Google Scholar
Potale,
R., & Uhing, Y. (2015). Pengaruh Kompensasi Dan Stres Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan Pada Pt. Bank Sulut Cabang Utama Manado. Jurnal
Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3(1). Google Scholar
Riskesdas.
(2013). Riskesdas 2013. In Jakarta Kementeri Kesehat Ri (Vol. 6). Google Scholar
Septrianto,
S. Y., Hanafi, A., & Cahyadi, A. (2018). Pengaruh Stres Kerja Terhadap
Kinerja Perawat Rawat Inap Di Rumah Sakit Pertamina Prabumulih. Sriwijaya
University. Google Scholar
Syarif,
R. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga. Jakarta:
Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Google Scholar
Copyright holder: Nanang Tedi,
Syamsul Arifin, Farida Gustini
(2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: ������������������������������������������������������� |