Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 2, No. 10, Oktober 2021
KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS SIWALIMA PERIODE FEBRUARI 2021
Stephanie Sugiharto
Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya, Jawa Timur,
Indonesia
Email: [email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 Oktober 2021 Direvisi 15 Oktober 2021 Disetujui 25 Oktober 2021 |
Diabetes
mellitus merupakan gangguan
metabolisme yang bersifat
heterogen dan ditandai dengan adanya hiperglikemia karena gangguan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya. Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 adalah sebesar 2,1%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 (1,1%). Sebanyak 31 provinsi (93,9%) menunjukkan kenaikan prevalensi diabetes
mellitus yang cukup berarti.
Prevalensi penyakit
diabetes mellitus di Provinsi Maluku adalah 0,7%, sementara berdasarkan diagnosis nakes ditemukan sebesar 0,4%. Prevalensi menurut kabupaten tertinggi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Persentase
kasus diabetes mellitus yang sudah
terlayani oleh tenaga kesehatan menurut kabupaten, paling rendah di
Seram Bagian Barat dan Kepulauan Aru. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kadar glukosa darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe 2 di puskesmas siwalima periode februari 2021. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, subyek penelitian adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang mempunyai hasil pemeriksaan gula darah sewaktu dan dilakukan pemeriksaan di poli umum Puskesmas Siwalima di kota Dobo Kepulauan Aru Maluku pada bulan Februari 2021. Jenis kelamin, Usia, Kadar gula darah sewaktu, Berat badan, Tinggi
badan dan Lingkar pinggang
dicatat dari data rekam medik. Terdapat 17 pasien yang mengalami diabetes melitus tipe 2, sebagian besar adalah perempuan (52,94%), usia 45�64 tahun (64,70%), kadar gula darah sewaktu terbanyak >180mg/dl (47,05%), indeks
massa tubuh kategori overweight (41,17%), lingkar
pinggang diatas sama dengan 80 cm pada perempuan (66,67%). Kesimpulan penelitian
adalah pasien DMT2 di Puskesmas Siwalima Kota Dobo Kepulauan Aru menunjukkan sebagian besar memiliki rerata kadar glukosa darah sewaktu yang buruk. ABSTRACT Diabetes mellitus is a metabolic disorder that is heterogeneous and
characterized by the presence of hyperglycemia due to impaired insulin
secretion, impaired insulin work or both. The prevalence of diabetes mellitus
in Indonesia in 2013 was 2.1%. That's higher than in 2007 (1.1%). A total of
31 provinces (93.9%) showed a significant increase in the prevalence of
diabetes mellitus. The prevalence of diabetes mellitus in Maluku Province is
0.7%, while based on nakes diagnosis it was found
at 0.4%. Prevalence by district is highest in West Southeast Maluku Regency.
The percentage of cases of diabetes mellitus that has been served by health
workers by district, the lowest in Western Seram and Aru Islands. �The purpose of this study is to find out
blood glucose levels when in patients with type 2 diabetes mellitus in the
health center siwalima period of February 2021.This
study uses descriptive research methods, the study subjects are type 2
diabetes mellitus patients who have blood sugar examination results during
and are examined at the general poly Siwalima
Health Center in the city of Dobo Aru Maluku
Islands in February 2021. Gender, Age, Blood sugar levels at the time,
weight, height and waist circumference were recorded from medical records
data. There were 17 patients who had type 2 diabetes mellitus, mostly women
(52.94%), ages 45�64 years (64.70%), blood sugar levels when the most
>180mg / dl (47.05%), overweight body mass index (41.17%), waist
circumference above 80 cm in women (66.67%). The conclusion of the study was
that DMT2 patients at puskesmas Siwalima
Kota Dobo Aru Islands showed most had average
blood levelswhen it wasbad. |
Kata Kunci: type 2 diabetes mellitus; random blood glucose Keywords: type 2 diabetes
mellitus; random blood glucose |
Pendahuluan
Diabetes mellitus merupakan
gangguan metabolisme yang bersifat heterogen dan ditandai dengan adanya hiperglikemia karena gangguan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya. Hiperglikemia kronis pada diabetes dikaitkan dengan komplikasi mikrovaskular yang mempengaruhi mata, ginjal dan saraf, serta peningkatan
risiko penyakit kardiovaskular (CVD) (Association, 2010).
World Health Organization
(WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes melitus tipe 2 (DMT2) di
Indonesia dari 8,4 juta
pada tahun 2000 menjadi
21,3 juta pada tahun 2020 (Organization, 2016).
Laporan Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa Sulawesi Utara merupakan
salah satu provinsi dengan angka prevalensi
DMT2 yang tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan
pemeriksaan kadar glukosa darah secara
berkala untuk skrining dan diagnosis DMT2, salah satunya
pemeriksaan glukosa darah sewaktu (Kemenkes, 2018).
Prevalensi
diabetes di dunia pada orang dewasa berusia 20-79 tahun adalah 6,4% (285 juta) pada tahun 2010, dan akan meningkat menjadi 7,7% (439 juta) pada tahun 2030. Prediksi yang disusun oleh Dr Hilhary King dari WHO sebelum tahun 1999 menunjukkan bahwa angka ini akan
meningkat menjadi 300 juta pada tahun 2025, dan lebih dari 150 juta akan berada
di Asia (King et al., 1998; Shaw et al., 2010).
Prevalensi
diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 adalah sebesar 2,1%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 (1,1%). Sebanyak 31 provinsi (93,9%) menunjukkan kenaikan prevalensi diabetes mellitus yang cukup
berarti (RI, 2014). Prevalensi penyakit diabetes
mellitus di Provinsi Maluku adalah
0,7%, sementara berdasarkan
diagnosis nakes ditemukan sebesar 0,4%. Prevalensi menurut kabupaten tertinggi di Kabupaten Maluku
Tenggara Barat. Persentase kasus
diabetes mellitus yang sudah terlayani
oleh tenaga kesehatan menurut kabupaten, paling rendah di Seram Bagian Barat dan Kepulauan
Aru (Perkeni, 2019). Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang DM. Gejala klasik dari DM terdiri dari poliuria,
polidipsia, polifalgia, penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan gejala tidak klasik
dari DM di antaranya lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal, penglihatan kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulva pada wanita
(Soegondo et al., 2009).
Diabetes dapat didiagnosis berdasarkan kriteria glukosa plasma, baik nilai glukosa plasma puasa (FPG) atau nilai glukosa plasma 2 jam (2 jam
PG) selama tes toleransi glukosa oral 75 g
(OGTT), atau kriteria A1C
1.Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan kadar glukosa darah
secara berkala untuk skrining dan diagnosis DM,
salah satunya pemeriksaan glukosa darah sewaktu
(Bastien et al., 2014).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kadar glukosa darah sewaktu pada pasien diabetes melitus tipe 2 di puskesmas siwalima periode februari 2021.
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan di poli umum Puskesmas Siwalima di kota Dobo Kepulauan Aru Maluku pada bulan Februari 2021. Subjek penelitian yang digunakan adalah semua pasien yang telah dilakukan penegakkan diagnosis DM dan yang mempunyai
hasil pemeriksaan kadar gula darah sewaktu (GDS) periode Februari 2021. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah rekam medik yang lengkap terutama yang disertai profil glukosa darah sewaktu
pasien. Variabel penelitian yang digunakan adalah pasien yang sudah dilakukan penegakkan diagnosis DM, usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang dan kadar glukosa darah
sewaktu. Pengambilan data dilakukan dengan mencatat data pasien yang terdiagnosis DM di poli umum Puskesmas Siwalima kota Dobo
Kepulauan Aru Maluku periode
Februari 2021, serta mencari dan mengelompokkan pasien berdasarkan variabel penelitian yang dilihat dari rekam
medik. Kemudian dilakukan pengolahan dan analisis pada data.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Tabel 1
Data Responden
Jenis Kelamin |
n |
% |
Laki-laki |
8 |
47,05 |
Perempuan |
9 |
52,94 |
Jumlah |
17 |
100% |
Tabel
1 menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak pasien yang menderita DM yang dijadikan subjek penelitian berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang dari 17 data pasien (52,94%).
Tabel 2
Data Responden
Usia |
N |
% |
< 45 th |
4 |
23,52% |
45-64 th |
10 |
58,82% |
> 65 th |
3 |
17,64% |
Jumlah |
17 |
|
Tabel
2 menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak pasien yang menderita DM yang dijadikan subjek penelitian berada pada kelompok umur 45 � 64 tahun yaitu sebanyak
10 orang dari 17 data pasien
(58,82%).
Tabel 3
Frekuensi Responden
Glukosa darah sewaktu |
n |
% |
110-144 |
6 |
35,29% |
145-179 |
3 |
17,64% |
>180 |
8 |
47,05% |
Jumlah |
17 |
|
Tabel
3 menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak pasien yang menderita DM yang dijadikan subjek penelitian yang memiliki pemeriksaan kadar gula darah sewaktu terbanyak
adalah >180 mg/dl dengan
jumlah 8 orang atau sekitar (47,05%).
Tabel 4
Frekuensi Responden
Indeks massa tubuh |
n |
% |
Under
weight <18,5 mg/dl |
1 |
5,88% |
Normal 18,5-24,9 mg/dl |
6 |
35,29% |
Over weight 25-29,9 mg/dl |
7 |
41,17% |
Obesitas I 30-34,9 mg/dl |
3 |
17,64 |
Jumlah |
17 |
|
Tabel
4 menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak pasien yang menderita DM yang dijadikan subjek penelitian yang memiliki indeks massa tubuh
kategori overweight (25-29,9 kg/m2) dengan jumlah 7 orang atau sekitar (41,17%).
Tabel 5
Frekuensi Responden
Jenis Kelamin |
Lingkar pinggang |
n |
% |
Laki-laki |
<90cm |
2 |
25% |
|
>90 cm |
6 |
75% |
Perempuan |
<80 cm |
3 |
33,33% |
|
>80 cm |
6 |
66,67% |
Tabel
5 menunjukkan bahwa� frekuensi
terbanyak pasien wanita yang menderita DM� yang dijadikan subjek penelitian yang memiliki lingkar pinggang diatas sama dengan 80 cm yaitu sebanyak 6 orang dari 9 data pasien (66,67%), sedangkan frekuensi terbanyak pasien laki-laki yang menderita DM yang memiliki lingkar pinggang diatas sama dengan 90 cm yaitu sebanyak 6 orang dari 8 data pasien (75%).
B. Pembahasan
Dari hasil yang didapatkan
dari pengumpulan data mengenai distribusi penyakit DM berdasarkan jenis kelamin di poli umum Puskesmas
Siwalima kota Dobo Kepulauan Aru periode Februari 2021, didapatkan bahwa jumlah pasien dengan
diabetes melitus tipe 2 berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang dari 17 data pasien (52,94%). Hal
ini relatif sama dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh
Frontiers In Endocrinology, tidak ada
perbedaan berdasarkan jenis kelamin yang signifikan dalam prevalensi DM (laki-laki, 14,1%; perempuan, 14,5%) .
Dari hasil yang didapatkan
dari pengumpulan data mengenai distribusi penyakit DM berdasarkan usia di poli umum
Puskesmas Siwalima kota Dobo Kepulauan
Aru periode Februari 2021, didapatkan bahwa jumlah pasien DM dengan usia 45 � 64 tahun yaitu terbanyak
dengan presentase 64,70%. Berdasarkan teori, Perkiraan insiden tertinggi dari penderita diabetes yang adalah
orang dengan rentang usia 45�64 tahun di Amerika Serikat pada tahun 2018 (Bastien et al., 2014).�
Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan bahwa pada pemeriksaan GDS yang dilakukan pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2 umumnya pada pemeriksaan kadar gula darah sewaktu terbanyak
adalah >180 mg/dl dengan
jumlah 8 orang atau sekitar (47,05%), dimana seperti pada penjelasan dalam The American Diabetes Association, kontrol glukosa darah yang baik akan memberikan perbaikan dalam hal penanganan diabetes (Association, 2010). Kontrol glukosa darah post prandial bersifat
penting dan tidak hanya untuk mengatur
dan menunjukkan kadar glukosa dalam darah,
tetapi juga karena dengan mengurangi resiko hiperglikemia post
prandial yang dapat mengurangi
risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Untuk mencapai kontrol glikemik yang optimal, pernyataan konsensus dari American Diabetes Association (ADA) dan European
Association for the Study of Diabetes (EASD) merekomendasikan
pendekatan yang berpusat
pada pasien untuk menggabungkan faktor individu seperti gaya hidup, biaya,
motivasi, dan kebutuhan untuk menurunkan berat badan (Litwak et al., 2013). Selanjutnya, pedoman terbaru dari Federasi
Diabetes Internasional mengakui
pentingnya kontrol PPG dalam mengurangi risiko kardiovaskular dan memasukkan strategi untuk pengurangan risiko kardiovaskular sebagai fokus utama terapi
(Zhang et al., 2019).
Dari hasil yang didapatkan
dari pengumpulan data mengenai distribusi penyakit DM berdasarkan indeks massa tubuh
di poli umum Puskesmas Siwalima kota Dobo Kepulauan
Aru periode Februari 2021, didapatkan bahwa jumlah pasien DM dengan indeks massa
tubuh kategori overweight
(25-29,9 mg/dl) yaitu terbanyak
dengan presentase 41,17%, dimana BMI adalah penanda paling umum yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko DMT2 di
masa depan 9. Over weight
dan obesitas dianggap sebagai faktor terpenting dalam perkembangan penyakit metabolik. Jaringan adiposa mempengaruhi metabolisme dengan mensekresi hormon, gliserol, dan zat lain termasuk leptin, sitokin, adiponektin, dan zat proinflamasi (Schulze et al., 2006).
Dari hasil yang didapatkan
dari pengumpulan data mengenai distribusi penyakit DM berdasarkan lingkar pinggang di poli umum Puskesmas
Siwalima kota Dobo Kepulauan Aru periode Februari 2021, didapatkan bahwa jumlah pasien DM dengan lingkar pinggang diatas sama dengan 80 cm pada perempuan yaitu terbanyak dengan presentase 66,67% dan lingkar pinggang diatas sama dengan 90 cm pada laki-laki yaitu terbanyak dengan presentase 75%. Mengukur lingkar pinggang adalah cara sederhana
untuk menilai kadar lemak visceral. Peningkatan
lingkar pinggang juga terkait erat dengan
peningkatan risiko diabetes
(Inzucchi et al., 2012).
Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang kadar glukosa
darah sewaktu pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Siwalima kota Dobo
Kepulauan Aru maka dapat disimpulkan bahwa 8 (35,29%) responden memiliki kadar glukosa darah yang buruk, 3 (17,64%) responden memiliki� kadar glukosa darah yang sedang , dan 6 (35,29%) responden
memiliki kadar glukosa darah yang baik. Kadar glukosa darah sewaktu pada pasien DM Tipe 2 di Puskesmas Siwalima kota Dobo Kepulauan
Aru menunjukkan sebagian besar memiliki rerata kadar glukosa
darah sewaktu yang buruk.
BIBLIOGRAFI
Association,
A. D. (2010). Diagnosis And Classification Of Diabetes Mellitus. Diabetes
Care, 33(Supplement 1), S62�S69. Google Scholar
Bastien,
M., Poirier, P., Lemieux, I., & Despr�s, J.-P. (2014). Overview Of
Epidemiology And Contribution Of Obesity To Cardiovascular Disease. Progress
In Cardiovascular Diseases, 56(4), 369�381. Google Scholar
Inzucchi,
S. E., Bergenstal, R. M., Buse, J. B., Diamant, M., Ferrannini, E., Nauck, M., Peters,
A. L., Tsapas, A., Wender, R., & Matthews, D. R. (2012). Management Of
Hyperglycemia In Type 2 Diabetes: A Patient-Centered Approach: Position
Statement Of The American Diabetes Association (Ada) And The European
Association For The Study Of Diabetes (Easd). Diabetes Spectrum, 25(3),
154�171. Google Scholar
Kemenkes,
R. I. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. In Online) Http://Www. Depkes. Go.
Id/Resources/Download/Info-Terkini/Materi_Rakorpop_2018/Hasil% 20riskesdas
(Vol. 202018). Google Scholar
King,
H., Aubert, R. E., & Herman, W. H. (1998). Global Burden Of Diabetes,
1995�2025: Prevalence, Numerical Estimates, And Projections. Diabetes Care,
21(9), 1414�1431. Google Scholar
Litwak,
L., Goh, S.-Y., Hussein, Z., Malek, R., Prusty, V., & Khamseh, M. E.
(2013). Prevalence Of Diabetes Complications In People With Type 2 Diabetes
Mellitus And Its Association With Baseline Characteristics In The Multinational
A 1 Chieve Study. Diabetology & Metabolic Syndrome, 5(1),
1�10. Google Scholar
Organization,
W. H. (2016). World Health Statistics 2016: Monitoring Health For The Sdgs
Sustainable Development Goals. World Health Organization. Google Scholar
Perkeni,
P. B. (2019). Pedoman Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa
Di Indonesia. Edisi Pertama. Jakarta: Pb Perkeni. Google Scholar
Ri,
K. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan No 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan. Jakarta: Kemenkes Ri. Google Scholar
Schulze,
M. B., Heidemann, C., Schienkiewitz, A., Bergmann, M. M., Hoffmann, K., &
Boeing, H. (2006). Comparison Of Anthropometric Characteristics In Predicting
The Incidence Of Type 2 Diabetes In The Epic-Potsdam Study. Diabetes Care,
29(8), 1921�1923. Google Scholar
Shaw,
J. E., Sicree, R. A., & Zimmet, P. Z. (2010). Global Estimates Of The
Prevalence Of Diabetes For 2010 And 2030. Diabetes Research And Clinical
Practice, 87(1), 4�14. Google Scholar
Soegondo,
S., Soewondo, P., & Subekti, I. (2009). Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Terpadu, Edisi Kedua. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Google Scholar
Zhang,
H., Ni, J., Yu, C., Wu, Y., Li, J., Liu, J., Tu, J., Ning, X., He, Q., &
Wang, J. (2019). Sex-Based Differences In Diabetes Prevalence And Risk Factors:
A Population-Based Cross-Sectional Study Among Low-Income Adults In China. Frontiers
In Endocrinology, 10, 658. Google Scholar
Copyright holder: Stephanie Sugiharto (2021) |
First publication right: Jurnal Health Sains |
This article is licensed under: |