Jurnal Health Sains: p�ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398�����

Vol. 2, No. 10, Oktober 2021

 

UJI COBA LAPANGAN TERKAIT NASEHAT PERJALANAN (WHO) DALAM TRAVELLING SELAMA PANDEMI COVID-19

 

Sarah Geltri Harahap1, Paramita Boni Lestari1, Irmawati Apriany Thobias1, Yania Febsi1, Hadi Pratomo2

1Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

2Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Email [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]

 

info artikel

abstraK

Diterima

5 Oktober 2021

Direvisi

15 Oktober 2021

Disetujui

25 Oktober 2021

World Health Organization menetapkan status pandemic Covid-19 diikuti dengan berbagai advice dalam rangka pengurangan penyebaran virus, salah satunya terkait travelling. Indonesia saat ini belum ada travel advice khusus yang disusun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melakukan travelling selama masa pandemi Covid-19. Maka dari itu, dibutuhkan travel advice yang mengacu pada travel advice yang dibuat oleh WHO yang sesuaikan dengan persepsi masyarakat di Indonesia. Tujuan untuk menilai bagaimana persepsi masyarakat (informan) terhadap video travel advice yang dikeluarkan oleh WHO untuk mengurangi penyebaran Covid-19 selama dalam perjalanan. Metode penelitian ini merupakan penelitian qualitative deskriptif mengenai persepsi masyarakat terhadap video travel advice sebagai panduan melakukan travelling selama masa pandemi COVID-19 untuk kemudian dilakukan triangulasi data dan dianalis secara mendalam. Variabel yang digunakan menggunakan teori pretest. Hasil Penelitian ada variasi jawaban dan pendapat dari informan terhadap video Q and A tersebut. Secara keseluruhan ditemukan pendapat yang mengatakan bahwa video tersebut cukup menarik dan dapat memberikan informasi yang membantu masyarakat yang ingin melakukan travelling atau perjalanan. Kesimpulan berdasarkan persepsi yang disampaikan infoman dalam penelitian ini, secara umum video Q and A yang direkomendasikan oleh WHO dapat diterapkan di Indonesia, menyesuaikan dengan perkembangan penyakit dan keadaan di Indonesia saat ini.

 

ABSTRACT

WHO determines the Covid-19 pandemic status followed by various advice in order to reduce the spread of the virus, one of which is related to traveling. Indonesia currently has no specific travel advice that has been prepared to meet the needs of the community in traveling during the Covid-19 pandemic. Therefore, travel advice is needed which refers to travel advice made by WHO that is adjusted to the perception of the people in Indonesia. Objective: To assess how the public perception (informant) of the travel advice video issued by WHO to reduce the spread of Covid-19 during the trip. Method: This research is a qualitative descriptive study of people's perceptions of video travel advice as a guide for traveling during the COVID-19 pandemic for triangulation of data and in-depth analysis. The variable used is using pretest theory. Research Results: There are variations of answers and opinions from informants on the Q and A videos. Overall found opinions that say that the video is quite interesting and can provide information that helps people who want to travel or travel. Conclusion: Based on the perceptions conveyed by the information in this study, in general the Q and A videos recommended by WHO can be applied in Indonesia, by adjusting to the development of the disease and the current situation in Indonesia

Kata Kunci:

who travel advice; pandemi covid-19; uji coba �

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

travel advice; covid-19; pretesting


 


Pendahuluan

�� Coronavirus disease (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV yang merupakan jenis baru dari coronavirus. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus Covid-19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus (Susilo et al., 2020). Akan tetapi pada orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker akan beresiko lebih besar berkembang menjadi penyakit serius (World Health Organization, 2020). Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease (Covid-19) adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia (RI, 2020).

Ada dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease (COVID-19) adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Pada tanggal 31 Desember 2019, wabah penyakit pernapasan kemudian terbukti disebabkan oleh virus corona baru, yang secara resmi bernama Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat (Setyawan, 2020).

Dalam menangani kasus COVID-19 setiap negara memiliki cara tersendiri yaitu terdiri dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium darah, pemeriksaan CT Scan dada, pemeriksaan tes swab, pemeriksaan tes urine, pemasangan oksigen, pemasangan ventilasi mekanik, Tindakan Extracorporeal Membrane Oxygention (ECMO), serta pemberian obat ceftriaxone, Azitromisin, Piramivir, iopinavir-Ritonavir, nafamostat dan globulin Imun Intravena (IVIG), masing-masing pasien berbeda berdasarkan riwayat sakit yang diderita (Nurhayati & Pratiwi, 2020). Setiap daerah maupun setiap negara memiliki cara tersendiri dalam menangani kasus COVID-19 dikarenakan sampai sekarang belum ada pengobatan ataupun vaksin yang pasti yang dapat mengobati kasus COVID-19 yang melanda di seluruh penjuru dunia.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona atau coronavirus disease 2019 (Covid-19) sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Penetapan sebagai pandemi global disertai dengan berbagai advice dalam rangka pengurangan penyebaran virus, salah satunya terkait travelling. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indonesia mengkonfirmasi jumlah kasus Covid-19 yang terus meningkat setiap harinya, per tanggal 29 Mei 2020 mencapai 25.216 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1520 orang (OECD, 2021). Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin (Wibowo & Pratiwi, 2020). Selain itu, menerapkan travel advice saat travelling selama masa pandemi Covid-19 merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Meskipun pedoman travelling dapat membantu mencegah penyebaran infeksi, di Indonesia saat ini belum ada travel advice khusus yang disusun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam melakukan travelling selama masa pandemi Covid-19 (RI, 2020)

Travel Advice yang dikeluarkan oleh WHO merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan travelling baik keluar daerah maupun keluar negara (World Health Organization, 2020). Pedoman ini ditujukan kepada semua masyarakat di dunia yang akan melakukan perjalanan, agar selama dalam perjalanan tidak terjadi penularan atau penyebaran lebih lanjut Covid-19. Untuk itu, tim peneliti menyusun travel advice yang mengacu pada travel advice yang dibuat oleh WHO dan disesuaikan dengan persepsi masyarakat hasil penelitian ini (Herliandry et al., 2020). Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai bagaimana persepsi masyarakat (informan) terhadap video travel advice yang dikeluarkan oleh WHO untuk mengurangi penyebaran Covid-19 selama dalam perjalanan (Patel, 2020).

Tujuan penelitian adalah untuk menilai persepsi informan terhadap video travel advice yg dikeluarkan oleh WHO dalam mengurangi penyebaran COVID-19 selama perjalanan.

Manfaat penelitian ini adalah dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan, Kementerian kesehatan RI dapat membuat travel advice yang sesuai dengan keadaan COVID-19 di Indonesia.

 

Metode Penelitian

�� Jenis penelitian ini adalah kualitatif, merupakan sebuah pendekatan yang memungkinkan peneliti untuk membahas pengalaman seseorang secara rinci dengan menggunakan serangkaian penelitian khusus seperti indepth interview (Hennink et al., 2020). Informan dipilih secara purposive sampling sebanyak 5 informan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu memiliki riwayat travelling diluar maupun di dalam negeri selama masa pandemi Covid-19 di bulan Desember 2019-April 2020, memahami bahasa Inggris, berumur 20-50 tahun, mempunyai aplikasi zoom atau media online lainnya dan kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu tidak bisa menggunakan aplikasi zoom dan tidak mempunyai media online lainnya, tidak melakukan travelling selama masa pandemi Covid-19.

Instrumen penelitian berupa panduan wawancara mendalam yang meliputi lima aspek pre-testing communication. Panduan wawancara diuji coba kepada sasaran yang memiliki kriteria yang sama dengan informan penelitian sebanyak 2 orang. Tujuan uji coba adalah untuk menilai instrumen wawancara mendalam yang telah disusun meliputi: kejelasan pertanyaan, urutan pertanyaan, durasi wawancara, serta mengevaluasi adanya pertanyaan berulang sehingga penggalian persepsi informan dapat lebih mendalam. Hasil uji coba instrumen kemudian dijadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki dan menyempurnakan instrumen penelitian sebelum digunakan saat wawancara mendalam dengan informan dalam penelitian ini.

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara mendalam secara virtual menggunakan aplikasi zoom-in selama � 90 menit dalam satu kali pertemuan oleh tim peneliti Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia. Sebelum pengumpulan data dilakukan, tim peneliti memberikan penjelasan tentang apa yang akan dilakukan, apa yang menjadi hak serta kewajiban informan. Penelti juga memberikan penjelasan tentang perlunya persetujuan secara tertulis (informed consent) yang mengacu pada Deklarasi Helsinki, berisikan pentingnya informasi yang dimiliki, keterbukaan, kejujuran, jaminan kerahasiaan, dan kesukarelaan informan.� Saat wawancara berlangsung, peneliti mencatat dan mengontrol rekaman saat wawancara dan diskusi melalui perekaman dalam aplikasi zoom-in.

Analisis dilakukan dengan cara tematik. Transkrip wawancara dikonfirmasi kembali kepada informan, memberikan kesempatan kepada informan untuk memeriksa kebenaran pernyataan yang dikutip dalam transkrip. Dan sesudahnya informan memberikan persetujuan terkait data yang dikumpulkan tersebut (Kumboyono, 2016).

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Hasil Penelitian

1.   Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang dengan riwayat perjalanan domestik pada rentan waktu bulan april dan mei 2020. Usia informan berkisar antara 25-38 tahun. Berikut adalah karakteristik informan penelitian.


 

Tabel 1

Karakteristik Informan Penelitian Uji Coba Lapangan Terkait Nasehat Perjalanan (WHO) dalam Travelling Selama Pandemi Covid-19

Kode Informan

Umur

Pekerjaan

Tanggal Perjalanan

Tujuan Perjalanan

Jenis Transportasi

ES

25 tahun

Peneliti

21 April 2020

Bandung-Banjarmasin

Pesawat Udara

DF

28 tahun

Peneliti

22 April 2020

Bandung-Surabaya

Kereta Api

FQ

37 tahun

PNS

10 Mei 2020

Jakarta-Batam

Pesawat Udara

AZ

28 tahun

Mahasiswi

5 April 2020

Semarang-Padang

Pesawat Udara

NH

38 tahun

PNS

25 Februari 2020

Jakarta-Ambon

Pesawat Udara

 


Berdasarkan informasi dari kelima informan tersebut mengenai persepsi informan terhadap video Q and A dari WHO yang berkaitan dengan komponen variabel pretest yang disajikan dalam Tabel 2 sebagai berikut:

 


 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 2

Tema, Sub-tema dan Pernyataan Informan Penelitian Uji Coba Lapangan Terkait Nasehat Perjalanan (WHO) dalam Travelling Selama Pandemi Covid-19

Tema

Sub-tema

Pernyataan

Daya Tarik (Attraction)

 

Durasi

��..dirasa tidak terlalu panjang sih, sedang-sedang aja.� (Informan ES)

���untuk durasi pada video ini sesuai dengan banyaknya pertanyaan yang ditanyakan. Jadi tidak terlalu lama menurut saya..� (Informan FQ)

�Durasinya terlalu panjang� (Informan AZ)

�Dari durasi nya kurang lebih cukup� (Informan NH)

 

Gambar

��.jadi kurang bagus aja itu dilihatnya, kurang nyaman gitu..� (Informan ES)

��gambarnya sih uda bagus ya ,..� (Informan DF)

��kualitasnya sudah baik, namun videonya cuma menampilakn satu angel saja. Jadi terkesan monoton..� (Informan AZ)

�Dari tampilan gambar ada masukan, ini kan wawancara dari 2 orang, sebaiknya ditambahkan ada beberapa praktek ttg cuci tangan yang baik�.� (Informan NH)

 

Warna

��Untuk warnanya uda pas..� (Informan DF)

�untuk warna kurang..� (Informan FQ)

�sudah cukup menarik. Terdapat banyak bendera bendera di seluruh dunia, sehingga menambah ketertarikan penonton..� (Informan AZ)

�Kalo tampilan warna cukup bagus, tampak kontras dan latar belakang juga mendukung �� (Informan NH)

 

Kejelasan Suara

�Cukup jelas. �Intonasinya jelas, terus kecepatan bicaranya ga terlalu cepat. Masih bisa diresapi...� (Informan ES)

���mengenai suara, meskipun dia berada diluar gedung, tapi dari segi penjelasan cukup�.� (Informan FQ)

��sudah cukup jelas dan bersih�� (Informan AZ)

�Kejelasan suara bagus. Vocalnya jelas, intonasi dan artikulasi nya juga bisa ditangkap�.� (Informan NH)

Pemahaman (Comprehension)

 

Bahasa

�Untuk bahasa, karena saya kan berbahasa inggris pasif, itu sudah cukup jelas, saya bisa tangkap, kecepatan bicaranya sedang terus intonasinya jelas, saya bisa mendapatkan informasi yang saya harapkan gitu.� (Informan ES)

�Bahasa yang digunakan sudah cukup jelas dan mudah dipahami. Dari segi pronounciation dan aksen, sudah cukup jelas� (Informan AZ)

�Dari bahasa cukup bagus dan mudah dimengerti� (Informan NH)

���saya sih paham dari sisi bahasanya, tapi itu durasinya yang lama sih orang cepat bosan�� (Informan DF)

 

Konten atau isi pesan

��saya cukup paham dengan informasi yang disampaikan, �.�. (Informan ES)

��disitu kan udah dijelasin gimana cara proteksinya, udah jelas banget sih dari pesan pesannya ya� (Informan DF)

�Ya, paham. Dari mulai pesan terkait saat akan bepergian kita harus tau dulu lokasi yang akan kita tuju, �.telah disampaikan hal-hal yang harus dilakukan selama perjalanan hingga tanda-tanda seseorang terkena covid-19� seperti batuk, demam, sesak nafas juga dijelaskan dalam video� (Informan FQ)

��Paham,,� juga terkait penularan, tanda dan gejala Covid-19�. (Informan NH)

Penerimaan (Accepted)

 

Pesan yang tidak disetujui

��Hmmm karena memang ini yang ngeluarin WHO ya uda standard, jadi saya setuju- setuju saja sih�� (Informan DF)

��Ada yang tidak saya setujui. Yaitu dari penyampaian narasumber yang tidak mempermasalahkan melakukan traveling�.� (Informan AZ)���

��Ada, yaitu tentang pernyataan tidak perlu membatalkan rencana perjalanan �.(Informan NH)

 

Informasi yang membosankan yang dipaparkan berulang ulang

��Hmm yang berulang ulang itu tentang cara peunularan sih, dan tentang awak kabin� gimana cara memproteksi diri tuh yang sering� banget diualang ulang,� yah tapi mungkin itu ya penekanan dari video itu ada disnana gitu�� (informan DF)

�Ada beberapa pertanyaan yang mirip-mirip, jadi karena pertanyaannya hampir sama, jawabannya juga hampir sama.�(Informan FQ)

�Ada sih beberapa pertanyaan yang di ulang ulang. namun menurut saya tidak masalah...�(Informan AZ)

�Tidak terkesan membosankan.�(Informan NH)

Keterlibatan Diri (Self Involvement)

 

Siapa target sasaran

��Karena disini uda jelas banget ya untuk traveller termasuk pemudik yang pulang kampung, khusus yang perjalanan kelaur kota video ini cocok ya menurut saya.� (Informan DF)

�Menurut saya videonya berlaku umum, mengingatkan kembali jika akan berpergian dan akan melalkukan perjalanan� (Informan FQ)

�Untuk saya sendiri karena saya sendiri memang telah melakukan perjalan kira kira 3 minggu yang lalu...� (Informan AZ)

�Pesan ini ditujukan secara umum kepada masyarakat umum.� (Informan NH)

 

Tindakan yang dilakukan

�Saya mencoba sebaik mungkin ya melakukan prosedur yang disarankan gitu. Eemm.. menggunakan pelindung diri lah, menggunakan masker. Kalau saya batuk/bersin ya saya menutup mulut dengan lengan, menjaga kebersihan, cuci tangan sesering mungkin dan bawa hand sanitizer. Udah sih itu.� (Informan ES)

�Ehmm dari saat saya masuk itu pakai masker, saya kan naik kereta api� ya saat pulang itu, setiap saat kita pegang barang kayak pegangan pintu, atau kita dari belakang, atau kamar mandi apakai hand sanitizier, dan jangan pernah pegang wajah kalua belum cuci tangan pakai hand sanitizer, itu sih kalau saya ya� (Informan DF)

�dengan menjaga kebersihan, rajin cuci tangan, memakai masker, gunakan APD. Dan jika setelah selesai berpergian kita harus segera mencuci pakaian dan memperhatikan kebersihan� (Informan FQ)

 

Kesesuaian antara saran WHO mengenai tindakan yang dilakukan selama perjalnan

��Dan kemaren waktu pulang , pas kebetulan pulang KAI buat phyicall distancing jarak antar penumpang stu dan yang ainnya itu lumayan jauh, danada pembatasan jumlah penumpang.� (informan DF)

�sudah sesuai dengan arahan WHO, saya menggunakan masker, membawa handsanitizer sendiri. Ketika akan melakkan perjalanan kita harus siapkan dulu, dan hrs tau prosedure apa yang harus dilakukan. Bahkan di pesawat banyak orang yang memakai kacamata gogle sebagai upaya melindungi dirinya.� (Informan FQ)

�Pada saat melakukan traveling kemaren cukup mirip dengan travel advice WHO. Bahkan selalu menggunakan masker, walau dalam video tersebut disarankan hanya pada orang sakit saja� (Informan AZ)

Ajakan (Persuasion)

Keyakinan dan keinginan �informan untuk menerapkan travel advice

 

�� karena saya ingin terhindar dari virus ini aja gitu supaya tidak tertular. Saya ingin melakukannya sebaik mungkin.� (Informan ES)

�.. ya karena itu sudah aturan ya harus dilakukan, untuk proteksi diri kan,�.� (Informan DF)

�iya akan menerapkan rekomendasi tersebut..� ( Informan FQ)

�Saya sangat yakin untuk menerapkan travel advice dari WHO.�Informan AZ)�

�Bisa, tetapi penjelasannya harus lebih detail. �( Informan NH)

 

Perbedaan sikap� sebelum dan setelah menonton video Q and A travel advice oleh WHO

 

�sebenarnya apa yang disampaikan di video tersebut, kita sudah tau informasi-informasi tesebut sebelumnya. Namun pesan-pesan di video tersebut bisa dijadikan reminder untuk mengingatkan kita untuk menjaga perilaku bersih.� ( Informan FQ)

�Gak ada sih, biasa biasa aja, standar sih, karena bukan sesuatu yang kontroversial �� ( Informan DF)

��saya rasa sih sama ya karena ya saat melakukan perjalanan sebelumnya saya sepertinya sudah melakukan apa yang disarankan oleh WHO tersebut...�(Informan ES)

�� pesan2 di video tersebut bisa dijadikan reminder untuk mengingatkan kita untuk mej=njaga prilaku bersih.� ( Informan FQ)

�Tidak ada perbedaan sikap secara keseluruhan setelah dan sebelum menonton video Q and A dari WHO.� ( Informan AZ)

 

Informasi yang dapat diterapkan di Indonesia

���. Kalo eemm.. selebihnya saya kira sangat bisa sih diterapkan di Indonesia.� ( informan ES)

�karena pesan di video tersebut mudah dilaksanakan jadi bisa diterapkan sebagai pedoman travelling saat pandemi.�(Informan FQ)

��..perlu di filter lagi, terutama larangan mudik atau melakukan perjalanan� ( Informan AZ)

 

Saran Informan terhadap Travel Advice

�sarannya akan sama dengan yang ada di video yaitu dengan memperhatikan kebersihan, menggunakan alat pelindung diri ketika berpergian.�( Informan FQ)

.. untuk keseluruhan untuk proteksi diri sendiri masker dan handsanitzer sih uda cukup�( Informan DF)

��ya kalau yang sesuai WHO gitu ya, mungkin . ya ada tambahan kalau dari saya ya mungkin considering kalau keperluannya travelling itu benar-benar butuh atau enggak. Paling itu sih. Kalau memang tidak penting-penting sekali ya tidak usah bepergian. Saya kira sih itu..( Informan ES)

�Ketika berpergian harus memperhatikan perilaku hidup bersih, membawa handsanitizer, rajin cuci tangan, memperhatikan etika batuk. Jika hendak berpergian harus membawa surat keterangan sehat dari dokter dan harus melakukan 2x pemeriksaan Rapid Test atau PCR.� ( Informan NH)

�Saran yang dapat saya berikan sesuai rekomendasi WHO: Sadar diri, sadar akan kesehatan diri sendiri, melakukan personal hygiene.�( Informan AZ)

 

 


B.  Pembahasan

1.   Daya Tarik (Attraction)

Video Q and A yang dikeluarkan oleh WHO diperuntukkan masyarakat awam, tenaga kesehatan, maupun pegawai pemerintahan serta pekerja di bandara. Sehingga cideo ini seharusnya memiliki daya Tarik, ada penonton tidak merasa bosan dan paham isi pesan yang ingin disampaikan. Dalam sebuah video sangat penting sekali memperhatikan komponen-komponen durasi, gambar, warna dan kejelasan suara. Video yang bagus itu dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dimana video yang berdurasi 15 menit mampu menerangkan konten video dengan baik (Susilana & Riyana, 2009). Selain itu juga diperlukan audio dan visual yang apik agar video menjadi video yang berbeda dan menarik perhatian audien agar tidak bosan, tidak terlalu dekat tidak terlalu jauh. Serta tidak mengandung insur negative dan mempunyai judul yang membuat penasaran.

Namun dalam video Q and A travel advice oleh Who dianggap belum cukup menarik, karena tidak memenuhi aspek komponen komponen video yang bagus. Daya Tarik masyarakat (Informan) untuk menonton video ini akan sedikit berkurang karena durasi terlalu lama dan informasi yang disampaikan dilakukan secara berulang ulang, sehingga menimbulkan kebosanan.

2.   Pemahaman (Comprehension)

Video Q and A WHO terkait travel advice cukup dipahami masyarakat baik dari sisi penggunaan bahasa maupun pemahaman isi pesan atau konten. Menurut informan bahasa yang digunakan cukup jelas, bisa dimengerti, tempo dan intonasinya jelas sehingga mudah mendapatkan informasi yang diharapkan. Saran yang disampaikan oleh salah satu informan terkait penggunaan bahasa adalah jika untuk edukasi sebaiknya menggunakan bahasa sesuai dengan negara tujuan/target tapi karena capaiannya umum, dikatakan sudah baik dengan penggunaan bahasa inggris. Pemahaman terkait konten atau isi pesan, kelima informan dapat menjelaskan kembali pesan yang disampaikan dalam video tersebut diantaranya terkait pesan membatalkan perjalanan yang telah direncanakan, cara penularan Covid-19, praktik kebersihan dalam perjalanan, praktik perilaku yang perlu dilakukan petugas airport dan airlines, efektivitas penggunaan masker, stigmatisasi terhadap orang dari daerah tinggi kasus, ruangan hotel atau spesifik tempat yang digunakan selama travelling, menghindari keramaian, tindakan yang dilakukan saat berada dalam satu penerbangan dengan orang suspect Covid-19, regulasi perjalanan menggunakan kapal, proteksi bayi dalam perjalanan, frekuensi mencuci tangan, waktu isolasi diri, serta tanda dan gejala Covid-19.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh (Saleh et al., 2016) penyampaian konten atau isi pesan harus memperhatikan kemudahan menerima pesan yang disampaikan, kejelasan pesan yang disampaikan, pesan moral yang terkandung didalamnya, fungsi pesan untuk mentransfer pengetahuan dan pesan yang disampaikan dapat mengembangkan sikap. Hal ini sesuai dengan pemahaman informan dimana pesan yang disampaikan dalam video tersebut mudah diterima dengan baik. Hal yang perlu diperhatikan agar pesan mudah diterima yaitu konten atau isi pesan menyesuaikan dengan kebutuhan, karakteristik, minat dan kondisi penerima pesan yang disampaikan, selain itu tokoh yang terlibat harus sesuai sehingga pesan yang disampaikan melalui tokoh yang ditampilkan bisa diterima oleh penonton. Pesan yang disampaikan harus secara jelas dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh penerima pesan tentang sesuatu yang perlu dan tidak perlu sehingga pesan mampu membentuk pemikiran dan sikap yang positif.

3.   Penerimaan (Accepted)

Pesan yang disampaikan pada video Q and A oleh WHO ini disampaikan dengan jelas. Namun ada beberapa pesan yang tidak disetujui oleh informan. Dari 5 informan ada 1 informan yang menyatakan setuju dengan pesan yang disampaikan. Sedangkan 4 informan mengatakan tidak setuju dengan pesan yang disampaikan. Dalam penelitian ini, semua informan menekankan bahwa pesan dari WHO tentang tidak perlunya membatalkan perjalanan selama masa pandemi, cukup ditentang oleh informan. Menurut mereka pernyataan tersebut harus dipikirkan dan dipertimbangkan kembali. Sama halnya dengan himbauan dari pemerintah Indonesia, yang menyatakan untuk tidak melakukan perjalanan selama masa pandemi Covid-19. Baik itu perjalanan ke luar atau dalam negri. Kemudian, pernyataan WHO mengenai penggunaan masker bagi yang sakit saja, juga di tentang oleh beberapa informan. Dikarenakan menurut pendapat mereka, pada saat ini menggunakan masker diwajibkan bagi seluruh masyarakat jika berada diluar rumah. Apalagi telah ada himbauan dari pemerintah Indonesia. Himbauan tertuang dalam Seruan Gubernur DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 2020, tentang penggunaan masker untuk mencegah penularan Corona virus disease (COVID-19).

Didalam video Q and A tentang pedoman travelling yang direkomendasikan oleh WHO terdapat beberapa pertanyaan yang diulang ulang menurut 4 informan, namun ada pendapat dari informan yang menyatakan bahwa hal tersebut masih dapat diterima karena berupa pesan yang cukup penting. Pengulangan pesan merupakan suatu strategi untuk mendekati sasaran. Suatu pesan yang diulang-ulang akan diingat oleh penerima pesan tersebut. Sesuai dengan pertanyaan pengulangan yang ada dalam video tersebut, dimaksudkan agar yang menonton video dapat paham dan terus mengingat bahwa pesan tersebut penting. Pesan dalam video Q and A WHO yang mengalami pengulangan yaitu cara penularan virus dan cara proteksi diri. Namun, informan tidak merasa bosan oleh pengulangan pesan tersebut karena masih dalam batas wajar. Menurut teori three-hit theory, berpendapat bahwa pengulanngan maksimum adalah tiga kali. Oleh karena itu, pengulangan pesan yang disampaikan WHO pada video Q and A pedoman travelling tidak membosankan dan cukup berpengaruh dalam menarik perhatian, menimbulkan rasa tertarik, keinginan, dan mendorong informan untuk melakukan tindakan dalam pesan tersebut. Sehingga informan dapat mengingat pesan, serta mereka memberikan tanggapan yang positif terhadap pesan tersebut.

4.   Keterlibatan Diri

Keterlibatan diri ini melihat dari perfektif informan terutama dalam hal memberikan pendapat ataupun pendirian tentang isi pesan yang disampaikan WHO dalam video QnA tentang bagaimana melakukan perjalanan selama masa pandemi covid-19. Informan akan mempunyai sikap yang menjadi pilihannya untuk dapat diterapkan dan diharapkan dapat mempengaruhi masyarakat dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19 selama melakukan perjalanan.

Sikap dapat diterjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu diikuti dengan kecenderungan untuk melakukan tindakan sesuai dengan objek. Mengatakan bahwa sikap yang diperoleh lewat pengalaman akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap perilaku berikutnya. Pengaruh langsung tersebut lebih berupa predisposisi perilaku yang akan direalisasikan apabila kondisi dan situasi memungkinkan.� Sikap itu terdiri dari tiga komponen pokok yaitu : Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek, Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian (terkandung di dalam faktor emosi) orang tersebut terhadap objek, dan Kecenderungan untuk bertindak, artinya sikap merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka.

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam kaitan ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Sikap sosial terbentuk oleh adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Pada tahap ini terjadi hubungan yang saling mempengaruhi antara individu yang satu dengan individu yang lain. Dalam interaksi ini individu membentuk pola sikap tertentu terhadap objek psikologis yang dihadapinya.

5.   Ajakan (Persuasion)

Perubahan perilaku pada informan sebelum dan setelah menonton video travel advice dari WHO, salah satu informan menyatakan adanya perubahan perilaku setelah menonton video tersebut, yaitu perubahan perilaku untuk selalu membawa handsanitizer. Perubahan perilaku ini didasarkan oleh kesediaan untuk berubah (readdliness to change) dari dalam diri informan untuk terhindar dari tertularnya virus Covid-19 selama melakukan perjalanan.

Beberapa saran diungkapkan oleh informan untuk travel advice yang dapat di terapkan di Indonesia� sesuai dengan travel advice yang disarankan oleh WHO adalah yaitu menerapkan physical distancing selama melakukan perjalanan disebabkan virus Covid-19 dapat mudah menyebar terutama pada lingkungan yang ramai dan penuh orang dengan jarak < 1,5 meter, melakukan pemeriksaan Rapid test (PCR) sebelum dan sesudah perjalanan, melakukan personal hygiene seperti mencuci tangan yang benar atau menyiapkan antiseptic seperti handsanitizer, menggunakan masker serta menerapkan etika batuk atau bersin dengan benar. Menurut anjuran WHO saat batuk atau bersin, menutup hidung dan mulut dengan lengan yang terlipat atau tisu, segera membuang tisu tersebut setelah dipakai, dan membersihkan tangan. Saran yang telah diberikan oleh informan terhadap travel advice yang dapat diterapkan oleh masyarakat selama melakukan perjalanan ditengah pandemi Covid- 19 diharapkan dapat mencegah tertularnya terhadap virus Covid -19 bagi traveller dalam melakukan perjalanan.

 

Kesimpulan

Secara umum persepsi informan terkait video Q n A yang direkomendasikan oleh WHO dikatakan dapat diterapkan di Indonesia dengan catatan penyesuaian perkembangan informasi penyakit dan keadaan di Indonesia saat ini. Beberapa saran yang diajukan oleh informan untuk digunakan sebagai pedoman dalam menyusun travel advice di Indonesia yaitu memperbaharui pernyataan tentang tidak perlu membatalkan rencana travelling pada masa pandemi covid-19, memperbaharui pernyataan tentang penggunaan masker yang hanya digunakan oleh orang sakit saja, melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum melakukan perjalanan, dianjurkan menggunakan transportasi pribadi jika memang harus melakukan perjalanan.

 

BIBLIOGRAFI

 

Hennink, M., Hutter, I., & Bailey, A. (2020). Qualitative Research Methods. Sage. Google Scholar

 

Herliandry, L. D., Nurhasanah, N., Suban, M. E., & Kuswanto, H. (2020). Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. Jtp-Jurnal Teknologi Pendidikan, 22(1), 65�70. Google Scholar

 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pertanyaan Dan Jawaban Terkait Coronavirus Disease 2019 ( Covid-19 ). World Health Organization, 2019, 1�13. Google Scholar

 

Kumboyono, N. (2016). Identification And Exploration Of The Needs For Health Care In Tuberculosis Patients Dropping Out From Therapy In Malang City: A Qualitative Phenomenological Study. Indian Journal Of Public Health, 60(1), 10. Google Scholar

 

Nurhayati, E., & Pratiwi, A. (2020). Case Management For Covid-19 Pneumonia: Literature Review. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan, 13(2), 100�109. Google Scholar

 

Oecd. (2021). Tackling The Mental Health Impact Of The Covid-19 Crisis: An Integrated, Whole-Of-Society Response. May, 1�16. Google Scholar

 

Patel, K. (2020). Mental Health Implications Of Covid-19 On Children With Disabilities. Asian Journal Of Psychiatry, 54, 102273. Google Scholar

 

Ri, K. (2020). Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19)�. Kemenkes Ri, 0�115. Google Scholar

 

Saleh, Y. R., Arya, I. F., & Afriandi, I. (2016). Film Yang Efektif Sebagai Media Promosi Kesehatan Bagi Masyarakat. Jurnal Sistem Kesehatan, 2(2). Google Scholar

 

Setyawan, F. E. B. (2020). Prosiding Webinar Seri 1: Covid-19, Apa Dan Bagaimana?�Covid-19 Pada Tinjauan Kedokteran Keluarga.� Google Scholar

 

Susilana, R., & Riyana, C. (2009). Media Pembelajaran. Bandung: Cv Wacana Prima. Google Scholar

 

Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M., Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen, L. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F., Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45. Google Scholar

 

Wibowo, F. T., & Pratiwi, A. (2020). Manajemen Pneumonia Corona Virus Disease 2019 (Covid-19): A Literature Review. Google Scholar

 

World Health Organization. (2020). Situation Report-62 Who Risk Assessment Global Level Very High. Google Scholar

 

 


Copyright holder:

Sarah Geltri Harahap, Paramita Boni Lestari, Irmawati Apriany Thobias, Yania Febsi, Hadi Pratomo (2021)

 

First publication right:

Jurnal Health Sains

 

This article is licensed under: