Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 2, No. 10, Oktober 2021
PENGARUH KELENGKAPAN PENCATATAN FORM TINDAKAN TERHADAP
MUTU REKAM MEDIS DI PUSKESMAS PAKUTANDANG
Maylan Rahmawati, Riki Solihin, Erix Gunawan
Rekam Medis
dan Informasi Kesehatan, Politeknik
Piksi Ganesha Bandung, Jawa Barat Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 Oktober 2021 Direvisi 15 Oktober 2021 Disetujui 25 Oktober 2021 |
Rekam medis adalah dokumen yang sangat penting dalam dunia medis karena dalam rekam medis menggambarkan
riwayat kesehatan pasien, tindakan, pengobatan dan dokumen lainnya mulai dari penyakit pasien di fasilitas kesehatan sampai pasien pulang. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui kecukupan pengisian formulir tindakan identifikasi dan autentikasi pasien di Klinik Gigi Puskesmas Paktandang. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang memiliki tujuan untuk mengidentifikasi kelengkapan pengisian formulir tindakan Poli gigi di puskesmas Pakutandang. Berdasarkan undang-undang rekam medis harus diselesaikan
dalam 24 jam sebelum akhir layanan rawat jalan. Untuk menghindari ketidaklengkapan isi rekam medis rawat
jalan, maka dilakukan studi mendalam terhadap sampel rekam medis. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pakundang dengan menggunakan metode statistik deskriptif. Objek penelitian berupa tindakan pada bulan Maret � April 2021. Jumlah sampel yang diteliti adalah 15 sampel yang diambil secara acak dari total 150 formulir tindakan pada bulan Maret - April. Menurut hasil penelitian yang dilakukan, 14 sampel atau 94% dari rekam medis
yang di teliti tidak lengkap. Kurangnya kelengkapan terutama ditemukan pada tanda tangan dokter yang merawat sebanyak 10 formulir atau 67%. Dari hasil tersebut diharapkan kedepannya dapat mengurangi ketidaklengkapan formulir rekam medis di Puskesmas Pakundang. ABSTRACT Medical records are very important documents in the medical world because
in medical records describe the patient's medical history, actions, treatment
and other documents ranging from patient diseases in health facilities to patientspu lang. The specific purpose of this study is to find out the
adequacy of filling out the patient identification and authentication action
form at the Klinik Gigi Puskesmas
Pactndang. The type of research used is qualitative
descriptive research that has the aim to identify the completeness of filling
out the poly dental action form at pakutandang
health center. Under the law medical records must be completed within 24 hours before the end of outpatient
services. To avoid incompleteness of the contents of outpatient medical
records, an in-depth study of medical record samples is conducted. This research
was conducted at Pakundang Health Center using
descriptive statistical methods. The object of the study is in the form of
actions in March - April 2021. The sample count studied was 15 randomly taken
samples from a total of 150 action forms in March - April. According to the
results of the study conducted, 14 samples or 94% of medical records examined
are incomplete. Lack of completeness is mainly found in the signatures of
doctors who treat as many as 10 forms or 67%. From these results it is expected
that in the future it can reduce the incompleteness of medical record forms
at Pakundang Health Center. |
Kata Kunci: rekam medis;
fasilitas kesehatan; formulir tindakan medis Keywords: medical records;
health facilities; medical action form |
Pendahuluan
Kemajuan waktu yang cepat bertepatan dengan banyaknya masalah kesehatan. Kesehatan adalah salah
satu elemen terpenting yang perlu dipertimbangkan saat ini dalam rangka
mendukung kegiatan dalam keberadaan manusia yang ramai, karena manusia tidak akan dapat
melakukan kegiatan sehari-hari kecuali diarahkan oleh kesehatan yang baik, dan mereka akan selalu dibatasi
(Susanto & Wijarnako, 2004). Salah satu faktor yang tidak bisa dipisahkan
dari manusia adalah kesehatan. Jika kebutuhan tersebut tidak diatasi, baik pembangunan fisik maupun mental akan terhambat, mengharuskan penyediaan layanan dukungan dari lembaga atau
fasilitas yang terlibat dalam bidang pelayanan
Kesehatan (Sulaiman, 2021).
Saat ini, masyarakat semakin sadar untuk
memilih pelayanan kesehatan dengan baik. Beberapa contoh adalah masyarakat
tidak sungkan lagi untuk berdiskusi
dengan dokter mengenai tindakan dan efek samping tindakan
yang akan dilakukan kepada mereka, masyarakat juga mulai kritis mempertanyakan apakah alat yang digunakan untuk memeriksa mereka sudah steril atau
belum. Untuk menghadapi dinamika masyarakat sedemikian rupa, pemerintah melalui Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mewajibkan dilaksanakannya Akreditasi Rumah Sakit (Herfiyanti, 2019).
Meningkatnya permintaan akan pelayanan kesehatan untuk mendukung aktivitas manusia mengharuskan pembangunan fasilitas pelayanan Kesehatan (Manurung et al., 2021). Lembaga seperti puskesmas, klinik, dan rumah sakit Salah satu struktur dalam mata rantai sistem
kesehatan nasional yang memberikan pelayanan kesehatan dan bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat adalah Pusukesmas, yang memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat dengan biaya ringan dan terjangkau.
Terutama masyarakat yang memiliki ekonomi lemah (Kemenkes RI, 2019). Banyaknya fasyankes yang ada demi menunjang keperluan kesehatan. Maka dari itu
diselenggarakan penyerataaan
dan evaluasi bagi fasyankes agar dapat memberikan pelayanan yang efektif dan bermutu tinggi bagi masyarakat.� Upaya tersebut ditunjang dengan menejemen kesehatan yang terorganisir, profesional dan berkualitas sehingga pelayanan yang di berikan dapat memuaskan
pasien (Rahman et al., 2016).
Puskesmas dan
sektor pelayanan kesehatan lainnya diketahui memiliki Ada tiga sumber data utama: catatan manajemen, hasil pendataan pasien, dan rekam medis pasien.
Ketiga sumber data tersebut dapat dievaluasi dan dianalisis untuk tujuan perencanaan
dan peningkatan kualitas informasi kesehatan (Agustine & Pratiwi, 2017).
�Sesuai dengan peraturan
yang telah di tetapkan oleh
pemerintah melalui departemen kesehatan yang di atur dalam PP NO 10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia
kedokteran, PERMENKES RI No. 269/ MENKES/ PER/ III/ 2008
tentang Rekam medis. Dalam rekam
medis semua formulir harus terisi dengan lengkap,
seperti formulir tindakan medis berisi tentang tindakan yang pernah di berikan kepada pasien (Nurani & Sarita, 2017).
Tindakan yang di lakukan pada
pasien harus selalu tercatat dalam formulir tindakan medis tersebut agar dokter atau tenaga medis
lain nya mengetahui akan tindakan yang telah di berikan sebelum nya sehingga
benar dalam penganganan pasien di saat pasien tersebut
datang kembali ke fasyankes (Ampera, 2018).
Selain itu kegunaan formulir tindakan medis ialah sebagai penilaian
staf medis, evaluasi dalam pelayanan di fasyankes serta sebagai informasi
untuk pasien rujukan. Formulir tindakan medis harus terisi dengan
lengkap dan akurat oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab agar di dapat rekam medis
yang optimal dan efisien demi menunjang
mutu dalam pelayanan di fasyankes (Purba et al., 2021).
Pentingnya fasyankes mengendalikan isi rekam medis
fasyankes dapat melakukan evaluasi terhadap kelengkapan pengisian berkas rekam medis dengan
cara analisis kuantitatif. dalam Pedoman Penyelenggaraan dan prosedur Rekam Medis departemen kesehatan RI Tahun 2006 analisis kuantitatif adalah analisis yang di tujukan kepada jumlah lembaran-lembaran rekam medis sesuai
dengan lamanya perawatan meliputi Integritas rekam medis dan penunjang medis sesuai prosedur
yang telah ditetapkan (Sari, 2018).
Tujuan dari melakukan analisis ini adalah untuk
mengetahui hal-hal yang perlu di lengkapi dalam rekam medis
dan untuk segera melengkapi lembaran rekam medis yang sekiranya belum lengkap.
Ketidaklengkapan tersebut tentunya dapat mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan yang akan berdampak langsung pada proses pelayanan yang ada di Puskesmas� sebagai contoh pendistribusian rekam medis menjadi terhambat
karena petugas kesulitan mencari berkas rakam medis
yang tidak berada pada rak penyimpanan sehingga pasien harus menunggu lama untuk mendapatakan pelayanan dan� juga beban petugas rekam
medis menjadi bertambah karena harus menemui dokter
yang bersangkutan untuk mengisi resume medis pasien (Saputri et al., 2016).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul �Pengaruh kelengkapan pencatatan Form
Tindakan terhadap mutu Rekam Medis di Puskesmas Paku Tandang�
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui kelengkapan pengisian Lembar Formulir Tindakan
di Poli Gigi Puskesmas Pakutandang. Tujuan khusus untuk mengetahui
kecukupan pengisian formulir tindakan identifikasi dan autentikasi pasien di Klinik Gigi Puskesmas Paktandang.
Kebaharuan dari penelitian ini adalah sejalur
dan mendukung dengan penelitian penelitian yang sebelumnya sudah diteliti oleh peneliti peneliti terdahulu.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang memiliki tujuan untuk mengidentifikasi
kelengkapan pengisian formulir tindakan Poli gigi di puskesmas
Pakutandang. Pengambilan
data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode observasi yaitu dengan melihat
dan mencatat hal � hal yang berkaitan dengan masalah yang ada. Penelitian ini dilakukan terhitung
dari bulan Mei � Juli 2021 yang dilaksanakan di Puskesmas Pakutandang Ciparay. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
dokumen rekam medis di Poli Gigi Puskesmas Pakutandang dari bulan Maret
� April 2021 yang berjumlah 150 dokumen
Rekam Medis. Menurut (Arikunto, 2019) jika jumlah populasinya kurang dari 100, maka jumlah sampelnya
diambil seluruhnya tetapi jika populasinya
lebih dari 100 dokumen� maka bisa mengambil
10-15% atau�
20-25% dari jumlah populasinya. Menurut penelitian penulis, populasinya lebih dari 100 dokumen, sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 10% yaitu 15 dokumen medis di poli gigi Puskesmas
Pakutandang.
Hasil dan Pembahasan
Dari 150 data populasi pada bulan Maret sampai April 2021 diambil sampel sesuai teori (Arikunto, 2010),
dan diperoleh 10% dari
total populasi, sehingga 15
data dari sampel bagan akan dijadikan
tema. riset. Dari bulan Maret sampai
April, total 15 item data dikumpulkan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Ini
adalah teknik pengambilan sampel yang memberi setiap anggota populasi kesempatan pengambilan sampel yang sama. Pengambilan sampel dilakukan karena datanya seragam atau memiliki kesamaan
karakteristik. Selain itu, karena keterbatasan
waktu, tidak semua data akan diuji karena terlalu
banyak data yang harus diambil sampelnya. Berdasarkan metode simple random
sampling, seperti yang tertera
pada tabel 1.
Tabel 1
Jumlah Sampel Penelitian
dan Distribusi Perbulan
Bulan |
Jumlah
Dokumen |
Sampel |
Pembulatan |
Maret |
90 |
9 |
9 |
April |
60 |
6 |
6 |
Total
Populasi |
150 |
15 |
15 |
Adapun hasil dari pengambilan
data sampel yang dilakukan
di Poli Gigi Puskesmas Pakutandang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Pengisisan Formulir Tindakan di Poli Gigi Puskesmas Pakutandang Periode Maret � April 2012
No |
No.
RM |
Identitas |
Tanggal Kunjungan |
Ananmnesis |
Diagnosis |
Tindakan |
Tanda
Tangan Dokter |
1 |
05.031367 |
lengkap |
lengkap |
lengkap |
Tdk lengkap |
lengkap |
Tdk lengkap |
2 |
05.004770 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
3 |
01.002486 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
4 |
01.004267 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
5 |
03.030371 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Legkap |
Lengkap |
Lengkap |
6 |
03.027837 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
7 |
05.019819 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
8 |
02.025878 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
9 |
02.029253 |
Lengkap |
Lengkap |
lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
10 |
03.028653 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
11 |
05.030775 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
12 |
01.000825 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
13 |
04.031360 |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
14 |
04.019492 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
15 |
04.000174 |
Tdk Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
Penyederhanaan
data dilakukan bersamaan dengan proses pengambilan data, dimana data yang akan dijadikan data penelitian adalah data yang dapat dibaca dan dapat dipahami oleh peneliti. Setelah melakukan proses penyederhanaan
data, kemudian dilakukan analisis dan pencatatan pada formulir yang sudah disiapkan yaitu 15 sampel yang akan diteliti. Hasil Penyederhaaan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Penyederhanaan Ketidaklengkapan
Pengisisan Formulir
Tindakan di Poli Gigi Puskesmas
Pakutandang Periode Maret � April 2021
No |
Ananmnesis |
Diagnosa |
Tindakan |
Tanda
Tangan Dokter |
1 |
lengkap |
Tdk lengkap |
Lengkap |
Tdk lengkap |
2 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
3 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
4 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
5 |
Lengkap |
Legkap |
Lengkap |
Lengkap |
6 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
7 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
8 |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
9 |
lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
10 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
11 |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
12 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
13 |
Tdk Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
14 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
15 |
Lengkap |
Lengkap |
Lengkap |
Tdk Lengkap |
a.
Deskripsi
Statistik
Data yang disederhanakan kemudian dikumpulkan dan diproses untuk mendapatkan distribusi frekuensi untuk setiap bagian
yang terdapat dalam formulir tindakan yang tidak lengkap. Tidak semua variabel
yang ada diolah dari data pada Tabel 3. RM hanya digunakan untuk validitas data. Berdasarkan hasil analisis surveyor, ID dan tanggal
kunjungan tidak dihitung untuk distribusi frekuensi karena kedua atribut
sudah terisi penuh. Hasil pengolahan data yang
dilakukan disajikan pada Tabel 4
b.
Ananmnesis
Tabel 4
Distribusi Frekuensi
Kelengkapan Ananmnesis
|
|
Frekuensi |
Persen (
% ) |
Valid (
% ) |
Valid |
Lengkap |
14 |
93,33 |
94 |
|
Tdk Lengkap |
1 |
6,66 |
6 |
|
Total |
15 |
100 |
100 |
Dari Tabel 4 dapat dijelaskan
bahwa dari total 15 dokumen yang diteliti 14 (94%) ananmnesis pasien di Poli Gigi Puskesmas Pakutandang teridentifikasi lengkap dan 1 (6%) Dokumen tidak lengkap.
c.
Diagnosa
Tabel 5
Distribusi Frekuensi
Kelengkapan Diagnosis
|
|
Frekuensi |
Persen (
% ) |
Valid (
% ) |
Valid |
Lengkap |
12 |
80 |
80 |
|
Tdk Lengkap |
3 |
20 |
20 |
|
Total |
15 |
100 |
100 |
Dari Tabel 5 diketahui bahwa dari total 15 dokumen formulir tindakan yang diteliti frekuensi kelengkapan diagnosis
yang terisi lengkap adalah sebanyak 12 (80%) formulir dan 3 (20%) Formulir Tidak lengkap.
d.
Therapy / Tindakan
Tabel 6
Distribusi Frekuensi
Kelengkapan Therapy / Tindakan
|
|
Frequency |
(
% ) |
|
Lengkap |
15 |
100 |
|
Tdk Lengkap |
0 |
0 |
|
Total |
15 |
100 |
Selanjutnya
sesuai Tabel 6 Frekuensi kelengkapan Therapy/Tindakan
15 (100%) Formulir Terisi dengan lengkap.
e.
Tanda Tangan
Tabel 7
Distribusi Frekuensi
Kelengkapan Tanda Tangan
|
|
Frequency |
(
% ) |
|
Lengkap |
5 |
33,33 |
|
Tdk Lengkap |
10 |
66,66 |
|
Total |
15 |
100 |
Pada Tabel 7 terlihat dari 15 Dokumen sebanyak 10 (67%) Tanda Tangan tidak diisi dengan
lengkap dan hanya 5 (33 %) saja yang diisi lengkap dari rekam
medis pasien yang ada tanda tangan
dokter.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa terdapat beberapa bagian dari Formulir tindakan
rekam medis pasien masih tidak
diisi dengan lengkap. Sesuai dengan hasil penelitian
yaitu presentase rata-rata kelengkapan pengisisan formulir tindakan dari jumlah sampel
sebanyak 15 dokumen belum sesuai dengan
standar minimal kelengkapan
pengisisan formulir tindakan yang harusnya 100% sehingga akan berpengaruh
terhadap kualitas pelayanan di Puskesmas Pakutandang. Dari 15 formulir
yang diteliti ada 14 dokumen yang tidak diisi dengan lengkap,
dimana 10 formulir terdapat pada bagian tanda tangan dokter
yang memberi tindakan pada pasien, 3 formulir juga tidak diisi dengan
lengkap terdapat pada bagian diagnosis dan 1 formulir tidak lengkap terdapat
pada bagian Ananmnesis.
Jika dilihat dari hasil penelitian formulir rekam medis yang tidak lengkap, sebagian besar terdapat pada bagian formulir yang seharusnya ditanda tangani oleh dokter yang memberi tindakan kepada pasien. Untuk meminimalisir ketidaklengkapan pengisian formulir rekam medis di Puskesmas Pakutandang sebaiknya pihak managemen melakukan sosialisasi tentang pentingnya melengkapi formulir rekam medis pasien
terhadap petugas kesehatan yang tidak mengisi formulir rekam medis dengan
lengkap. Khususnya dokter yang bertanggungjawab melakukan tindakan sehingga berkas rekam medis dapat
dipertanggungjawabkan.
BIBLIOGRAFI
Agustine,
D. M., & Pratiwi, R. D. (2017). Hubungan Ketepatan Terminologi Medis Dengan
Keakuratan Kode Diagnosis Rawat Jalan Oleh Petugas Kesehatan Di Puskesmas
Bambanglipuro Bantul. Jurnal Kesehatan Vokasional, 2(1), 113�121.
Google Scholar
Ampera,
A. (2018). Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Pasien Dalam Pelaksanaan
Pelayanan Kesehatan. Al-Ishlah: Jurnal Ilmiah Hukum, 21(2), 59�74. Google Scholar
Arikunto,
S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. 2010. Jakarta:
Rineka Cipta. Google Scholar
Arikunto,
S. (2019). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Google Scholar
Herfiyanti,
L. (2019). Pengaruh Kelengkapan Pengisian Formulir Informed Consent Anestesi
Pasien Rawat Inap Terhadap Pemenuhan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit
(Snars-1) Hpk 5.2 Di Rumah Sakit Umum Pindad Bandung. Jurnal Teras Kesehatan,
1(2), 89�98. Google Scholar
Kemenkes
Ri, K. R. I. (2019). Pedoman Gizi Seimbang. Stikes Perintis. Google Scholar
Manurung,
J., Novela, V., Ulfiana, Q., Simamora, J. P., Argaheni, N. B., Sianturi, E.,
Saeni, R. H., & Lakhmudien, L. (2021). Kebijakan Dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan. Yayasan Kita Menulis. Google Scholar
Nurani,
P., & Sarita, S. (2017). Aktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Kader
Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Motui Kecamatan Motui Kabupaten Konawe
Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Poltekkes Kemenkes Kendari. Google Scholar
Purba,
D. H., Simamora, J. P., Syafruddin, A., Mubarak, M., Sinaga, L. R. V., Purba,
I. G., & Kushargina, R. (2021). Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
(Ppi). Yayasan Kita Menulis. Google Scholar
Rahman,
N., Dewi, N. U., & Armawaty, F. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Perilaku Makan Pada Remaja Sma Negeri 1 Palu. Preventif: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 7(1), 10. Google Scholar
Saputri,
R., Periadnadi, P., & Nurmiati, N. (2016). Pengaruh Kapur Dan Dolomit
Terhadap Pertumbuhan Miselium Dan Produksi Jamur Tiram Merah Muda (Pleurotus
Flabellatus Saccardo). Natural Science: Journal Of Science And Technology,
5(1). Google Scholar
Sari,
N. P. (2018). Analisis Beban Kerja Dan Kebutuhan Petugas Klaim Rawat Jalan
Berdasarkan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (Studi Pada Instalasi
Penjaminan Rsud Kabupaten Sidoarjo). Google Scholar
Sulaiman,
E. S. (2021). Manajemen Kesehatan: Teori Dan Praktik Di Puskesmas. Ugm
Press. Google Scholar
Susanto,
A. B., & Wijarnako, H. (2004). Power Branding: Membangun Merek Unggul
Dan Organisasi Pendukungnya. Mizan Pustaka. Google Scholar
Copyright holder: Maylan Rahmawati,
Riki Solihin, Erix Gunawan (2021) |
First publication right: Jurnal Health Sains |
This article
is licensed under: |