Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 2, No. 10, Oktober 2021
ANALISA PANDEMI COVID-19 TERHADAP GANGGUAN
PSIKOSOMATIS PADA MASYARAKAT YANG BERTEMPAT TINGGAL BERDEKATAN DENGAN FASILITAS
KESEHATAN
Eky Okviana
Armyati, Sri Susanti, Siti Munawaroh
Fakutas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamamdiyah Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 Oktober 2021 Direvisi 15 Oktober 2021 Disetujui 25 Oktober 2021 |
Masalah pandemi covid-19 ini mulai memasuki negara kita sekitar tahun 2020. Pada saat itu membuat kalang
kabut seluruh masyarakat indonesia. Rakyat Indonsia bahkan negara juga belum begitu memahami apa itu covid-19 karena kasus itu semula
ada di Wuhan Cina. Tetapi yang namanya virus lama kelamaan juga akan menyebar kemana mana, bahkan sampai di Indonesia. Dengan masuknya virus tersebut di Indonesia menyebabkan
seluruh aspek di
Indonesia mulai mati dan melemah, sebut saja bidang ekonomi,
pariwisata, bidang pangan dll semua
mulai bermasalah. Selain bidang bidang yang berhubungan dengan manusia hal itu juga sangat berpenagruh terhadap manusianya sendiri seperti merasa takut, merasa tidak nyaman dan juga merasa stress dan bahkan ada juga yang depresi dengan kasus covid ini. Hal ini terjadi karena banyaknya kasus mematikan dari covid ini. Dengan adanya
hal ini maka peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana kondisi psikologis masyarakat yang bertempat tinggal disekitar pelayanan kesehatan. Gangguan psikosomatis ini mempengaruhi sekali kesehatan mental masyarakat dan juga kesehatan fisik masyarakat apalagi yang bertempat tinggal disekitar kawasan pelayanan kesehatan. Metode penelitian ini menggunakan analisi deskriptif. Dimna dengan analisis ini kita kan
mengetahui apa saja dampak dari
pandemi covid-19. Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh hasil bahwa nilai mean 1,2667 dan nilai mediannya 1,00 dengan standart deviasi 4,4978 dengan percentil 2,00 untuk gangguan psikosomatis dengan hal ini
menandakan bahwa memang ada pengaruh
antara psikosomatis dengan covid -19. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Dimana setiap kali masyarakat itu mendengar kata covid dan juga bertambahnya
jumlah covid hal ini akan menyebabkan
masyarakat langsung banyak yang mengalami ganggua psikosomatis seperti misanya mengalami kecemasan dan juga sampai ke arah
depresi. ABSTRACT This Covid-19 pandemic problem began to enter our
country around 2020. At that time, all Indonesian people were in confusion
The Indonesian people and even the state don't really understand what
Covid-19 is because the case was originally in Wuahn
China. But over time the virus will also spread everywhere, even in
Indonesia. With the entry of the virus in Indonesia, all aspects of Indonesia
began to die and weaken, for example, the economy, tourism, food sector,
etc., all began to have problems. In addition to fields related to humans, it
is also very influential on humans themselves, such as feeling afraid,
feeling uncomfortable and also feeling stressed and some are even depressed
about this covid case. This happens because of the many deadly cases of this
covid. With this, researchers are interested in knowing how the psychological
condition of the people who live around health services. This psychosomatic
disorder affects the mental health of the community as well as the physical
health of the community, especially those who live around the health service
area. This research method uses descriptive analysis. Where with this
analysis we will find out what are the impacts of the COVID-19 pandemic. Based
on the results of the study, it was found that the mean value was 1.2667 and
the median value was 1.00 with a standard deviation of 4.4978 with a 2.00
percentile for psychosomatic disorders, this indicates that there is indeed
an influence between psychosomatics and covid -19. Based on the results of
the study, it was found that the mean value was 1.2667 and the median value
was 1.00 with a standard deviation of 4.4978 with a 2.00 percentile for psychosomatic
disorders, this indicates that there is indeed an influence between
psychosomatics and covid -19. Thus it can be
concluded that every time the community hears the word covid and also the
increasing number of covid this will cause many people to experience
psychosomatic disorders such as experiencing anxiety and also leading to
depression. |
Kata Kunci: analisis psikologi;
pandemi covid-19; psikosomatis Keywords: psychological
analysis; covid-19 pandemic; psychosomatic |
Pendahuluan
Hampir setiap hari kita
mendengar kata kata
Covid-19 dan itu adalah hal yang menakutkan bagi semua orang. Kita ketahui semuanya bahwa penderita atau pasien covid ini setiap hari
semakin bertambah dan juga semakin meningkat jumlah kasusnya setiap hari. Perasaan
takut, cemas dan merasa bingung adalah rasa yang dialami secara psikologis oleh manusia, dan bisanya hal ini akan
mengarah juga ke gangguan fisik manusianya. Tanpa kita sadari bahwa
apa yang terjadi setiap harinya disekitar kita seperti misalnya ada tetangga kita
yang terkena virus ini pasti akan membuat
kita menjadi takut dan akan dijauhi oleh orang-orang disekitar
kita. Kita ketahui dengan adanya wabah
yang setiap hari semakin banyak kasusnya dan juga pasiennya ini akan menyebabkan
orang menjadi saling menjauhi dan juga merasa takut bahkan ketika
ketemu dengan orang yang sudah sembuh dari
sakit ini saja terkadang masih membuat hati
merasa was was.�
Jumlah kasus COVID-19 yang terkonfirmasi
kian hari semakin meningkat termasuk jumlah terkonfirmasi meninggal. Dilansir dari (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2020),
Indonesia merupakan salah satu
negara di ASEAN yang memiliki rasio
kematian sebesar 8,37 %. Rasio kematian ini pun semakin hari bisa bertambah
terhitung dari jumlah kasus yang terkonfirmasi positif terjangkit COVID-19 dan meninggal.
Banyaknya kasus kematian korban COVID-19 yang diberitakan
di media sosial inipun menambah perasaan takut bagi banyak
orang (Yuwono, 2021).
Peristiwa pandemi COVID-19 yang berujung
pada peristiwa kematian
yang membuat manusia mengalami ketakutan dan kecemasan. Kecemasan tentang peristiwa kematian menjadi satu hal yang lumrah
di setiap tahapan perkembangan, yang memengerahui pola perilaku manusia
(Cicirelli, 2002). Kecemasan tentang peristiwa kematian tampak dari perilaku
seperti ketakutan akan datangnya kematian itu sendiri,
atau saat-saat mendekati kematian �(Abdel-Salam & Allen, 2005). Hal ini seperti yang tergambar dari fenomena kematian karena COVID-19. Tidak bisa diprediksi siapa orang yang bisa terjangkit dan juga mengarah pada
kematian.
Kondisi fisik yang akan terjadi jika kita
mengalami gangguan psikosomatis (Puspitasari et al., 2021). Dari kasus psikosomatis ini dapat diperoleh
bahwa secara fisiologisa akan mengalami gangguan fisik yang anatra lain adalah gangguan Dari sistem limbik, emosi disadari dan kemudian mengambil keputusan keputusan yang tindakan-tindakan,yang dilakukan kemudian diekspresikan� ke thalamus dan hipotalamus serta organ organ yang lain (Nurmala, 2019).
COVID-19 tidak lagi menjadi bencana
lokal di wilayahntertentu saja. Bencana yang tak kasat mata,
namun mematikan ini hampir terjadi
di seluruh dunia yang berakibat
pada keterpurukan serta menjadi wabah yang sangat menakutkan, sesuatu yang tak terlihat tapi
membuat ribuan orang meninggal dan membuat banyak orang menjadi cemas dan ketakutan. Jumlah kasus COVID-19 yang terkonfirmasi kian hari semakin meningkat
termasuk jumlah terkonfirmasi meninggal (Yuwono, 2021).
Dilansir dari (Islam et al., 2020),
Indonesia merupakan salah satu
negara di ASEAN yang memiliki rasio
kematian sebesar 8,37 %. Rasio kematian ini pun semakin hari bisa bertambah
terhitung dari jumlah kasus yang terkonfirmasi positif terjangkit COVID-19 dan meninggal.
Banyaknya kasus kematian korban COVID-19 yang diberitakan
di media sosial inipun menambah perasaan takut bagi banyak
orang. Peristiwa pandemi
COVID-19 yang berujung pada peristiwa
kematian yang membuat manusia mengalami ketakutan dan kecemasan. Kecemasan tentang peristiwa kematian menjadi satu hal
yang lumrah di setiap tahapan perkembangan, yang memengerahui pola perilaku manusia (Cicirelli, 2002).
Kecemasan tentang peristiwa kematian tampak dari perilaku
seperti ketakutan akan datangnya kematian itu sendiri,
atau saat-saat mendekati kematian (Abdel-Moneim, 2015).
Hal ini seperti yang tergambar dari fenomena kematian karena COVID-19. Tidak bisa diprediksi siapa orang yang bisa terjangkit dan juga mengarah pada
kematian.
Berdasarkan
data dari Riskesdas 2020 tentang gangguan psikologis yang dialami oleh pasien covid -19 adalah banyak pasien yang mengalami gangguan kecemasan samapi dengna depresi. Sebanyak 64,3% dari 1522 responden memiliki masalah psikologis kecemasan dan depresi (Riskesdas, 2013).
Menurut
data dari (Worldometers. info, 2020)
terkini jumlah pasien covid tercatat 107.376.319
di seluruh dunia. Sedangkan
di Indonesia sendiri ada sekitar 79.424.142 dan yang dinyatakan
sembuh 2.348.680. Sedangkan
yang lainnya meninggal
dunia. Awal mula covid 19 Menurut
data dari worldometers.info) hingga
kini tercatat sudah ada 107.376.319 kasus Covid-19 di seluruh dunia. Sebanyak 79.424.142 diantaranya telah dinyatakan sembuh, sedangkan 2.346.680 lainnya meninggal dunia (Hayati & Yoedtadi, 2020)
10 februari 2020.
Tujuan penelitian tentang pengaruh pandemi Covid tentang psikosomatis masyarakat yang rumah atau tempat tinggalnya
sangat dekat denga fasilitas
kesehatan. Mengetahui gangguan psikosomatis yang dialami oleh masyarakat yang memilki rumah atau
tempat tinggal yang dekat dengan fasilitas
kesehatan di Puskesamas Ponorogo Selatan.
Mengetahui Gangguan psikosomatis yang dialami oleh masyarakt yang dekat enga faskes
menganalisa factor penyebab
psikosomatis masyarakat
yang tempat tinggalnya dekat dengan faskes.
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara memecahkan
masalah menurut metode keilmuan (Nursalam, 2011). Pada bab ini akan
dijelaskan metode penelitian berdasarkan masalah yang ditetapkan antara lain: desain penelitian, variabel penelitian, definisi operasional teknik pengumpulan data, masalah etik penelitian, anlisa lokasi dan waktu penelitian, keterbatasan.
Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan
penelitian deskriptif yaitu memaparkan peristiwa-peristiwa yang Urgen
yang terjadi pada masa kini
(Nursalam, 2011). Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penulis menggunakan
jenis random sampling yaitu
pemilihan sampel ini setiap element dipilih secara acak (Aam Nursalam & Mkes, 2014).
Pada penelitian ini akan meneliti tentang
analisa pandemi covid 19 terhadap gangguan psikosomatis yang dialami oleh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah dekat dengan fasilitas
kesehatan.
Penelitian ini dilaksanakan masyarakat yang bertempat tinggal dekat dengan
fasilitas kesehatan. Dalam penelitian ini peneliti mengambil
sampel di masyarakat yang rumahnya dekat dengan Puskesmas Ponorogo Selatan kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo.
Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan,
dimulai bulan April 2021 sampai dengan bulan
Juli�� 2021 (Jadwal penelitian). Populasi masyarakat yang tinggal di dekat dengan puskesmas
Ponorogo Selatan.
Teknik pengambilan sampel menggunakan kriteria Just mental Pengambilan data berdasarkan pada
kriteria yang sudah ditentukan, dengan besar sampel responden
yang diambil di masyarakat
yang berdekatan dengan puskesmas Ponorogo Selatan.
Dalam penelitian ini menggunakan analisa data deskriptif dan menggunakan SPSS untuk menghitungnya. Dimana dengan menggunakan ini maka penelitian
akan lebih mudah untuk menganalisis
dengan baik. Peneliti menggunakn SPSS untuk mengetahui dan menghitung kriteria apakah responden mengalami gangguan psikosomatis ataukah tidak.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di sekitaran Puskesmas Ponorogo Selatan. Dimana masyarakat
yang tinggal didaerah dekat dengan Puskesmas
Ponorogo Selatan itu adalah masyarakat dengan beragam kondisi seperti lansia, anak-anak, remaja, dewasa dan juga banyak warga yang berada disekitaran Puskesmas ini adalah
mereka meraka yang sangat rentan dengan virus covid. Masyarakat
sebenarnya tahu bahwa masalah yang terjadi di Negara dan juga di Daerahnya
namun masyarakat tidak bisa berbuat
apa-apa selain dia harus melakukan
protok kesehatan.
Masyarakat disekitaran Pskesmas sebenarnya juga takut menghadapi masalah yang terjadi apalagi mereka yang tingga dan bersebelahan dengan Puskesmas. Masyarakat memahami hal tersebut namun
masyarakat kan tidak mungkin hanya
karena masalah covid akhirnya mereka harus pindah tempat
tinggal. Masyarakat itu hanya merasa takut
jika mereka harus berhadapan setiap hari dengan
ambulance yang setiap hari
juga berkeliling membawa pasien dengan kasus
covid. Karena virus ini bisa
menyebar melalui udara dan bisa bertahan di udara selama kurang lebih
3 jam. Sedangkan ketika masyarakat keluar rumah walaupun hanya didepan rumasa
atau diteras rumah mereka pasti
tidak mau menggunakan masker. Mereka merasa kurang nyaman
dengan keberadaan ambulance
yang setiap hari harus berkeliling untuk mengambil pasien covid untuk diperiksa di puskesmas.
Data umum menyajikan karakteristik responden berdasarkan usia, pekerjaan, dan jenis kelamin.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Usia di puskesmas ponorogo selatan
No |
Umur |
Frekuensi |
Prosentase (%) |
1. |
20-40 tahun |
15 |
25% |
2. |
40-60 tahun |
15 |
75% |
|
Jumlah |
30 |
100 |
Sumber: Angket
Penelitian Responden 2013
Dari tabel ini dapat
dilihat bahwa jumlah responden sebanyak 30 orang dengan kisaran usia 20-40 tahun sebanyak 15 responden sedangkan usia 40-60 tahun juga sebanyak 60 responden dengan prosentase seperti diatas.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin lansia
di puskesmas ponorogo selatan
No |
Jenis Kelamin |
frekuensi |
Prosentase (%) |
1. |
Laki-laki |
10 |
30% |
2. |
Perempuan |
20 |
70% |
|
Jumlah |
30 |
100 |
Dari tabel 2 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
(70%) atau 20 responden berjenis kelamin perempuan dan sebagian kecil (30%%) atau 10 responden berjenis kelamin laki-laki.
Tabel 3
Statistics |
||
Gangguan
Psikomatic |
|
|
N |
Valid |
30 |
Missing |
0 |
|
Mean |
1.2667 |
|
Median |
1.0000 |
|
Std.
Deviation |
.44978 |
|
Variance |
.202 |
|
Percentiles |
100 |
2.0000 |
Tabel 4
Gangguan Psikomatic |
|||||
|
|
Frequency |
Percent |
Valid Percent |
Cumulative Percent |
Valid |
Gangguan
Psikomatic |
22 |
73.3 |
73.3 |
73.3 |
Tidak
Ada Gangguan Psikomatic |
8 |
26.7 |
26.7 |
100.0 |
|
Total |
30 |
100.0 |
100.0 |
|
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil
olahan kuisioner dan melalui kuisioner diolah dan diinterpretasikan maka berikut ini
adalah pembahasan sesuai dengan tujuan
penelitian.� Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 berdasarkan jenis kelamin dan juga berdasarkan usia, perempuan hampir 70% mengalami gangguan psikosomatis.� Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh data bahwa 73% respnden itu cenderung mengalami
masalah psikosomtais terhadap covid 19. Hal ini disebabkan karena secara kognitif perempuan ini cenderung
takut jika keluarga mengalami covid 19. Sehingga hal ini
mengakibatkan mereka terlalu overprotektif terhadap covid 19. Hal ini akhirnya menyebbkan mereka mengalami masalah psikologis yaitu psikosomatis. Kebanyakan dari mereka itu mengalami
gangguan metabolisme yang mengakibatkan premenstrual syndrome dan juga mengalami ganggun
gastrointestinal. Gangguan premenstrual syndrome ini adalah gangguan
yang mengakibatkan mereka mengalami masalah menstruasi seperti terlambat datangnya menstruasi atau terlalu cepat datangnya
menstruasi.
Wabah corona ini menjadikan kita masyarakat di Indonesia takut luar biasa.
Apalagi virus ini tidak hanya menyebabkan
kita mengalami flue ringan sampai berat
saja namun juga mengakibatkan kematian. Hal ini yang membuat masyarakat itu takut sekali dengan
covid-19 ini. Menurut beberapa ahli yang ada salah satunya psikolog mengatakan bahwa wabah corona ini menyebakan orang mengalami stress dan akhirnya mengakibatkan munculnya gejala psikosomatis (Hayati & Yoedtadi, 2020).
Wabah corona ini bisa menyebakan
orang mkengalami gangguan tidur, gangguan pernafasan, gangguan pencernakan dan juga gangguan fisik yang lainnya. Karena dengan adanya virus ini maka orang yang mengalami atau terpapar virus ini pasti yang utama akan dijauhi oleh keluarga dan juga dijauhi oleh tetangga dan hal tersebut sudah sangat membuat orang-orang disekitarnya menjadi mketakutan yang berlebihan. Bahkan hanya lewat didepan
rumahnyya saja tidak diperbolehkan. Persepsi masyarakat yang memangdang bahwa virus ini adalah virus penyebab masalah atau biasa dikenal
dengan istilah dalam bahasa jawa
(pagebluk) menyebabkan masyarakat sangat ketakutan dengan hal ini.
(www.halodok.com).
Semakin banyaknya
informasi yang masuk di telingan masyarakat tentang jumlah kasus covid yang terus meningkat tidak menggoyahkan niat masyarakat untuk tetap hidup dengan
kondisi sehat. Namun masyarakat terkadang mengabaikan protokol kesehatan dan itu sebenarnya akan menambah jumlah
kasus covid terus meningkat. Selain itu juga berita yang simapangsiur tentang covid menyebabkan masyarakat mengalami gejala psikosomatis. Ciri orang dengan kasus psikosomatis
adalah setelah membaca berita orang akan mengalami kecemasan seperti tiba tiba badan mengggigil, paranoid yang berlebihan
yang akhirnya menyebabkan
orang menjadi psikosomatis.
Dengan adanya
beberapa kasus covid yang dengan beberapa varian pula maka hal ini pasti
akan menyebabkan masyarakat menjadi lebih paranoid sehingga akan muncul kecemasan
dagangguan psikosomatis. berdasarkan hasil penelitian diperoleh data dari 30 responden diperoleh data 22 orang atau sekitar 72,33 % orang mengalami gangguan psikosomatis. Sedangkan sisanya atau sekitar 8 orang atau sekitar 22,67% orang tidak mengalami gangguan psikosomatis. Ternyata dari hasil
penelitian diperoleh data bahwa banyak orang yang mengalami gangguan psikosomatis dari kasus covid 19 ini.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh hasil bahwa nilai mean 1,2667 dan nilai mediannya 1,00 dengan standart deviasi 4,4978 dengan percentil 2,00 untuk gangguan psikosomatis dengan hal ini
menandakan bahwa memang ada pengaruh
antara psikosomatis dengan covid -19. Dimana setiap
kali masyarakat itu mendengar kata covid dan juga bertambahnya
jumlah covid hal ini akan menyebabkan
masyarakat langsung banyak yang mengalami ganggua psikosomatis seperti misanya mengalami kecemasan dan juga sampai ke arah
depresi.
BIBLIOGRAFI
Aam
Nursalam, S. K. M., & Mkes, M. (2014). Gambaran Pengetahuan Orang Tua
Tentang Risiko Pernikahan Dini Di Desa Sukarame Kecamatan Sukarame Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Bidkesmas Respati, 1(5),
38�45. Google Scholar
Abdel-Moneim,
A. S. (2015). Middle-East Respiratory Syndrome Coronavirus: Is It Worth A World
Panic? World Journal Of Virology, 4(3), 185. Google Scholar
Abdel-Salam,
M., & Allen, N. L. (2005). Onset Voltage Of Positive Glo Corona I Rod-Plane
Gaps As Influenced By Temperature. Iee Proceedings-Science, Measurement And
Technology, 152(5), 227�232. Google Scholar
Cicirelli,
V. G. (2002). Fear Of Death In Older Adults: Predictions From Terror Management
Theory. The Journals Of Gerontology Series B: Psychological Sciences And
Social Sciences, 57(4), P358�P366. Google Scholar
Hayati,
H. N., & Yoedtadi, M. G. (2020). Konstruksi Berita Covid-19 Di Kompas. Com
Dan Tribunnews. Com. Koneksi, 4(2), 243�250. Google Scholar
Islam,
M. Z., Islam, M. M., & Asraf, A. (2020). A Combined Deep Cnn-Lstm Network
For The Detection Of Novel Coronavirus (Covid-19) Using X-Ray Images. Informatics
In Medicine Unlocked, 20, 100412. Google Scholar
Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pertanyaan Dan Jawaban Terkait
Coronavirus Disease 2019 ( Covid-19 ). World Health Organization, 2019,
1�13. Google Scholar
Nurmala,
Y. (2019). Peranan Terapi Seft (Spiritual Emotional Freedom Technique)
Terhadap Kepasrahan Diri Pasien Psikosomatis: Studi Kasus Di Puskesmas
Cicalengka-Kabupaten Bandung. Uin Sunan Gunung Djati Bandung. Google Scholar
Nursalam.
(2011). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medik. Google Scholar
Puspitasari,
F. W., Trisiana, A., & Budiardhani, F. (2021). Wabah Covid-19 Yang
Berdampak Pada Ham Di Dunia. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian
Pendidikan Kewarganegaraan, 10(1), 158�172. Google Scholar
Riskesdas.
(2013). Riskesdas 2013. In Jakarta Kementeri Kesehat Ri (Vol. 6). Google Scholar
Worldometers.
Info, W. Info. (2020). Covid-19 Coronavirus Pandemic. Worldmeters. Info. Google Scholar
Yuwono,
E. S. (2021). Peran Religiusitas Dan Wisdom Terhadap Sikap Menghadapi Kematian
Bagi Masyarakat Jawa Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Psikologi Udayana,
8(1), 24�35. Google Scholar
Copyright holder: Eky Okviana Armyati, Sri Susanti, Siti Munawaroh (2021) |
First publication right: Jurnal Health Sains |
This article
is licensed under: |