Jurnal Health Sains: p�ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398�����

Vol. 2, No. 10, Oktober 2021

 

PROFIL PERESEPAN OBAT PERSALINAN PADA PASIEN BEDAH SECTIO CAESAREA (SC) PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT X BANDUNG

 

Daru Imanul Amiq, Rida Emelia

Program Studi Farmasi Politeknik Piksi Ganesha Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Email[email protected], [email protected]

 

info artikel

abstraK

Diterima

5 Oktober 2021

Direvisi

15 Oktober 2021

Disetujui

25 Oktober 2021

Sectio Caesarea atau bedah Caesar adalah suatu tindakan persalinan untuk mengeluarkan bayi melalui sayatan abdomen atau uterus. Persalinan dengan operasi caesarea ditujukan untuk indikasi absolute atau relatif. Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana, merupakan indikasi absolute untuk sectio abdominal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana profil peresepan penggunaan obat persalinan pada pasien bedah section caesarea (SC) peserta BPJS di Rumah Sakit X Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif dengan data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari lembaran resep dan data rekam medis dengan jumlah sampel 58 lembar resep dalam jangka waktu 5 april s/d 31 mei 202. Hasil penelitian menujukan bahwa data persentase tertinggi yaitu terapi obat Asam Mefenamat (Analgesik) dengan dosis 3x500 mg, Asam Traneksamat (Fibrinolitik) dengan dosis 3x500 mg, Cefazolin (Antibiotik) dengan dosis 1x2 gram, Cefadroxil (Antibiotik) dengan dosis 2x500 mg, Fe Tablet (Antianemia) dengan dosis 1x300 mg, Ketorolac (Analgesik) dengan dosis 3x30 mg, Metoklopramid (Antiemetrik) dengan dosis 3x10 mg, Osiktosin (Hormon Sintesis) dengan dosis 1x20 unit, Ranitidine (Anti Sekresi Asam Lambung) dengan dosis 2x50 mg, dan Ringer Laktat (Cariran Elektrilit) dengan dosis 3x500 ml sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan persentase terendah yaitu terapi obat Metildopa (Antihipertensi) dengan dosis 3x500 mg, Nifedipine (Antihipertensi) dengan dosis 3x10 mg, MgSO4 20% (Anti Kejang) dengan dosis 1x4 gram dan MgSO4 40% (Anti Kejang) dengan dosis 2x500 ml sebanyak 36 lembar resep (62%). Pemberian obat persalinan bedah caesar sudah sesuai dosis dan tidak merubah pola pengobatan atau pemakaian obat persalinan bedah caesar di Rumah Sakit X Bandung.

�������������������������������������

ABSTRACT

Sectio Caesarea or Caesarean section is an act of labor to remove the baby through an abdominal or uterine incision. Delivery by cesarean section is intended for absolute or relative indications. Any circumstances that make delivery through the birth canal impossible, is an absolute indication for the abdominal section. This study aims to determine how the profile of prescribing the use of delivery drugs in cesarean section (SC) patients who are BPJS participants at Hospital X Bandung. This study uses descriptive and quantitative methods with secondary data used from prescription sheets and medical record data with a total sample of 58 prescription sheets in the period 5 April to 31 May 202. The results showed that the highest percentage of data was drug therapy Mefenamic Acid (Analgesic) with a dose of 3x500 mg, Tranexamic Acid (Fibrinolytic) with a dose of 3x500 mg, Cefazolin (Antibiotic) with a dose of 1x2 grams, Cefadroxil (Antibiotic) with a dose of 2x500 mg, Fe Tablets (Antianemia) with a dose of 1x300 mg, Ketorolac (Analgesic) with a dose of 3x30 mg, Metoclopramide (Antiemetric) with a dose of 3x10 mg, Oxytocin (Synthetic hormone) with a dose of 1x20 units, Ranitidine (Anti-Selection of Gastric Acid) with a dose of 2x50 mg, and Ringer Lactate (Electrical Fluid) with a dose of 3x500 ml as many as 58 prescription sheets (100%). While the lowest percentage is drug therapy Methyldopa (Antihypertensive) with a dose of 3x500 mg, Nifedipine (Antihypertensive) with a dose of 3x10 mg, MgSO4 20% (Anti-Seizure) with a dose of 1x4 grams and MgSO4 40% (Anti-Seizure) with a dose of 2x500 ml as many as 36 sheets. Prescription (62%). The administration of cesarean delivery drugs was following the dose and did not change the pattern of treatment or use of cesarean delivery drugs at X Hospital Bandung.

Kata Kunci:

profil peresepan; obat persalinan Section Caesarea (SC); Sectio Caesarea (SC)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

prescribing profile; section caesarea (SC) Delivery Drugs, Sectio Caesarea (SC).


 


Pendahuluan

Melahirkan merupakan puncak peristiwa dari serangkaian proses kehamilan. Seperti yang telah diketahui, ada dua cara persalinan yaitu persalinan pervagina yang lebih dikenal dengan persalinan normal atau alami dan persalinan dengan operasi Caesar dapat disebut juga dengan bedah sesar atau sectio caesaria, yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003).

Sectio Caesarea (SC) atau yang lebih dikenal dengan bedah caesar merupakan operasi yang memiliki potensi yang besar dalam proses kelahiran khususnya untuk kelahiran yang tidak lepas dari resiko mortalitas dan morbiditas yang besar bagi ibu dan bayi (Khan, 2006). Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa latin caedere yang berarti memotong atau menyayat. Dalam ilmu obstetrik, istilah tersebut mengacu pada tindakan pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka dinding perut dan rahim ibu (Klein et al., 2010; Todman, 2007). Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat Rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Chania, 2019).

Sectio Caesarea adalah prosedur untuk mengeluarkan janin melalui operasi pada perut dan rahim. Sectio Caesarea dilakukan sebagai alternatif jika persalinan normal tidak memungkinkan untuk melahirkan di jalan lahir. Sectio Caesarea dapat dilakukan baik dengan desain atau darurat pada kehamilan berisiko tinggi. Risiko infeksi pada operasi Sectio Caesarea dapat dikurangi dengan pemberian terapi antibiotik profilaksis (Tampa�i et al., 2020).

Persalinan dengan operasi caesarea ditujukan untuk indikasi absolute atau relatif. Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana, merupakan indikasi absolute untuk sectio abdominal. Kesempitan panggul yang sangat berat dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir merupakan salah satu indikasi absolute. Kelahiran lewat vagina bisa terlaksana pada indikasi relatif, tetapi kelahiran lewat sectio caesarea akan lebih aman bagi ibu, anak ataupun keduanya (Oxorn & Forte, 2010).

Di Indonesia sectio cesarea umumnya dilakukan bila ada indikasi medis tertentu, sebagai tindakan mengakhiri kehamilan dengan komplikasi. Sectio cesarea sebanyak 25% dari jumlah kelahiran yang ada dilakukan pada ibu-ibu yang tidak memiliki resiko tinggi untuk melahirkan secara normal maupunkomplikasi persalinan lain (FingkyLestari & Aisa, 2017).

Sectio caesaria didefinisikan sebagai lahirnya janin melalui insisi di dinding abdomen. WHO menetapkan standart rata-rata persalinan SC di sebuah Negara adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia (Tanjung, 2019).

Dalam suatu proses bedah caesar kemungkinan terjadinya suatu infeksi sangat besar, hal ini disebabkan adanya pembukaan jaringan tubuh sehingga mempermudah mikroorganisme untuk masuk ke tubuh pasien. Keluhan yang secara umum dirasakan oleh pasien pasca bedah caesar salah satunya adalah timbulnya rasa nyeri di daerah bekas sayatan operasi (Alifa, 2011). Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala, fungsinya memberi tanda tentang adanya gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau kejang otot. Untuk menghilangkan rasa nyeri biasanya digunakan suatu analgesik. Analgesik adalah obat untuk mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Arief & Besnard, 2003).

Drug Related Problems atau masalah terkait obat adalah peristiwa atau keadaan yang melibatkan terapi obat yang benar-benar atau berpotensi mengganggu hasil kesehatan yang diinginkan. Untuk meminimalisir terjadinya Drug Related Problems (DPRs) maka perlu dilakukan pemantauan terapi obat pada pasien persalinan bedah caesar yaitu dengan menggolongkan obat berdasarkan kelas terapi, dosis, bentuk sediaan dan rute pemberiaanya.

Tempat persalinan yang ideal adalah di rumah sakit karena apabila sewaktu-waktu memerlukan penanganan kegawat daruratan tersedia fasilitas yang dibutuhkan atau minimal bersalin di fasilitas kesehatan lainnya sehingga apabila perlu rujukan dapat segera dilakukan (Ristanti & Zuwariyah, 2020). Prosentase melahirkan di fasilitas kesehatan dan POLINDES/POSDEKES, dengan persentase tertinggi di rumah bersalin, klinik, praktek dokter/praktek bidan 38,0% dan terendah di Poskesdes/Polindes 3,7%. Namun masih terdapat 29,6% yang melahirkan di rumah/lainnya. Data tersebut berdasar hasil riskedas periode januari 2010 (RI, 2020).

Rumah Sakit X merupakan rumah sakit rujukan persalinan bedah ceasar yang berada di kota Bandung. Pelayanan persalinannya meliputi persalinan pervaginam (normal) dan sectio caesarea. Akhir-akhir ini peningkatan permintaan persalinan bedah caesar mencapai rata-rata 60 pasien tiap bulannya. Berdasarkan data diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian profil peresepan obat persalinan pada pasien bedah caesarea peseta BPJS di Rumah Sakit X Bandung periode April-Mei 2021. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai profil peresepan obat pada pasien BPJS di Rumah Sakit X Bandung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana profil peresepan penggunaan obat persalinan pada pasien bedah section caesarea (SC) peserta BPJS di Rumah Sakit X Bandung.

Manfaat penelitian ini adalah untuk mendalami resep penggunaan obat persalinan pada pasien bedah.

 

Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif dengan data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari lembaran resep dan data rekam medis pasien peserta BPJS persalinan bedah caesar di instalasi farmasi Rumah Sakit X Bandung periode April � Mei 2021.

Variabel dalam penelitian ini adalah profil peresepan terhadap obat persalinan bedah caesar di Rumah Sakit. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lembar resep yang mengandung resep obat persalinan dan data rekam medis pasien di Rumah Sakit X Bandung periode April � Mei 2021 yang berjumlah 138 lembar resep. Sampel dalam penelitian ini adalah lembar resep dari data populasi yang mengandung resep obat persalinan dan data rekam medis pasien di Rumah Sakit X Bandung. Teknik Pengambilan sempel pada penelitian ini menggunakan Perhitungan sampel didasarkan pada rumus slovin, Dan memperoleh hasil perhitungan sampel yaitu 58 lembar resep dari semua populasi lembar resep yang mengandung obat persalinan bedah Caesar sebanyak 138 lembar resep. Resep menurut Permenkes RI Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Resep dituliskan diatas kertas dengan ukuran 10-12 cm dan panjang 15-18 cm, hal tersebut digunakan karena resep merupakan dokumen pemberian/penyerahan obat kepada pasien, dan diharapkan tidak menerima permintaan resep melalui telepon.

 

Hasil dan Pembahasan

A.   Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap lembar sampel resep dan data rekam medis pasien peserta BPJS yang mengandung obat persalinan caesar di Rumah Sakit X Bandung Periode April � Mei, dapat dilihat sebagai berikut:

a.     Karakteristik Pasien

Karakteristik pasien adalah ciri-ciri atau kekhasan dari seseorang yang membedakan orang tersebut dengan orang lainnya. Adapun karakteristik pasien disini yaitu umur dan jenis kelamin.

Distribusi pasien di Rumah Sakit X Bandung dapat dilihat berdasarkan karakteristik sebagai berikut:

1.    Berdasarkan Usia

Gambaran pasien persalinan bedah Caesar di Rumah Sakit X Bandung berdasarkan kelompok usia responden pada tabel 1.

 


Tabel 1

Persentase Pasien bedah Caesar Berdasarkan Usia di Rumah Sakit X Bandung

Umur Pasien

Jumlah Pasien

Persentase (%)

15 � 19 Tahun

1

1,7

20 � 24 Tahun

25 � 29 Tahun

30 � 34 Tahun

35 � 39 Tahun

10

18

16

6

17,2

31

27,6

10,3

40 � 44 Tahun

7

12

45 � 49 Tahun

0

0

Total

58

100

Sumber refrensi data tabel: Diolah oleh Penulis (2021)

 


Berdasarkan data pada tabel 1 memperlihatkan bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan kelompok usia periode April-Mei 2021 mendapatkan data persentase tertinggi pada kelompok usia 25-29 tahun (31%) dan kelompok usia 30-34 tahun (27,6%). Disusul kelompok usia 20-24 tahun (17,2%). Sedangkan persentase terendah pada kelompok usia 15-19 tahun (1,7%) dan kelompok usia 45-49 tahun tidak terdapat peresepan obat persalinan bedah caesar (0%).

2.    Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambaran pasien persalinan bedah Caesar di Rumah Sakit X Bandung berdasarkan Jenis Kelamin responden pada tabel 2.

 


Tabel 2

Persentase Pasien Persalinan Bedah Caesar Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit X Bandung

Jenis Kelamin Pasien

Jumlah Pasien

Persentase (%)

Perempuan

70

100%

Laki-laki

0

0%

Total

35

100

Sumber refrensi data tabel: Diolah oleh Penulis (2021)

 


 

b.    Profil Penggunaan Obat Persalinan Bedah Caesar

1. ��Profil Penggunaan Obat Persalinan Bedah Caesar Berdasarkan Nama Obat dan Kelas Terapi

Gambaran profil penggunaan obat persalinan bedah Caesar di Rumah Sakit X Bandung berdasarkan nama Obat dan kelas terapi responden pada tabel 3.


 

Tabel 3

Profil Penggunaan Obat Persalinan Bedah Caesar Berdasarkan Nama Obat dan Kelas Terapi

No

Nama Obat

Kelas Terapi

Jumlah Pasien

Persentase (%)

1

Asam Mefenamat

Analgetik

58

100

2

Asam Traneksamat

Fibrinolitik

58

100

3

Cefazolin

Antibiotik

58

100

4

Cefadroxil

Antibiotik

58

100

5

Fe Tablet

Antianemia

58

100

6

Ketorolac

Analgesik

58

100

7

Metildopa

Antihipertensi

36

62

8

Metoklopramid

Antiemetrik

58

100

9

MgSO4 20%

Anti Kejang

36

62

10

MgSO4 40%

Anti Kejang

36

62

11

Nifedipine�

Antihipertensi

36

62

12

Osiktosin

Hormon Sintesis

58

100

13

Ranitidine

Anti Sekresi Asam Lambung

58

100

14

Ringer Laktat

Cairan Elektrolit

58

100

Sumber refrensi data tabel: Diolah oleh Penulis (2021)

 


Berdasarkan data tabel 3 memperlihatkan bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan nama obat dan kelas terapi periode April-Mei 2021 mendapatkan data persentase tertinggi yaitu obat Asam Mefenamat (Analgesik), Asam Traneksamat (Fibrinolitik), Cefazolin (Antibiotik), Cefadroxil (Antibiotik), Fe Tablet (Antianemia), Ketorolac (Analgesik), Metoklopramid (Antiemetik), Osiktosin (Hormon Sintesis), Ranitidine (Anti Sekresi Asam Lambung), dan Ringer Laktat (Cairan Elektrolit) sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan data persentase terendah yaitu obat MgSO4 (Anti Kejang), Nifedipine (Antihipertensi) dan Metildopa (Antihipertensi) sebanyak 36 lembar resep (62%).

2. ��Profil Penggunaan Obat Persalinan Bedah Caesar Berdasarkan Diagnosa Sebelum Persalinan Caesar

Gambaran profil penggunaan obat persalinan bedah Caesar di Rumah Sakit X Bandung berdasarkan diagnosa sebelum persalinan caesar responden pada tabel 4.

 


 

Tabel 4

Profil Penggunaan Obat Persalinan Bedah Caesar Berdasarkan Diagnosa Sebelum Persalinan Caesar

No

Diagnosa Pasien Sebelum Persalinan Caesar

Jumlah Pasien

Persentase (%)

1

Dengue Hemorrhagic Fever dan Trombositopenia

2

3,4

2

Eclampsia

3

5,2

3

Eclampsia dan Bekas Sc 2x

1

1,7

4

Fetal Compromise

4

6,9

5

Fetus Transverse Lie

1

1,7

6

Hipertensi dan Bekas SC < 2 Tahun

1

1,7

7

Hipertensi dan Bekas SC 2x

3

5,2

8

Hipertensi dan Impending Eclampsia

4

6,9

9

Hipertensi dan PreEclampsia Berat

2

3,4

10

Hipertensi, Pre-eclampsia Berat dan bekas SC 2x

2

3,4

11

Oligohidramnion

7

12

12

Plasenta Previa

3

5,2

13

Plasenta Previa dan Bekas Sc 2x

1

1,7

14

Pre-eclampsia Berat

4

6,9

15

Pre-eclampsia Berat dan Bekas SC < 2 Tahun

1

1,7

16

Pre-eclampsia Berat dan Bekas SC 2x

1

1,7

17

Pre-eclampsia Berat dan Fetal Compromise

1

1,7

18

Pre-eclampsia Berat dan impending Eclampsia

11

18,9

19

Pre-eclampsia Berat, Impending Eclampsia dan Hipertensi

2

3,4

20

Premature Repture Of Membranes

4

6,9

 

Jumlah

58

100

Sumber refrensi data tabel: Diolah Oleh Penulis (2021)

 


Berdasarkan data tabel 4 memperlihatkan bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan diagnosa pasien sebelum persalinan bedah caesar periode April-Mei 2021. mendapatkan data persentase tertinggi pada jenis diagnosa Pre-eclampsia Berat dan Impending Eclampsia sebanyak 11 pasien (18,9%). Disusul jenis diagnosa Oligohidramnion sebanyak 7 pasien (12%). Dan data persentase dari jenis diagnosa Fetal Compromise, Hipertensi dengan Impending Eclampsia, Pre-eclampsia Berat, dan Premature Repture Of Membranes sebanyak 4 pasien (6,9%). Data persentase dari jenis diagnosa Eclampsia, Hipertensi dengan Bekas SC 2x dan Plasenta Previa sebanyak 3 pasien (5,2%). Data persentase dari jenis diagnose Dengue Hemorrhagic Fever dengan Trombositopenia, Hipertensi dengan PreEclampsia Berat, Hipertensi, Pre-eclampsia Berat dengan bekas SC 2x dan Pre-eclampsia Berat, Impending Eclampsia dengan Hipertensi sebanyak 2 pasien (3,4%).� Sedangkan data persentase terendah yaitu jenis diagnose Eclampsia dengan Bekas Sc 2x, Fetus Transverse Lie, Hipertensi dengan Bekas SC < 2 Tahun, Plasenta Previa dengan Bekas Sc 2x, Pre-eclampsia Berat dengan Bekas SC < 2 Tahun, Pre-eclampsia Berat dengan Bekas SC 2x, dan Pre-eclampsia Berat dengan Fetal Compromise sebanyak 1 pasien (1,7%).

3. ��Profil Penggunaan Obat Persalinan Bedah Caesar Berdasarkan Dosis Terapi

Gambaran profil penggunaan obat persalinan bedah Caesar di Rumah Sakit X Bandung berdasarkan dosis terapi responden pada tabel 5.


 

Tabel 5

Profil Penggunaan Obat Persalinan Pasien Bedah Caesar Berdasarkan Dosis Terapi

No

Nama Obat

Dosis

Frekuensi

Jumlah pasien

Persentase (%)

1

Asam Mefenamat

500 mg

3 x 500 mg

58

100

2

Asam Traneksamat

500 mg

3 x 500 mg

58

100

3

Cefazolin

2 g

1 x 2 g

58

100

4

Cefadroxil

500 mg

2 x 500 mg

58

100

5

Fe Tablet

300 mg

1 x 300 mg

58

100

6

Ketorolac

30 mg

3 x 30 mg

58

100

7

Metildopa

500 mg

3 x500 mg

36

62

8

Metoklopramid

10 mg

3 x 10 mg

58

100

9

MgSO4 20%

25 ml

1 x 4 g

36

62

10

MgSO4 40%

25 ml

1 g/jam

36

62

11

Nifedipine�

10 mg

3 x 10 mg

36

62

12

Osiktosin

20 unit

1 x 20 unit

58

100

13

Ranitidine

50 mg

2 x 50 mg

58

100

14

Ringer Laktat

500 ml

3 x 500 ml

58

100

Sumber refrensi data tabel: Diolah oleh Penulis (2021)

 


Berdasarkan data tabel 5 memperlihatkan bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan dosis terapi dengan nama obat dan frekuensi dosis periode April-Mei 2021. mendapatkan data persentase tertinggi yaitu dosis terapi obat Asam Mefenamat dengan dosis 3x500 mg, Asam Traneksamat dengan dosis 3x500 mg, Cefazolin dengan dosis 1x2 gram, Cefadroxil dengan dosis 2x500 mg, Fe Tablet dengan dosis 1x300 mg, Ketorolac dengan dosis 3x30 mg, Metoklopramid dengan dosis 3x10 mg, Osiktosin dengan dosis 1x20 unit, Ranitidine dengan dosis 2x50 mg, dan Ringer Laktat dengan dosis 3x500 ml sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan persentase terendah yaitu dosis terapi obat Metildopa dengan dosis 3x500 mg, Nifedipine dengan dosis 3x10 mg, MgSO4 20% dengan dosis 1x4 gram dan MgSO4 40% dengan dosis 2x500 ml sebanyak 36 lembar resep (62%).

4. ��Profil Penggunaan Obat Persalinan Pasien Bedah Caesar Berdasarkan Bentuk dan Rute Pemberian Terapi

Gambaran profil penggunaan obat persalinan bedah Caesar di Rumah Sakit X Bandung berdasarkan bentuk dan rute pemberian terapi responden pada tabel 6.

 


 

Tabel 6

Profil Penggunaan Obat Persalinan Pasien Bedah Caesar Berdasarkan Bentuk dan Rute Pemberian Terapi

No

Nama Obat

Bentuk Sediaan

Rute Pemberian

Lama Pemberian

1

Asam Mefenamat

Tablet

PO

Pm

2

Asam Traneksamat

Ampul

IV

1 hari

3

Cefadroxil

Tablet

PO

5-7 hari

4

Cefazolin

Vial

IV

1 hari

5

Fe Tablet

Tablet

PO

3 Hari

6

Ketorolac

Ampul

IV

1 Hari

7

Metildopa

Tablet

PO

Tensi < 160/100

8

Metoklopramid

Ampul

IV

1 Hari

9

MgSO4 20%

Flash

IV

1 Hari

10

MgSO4 40%

Flash

IV

1 Hari

11

Nifedipine�

Tablet

PO

Tensi < 160/100

12

Osiktosin

Ampul

IV

1 Hari

13

Ranitidine

Ampul

IV

1 Hari

14

Ringer Laktat

Infus

IV

1 Hari

Sumber refrensi data tabel: Diolah oleh Penulis (2021)

 

 


Berdasarkan data tabel 6 memperlihatkan bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan bentuk dan rute pemberianya periode April-Mei 2021 mendapatkan data yaitu pasien memperoleh terapi injeksi pada hari pertama atau saat persalinan bedah Caesar berlangsung (100%). Dan pasien memperoleh terapi Per Oral pada hari kedua atau pasca persalinan bedah Caesar sampai pulang (100%).

B.   Pembahasan

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif dengan data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari lembaran resep dan data rekam medis pasien persalinan bedah caesar peserta BPJS di instalasi farmasi Rumah Sakit X Bandung periode April � Mei 2021.

Berdasarkan tabel 1 memperlihatkan bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan kelompok usia periode April-Mei 2021 mendapatkan data persentase tertinggi pada kelompok usia 25-29 tahun (31%) dan kelompok usia 30-34 tahun (27,6%). Disusul kelompok usia 20-24 tahun (17,2%). Hal ini menunjukan usia reproduksi yang optimal berada diantara usia 20-35 tahun. Dan usia seorang ibu juga menentukan kesehatan maternal dan hubungan dengan kondisi kehamilan, persalinan, nifas dan bayi.

Berdasarkan data tabel 3 memperlihatkan bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan nama obat dan kelas terapi periode April-Mei 2021 mendapatkan data persentase tertinggi yaitu obat Asam Mefenamat (Analgesik), Asam Traneksamat (Fibrinolitik), Cefazolin (Antibiotik), Cefadroxil (Antibiotik), Fe Tablet (Antianemia), Ketorolac (Analgesik), Metoklopramid (Antiemetik), Osiktosin (Hormon Sintesis), Ranitidine (Anti Sekresi Asam Lambung), dan Ringer Laktat (Cairan Elektrolit) sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan data persentase terendah yaitu obat MgSO4 (Anti Kejang), Nifedipine (Antihipertensi) dan Metildopa (Antihipertensi) sebanyak 36 lembar resep (62%). Hal ini menunjukan bahwa obat yang umum digunakan pada persalinan berdasarkan nama Obat dan kelas terapi adalah obat Asam Mefenamat (Analgesik), Asam Traneksamat (Fibrinolitik), Cefazolin (Antibiotik), Cefadroxil (Antibiotik), Fe Tablet (Antianemia), Ketorolac (Analgesik), Metoklopramid (Antiemetik), Osiktosin (Hormon Sintesis), Ranitidine (Anti Sekresi Asam Lambung), dan Ringer Laktat (Cairan Elektrolit). Sedangkan obat obat MgSO4 (Anti Kejang), hanya digunakan jika pasien mengalami kejang atau epilepsi dan Nifedipine (Antihipertensi) dan Metildopa (Antihipertensi) hanya digunakan jika pasien berada di tekanan tensi lebih besar dari 160/100 mm Hg.

Berdasarkan data tabel 4 memperlihatkan bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan diagnosa pasien sebelum persalinan bedah caesar periode April-Mei 2021. mendapatkan data persentase tertinggi pada jenis diagnosa Pre-eclampsia Berat dan Impending Eclampsia sebanyak 11 pasien (18,9%). Disusul jenis diagnosa Oligohidramnion sebanyak 7 pasien (12%). Dan data persentase dari jenis diagnosa Fetal Compromise, Hipertensi dengan Impending Eclampsia, Pre-eclampsia Berat, dan Premature Repture Of Membranes sebanyak 4 pasien (6,9%). Data persentase dari jenis diagnosa Eclampsia, Hipertensi dengan Bekas SC 2x dan Plasenta Previa sebanyak 3 pasien (5,2%). Data persentase dari jenis diagnose Dengue Hemorrhagic Fever dengan Trombositopenia, Hipertensi dengan PreEclampsia Berat, Hipertensi, Pre-eclampsia Berat dengan bekas SC 2x dan Pre-eclampsia Berat, Impending Eclampsia dengan Hipertensi sebanyak 2 pasien (3,4%).� Sedangkan data persentase terendah yaitu jenis diagnose Eclampsia dengan Bekas Sc 2x, Fetus Transverse Lie, Hipertensi dengan Bekas SC < 2 Tahun, Plasenta Previa dengan Bekas Sc 2x, Pre-eclampsia Berat dengan Bekas SC < 2 Tahun, Pre-eclampsia Berat dengan Bekas SC 2x, dan Pre-eclampsia Berat dengan Fetal Compromise sebanyak 1 pasien (1,7%). Hal ini menunjukan bahwa pasien bedah Caesar banyak terjadi pada jenis diagnosa Pre-eclampsia Berat dan Impending Eclampsia sebanyak 11 pasien.

Berdasarkan data tabel 5 memperlihatkan bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan dosis terapi dengan nama obat dan frekuensi dosis periode April-Mei 2021. mendapatkan data persentase tertinggi yaitu dosis terapi obat Asam Mefenamat dengan dosis 3x500 mg, Asam Traneksamat dengan dosis 3x500 mg, Cefazolin dengan dosis 1x2 gram, Cefadroxil dengan dosis 2x500 mg, Fe Tablet 1x300 dengan dosis mg, Ketorolac dengan dosis 3x30 mg, Metoklopramid dengan dosis 3x10 mg, Osiktosin dengan dosis 1x20 unit, Ranitidine dengan dosis 2x50 mg, dan Ringer Laktat dengan dosis 3x500 ml sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan persentase terendah yaitu dosis terapi obat Metildopa dengan dosis 3x500 mg, Nifedipine dengan dosis 3x10 mg, MgSO4 20% dengan dosis 1x4 gram dan MgSO4 40% dengan dosis 2x500 ml sebanyak 36 lembar resep (62%). Hal ini menunjukan bahwa obat yang paling banyak digunakan adalah Asam Mefenamat dengan dosis 3x500 mg, Asam Traneksamat dengan dosis 3x500 mg, Cefazolin dengan dosis 1x2 gram, Cefadroxil dengan dosis 2x500 mg, Fe Tablet 1x300 dengan dosis mg, Ketorolac dengan dosis 3x30 mg, Metoklopramid dengan dosis 3x10 mg, Osiktosin dengan dosis 1x20 unit, Ranitidine dengan dosis 2x50 mg, dan Ringer Laktat dengan dosis 3x500 ml 20 tetes permenit pada 58 pasien.

Berdasarkan data tabel 6 memperlihatkan bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan bentuk dan rute pemberianya periode April-Mei 2021 mendapatkan data yaitu pasien memperoleh terapi injeksi pada hari pertama atau saat persalinan bedah Caesar berlangsung (100%). Dan pasien memperoleh terapi Per Oral pada hari kedua atau pasca persalinan bedah Caesar sampai pulang (100%). Hal ini menunjukan bahwa pada hari pertama atau saat persalinan bedah Caesar berlangsung pasien memperoleh terapi obat injeksi dan terapi obat per oral diperoleh pada hari kedua atau pasca persalinan bedah Caesar sampai pasien pulang.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian peresepan obat persalinan bedah Caesar pada pasien BPJS di Rumah Sakit X Bandung periode April-Mei 2021, peresepan penggunaan obat persalinan bedah Caesar berdasarkan nama obat dan kelas terapi di Rumah Sakit X Bandung adalah obat Asam Mefenamat (Analgesik), Asam Traneksamat (Fibrinolitik), Cefazolin (Antibiotik), Cefadroxil (Antibiotik), Fe Tablet (Antianemia), Ketorolac (Analgesik), Metoklopramid (Antiemetik), Osiktosin (Hormon Sintesis), Ranitidine (Anti Sekresi Asam Lambung), dan Ringer Laktat (Cairan Elektrolit) sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan data persentase terendah yaitu obat MgSO4 (Anti Kejang), Nifedipine (Antihipertensi) dan Metildopa (Antihipertensi) sebanyak 36 lembar resep (62%).

Peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan dosis terapi dengan nama obat dan frekuensi dosis periode April-Mei 2021. mendapatkan data persentase tertinggi yaitu dosis terapi obat Asam Mefenamat dengan dosis 3x500 mg, Asam Traneksamat dengan dosis 3x500 mg, Cefazolin dengan dosis 1x2 gram, Cefadroxil dengan dosis 2x500 mg, Fe Tablet 1x300 dengan dosis mg, Ketorolac dengan dosis 3x30 mg, Metoklopramid dengan dosis 3x10 mg, Osiktosin dengan dosis 1x20 unit, Ranitidine dengan dosis 2x50 mg, dan Ringer Laktat dengan dosis 3x500 ml sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan persentase terendah yaitu dosis terapi obat Metildopa dengan dosis 3x500 mg, Nifedipine dengan dosis 3x10 mg, MgSO4 20% dengan dosis 1x4 gram dan MgSO4 40% dengan dosis 2x500 ml sebanyak 36 lembar resep (62%).

Pemberian obat persalinan bedah caesar sudah sesuai dosis dan tidak merubah pola pengobatan atau pemakaian obat persalinan bedah caesar di Rumah Sakit X Bandung.

 

BIBLIOGRAFI

 

Alifa, U. (2011). Evaluasi Drug Related Problems Pada Pasien Operasi Sesar (Caesarean Section) Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2008. Skripsi. Google Scholar

 

Arief, B., & Besnard, D. (2003). Technical And Human Issues In Computer-Based Systems Security. School Of Computing Science Technical Report Series. Google Scholar

 

Chania, O. (2019). Asuhan Keperawatan Ibu Nifas Dengan Post Sectio Di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rsam Bukittinggi Tahun 2019. Stikes Perintis Padang. Google Scholar

 

Fingkylestari, P., & Aisa, S. (2017). Karakteristikibudenganpersalinansectio Caesareadi Rumahsakitumumdewisartika Provinsisulawesitenggara Tahun2016. Poltekkes Kemenkes Kendari. Google Scholar

 

Kasdu, D. (2003). Operasi Caesar: Masalah Dan Solusinya. Puspa Swara. Google Scholar

 

Khan, N. A. (2006). Acanthamoeba: Biology And Increasing Importance In Human Health. Fems Microbiology Reviews, 30(4), 564�595. Google Scholar

 

Klein, U., Lia, M., Crespo, M., Siegel, R., Shen, Q., Mo, T., Ambesi-Impiombato, A., Califano, A., Migliazza, A., & Bhagat, G. (2010). The Dleu2/Mir-15a/16-1 Cluster Controls B Cell Proliferation And Its Deletion Leads To Chronic Lymphocytic Leukemia. Cancer Cell, 17(1), 28�40. Google Scholar

 

Oxorn, H., & Forte, W. R. (2010). Ilmu Kebidanan: Patologi Dan Fisiologi Persalinan. Penerbit Andi. Google Scholar

 

 

Ri, K. (2020). Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19)�. Kemenkes Ri, 0�115. Google Scholar

 

Ristanti, A. D., & Zuwariyah, N. (2020). Penerapan Manajemen Rujukan Kegawatdaruratan Obstetri Dengan Insiden Kegawatdaruratan Obstetri Di Pusat Pelayanan Primer. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal Of Ners And Midwifery), 7(2), 239�246. Google Scholar

 

Tampa�i, R., Ngala, N., & Wua, D. (2020). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Sesar Di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Xy Manado. Jurnal Farmasindo, 4(1), 8�12. Google Scholar

 

Tanjung, U. R. (2019). Analisis Faktor Keputusan Persalinan Dengan Sectio Caesaria Di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Kab. Nias Tahun 2018. Google Scholar

 

Todman, D. (2007). A History Of Caesarean Section: From Ancient World To The Modern Era. Australian And New Zealand Journal Of Obstetrics And Gynaecology, 47(5), 357�361. Google Scholar

 


Copyright holder:

Daru Imanul Amiq, Rida Emelia (2021)

 

First publication right:

Jurnal Health Sains

 

This article is licensed under: