Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 2, No. 10, Oktober 2021
PROFIL PERESEPAN OBAT PERSALINAN PADA PASIEN BEDAH
SECTIO CAESAREA (SC) PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT X BANDUNG
Daru Imanul Amiq, Rida Emelia
Program Studi Farmasi Politeknik
Piksi Ganesha Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 Oktober 2021 Direvisi 15 Oktober 2021 Disetujui 25 Oktober 2021 |
Sectio
Caesarea atau bedah
Caesar adalah suatu tindakan persalinan untuk mengeluarkan bayi melalui sayatan abdomen atau uterus. Persalinan dengan operasi caesarea ditujukan untuk indikasi absolute atau relatif. Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak
mungkin terlaksana, merupakan indikasi absolute untuk sectio abdominal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana profil peresepan penggunaan obat persalinan pada pasien bedah section caesarea (SC) peserta BPJS di Rumah Sakit X Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif dengan data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari lembaran resep dan data rekam medis dengan
jumlah sampel 58 lembar resep dalam jangka waktu 5 april s/d 31 mei 202. Hasil penelitian menujukan bahwa data persentase tertinggi yaitu terapi obat Asam Mefenamat
(Analgesik) dengan dosis 3x500 mg, Asam Traneksamat (Fibrinolitik) dengan dosis 3x500 mg,
Cefazolin (Antibiotik) dengan
dosis 1x2 gram, Cefadroxil (Antibiotik)
dengan dosis 2x500 mg, Fe
Tablet (Antianemia) dengan dosis
1x300 mg, Ketorolac (Analgesik) dengan
dosis 3x30 mg, Metoklopramid
(Antiemetrik) dengan dosis 3x10 mg, Osiktosin (Hormon Sintesis) dengan dosis 1x20 unit,
Ranitidine (Anti Sekresi Asam
Lambung) dengan dosis 2x50 mg, dan Ringer Laktat
(Cariran Elektrilit) dengan dosis 3x500 ml sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan persentase terendah yaitu terapi obat Metildopa (Antihipertensi) dengan dosis 3x500 mg, Nifedipine (Antihipertensi)
dengan dosis 3x10 mg,
MgSO4 20% (Anti Kejang) dengan
dosis 1x4 gram dan MgSO4 40% (Anti Kejang) dengan dosis 2x500 ml sebanyak 36 lembar resep (62%). Pemberian obat persalinan bedah caesar sudah sesuai dosis dan tidak merubah pola pengobatan atau pemakaian obat persalinan bedah caesar di Rumah Sakit X Bandung. ������������������������������������� ABSTRACT Sectio Caesarea or Caesarean section is an act
of labor to remove the baby through an abdominal or uterine incision.
Delivery by cesarean section is intended for absolute or relative
indications. Any circumstances that make delivery through the birth canal
impossible, is an absolute indication for the abdominal section. This study
aims to determine how the profile of prescribing the use of delivery drugs in
cesarean section (SC) patients who are BPJS participants at Hospital X
Bandung. This study uses descriptive and quantitative methods with secondary
data used from prescription sheets and medical record data with a total
sample of 58 prescription sheets in the period 5 April to 31 May 202. The
results showed that the highest percentage of data was drug therapy Mefenamic
Acid (Analgesic) with a dose of 3x500 mg, Tranexamic Acid (Fibrinolytic) with
a dose of 3x500 mg, Cefazolin (Antibiotic) with a dose of 1x2 grams,
Cefadroxil (Antibiotic) with a dose of 2x500 mg, Fe Tablets (Antianemia) with
a dose of 1x300 mg, Ketorolac (Analgesic) with a dose of 3x30 mg,
Metoclopramide (Antiemetric) with a dose of 3x10
mg, Oxytocin (Synthetic hormone) with a dose of 1x20 units, Ranitidine
(Anti-Selection of Gastric Acid) with a dose of 2x50 mg, and Ringer Lactate
(Electrical Fluid) with a dose of 3x500 ml as many as 58 prescription sheets
(100%). While the lowest percentage is drug therapy Methyldopa
(Antihypertensive) with a dose of 3x500 mg, Nifedipine (Antihypertensive)
with a dose of 3x10 mg, MgSO4 20% (Anti-Seizure) with a dose of 1x4 grams and
MgSO4 40% (Anti-Seizure) with a dose of 2x500 ml as many as 36 sheets. Prescription
(62%). The administration of cesarean delivery drugs was following the dose
and did not change the pattern of treatment or use of cesarean delivery drugs
at X Hospital Bandung. |
Kata Kunci: profil peresepan;
obat persalinan Section
Caesarea (SC); Sectio Caesarea (SC) Keywords: prescribing profile;
section caesarea (SC) Delivery Drugs, Sectio Caesarea (SC). |
Pendahuluan
Melahirkan merupakan puncak peristiwa dari serangkaian proses kehamilan. Seperti yang telah diketahui, ada dua cara persalinan
yaitu persalinan pervagina yang lebih dikenal dengan persalinan normal atau alami dan persalinan dengan operasi Caesar dapat disebut juga dengan bedah sesar
atau sectio caesaria, yaitu bayi yang dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003).
Sectio
Caesarea (SC) atau yang lebih
dikenal dengan bedah caesar merupakan
operasi yang memiliki potensi yang besar dalam proses kelahiran khususnya untuk kelahiran yang tidak lepas dari resiko
mortalitas dan morbiditas
yang besar bagi ibu dan bayi (Khan, 2006).
Istilah sectio caesarea berasal dari bahasa latin
caedere yang berarti memotong atau menyayat.
Dalam ilmu obstetrik, istilah tersebut mengacu pada tindakan pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka
dinding perut dan rahim ibu (Klein et al., 2010; Todman, 2007).
Sectio caesarea adalah suatu persalinan
buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi
pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat Rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin di atas 500 gram (Chania, 2019).
Sectio
Caesarea adalah prosedur untuk mengeluarkan janin melalui operasi
pada perut dan rahim. Sectio Caesarea dilakukan sebagai alternatif jika persalinan normal tidak memungkinkan untuk melahirkan di jalan lahir. Sectio
Caesarea dapat dilakukan baik dengan desain
atau darurat pada kehamilan berisiko tinggi. Risiko infeksi pada operasi Sectio Caesarea dapat dikurangi dengan pemberian terapi antibiotik profilaksis (Tampa�i et al., 2020).
Persalinan dengan operasi caesarea ditujukan untuk indikasi absolute atau relatif. Setiap
keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak
mungkin terlaksana, merupakan indikasi absolute untuk sectio abdominal. Kesempitan panggul yang sangat berat dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir merupakan salah satu indikasi absolute. Kelahiran lewat vagina bisa terlaksana pada indikasi relatif, tetapi kelahiran lewat sectio caesarea
akan lebih aman bagi ibu,
anak ataupun keduanya (Oxorn & Forte, 2010).
Di Indonesia sectio cesarea umumnya dilakukan bila ada indikasi medis
tertentu, sebagai tindakan mengakhiri kehamilan dengan komplikasi. Sectio cesarea sebanyak 25% dari jumlah kelahiran
yang ada dilakukan pada ibu-ibu yang tidak memiliki resiko tinggi untuk melahirkan
secara normal maupunkomplikasi
persalinan lain (FingkyLestari & Aisa, 2017).
Sectio caesaria didefinisikan sebagai lahirnya janin melalui insisi
di dinding abdomen. WHO menetapkan
standart rata-rata persalinan
SC di sebuah Negara adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran
di dunia (Tanjung, 2019).
Dalam suatu proses bedah caesar kemungkinan terjadinya suatu infeksi sangat besar, hal ini disebabkan
adanya pembukaan jaringan tubuh sehingga mempermudah mikroorganisme untuk masuk ke tubuh
pasien. Keluhan yang secara umum dirasakan
oleh pasien pasca bedah caesar salah satunya adalah timbulnya rasa nyeri di daerah bekas sayatan
operasi (Alifa, 2011). Rasa nyeri hanya merupakan
suatu gejala, fungsinya memberi tanda tentang adanya
gangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau
kejang otot. Untuk menghilangkan rasa nyeri biasanya digunakan suatu analgesik. Analgesik adalah obat untuk
mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Arief & Besnard, 2003).
Drug Related Problems atau
masalah terkait obat adalah peristiwa
atau keadaan yang melibatkan terapi obat yang benar-benar atau berpotensi mengganggu hasil kesehatan yang diinginkan. Untuk meminimalisir terjadinya Drug Related Problems (DPRs) maka perlu dilakukan
pemantauan terapi obat pada pasien persalinan bedah caesar yaitu dengan
menggolongkan obat berdasarkan kelas terapi, dosis, bentuk sediaan dan rute pemberiaanya.
Tempat persalinan yang ideal adalah di rumah sakit karena
apabila sewaktu-waktu memerlukan penanganan kegawat daruratan tersedia fasilitas yang dibutuhkan atau minimal bersalin di fasilitas kesehatan lainnya sehingga apabila perlu rujukan dapat
segera dilakukan (Ristanti & Zuwariyah, 2020). Prosentase melahirkan di fasilitas kesehatan dan
POLINDES/POSDEKES, dengan persentase
tertinggi di rumah bersalin, klinik, praktek dokter/praktek bidan 38,0% dan terendah di Poskesdes/Polindes 3,7%. Namun masih terdapat 29,6% yang melahirkan di rumah/lainnya. Data tersebut berdasar hasil riskedas periode januari 2010 (RI, 2020).
Rumah Sakit X merupakan rumah sakit rujukan
persalinan bedah ceasar yang berada di kota Bandung. Pelayanan persalinannya meliputi persalinan pervaginam (normal) dan
sectio caesarea. Akhir-akhir ini peningkatan
permintaan persalinan bedah caesar mencapai
rata-rata 60 pasien tiap bulannya. Berdasarkan data diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian profil peresepan obat persalinan pada pasien bedah caesarea peseta BPJS di Rumah Sakit X Bandung periode April-Mei 2021. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai profil peresepan obat pada pasien BPJS di Rumah Sakit X Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana profil peresepan penggunaan obat persalinan pada pasien bedah section caesarea (SC) peserta BPJS di Rumah Sakit X Bandung.
Manfaat penelitian ini adalah untuk mendalami
resep penggunaan obat persalinan pada pasien bedah.
Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif dengan data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari lembaran
resep dan data rekam medis pasien peserta
BPJS persalinan bedah caesar di instalasi farmasi Rumah Sakit
X Bandung periode April � Mei 2021.
Variabel dalam penelitian ini adalah profil
peresepan terhadap obat persalinan bedah caesar di Rumah Sakit. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua
lembar resep yang mengandung resep obat persalinan dan data rekam medis pasien
di Rumah Sakit X Bandung periode April � Mei 2021 yang berjumlah
138 lembar resep. Sampel dalam penelitian
ini adalah lembar resep dari
data populasi yang mengandung
resep obat persalinan dan data rekam medis pasien di Rumah Sakit X Bandung. Teknik Pengambilan sempel pada penelitian ini menggunakan Perhitungan sampel didasarkan pada rumus slovin, Dan memperoleh hasil perhitungan sampel yaitu 58 lembar resep dari semua
populasi lembar resep yang mengandung obat persalinan bedah Caesar sebanyak 138 lembar resep. Resep
menurut Permenkes RI Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, resep
adalah permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi, kepada apoteker, baik dalam bentuk
paper maupun electronic untuk
menyediakan dan menyerahkan
obat bagi pasien sesuai peraturan
yang berlaku. Resep dituliskan diatas kertas dengan ukuran
10-12 cm dan panjang 15-18 cm, hal
tersebut digunakan karena resep merupakan
dokumen pemberian/penyerahan obat kepada pasien, dan diharapkan tidak menerima permintaan resep melalui telepon.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap lembar sampel resep dan data rekam medis pasien
peserta BPJS yang mengandung
obat persalinan caesar di Rumah Sakit X Bandung Periode April �
Mei, dapat dilihat sebagai berikut:
a.
Karakteristik
Pasien
Karakteristik
pasien adalah ciri-ciri atau kekhasan dari seseorang
yang membedakan orang tersebut
dengan orang lainnya.
Adapun karakteristik pasien
disini yaitu umur dan jenis kelamin.
Distribusi
pasien di Rumah Sakit X Bandung dapat dilihat berdasarkan karakteristik sebagai berikut:
1.
Berdasarkan
Usia
Gambaran pasien persalinan bedah Caesar di Rumah Sakit X Bandung berdasarkan kelompok usia responden
pada tabel 1.
Tabel 1
Persentase Pasien
bedah Caesar Berdasarkan Usia di Rumah Sakit
X Bandung
Umur Pasien |
Jumlah Pasien |
Persentase (%) |
15 �
19 Tahun |
1 |
1,7 |
20 �
24 Tahun 25 �
29 Tahun 30 �
34 Tahun 35 �
39 Tahun |
10 18 16 6 |
17,2 31 27,6 10,3 |
40 �
44 Tahun |
7 |
12 |
45 �
49 Tahun |
0 |
0 |
Total |
58 |
100 |
Sumber
refrensi data tabel: Diolah oleh Penulis (2021)
Berdasarkan
data pada tabel 1 memperlihatkan
bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan
kelompok usia periode April-Mei 2021 mendapatkan
data persentase tertinggi
pada kelompok usia 25-29 tahun (31%) dan kelompok usia 30-34 tahun (27,6%). Disusul kelompok usia 20-24 tahun (17,2%). Sedangkan persentase terendah pada kelompok usia 15-19 tahun (1,7%) dan kelompok usia 45-49 tahun tidak terdapat
peresepan obat persalinan bedah caesar (0%).
2.
Berdasarkan
Jenis Kelamin
Gambaran pasien persalinan bedah Caesar di Rumah Sakit X Bandung berdasarkan Jenis Kelamin responden
pada tabel 2.
Tabel 2
Persentase Pasien
Persalinan Bedah Caesar Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit X Bandung
Jenis Kelamin
Pasien |
Jumlah Pasien |
Persentase (%) |
Perempuan
|
70 |
100% |
Laki-laki |
0 |
0% |
Total |
35 |
100 |
Sumber
refrensi data tabel: Diolah oleh Penulis (2021)
b.
Profil
Penggunaan Obat Persalinan Bedah Caesar
1. ��Profil Penggunaan Obat Persalinan Bedah Caesar Berdasarkan Nama Obat dan Kelas Terapi
Gambaran profil penggunaan obat persalinan bedah Caesar di Rumah Sakit X Bandung berdasarkan nama Obat dan kelas
terapi responden pada tabel 3.
Tabel 3
Profil Penggunaan
Obat Persalinan Bedah Caesar Berdasarkan Nama Obat dan Kelas Terapi
No |
Nama Obat |
Kelas Terapi |
Jumlah Pasien |
Persentase (%) |
1 |
Asam Mefenamat |
Analgetik |
58 |
100 |
2 |
Asam Traneksamat |
Fibrinolitik |
58 |
100 |
3 |
Cefazolin
|
Antibiotik |
58 |
100 |
4 |
Cefadroxil
|
Antibiotik |
58 |
100 |
5 |
Fe
Tablet |
Antianemia |
58 |
100 |
6 |
Ketorolac |
Analgesik |
58 |
100 |
7 |
Metildopa |
Antihipertensi |
36 |
62 |
8 |
Metoklopramid |
Antiemetrik |
58 |
100 |
9 |
MgSO4
20% |
Anti
Kejang |
36 |
62 |
10 |
MgSO4
40% |
Anti
Kejang |
36 |
62 |
11 |
Nifedipine� |
Antihipertensi |
36 |
62 |
12 |
Osiktosin |
Hormon Sintesis |
58 |
100 |
13 |
Ranitidine
|
Anti
Sekresi Asam Lambung |
58 |
100 |
14 |
Ringer
Laktat |
Cairan Elektrolit |
58 |
100 |
Sumber
refrensi data tabel: Diolah oleh Penulis (2021)
Berdasarkan
data tabel 3 memperlihatkan
bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan
nama obat dan kelas terapi periode
April-Mei 2021 mendapatkan data persentase
tertinggi yaitu obat Asam Mefenamat
(Analgesik), Asam Traneksamat (Fibrinolitik),
Cefazolin (Antibiotik), Cefadroxil (Antibiotik), Fe Tablet (Antianemia), Ketorolac (Analgesik), Metoklopramid (Antiemetik), Osiktosin (Hormon Sintesis), Ranitidine
(Anti Sekresi Asam Lambung), dan Ringer Laktat (Cairan Elektrolit) sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan data persentase terendah yaitu obat MgSO4 (Anti Kejang), Nifedipine (Antihipertensi)
dan Metildopa (Antihipertensi)
sebanyak 36 lembar resep (62%).
2. ��Profil Penggunaan Obat Persalinan Bedah Caesar Berdasarkan Diagnosa Sebelum Persalinan Caesar
Gambaran profil penggunaan obat persalinan bedah Caesar di Rumah Sakit X Bandung berdasarkan diagnosa sebelum persalinan caesar responden pada tabel 4.
Tabel 4
Profil Penggunaan
Obat Persalinan Bedah Caesar Berdasarkan Diagnosa Sebelum Persalinan Caesar
No |
Diagnosa Pasien
Sebelum Persalinan Caesar |
Jumlah Pasien |
Persentase (%) |
1 |
Dengue
Hemorrhagic Fever dan Trombositopenia |
2 |
3,4 |
2 |
Eclampsia |
3 |
5,2 |
3 |
Eclampsia
dan Bekas Sc 2x |
1 |
1,7 |
4 |
Fetal
Compromise |
4 |
6,9 |
5 |
Fetus
Transverse Lie |
1 |
1,7 |
6 |
Hipertensi dan Bekas SC < 2 Tahun |
1 |
1,7 |
7 |
Hipertensi dan Bekas SC 2x |
3 |
5,2 |
8 |
Hipertensi dan Impending Eclampsia |
4 |
6,9 |
9 |
Hipertensi dan PreEclampsia Berat |
2 |
3,4 |
10 |
Hipertensi, Pre-eclampsia Berat dan bekas SC 2x |
2 |
3,4 |
11 |
Oligohidramnion |
7 |
12 |
12 |
Plasenta Previa |
3 |
5,2 |
13 |
Plasenta Previa dan Bekas Sc 2x |
1 |
1,7 |
14 |
Pre-eclampsia
Berat |
4 |
6,9 |
15 |
Pre-eclampsia
Berat dan Bekas SC < 2
Tahun |
1 |
1,7 |
16 |
Pre-eclampsia
Berat dan Bekas SC 2x |
1 |
1,7 |
17 |
Pre-eclampsia
Berat dan Fetal Compromise |
1 |
1,7 |
18 |
Pre-eclampsia
Berat dan impending Eclampsia |
11 |
18,9 |
19 |
Pre-eclampsia
Berat, Impending Eclampsia dan Hipertensi |
2 |
3,4 |
20 |
Premature
Repture Of Membranes |
4 |
6,9 |
|
Jumlah |
58 |
100 |
Sumber
refrensi data tabel: Diolah Oleh Penulis (2021)
Berdasarkan
data tabel 4 memperlihatkan
bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan
diagnosa pasien sebelum persalinan bedah caesar periode
April-Mei 2021. mendapatkan data persentase
tertinggi pada jenis diagnosa Pre-eclampsia Berat dan
Impending Eclampsia sebanyak 11 pasien
(18,9%). Disusul jenis diagnosa Oligohidramnion sebanyak 7 pasien (12%). Dan data
persentase dari jenis diagnosa Fetal Compromise, Hipertensi dengan Impending
Eclampsia, Pre-eclampsia Berat, dan Premature Repture Of Membranes sebanyak 4 pasien (6,9%). Data persentase dari jenis diagnosa Eclampsia, Hipertensi dengan Bekas SC 2x dan Plasenta Previa sebanyak 3 pasien (5,2%). Data persentase dari jenis diagnose Dengue Hemorrhagic Fever dengan
Trombositopenia, Hipertensi
dengan PreEclampsia Berat, Hipertensi, Pre-eclampsia Berat dengan bekas
SC 2x dan Pre-eclampsia Berat, Impending Eclampsia dengan Hipertensi sebanyak 2 pasien (3,4%).� Sedangkan data persentase terendah yaitu jenis diagnose Eclampsia dengan Bekas Sc 2x, Fetus
Transverse Lie, Hipertensi dengan
Bekas SC < 2 Tahun, Plasenta Previa dengan Bekas Sc 2x, Pre-eclampsia Berat dengan Bekas SC < 2 Tahun, Pre-eclampsia Berat dengan Bekas SC 2x, dan Pre-eclampsia
Berat dengan Fetal
Compromise sebanyak 1 pasien
(1,7%).
3. ��Profil Penggunaan Obat Persalinan Bedah Caesar Berdasarkan Dosis Terapi
Gambaran profil penggunaan obat persalinan bedah Caesar di Rumah Sakit X Bandung berdasarkan dosis terapi responden
pada tabel 5.
Tabel 5
Profil Penggunaan Obat Persalinan Pasien Bedah Caesar Berdasarkan Dosis Terapi
No |
Nama Obat |
Dosis |
Frekuensi |
Jumlah pasien |
Persentase (%) |
1 |
Asam Mefenamat |
500
mg |
3 x
500 mg |
58 |
100 |
2 |
Asam Traneksamat |
500
mg |
3 x
500 mg |
58 |
100 |
3 |
Cefazolin
|
2 g |
1 x
2 g |
58 |
100 |
4 |
Cefadroxil
|
500
mg |
2 x
500 mg |
58 |
100 |
5 |
Fe
Tablet |
300
mg |
1 x
300 mg |
58 |
100 |
6 |
Ketorolac |
30
mg |
3 x
30 mg |
58 |
100 |
7 |
Metildopa |
500
mg |
3
x500 mg |
36 |
62 |
8 |
Metoklopramid |
10
mg |
3 x
10 mg |
58 |
100 |
9 |
MgSO4
20% |
25
ml |
1 x
4 g |
36 |
62 |
10 |
MgSO4
40% |
25
ml |
1
g/jam |
36 |
62 |
11 |
Nifedipine� |
10
mg |
3 x
10 mg |
36 |
62 |
12 |
Osiktosin |
20
unit |
1 x
20 unit |
58 |
100 |
13 |
Ranitidine
|
50
mg |
2 x
50 mg |
58 |
100 |
14 |
Ringer
Laktat |
500
ml |
3 x
500 ml |
58 |
100 |
Sumber refrensi data tabel: Diolah oleh Penulis (2021)
Berdasarkan
data tabel 5 memperlihatkan
bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan
dosis terapi dengan nama obat
dan frekuensi dosis periode April-Mei 2021. mendapatkan
data persentase tertinggi yaitu dosis terapi
obat Asam Mefenamat dengan dosis 3x500 mg, Asam Traneksamat dengan dosis 3x500 mg, Cefazolin dengan dosis 1x2 gram, Cefadroxil dengan
dosis 2x500 mg, Fe Tablet dengan
dosis 1x300 mg, Ketorolac dengan
dosis 3x30 mg, Metoklopramid
dengan dosis 3x10 mg, Osiktosin dengan dosis 1x20 unit, Ranitidine dengan
dosis 2x50 mg, dan Ringer Laktat
dengan dosis 3x500 ml sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan persentase terendah yaitu dosis terapi
obat Metildopa dengan dosis 3x500 mg, Nifedipine
dengan dosis 3x10 mg, MgSO4
20% dengan dosis 1x4 gram
dan MgSO4 40% dengan dosis
2x500 ml sebanyak 36 lembar
resep (62%).
4. ��Profil Penggunaan Obat Persalinan Pasien Bedah Caesar Berdasarkan Bentuk dan Rute Pemberian Terapi
Gambaran profil penggunaan obat persalinan bedah Caesar di Rumah Sakit X Bandung berdasarkan bentuk dan rute pemberian terapi responden pada tabel 6.
Tabel 6
Profil Penggunaan
Obat Persalinan Pasien Bedah Caesar Berdasarkan Bentuk dan Rute Pemberian Terapi
No |
Nama Obat |
Bentuk Sediaan |
Rute Pemberian |
Lama Pemberian |
1 |
Asam Mefenamat |
Tablet |
PO |
Pm |
2 |
Asam Traneksamat |
Ampul |
IV |
1 hari |
3 |
Cefadroxil |
Tablet |
PO |
5-7 hari |
4 |
Cefazolin |
Vial |
IV |
1 hari |
5 |
Fe
Tablet |
Tablet |
PO |
3 Hari |
6 |
Ketorolac |
Ampul |
IV |
1 Hari |
7 |
Metildopa |
Tablet |
PO |
Tensi < 160/100 |
8 |
Metoklopramid |
Ampul |
IV |
1 Hari |
9 |
MgSO4
20% |
Flash |
IV |
1 Hari |
10 |
MgSO4
40% |
Flash |
IV |
1 Hari |
11 |
Nifedipine� |
Tablet |
PO |
Tensi < 160/100 |
12 |
Osiktosin |
Ampul |
IV |
1 Hari |
13 |
Ranitidine
|
Ampul |
IV |
1 Hari |
14 |
Ringer
Laktat |
Infus |
IV |
1 Hari |
Sumber
refrensi data tabel: Diolah oleh Penulis (2021)
Berdasarkan
data tabel 6 memperlihatkan
bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan
bentuk dan rute pemberianya periode April-Mei
2021 mendapatkan data yaitu
pasien memperoleh terapi injeksi pada hari pertama atau
saat persalinan bedah Caesar berlangsung (100%).
Dan pasien memperoleh terapi Per Oral pada hari kedua atau pasca
persalinan bedah Caesar sampai pulang (100%).
B. Pembahasan
Dalam
melakukan penelitian ini penulis menggunakan
metode deskriptif dan metode kuantitatif dengan data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari lembaran
resep dan data rekam medis pasien persalinan
bedah caesar peserta BPJS di instalasi farmasi Rumah Sakit
X Bandung periode April � Mei 2021.
Berdasarkan
tabel 1 memperlihatkan bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan
kelompok usia periode April-Mei 2021 mendapatkan
data persentase tertinggi
pada kelompok usia 25-29 tahun (31%) dan kelompok usia 30-34 tahun (27,6%). Disusul kelompok usia 20-24 tahun (17,2%). Hal ini menunjukan usia reproduksi yang optimal berada diantara usia 20-35 tahun. Dan usia seorang ibu
juga menentukan kesehatan
maternal dan hubungan dengan
kondisi kehamilan, persalinan, nifas dan bayi.
Berdasarkan
data tabel 3 memperlihatkan
bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan
nama obat dan kelas terapi periode
April-Mei 2021 mendapatkan data persentase
tertinggi yaitu obat Asam Mefenamat
(Analgesik), Asam Traneksamat (Fibrinolitik),
Cefazolin (Antibiotik), Cefadroxil (Antibiotik), Fe Tablet (Antianemia), Ketorolac (Analgesik), Metoklopramid (Antiemetik), Osiktosin (Hormon Sintesis), Ranitidine
(Anti Sekresi Asam Lambung), dan Ringer Laktat (Cairan Elektrolit) sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan data persentase terendah yaitu obat MgSO4 (Anti Kejang), Nifedipine (Antihipertensi)
dan Metildopa (Antihipertensi)
sebanyak 36 lembar resep (62%). Hal ini menunjukan bahwa obat yang umum digunakan pada persalinan berdasarkan nama Obat dan kelas terapi adalah obat
Asam Mefenamat (Analgesik), Asam Traneksamat (Fibrinolitik),
Cefazolin (Antibiotik), Cefadroxil (Antibiotik), Fe Tablet (Antianemia), Ketorolac (Analgesik), Metoklopramid (Antiemetik), Osiktosin (Hormon Sintesis), Ranitidine
(Anti Sekresi Asam Lambung), dan Ringer Laktat (Cairan Elektrolit). Sedangkan obat obat MgSO4 (Anti Kejang), hanya digunakan jika pasien mengalami
kejang atau epilepsi dan Nifedipine (Antihipertensi)
dan Metildopa (Antihipertensi)
hanya digunakan jika pasien berada
di tekanan tensi lebih besar dari
160/100 mm Hg.
Berdasarkan
data tabel 4 memperlihatkan
bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan
diagnosa pasien sebelum persalinan bedah caesar periode
April-Mei 2021. mendapatkan data persentase
tertinggi pada jenis diagnosa Pre-eclampsia Berat dan
Impending Eclampsia sebanyak 11 pasien
(18,9%). Disusul jenis diagnosa Oligohidramnion sebanyak 7 pasien (12%). Dan data
persentase dari jenis diagnosa Fetal Compromise, Hipertensi dengan Impending
Eclampsia, Pre-eclampsia Berat, dan Premature Repture Of Membranes sebanyak 4 pasien (6,9%). Data persentase dari jenis diagnosa Eclampsia, Hipertensi dengan Bekas SC 2x dan Plasenta Previa sebanyak 3 pasien (5,2%). Data persentase dari jenis diagnose Dengue Hemorrhagic Fever dengan
Trombositopenia, Hipertensi
dengan PreEclampsia Berat, Hipertensi, Pre-eclampsia Berat dengan bekas
SC 2x dan Pre-eclampsia Berat, Impending Eclampsia dengan Hipertensi sebanyak 2 pasien (3,4%).� Sedangkan data persentase terendah yaitu jenis diagnose Eclampsia dengan Bekas Sc 2x, Fetus
Transverse Lie, Hipertensi dengan
Bekas SC < 2 Tahun, Plasenta Previa dengan Bekas Sc 2x, Pre-eclampsia Berat dengan Bekas SC < 2 Tahun, Pre-eclampsia Berat dengan Bekas SC 2x, dan
Pre-eclampsia Berat dengan
Fetal Compromise sebanyak 1 pasien
(1,7%). Hal ini menunjukan bahwa pasien bedah
Caesar banyak terjadi pada jenis diagnosa Pre-eclampsia Berat dan Impending Eclampsia sebanyak
11 pasien.
Berdasarkan
data tabel 5 memperlihatkan
bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan
dosis terapi dengan nama obat
dan frekuensi dosis periode April-Mei 2021. mendapatkan
data persentase tertinggi yaitu dosis terapi
obat Asam Mefenamat dengan dosis 3x500 mg, Asam Traneksamat dengan dosis 3x500 mg, Cefazolin dengan dosis 1x2 gram, Cefadroxil dengan
dosis 2x500 mg, Fe Tablet 1x300 dengan
dosis mg, Ketorolac dengan dosis 3x30 mg, Metoklopramid dengan dosis 3x10 mg, Osiktosin dengan dosis 1x20 unit, Ranitidine dengan
dosis 2x50 mg, dan Ringer Laktat
dengan dosis 3x500 ml sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan persentase terendah yaitu dosis terapi
obat Metildopa dengan dosis 3x500 mg, Nifedipine
dengan dosis 3x10 mg, MgSO4
20% dengan dosis 1x4 gram
dan MgSO4 40% dengan dosis
2x500 ml sebanyak 36 lembar
resep (62%). Hal ini menunjukan bahwa obat yang paling banyak digunakan adalah Asam Mefenamat dengan dosis 3x500 mg, Asam Traneksamat dengan dosis 3x500 mg, Cefazolin dengan dosis 1x2 gram, Cefadroxil
dengan dosis 2x500 mg, Fe
Tablet 1x300 dengan dosis
mg, Ketorolac dengan dosis
3x30 mg, Metoklopramid dengan
dosis 3x10 mg, Osiktosin dengan dosis 1x20 unit, Ranitidine
dengan dosis 2x50 mg, dan
Ringer Laktat dengan dosis 3x500 ml 20 tetes permenit
pada 58 pasien.
Berdasarkan
data tabel 6 memperlihatkan
bahwa peresepan obat persalinan bedah caesar berdasarkan
bentuk dan rute pemberianya periode April-Mei
2021 mendapatkan data yaitu
pasien memperoleh terapi injeksi pada hari pertama atau
saat persalinan bedah Caesar berlangsung (100%).
Dan pasien memperoleh terapi Per Oral pada hari kedua atau pasca
persalinan bedah Caesar sampai pulang (100%). Hal ini menunjukan bahwa pada hari pertama atau saat
persalinan bedah Caesar berlangsung pasien memperoleh terapi obat injeksi dan terapi obat per oral diperoleh pada hari kedua atau pasca
persalinan bedah Caesar sampai pasien pulang.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
peresepan obat persalinan bedah Caesar pada pasien BPJS di Rumah Sakit X Bandung periode April-Mei
2021, peresepan penggunaan obat persalinan bedah Caesar berdasarkan nama obat dan kelas
terapi di Rumah Sakit X Bandung adalah obat Asam Mefenamat
(Analgesik), Asam Traneksamat (Fibrinolitik),
Cefazolin (Antibiotik), Cefadroxil (Antibiotik), Fe Tablet (Antianemia), Ketorolac (Analgesik), Metoklopramid (Antiemetik), Osiktosin (Hormon Sintesis), Ranitidine
(Anti Sekresi Asam Lambung), dan Ringer Laktat (Cairan Elektrolit) sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan data persentase terendah yaitu obat MgSO4 (Anti Kejang), Nifedipine (Antihipertensi)
dan Metildopa (Antihipertensi)
sebanyak 36 lembar resep (62%).
Peresepan obat persalinan
bedah caesar berdasarkan dosis terapi dengan nama
obat dan frekuensi dosis periode April-Mei 2021. mendapatkan data persentase tertinggi yaitu dosis terapi obat
Asam Mefenamat dengan dosis 3x500 mg, Asam Traneksamat dengan dosis 3x500 mg, Cefazolin dengan dosis 1x2 gram, Cefadroxil
dengan dosis 2x500 mg, Fe
Tablet 1x300 dengan dosis
mg, Ketorolac dengan dosis
3x30 mg, Metoklopramid dengan
dosis 3x10 mg, Osiktosin dengan dosis 1x20 unit,
Ranitidine dengan dosis 2x50
mg, dan Ringer Laktat dengan
dosis 3x500 ml sebanyak 58 lembar resep (100%). Sedangkan persentase terendah yaitu dosis terapi obat
Metildopa dengan dosis 3x500 mg, Nifedipine dengan
dosis 3x10 mg, MgSO4 20% dengan
dosis 1x4 gram dan MgSO4 40% dengan
dosis 2x500 ml sebanyak 36 lembar resep (62%).
Pemberian obat persalinan
bedah caesar sudah sesuai dosis
dan tidak merubah pola pengobatan atau pemakaian obat persalinan bedah caesar di Rumah Sakit X Bandung.
BIBLIOGRAFI
Alifa, U.
(2011). Evaluasi Drug Related Problems Pada Pasien Operasi Sesar (Caesarean
Section) Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2008.
Skripsi. Google Scholar
Arief,
B., & Besnard, D. (2003). Technical And Human Issues In Computer-Based
Systems Security. School Of Computing Science Technical Report Series. Google Scholar
Chania,
O. (2019). Asuhan Keperawatan Ibu Nifas Dengan Post Sectio Di Ruang Rawat
Inap Kebidanan Rsam Bukittinggi Tahun 2019. Stikes Perintis Padang. Google Scholar
Fingkylestari,
P., & Aisa, S. (2017). Karakteristikibudenganpersalinansectio Caesareadi
Rumahsakitumumdewisartika Provinsisulawesitenggara Tahun2016. Poltekkes
Kemenkes Kendari. Google Scholar
Kasdu,
D. (2003). Operasi Caesar: Masalah Dan Solusinya. Puspa Swara. Google Scholar
Khan,
N. A. (2006). Acanthamoeba: Biology And Increasing Importance In Human Health. Fems
Microbiology Reviews, 30(4), 564�595. Google Scholar
Klein,
U., Lia, M., Crespo, M., Siegel, R., Shen, Q., Mo, T., Ambesi-Impiombato, A.,
Califano, A., Migliazza, A., & Bhagat, G. (2010). The Dleu2/Mir-15a/16-1
Cluster Controls B Cell Proliferation And Its Deletion Leads To Chronic Lymphocytic
Leukemia. Cancer Cell, 17(1), 28�40. Google Scholar
Oxorn,
H., & Forte, W. R. (2010). Ilmu Kebidanan: Patologi Dan Fisiologi
Persalinan. Penerbit Andi. Google Scholar
Ri,
K. (2020). Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19)�.
Kemenkes Ri, 0�115. Google Scholar
Ristanti,
A. D., & Zuwariyah, N. (2020). Penerapan Manajemen Rujukan Kegawatdaruratan
Obstetri Dengan Insiden Kegawatdaruratan Obstetri Di Pusat Pelayanan Primer. Jurnal
Ners Dan Kebidanan (Journal Of Ners And Midwifery), 7(2), 239�246. Google Scholar
Tampa�i,
R., Ngala, N., & Wua, D. (2020). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis
Pada Pasien Bedah Sesar Di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Xy Manado. Jurnal
Farmasindo, 4(1), 8�12. Google Scholar
Tanjung,
U. R. (2019). Analisis Faktor Keputusan Persalinan Dengan Sectio Caesaria Di
Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli Kab. Nias Tahun 2018. Google Scholar
Todman,
D. (2007). A History Of Caesarean Section: From Ancient World To The Modern
Era. Australian And New Zealand Journal Of Obstetrics And Gynaecology, 47(5),
357�361. Google Scholar
Copyright holder: Daru Imanul Amiq,
Rida Emelia (2021) |
First publication right: Jurnal Health Sains |
This article
is licensed under: |