Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 2, No. 11, November 2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN KEBIASAAN SARAPAN
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 12 KOTA BEKASI
Dwi Putri Yuniarsih
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Keluarga Bekasi, Jawa Barat,
Indonesia
Email: [email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 November 2021 Direvisi 15 November 2021 Disetujui 25 November 2021 |
Kualitas bangsa ditentukan salah satunya oleh tingkat keberhasilan pendidikan yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang optimal tergantung pemberian gizi, baik dari
segi kualitas maupun kuantitas. Gizi makanan saat sarapan sangat mempengaruhi konsentrasi dan prestasi belajar siswa dalam memahami
pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan kebiasaan sarapan terhadap prestasi belajar siswa di SMA Negeri 12
Kota Bekasi. Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian analitik survei dengan pendekatan cross- sectional. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 84 responden. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa
kelas 10 dan 11 yang berusia
15-17 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian
menggunakan analisis uji statistik Chi Square dengan batas kemaknaan α = 0,05. Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan prestasi belajar dengan nilai p-value sebesar 0,001 <
α 0,05 dan didapatkan pula nilai
OR = 5,174. Terdapat hubungan
yang signifikan antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar dengan nilai p-value sebesar 0,016<
α 0,05 dan didapatkan pula nilai
OR = 3,145. Jadi, semakin baik
pengetahuan gizi siswa maka akan
lebih peduli dengan menu dan kombinasi makanan untuk sarapan di pagi hari. Hal ini akan mempengaruhi kesiapan siswa untuk mengikuti dan mengingat materi pelajaran. ABSTRACT The quality of the nation is determined by one of
the success rates of education which is carried out systematically and
continuously from student learning outcomes. Optimal student learning
outcomes depend on the provision of nutrition, both in terms of quality and
quantity. Food nutrition at breakfast has affects student concentration and
learning achievement in understanding learning at school. This study aims to
determine the relationship between nutritional knowledge and breakfast habits
on student achievement in SMA Negeri 12 Bekasi City. The research method used
was a survey analytic study with aapproach cross-
sectional. The sample in this study were 84 respondents. The subjects in this
study were students in grade 10 and 11 aged 15-17 years. Sampling was done
using a simple random sampling technique. The results of the study used Chi
Square statistical test analysis with a significance limit of α = 0.05.
Based on the results of the bivariate analysis, there is a significant
relationship between nutritional knowledge and learning achievement with a
p-value of 0.001 <α 0.05 and the OR= 5.174 also obtained. There is a
significant relationship between breakfast habits and learning achievement
with a p-value of 0.016 <α 0.05 and the OR = 3.145 is also obtained.
So, the better the student's nutritional knowledge, the more concerned with
the menu and food combinations for breakfast in the morning. This will affect
the readiness of students to follow and remember the subject matter. |
Kata Kunci: pengetahuan gizi;
kebiasaan sarapan; prestasi belajar Keywords: nutritional
knowledge; breakfast habits; learning achievement |
Pendahuluan
Kualitas bangsa dimasa depan
ditentukan salah satunya
oleh tingkat keberhasilan pendidikan. Kegiatan belajar yang sesuai dengan perkembangan dan perubahan paradigma pendidikan adalah kegiatan belajar yang mampu mensinergikan ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif secara bersamaan. Untuk dapat meningkatan
kualitas bangsa harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang dapat dilihat dari hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa dan tumbuh kembang anak remaja yang optimal tergantung pemberian gizi, baik dari
segi kualitas maupun kuantitas. Gizi makanan saat
sarapan sangat mempengaruhi
konsentrasi dan prestasi belajar siswa dalam
memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah (Rahmiwati, 2014).
Menurut
UNESCO angka statistik,
pada tahun 2010 di bidang pendidikan menunjukan bahwa di Indonesia angka prestasi sekolah (APS) dari tahun 2008 hingga 2009 hanya mengalami sedikit peningkatan, pada anak usia 7-12 tahun dari 97,83% menjadi 97,95%, anak usia 13-15 tahun dari 84,81% menjadi 85,43%, dan anak usia 16-18 tahun dari 54,70% menjadi 55,05% (DepKes, 2008). Angka kejadian tidak sarapan pada anak-anak dan remaja di Amerika Serikat dan Eropa sebesar 10-30%, di Spanyol pada anak usia 13 tahun 1,7%, anak usia 17-19 tahun 13,5%, remaja putri 8,6%, remaja putra 3,5%, dan di Indonesia pada anak
usia sekolah 16,9%, remaja 50%, dan orang dewasa
31,2%. Anak di Indonesia sekedar mengonsumsi
minuman saat sarapan seperti air putih, susu, atau the sebanyak 26,1% dan mengkonsumsi sarapan berkualitas rendah sebanyak 44,6% (Riskesdas, 2013).
Pola makan, status gizi dan kebiasaan sarapan merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar (Sulistyoningsih, 2019).
Sarapan merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi di sekolah. Tanpa sarapan yang cukup, otak akan
sulit berkonsentrasi dalam pembelajaran. Oleh karenanya bagi anak sekolah, kebiasaan
sarapan bisa membantu memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari. Jenis hidangan untuk sarapan bisa dipilih
dan disusun sesuai keadaan. Namun akan lebih baik
bila terdiri dari makanan sumber
zat tenaga, sumber zat pembangun
dan sumber zat pengatur (Mujahidah, 2021).
Energi
yang adekuat diperlukan untuk menunjang aktivitas belajar khususnya bagi anak sekolah. Energi
diperoleh dari makanan atau minuman
yang dikonsumsi oleh masing-masing anak. Anak yang seringkali melewatkan sarapan sangat tidak dianjurkan. Melewatkan sarapan membuat anak tidak
berenergi karena perut kosong sehingga
anak menjadi susah untuk memfokuskan
dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak, konsumsi sarapan berpengaruh positif untuk peningkatan
kualitas diet, asupan gizi, status berat badan dan faktor gaya hidup
(Verdiana & Muniroh, 2017).
Sarapan dianjurkan karena dapat mempengaruhi
peningkatan pembelajaran
pada anak-anak dalam hal perilaku, kognitif,
dan prestasi belajar anak (Iqbal, 2015).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Zainab Taha dan Ayesha S. Rashed pada tahun 2017 di
Abu Dhabi, siswa pada kelompok
yang melakukan sarapan mendapat nilai rata-rata yang
sangat baik sedangkan siswa pada kelompok yang melewatkan sarapan mendapat nilai rata-rata baik cenderung kurang. Hal tersebut dikarenakan banyak siswa yang melewatkan sarapan karena kurangnya waktu di pagi hari, tidak
merasa lapar, tidak menyiapkan sarapan di rumah, ingin menghindari kelebihan berat badan dan tidak menyukai makanan yang disiapkan di rumah untuk sarapan
(Taha et al., 2019).
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti melihat bahwa sarapan memiliki
efek positif terhadap prestasi belajar. Penelitian ini penting dilakukan
karena untuk mengetahui bahwa sarapan sangat penting dilakukan sebelum mengikuti pembelajaran yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang
yang telah dijelaskan, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian pada siswa di salah satu SMA Negeri favorit di Kota
Bekasi dengan judul �Hubungan Pengetahuan Gizi dan Kebiasaan Sarapan terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 12 Kota Bekasi�.
Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan pengetahuan gizi dan kebiasaan sarapan terhadap prestasi belajar siswa di SMA Negeri 12
Kota Bekasi.
Manfaat penelitian dapat memberikan pemahaman secara umum mengenai
pentingnya sarapan sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan indeks prestasi.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian analitik survei dengan pendekatan cross-sectional
yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu untuk mencari
hubungan antara dua variabel yaitu,
variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat), pada penelitian kali ini objek yang dikaji adalah hubungan pengetahuan gizi dan kebiasaan sarapan sebagai variabel independen dengan prestasi belajar variabel dependen.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 12 Kota Bekasi, yang berlokasi di Jl. I Gusti Ngurah Rai, RT.008/RW.010, Kranji,
Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat 17135. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2020 sampai Januari 2021.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil Penelitian
1.
Gambaran Umum
SMA Negeri 12 Kota Bekasi merupakan salah satu sekolah menengah
atas yang berada di wilayah
Kota Bekasi. Sekolah ini awalnya berdiri pada tahun 2004 namun masih menumpang di gedung SDN 14 Kranji Bekasi selama tiga setengah
tahun dengan kepala sekolah Ibu Hj. Eha Julaeha
dan PLH Bp. Agus Subrata, M.M.Pd seiring berjalannya waktu pada tahun 2009 SMA Negeri 12 Kota Bekasi pindah
ke gedung baru milik sendiri
yang berlokasi di Jl. I Gusti
Ngurah Rai, RT.008/RW.010, Kranji,
Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat 17135. Saat ini kepala sekolah
SMA Negeri 12 Kota Bekasi adalah Ibu Dr. Hj. Ekowati, M.Pd.
SMA Negeri 12 Kota Bekasi saat ini
memiliki 29 ruang kelas yang terdiri dari 10 ruang kelas
untuk kelas X, 10 ruang kelas untuk
kelas XI dan 9 ruang kelas untuk kelas
XII dengan jumlah siswa sebanyak 1.062 orang yang terdiri dari kelas
10, 11, dan 12. Dan terdapat 3 jurusan
di sekolah ini yaitu IPA, IPS, dan Bahasa.
Pada bab ini akan memaparkan hasil penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan Gizi dan Kebiasaan Sarapan terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 12
Kota Bekasi, pada tanggal 15 Januari
2021 dengan jumlah responden sebanyak 84 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2020 sampai Januari 2021. Penyajian hasil analisis data Univariat disajikan dalam bentuk tabel
distribusi untuk menggambarkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia, pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan, dan prestasi belajar. Adapun data dari analisis Bivariat bertujuan untuk mengetahuinya hubungan antara pengetahuan gizi dengan prestasi
belajar, dan hubungan antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar. Data hasil penelitian diperoleh dari kuesioner yang disebar melalui google form.
2.
Analisis Univariat
Analisis univariat
yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan usia, pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan, dan prestasi belajar. Berikut hasil analisis univariat dalam penelitian ini:
a.
Karakteristik Responden
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Siswa
di SMA Negeri 12 Kota Bekasi Tahun 2021
Karakteristik |
n |
% |
Jenis Kelamin |
|
|
Laki-laki |
21 |
25,0 |
Perempuan |
63 |
75,0 |
Usia |
|
|
15 tahun |
22 |
26,2 |
16 tahun |
47 |
56,0 |
17 tahun |
15 |
17,9 |
Sumber: Data Primer (2021); n = 84
Berdasarkan tabel 1 di
atas menunjukkan bahwa pada jenis kelamin responden, sebagian besar yaitu perempuan sebanyak 63 orang sebesar 75% dan
laki-laki sebanyak 21 orang
sebesar 25%. Pada usia responden, sebagian besar yaitu berusia
16 tahun sebanyak 47 orang sebesar 56%, yang berusia 15 tahun sebanyak 22 orang sebesar 26,2% dan yang berusia 17
tahun sebanyak 15 orang sebesar 17,9%.
b.
Pengetahuan Gizi
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Gizi Siswa di SMA Negeri 12
Kota Bekasi Tahun 2021
Pengetahuan Gizi |
N |
% |
Baik (>80%) |
40 |
47,6 |
Kurang baik (60-80%) |
44 |
52,4 |
Sumber: Data Primer (2021); n = 84
Berdasarkan tabel 2 di
atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang gizi dengan
kategori kurang baik sebanyak 44 orang sebesar 52,4% dan pengetahuan tentang gizi dengan
kategori baik sebanyak 40 orang sebesar 47,6%.
c.
Kebiasaan Sarapan
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Kebiasaan
Sarapan Siswa di SMA Negeri
12 Kota Bekasi Tahun 2021
Kebiasaan Sarapan |
N |
% |
Baik (>80%) |
47 |
56,0 |
Kurang baik (60-80%) |
37 |
44,0 |
Sumber: Data Primer (2021); n = 84
Berdasarkan tabel 3 di
atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kebiasaan sarapan dengan kategori baik sebanyak
47 orang sebesar 56% dan kebiasaan
sarapan dengan kategori tidak baik sebanyak 37 orang sebesar 44%.
d.
Prestasi Belajar
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Prestasi
Belajar Siswa di SMA Negeri
12 Kota Bekasi Tahun 2021
Prestasi Belajar |
N |
% |
Baik
(80-100) |
57 |
67,9 |
Tidak baik (65-79) |
27 |
32,1 |
Sumber: Data Primer (2021); n = 84
Berdasarkan tabel 4 di
atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki prestasi belajar dengan kategori baik sebanyak
57 orang sebesar 67,9% dan prestasi
belajar dengan kategori tidak baik sebanyak 27 orang sebesar 32,1%.
3.
Analisis Bivariat
Analisis bivariat
yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi, kebiasaan sarapan dan prestasi belajar yang disajikan dalam bentuk tabel
distribusi. Uji statistik
yang digunakan adalah uji
chi-square dengan tingkat kemaknaan 5% adalah 0,05. Berikut adalah hasil dari analisis
bivariat dalam penelitian ini:
a. ��Distribusi prestasi belajar siswa berdasarkan pengetahuan gizi
Tabel 1
Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 12
Kota Bekasi Tahun 2021
|
Prestasi
Belajar |
|
||||||
Pengetahuan Gizi |
Baik |
Tidak baik |
Total |
p-value |
OR (95%
CI) |
|||
|
N |
% |
N |
% |
n |
% |
|
|
Baik |
34 |
85,0 |
6 |
15,0 |
40 |
100 |
|
|
Kurang baik |
23 |
52,3 |
21 |
47,7 |
44 |
100 |
0,001 |
5,174
(1,810-14,790) |
n = 84; Signifikan jika
p<0,05
*Persentase ditampilkan
dalam persen baris
Berdasarkan
tabel 5 di atas, hasil analisis hubungan antara pengetahuan gizi dengan prestasi belajar didapatkan bahwa, sebanyak 34 orang atau sebesar 85,0% memiliki pengetahuan gizi yang baik dan prestasi yang baik. Sedangkan sebanyak 23 orang atau sebesar 52,3% dengan pengetahuan gizi yang kurang baik memiliki prestasi
yang baik. Hasil uji statistik
didapatkan nilai p-value = 0,001 (α <0,05), maka dapat disimpulkan
ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dan prestasi belajar. Dari hasil analisis didapatkan pula nilai OR = 5,174 (1,810-14,790), artinya siswa dengan
pengetahuan gizi yang kurang baik mempunyai
resiko 5,1 kali lebih besar memiliki prestasi belajar yang tidak baik dibandingkan
dengan siswa yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik.
b.
Distribusi
prestasi belajar siswa berdasarkan kebiasaan sarapan
Tabel 2
Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 12 Kota Bekasi Tahun
2021
|
Prestasi Belajar |
|
||||||
Kebiasaan Sarapan |
Baik |
Tidak baik |
Total |
p-value |
OR (95%
CI) |
|||
|
N |
% |
N |
% |
n |
% |
|
|
Baik |
37 |
78,7 |
10 |
21,3 |
47 |
100 |
|
|
Kurang
baik |
20 |
54,1 |
17 |
45,9 |
37 |
100 |
0,016 |
3,145 (1,214-8,147) |
n = 84; Signifikan jika
p<0,05
*Persentase ditampilkan
dalam persen baris
Berdasarkan
tabel 6 di atas, hasil analisis hubungan antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar didapatkan bahwa, sebanyak 37 orang atau sebesar 78,7% memiliki kebiasaan sarapan yang baik dengan prestasi yang baik. Sedangkan sebanyak 20 orang atau sebesar 54,1% dengan kebiasaan sarapan yang kurang baik memiliki
prestasi yang baik. Hasil
uji statistik didapatkan nilai p-value
= 0,016 (α <0,05), maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan dan prestasi belajar. Dari hasil analisis didapatkan pula nilai OR = 3,145 (1,214-8,147), artinya siswa dengan kebiasaan
sarapan yang kurang baik mempunyai resiko 3,1 kali lebih besar memiliki prestasi belajar yang tidak baik dibandingkan
dengan siswa yang mempunyai kebiasaan sarapan yang baik.
B. Pembahasan
1.
Analisis
Univariat
a.
��Karakteristik Responden
Pada penelitian ini, berdasarkan jenis kelamin responden sebagian besar yaitu perempuan sebanyak 63 orang sebesar 75% sedangkan laki-laki sebanyak 21 orang sebesar 25%. Menurut (Meifiani & Prasetyo, 2015),
terdapat perbedaan spasial dan verbal antara laki-laki dan perempuan. Dimana kemampuan spasial laki-laki lebih berkembang daripada perempuan dan sebaliknya kemampuan verbal perempuan lebih berkembang dibandingkan laki-laki yang sering mengalami masalah dalam berbahasa.
Perbedaan jenis kelamin ini tampaknya
juga berpengaruh pada besarnya
motivasi siswa untuk berprestasi.
Sedangkan
berdasarkan usia sebagian besar responden berusia 16 tahun sebanyak 47 orang sebesar 56%, yang berusia 15 tahun sebanyak 22 orang sebesar 26,2% dan yang berusia 17
tahun sebanyak 15 orang sebesar 17,9%. Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Budiman, 2013).
b.
Pengetahuan
Gizi
Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kebiasaan sarapan dengan kategori baik bahwa sebagian
besar responden memiliki pengetahuan tentang gizi dengan
kategori kurang baik sebanyak 44 orang sebesar 52,4% dan pengetahuan tentang gizi dengan
kategori baik sebanyak 40 orang sebesar 47,6%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh (Florence, 2017)
yang menyatakan bahwa pengetahuan gizi dalam kategori kurang baik sebanyak
32 orang sebesar 40,50%. Pengetahuan
gizi yang kurang atau kurangnya menerapkan pengetahuan gizi dalam kehidupan
sehari-hari dapat menimbulkan masalah gizi. Pengetahuan gizi berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan penentuan jumlah makanan yang dikonsumsi.
Pengetahuan
gizi adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali kandungan gizi makanan serta
kegunaan zat gizi tersebut dalam
tubuh. Pengetahuan gizi ini mencakup
proses kognitif yang dibutuhkan
untuk menggabungkan informasi gizi dengan perilaku makan, agar struktur pengetahuan yang baik tentang gizi dan kesehatan dapat dikembangkan. Pengetahuan gizi akan mempengaruhi
kebiasaan makan atau perilaku makan
suatu masyarakat. Pengetahuan gizi juga memberikan informasi yang berhubungan dengan gizi dan kesehatan. Pemberian informasi menuntun seseorang lebih mengerti tentang makanan yang diselaraskan dengan konsep pangan (Dewi, 2013).
Menurut (Health et al., 2000), pendidikan gizi akan meningkatkan pengetahuan gizi anak dan akan mempengaruhi
pengetahuan anak dalam memilih makanan
yang sehat.
Pengetahuan
tentang gizi sangat penting bagi setiap
orang. Dengan pengetahuan gizi, seseorang dapat menjaga tubuh
agar tetap sehat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Dengan pengetahuan gizi pula, seseorang akan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi yang berguna
untuk pertumbuhan tubuh yang optimal dan juga sebagai
energi yang dapat digunakan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari seperti belajar dan lain sebagainya. Dan dengan pengetahuan gizi masyarakat dapat belajar dan juga mengembangkan pangan sehingga dapat digunakan lebih baik lagi untuk
meningkatkan kesejahteraan bagi setiap orang (Syampurma, 2018).
c.
��Kebiasaan Sarapan
Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kebiasaan sarapan dengan kategori baik sebanyak 47 orang sebesar 56% dan kebiasaan sarapan dengan kategori tidak baik sebanyak 37 orang sebesar 44%. Hasil penelitian ini sejalan dengan
yang dilakukan oleh (Intan, 2015)
yang menyatakan bahwa kebiasaan sarapan dalam kategori baik yaitu diatas
50%.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan sarapan pagi pada remaja. Faktor- faktor tersebut antara lain pengetahuan gizi remaja, faktor
ketersediaan sarapan pagi dan faktor yaitu pendidikan ibu. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan
oleh (Hermina et al., 2019)
yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara kebiasaan sarapan pagi pada remaja putri dengan
pengetahuan gizinya, ketersediaan makan pagi dan pendidikan ibu.
Sarapan
mempunyai kontribusi yang
sangat besar pada kebutuhan
mikronutrien (Frantzen et al., 2013),
seperti zat besi, vitamin B (thiamin, folat, riboflavin,
niacin vitamin B6 dan B12) dan vitamin D rata-rata lebih
tinggi 20-60% pada anak
yang mengkonsumsi sarapan dibandingkan dengan anak yang melewatkan atau tidak mengkonsumsi
sarapan, dimana kebutuhan zat-zat tersebut sangat dibutuhkan untuk anak-anak demi menunjang kegiatan sehari-hari (Adolphus et al., 2013).
Sarapan juga dapat meningkatkan konsentrasi, sehingga akan mempermudah
anak dalam menangkap materi atau bahan yang diberikan oleh guru. Selain itu sarapan juga memberikan asupan vitamin bagi tubuh demi menunjang kebutuhan energi untuk beraktivitas
(Khomsan, 2019).
d.
Prestasi
Belajar
Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki prestasi belajar dengan kategori baik sebanyak 57 orang sebesar 67,9% dan prestasi belajar dengan kategori tidak baik sebanyak 27 orang sebesar 32,1%. Hasil penelitian ini sejalan dengan
yang dilakukan oleh (Hermina et al., 2019)
yang menyatakan bahwa prestasi belajar dalam kategori baik yaitu diatas
60%.
Pada usia sekolah membutuhkan
asupan makanan yang bergizi untuk menunjang
masa pertumbuhan dan perkembangannya.
Selain untuk kebutuhan energi, asupan makan yang bergizi juga berpengaruh pada perkembangan otak, apabila makanan tidak cukup mengandung
zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan apabila keadaan ini berlangsung
lama dapat menyebabkan perubahan metabolisme otak (Cakrawati et al., 2012).
Tumbuh
kembang dan hasil belajar siswa yang optimal tergantung pemberian nutrisi, baik dari
segi kualitas maupun kuantitas. Nutrisi makanan saat sarapan sangat mempengaruhi konsentrasi dan prestasi belajar siswa dalam memahami
pembelajaran yang diberikan
oleh guru di sekolah (Rahmiwati, 2014).
2.
Analisi
Bivariat
a.
��Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan
hasil analisis hubungan antara pengetahuan gizi dengan prestasi belajar didapatkan bahwa, sebanyak 34 orang atau sebesar 85,0% memiliki pengetahuan gizi yang baik dan prestasi yang baik. Sedangkan sebanyak 23 orang atau sebesar 52,3% dengan pengetahuan gizi yang kurang baik memiliki prestasi
yang baik. Hasil uji statistik
didapatkan nilai p-value =
0,001 (α <0,05), maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dan prestasi belajar.
Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan
oleh (Hermina et al., 2019)
menunjukkan hasil yang signifikan pada hubungan pengetahuan gizi dan prestasi belajar, sebab tingkat pengetahuan
yang baik akan berhubungan dengan pola kebiasaan sarapan yang baik dan akhirnya akan berpengaruh
terhadap prestasi siswa sehingga membentuk hubungan garis sejajar antara pengetahuan, sikap dan prestasi.
Pengetahuan
adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera
yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal yang diperoleh oleh seseorang melalui panca indera
(Yuliana, 2017).
Menurut
(Syafi�i et al., 2018)
faktor yang dapat mempengaruhi prestasi digolongkan menjadi dua faktor yaitu
internal dan eksternal. Pertama
�Faktor internal; (1). Faktor
jasmani (fisiologi). Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainnya; (2). Faktor psikologi, antara lain; (a). Faktor intelektif yang meliputi: faktor potensial yaitu kecerdasan, bakat dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki, (b). Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi; (3). Faktor kematangan fisik maupun psikis. Kedua Faktor Eksternal;
(1). Faktor sosial yang terdiri atas; (a). Lingkungan keluarga, (b). Lingkungan sekolah, (c). Lingkungan masyarakat, (d). Lingkungan kelompok; (2). Faktor budaya seperti
adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian; (3). Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas
rumah, fasilitas belajar, iklim.
b.
Hubungan
Kebiasaan Sarapan dengan Prestasi Belajar
Berdasarkan
hasil analisis hubungan antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar didapatkan bahwa, sebanyak 37 orang atau sebesar 78,7% memiliki kebiasaan sarapan yang baik dengan prestasi yang baik. Sedangkan sebanyak 20 orang atau sebesar 54,1% dengan kebiasaan sarapan yang kurang baik memiliki
prestasi yang baik. Hasil
uji statistik didapatkan nilai p-value = 0,016 (α <0,05), maka dapat disimpulkan
ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan dan prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan
oleh (Widyanti & Sidiartha, 2013)
menunjukkan hasil yang signifikan pada hubungan kebiasaan sarapan dan prestasi belajar, sebab mengkonsumsi sarapan meningkatkan fungsi kognitif sehingga akan mempengaruhi
prestasi belajar.
Menurut
(So, 2013),
kebiasaan sarapan berkorelasi positif dengan prestasi akademik pada kedua remaja yang sehat pria dan wanita di Korea. Melewatkan sarapan dikaitkan dengan obesitas, nafsu makan yang tinggi sepanjang sisa hari, dan makan berlebihan di malam hari, dan obesitas juga berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif dan memori melalui perubahan dalam struktur otak, sehingga terdapat hubungan positif antara kebiasaan sarapan dan prestasi akademik.
Banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan pagi pada remaja Faktor- faktor tersebut antara lain faktor predisposisi yaitu pengetahuan gizi remaja, faktor
pemungkin ketersediaan sarapan pagi dan faktor penguat yaitu pendidikan ibu. Penelitian yang dibuktikan oleh (Hermina et al., 2019)
menyatakan bahwa adanya hubungan antara kebiasaan sarapan pagi pada remaja putri dengan
pengetahuan gizinya, ketersediaan makan pagi dan pendidikan ibu.
(Domili, 2015)
menyatakan bahwa makanan yang dimakan saat sarapan sangat dibutuhkan untuk mengganti kadar gula yang kurang pada malam hari. Sarapan juga dapat meningkatkan kemampuan otak dalam mengerjakan sesuatu, berpikir dan meningkatkan konsentrasi. Pada hakikatnya otak manusia akan mendapatkan
nutrisi yang penuh dari sarapan.
Anak-anak yang melewatkan waktu sarapan akan
mengalami gangguan fisik terutama kekurangan energi untuk beraktivitas. Dampak lain juga akan dirasakan pada proses belajar mengajar yaitu anak menjadi kurang
konsentrasi, mudah lelah, mudah mengantuk
dan gangguan fisik lainnya. Anak-anak yang sarapan memiliki performa yang lebih baik dalam perkembangan
kognitif di sekolah dibandingkan mereka yang tidak sarapan (Ahmad Susanto, 2011).
Penyebab
anak tidak mau makan terutama
dikarenakan tidak ada waktu untuk
makan pagi, karena anak sering
bangun kesiangan, sehingga hanya bekal uang saku sekedarnya. Oleh karena itu sebagai orang tua harus membiasakan
anak tidur secara teratur, dan bangun pagi setiap
hari, karena bangun pagi baik
untuk kesehatan. Selain karena tidak
sempat untuk sarapan pagi, ada
beberapa faktor yang menyebabkan anak tidak terbiasa sarapan pagi, yaitu
tidak dibiasakan sarapan oleh orangtua juga pemberian uang jajan yang melebihi kebutuhan sehingga anak cenderung
memilih untuk jajan di sekolah dibandingkan melakukan sarapan pagi di rumah (Sukiniarti, 2015).
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian
tentang �Hubungan Pengetahuan Gizi dan Kebiasaan Sarapan terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 12
Kota Bekasi�, maka dapat disimpulkan pada karakteristik responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 75% dan berusia 16 tahun sebanyak 56%. Pada pengetahuan gizi siswa menunjukkan
bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang gizi kurang
baik sebanyak 52,4%. Pada kebiasaan sarapan siswa menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kebiasaan sarapan yang baik sebanyak 56%. Pada prestasi belajar siswa menunjukkan
bahwa sebagian besar responden memiliki prestasi belajar yang baik sebanyak 67,9%. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi terhadap prestasi
belajar siswa dengan p-value 0,001 dengan nilai OR = 5,174 (1,810-14,790). Terdapat
hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan terhadap prestasi belajar siswa dengan p-value 0,016 dengan nilai OR = 3,145
(1,214-8,147). Berdasarkan hasil
yang didapat bahwa pada pengetahuan gizi responden masih termasuk kategori kurang baik namun
kebiasaan sarapan yang dilakukan oleh responden sudah termasuk dalam kategori baik dan hal tersebut
dapat mempengaruhi prestasi belajarnya yang termasuk dalam kategori baik.�
BIBLIOGRAFI
Adolphus,
K., Lawton, C. L., & Dye, L. (2013). The Effects Of Breakfast On Behavior
And Academic Performance In Children And Adolescents. Frontiers In Human
Neuroscience, 7, 425. Google Scholar
Ahmad
Susanto, M. P. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya. Kencana. Google Scholar
Budiman,
R. A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan Dan Sikap Dalam Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, 2013, P4-8. Google Scholar
Cakrawati,
D., Mustika, N. H., & Bahan Pangan, G. (2012). Kesehatan. Bandung:
Alfabeta. Google Scholar
Depkes,
R. I. (2008). Farmakope Herbal Indonesia. In Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Google Scholar
Dewi,
S. R. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Sikap Terhadap Gizi Dan Pola
Konsumsi Siswa Kelas Xii Program Keahlian Jasa Boga Di Smk Negeri 6 Yogyakarta.
Program Studi Pendidikan Teknik Boga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri
Yogyakarta. Google Scholar
Domili,
M. R. (2015). Hubungan Sarapan Dengan Konsentrasi Belajar Siswa Di Sd Negeri 76
Kota Tengah Kota Gorontalo. Skripsi, 1(841411023). Google Scholar
Florence,
A. G. (2017). Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Pola Konsumsi Dengan Status Gizi
Pada Mahasiswa Tpb Sekolah Bisnis Dan Manajemen Institut Teknologi Bandung.
Fakultas Teknik Unpas. Google Scholar
Frantzen,
L. B., Trevi�o, R. P., Echon, R. M., Garcia-Dominic, O., & Dimarco, N.
(2013). Association Between Frequency Of Ready-To-Eat Cereal Consumption,
Nutrient Intakes, And Body Mass Index In Fourth-To Sixth-Grade Low-Income
Minority Children. Journal Of The Academy Of Nutrition And Dietetics, 113(4),
511�519. Google Scholar
Health,
D. Of, Human Services� Dc., W., (Group),
H. P. 2010, & Office, U. S. G. P. (2000). Healthy People 2010:
Understanding And Improving Health. Us Department Of Health And Human
Services. Google Scholar
Hermina,
H., Nofitasari, A., & Anggorodi, R. (2019). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kebiasaan Makan Pagi Pada Remaja Putri Di Sekolah Menengah Pertama
(Smp). Google Scholar
Intan,
A. L. (2015). Hubungan Status Gizi Dan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan
Prestasi Belajar Siswa Kelas Iv Dan V Sdn 35 Ampangan Payakumbuh Selatan.
Universitas Andalas. Google Scholar
Iqbal,
F. M. (2015). Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Prestasi Belajar
Anak Sekolah Dasar. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Google Scholar
Khomsan,
A. (2019). Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Google Scholar
Meifiani,
N. I., & Prasetyo, T. D. (2015). Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi
Ditinjau Dari Perbedaan Jenis Kelamin Mahasiswa Stkip Pgri Pacitan. Jurnal
Derivat: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2(1), 1�10. Google Scholar
Mujahidah,
F. F. (2021). Penyuluhan Terhadap Pentingnya Sarapan Pagi Bagi Anak-Anak. Jurnal
Abmas Negeri, 2(1), 36�40. Google Scholar
Rahmiwati,
A. (2014). Hubungan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Ilmu Kesehatan Masyarakat, 5(3). Google Scholar
Riskesdas.
(2013). Riskesdas 2013. In Jakarta Kementeri Kesehat Ri (Vol. 6). Google Scholar
So,
W.-Y. (2013). Association Between Frequency Of Breakfast Consumption And
Academic Performance In Healthy Korean Adolescents. Iranian Journal Of
Public Health, 42(1), 25. Google Scholar
Sukiniarti,
S. (2015). Kebiasaan Makan Pagi Pada Anak Usia Sd Dan Hubungannya Dengan
Tingkat Kesehatan Dan Prestasi Belajar. Jpbi (Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia), 1(3). Google Scholar
Sulistyoningsih,
H. (2019). Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak. Google Scholar
Syafi�i,
A., Marfiyanto, T., & Rodiyah, S. K. (2018). Studi Tentang Prestasi Belajar
Siswa Dalam Berbagai Aspek Dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jurnal Komunikasi
Pendidikan, 2(2), 115�123. Google Scholar
Syampurma,
H. (2018). Studi Tentang Tingkat Pengetahuan Ilmu Gizi Siswa-Siswi Smp Negeri
32 Padang. Jurnal Menssana, 3(1), 88�99. Google Scholar
Taha,
Z., Ali Hassan, A., Wikkeling-Scott, L., & Papandreou, D. (2019).
Prevalence And Associated Factors Of Caesarean Section And Its Impact On Early
Initiation Of Breastfeeding In Abu Dhabi, United Arab Emirates. Nutrients,
11(11), 2723. Google Scholar
Verdiana,
L., & Muniroh, L. (2017). Kebiasaan Sarapan Berhubungan Dengan Konsentrasi
Belajar Pada Siswa Sdn Sukoharjo I Malang. Media Gizi Indonesia, 12(1),
14�20. Google Scholar
Widyanti,
P. A., & Sidiartha, I. G. L. (2013). Breakfast Habit And Academic
Performance Among Suburban Elementary School Children. J Ilm Kedokt, 56,
3�7. Google Scholar
Yuliana,
E. (2017). Analisis Pengetahuan Siswa Tentang Makanan Yang Sehat Dan Bergizi
Terhadap Pemilihan Jajanan Di Sekolah. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Google Scholar