Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 2, No. 7, Juli 2021
KELAYAKAN APLIKASI PENGADUAN BERBASIS ANDROID DALAM
PENCEGAHAN BAHAYA PSIKOSOSIAL BAGIAN JURNALISTIK PERUSAHAAN MEDIA X
Raja Alma Dwi Mayasari, Evi Widowati
Universitas
Negeri Semarang (UNES) Jawa Tengah, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
info artikel |
ABSTRAK
|
Diterima 5 Juli 2021 Direvisi 15 Juli 2021 Disetujui 25 Juli 2021 |
Bahaya psikososial tingkat stres pekerjaan jurnalis cukup tinggi mencapai 51,63% pekerja mengalami stres terkait pekerjaan dengan kerugian mencapai $300 miliar setiap tahun akibat stres ditempat kerja, kemudian jumlah pengaduan yang dilaporkan ke Dewan Pers mencapai angka di atas 500 kasus dengan persentase pengguna android di Indonesia sebesar
90,64%. Di Perusahaan Media X Kota Semarang terhadap
15 jurnalis diketahui bahwa 10 jurnalis (66,7%) mengalami stres kerja sedang dan 5 jurnalis (33,3%) mengalami stres kerja berat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
menyusun serta menilai kelayakan produk pengembangan aplikasi pengaduan berbasis android dalam pencegahan bahaya psikososial bagian jurnalistik di Perusahaan Media X Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah Research and
Development (R&D). Penilaian kelayakan aplikasi dilakukan oleh 4 orang yaitu 2 ahli media dan 2 ahli materi. Informan dalam penelitian terbagi menjadi 22 informan utama dan 2 informan pendukung. Instrumen penelitian yang digunakan adalah human
instrument, pedoman wawancara
dan angket. Data dianalisis
dengan deskripsi isi, Data disajikan dalam bentuk narasi dan tabel. Hasil penelitian ini adalah produk aplikasi berbasis android. Produk yang dikembangkan dinyatakan layak berdasarkan rata-rata penilaian
dari ahli media 82.7% dan
ahli materi dengan rata-rata nilai
masing-masing 80.7%, serta penilaian
usability respon pekerja
76.6%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pengaduan berbasis android ini sudah baik
dan layak diterapkan sebagai media pencegahan bahaya psikososial bagian jurnalistik di perusahaan media X Kota Semarang. ABSTRACT The psychosocial hazard level of journalists
job stres is quite high, reaching 51.63% of workers
experiencing work-related stres with losses of up
to $300 billion each year due to stres at work,
then the number of complaints reported to Dewan Pers reaches over 500 cases
with the percentage of android users in Indonesia amounted to 90.64%. In
Media Company X Semarang City was found that 10 journalists (66.7%)
experienced moderate work stres and 5 journalists
(33.3%) experienced heavy work stres. The aim of
this study was to compile and assess the feasibility of developing an
android-based complaint application development product in the prevent of
psychosocial hazards journalism in Media Company X Semarang City. The results
of this research was android-based application
products. The developed product was declared feasible to use based on the
assessment of media experts 82.7% and material experts 80.7%, assessment of
usability worker response 76.6%. It can be concluded that this android-based
complaint media is good and feasible to be applied as a media to prevent
psychosocial hazards journalism in Media Company X Semarang City. This
research used Research and Development (R&D). The assessment of the
feasibility of the application was carried out by 4 validators specifically 2
media expert and 2 material expert. The informants
in the research consist into 22 main informants and 2 supporting informants.
The data collection used human instrument, interview guidelines, and
questionnaire. The data were analyzed with a description of the content, the
data were presented in narrative and table form. |
Kata Kunci: android; bahaya psikososial;
jurnalistik; pengaduan Keywords: android; psikososial hazard; journalism; complaint |
Pendahuluan
Jurnalistik merupakan seni dan keterampilan dalam menggali, mengumpulkan dan, menyajikan informasi dalam bentuk berita
secara indah sehingga menjadikanya diminati dan bisa dinikmati, juga bermanfaat bagi kebutuhan pergaulan hidup khalayak ramai (Wahjuwibowo, 2015).
Jurnalistik juga disebutkan
sebagai proses dari mengumpulkan data, mengolah kemudian menyiarkan sebuah informasi, maka media massa merupakan tempat atau sarana untuk
menuangkan hasil dari proses jurnalistik tersebut (Syarifuddin, 2020).
Bekerja sebagai wartawan atau jurnalis
memiliki tantangan berat atau risiko
dalam mengumpulkan informasi dalam membuat berita yang aktual dan akurat serta dituntut untuk menampilkan informasi yang menarik dan beragam kepada pembaca sehingga hambatan yang dialami dalam penggalian informasi adalah waktu yang terbatas, deadline
yang ketat, sumber-sumber berita yang tidak koperatif, dan sulitnya membuat sudut pandang
yang menarik dan menyajikan
informasi dalam bentuk berita yang mudah dipahami masyarakat kondisi ini dapat menjadikan
wartawan atau jurnalis mengalami kekerasan gangguan psikologis termasuk stres kerja (Saputro & Akkaya, 2014).
Di dunia sebanyak 35% sampai 50% pekerja terpajan bahaya fisik, kimia, biologi,
dan juga bekerja dalam beban kerja fisik
serta ergonomi yang melebihi� kapasitasnya termasuk pula beban kerja psikologis
(Winarto, 2016).
Berdasarkan catatan publikasi dari tahun 2014 hingga tahun 2017 terdapat peningkatan sebanyak 18% kasus kecelakaan kerja, kekerasan hingga pembunuhan jurnalis dibandingkan dengan periode 5 tahun sebelumnya. Pada tahun 2017 sampai tahun 2018 dalam kecelakaan kerja, kekerasan hingga pembunuhan terhadap jurnalis sebanyak 55% kasus, serta bahaya
kerja yang dihadapi oleh jurnalis berada sangat dekat, menyoroti
fakta bahwa 93% jurnalis yang terbunuh adalah jurnalis lokal. Pada tahun 2019 kekerasan kerja yang dialami oleh jurnalis hingga menyebabkan kematian meningkat sebanyak 43 kasus (Patel, 2020).
Berdasarkan
data Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI) tercatat di
Indonesia tahun 2015 telah terjadi kasus kekerasan
maupun bahaya psikososial terhadap jurnalis sebanyak 46,5% kasus sedangkan pada tahun 2016 terjadi peningkatan sebanyak 0,7% kasus dan 10 diantaranya termasuk dalam kasus intimidasi. Jenis kekerasan yang dilakukan antara lain kekerasan fisik sebanyak 35 kasus disusul pelarangan dan pengusiran saat melaksanakan peliputan yaitu sebanyak 17 kasus, ancaman kekerasan dan teror sebanyak 9 kasus, perusakan alat atau data hasil liputan sebanyak 7 kasus, dan mencegah jurnalis untuk melapor sebanyak 4 kasus (Hendriana et al., 2018).
Sedangkan kasus kekerasan yang terjadi pada jurnalis menurut Aliansi Jurnalis Independen tercatat dalam tiga tahun
terakhir yaitu pada tahun 2017 jumlah kekerasan tercatat sebanyak 54% kasus dan pada tahun 2018 sebanyak 60% kasus kekerasan kemudian pada tahun 2019 mencapai sebanyak 63% kasus kekerasan pada jurnalis yang menyebabkan bahaya psikososial� (Ariyanti et al., 2020).
Di Jawa Tengah banyak pekerja media kurang berani terbuka
dan belum punya kesadaran berserikat serta paham tentang undang-undang
ketenaga kerjaan. Mengacu kondisi dalam menangani kekerasan maupun bahaya kerja tersebut
para jurnalis ingin membangun kembali kesadaran tentang pentingnya perlindungan undang-undang ketenagakerjaan serta menginisiasi pendirian berserikat pekerja antar media bagi jurnalis di Semarang dan Jawa Tengah. langkah itu dinilai penting
untuk menghindari� perlakuan hubungan kerja yang tak sehat bagi
pekerja media (Ngumbau et al., 2017).
Berdasarkan List of Occupational Disease adapun Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang menyasar pada organ tubuh yaitu termasuk dalam gangguan kejiwaan dan perilaku (gangguan stres pasca trauma atau post-traumatic stres disorder dan gangguan lain
yang dibuktikan secara ilmiah terkait paparan faktor risiko dari aktivitas
kerja) (Ilo & Ifijeh, 2010). Gangguan terkait stres mencakup beragam kondisi, termasuk gangguan psikologis (misalnya, depresi, kecemasan, gangguan stres pasca-trauma) dan jenis ketegangan emosional lainnya (misalnya, ketidakpuasan, kelelahan, ketegangan), perilaku maladaptif (misalnya, agresi, penyalahgunaan zat), dan gangguan kognitif (misalnya, masalah konsentrasi dan memori). Pada akhirnya, kondisi tersebut dapat menyebabkan kinerja kerja yang buruk atau bahkan
cidera. Stres kerja juga dikaitkan dengan berbagai reaksi biologis yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti penyakit kardiovaskular (Boeniger, 1980).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa stres kerja
merupakan kondisi fisik dan psikologis seseorang yang ditunjukkan melalui sikap atau
perilaku seperti kecemasan, ketegangan, gelisah, yang disebabkan oleh suatu permasalahan yang mengganggu pikiran seseorang yang tidak dapat diselesaikannya sendiri (Putra & Rahyuda, 2015).
Setiap pekerjaan dan lingkungan kerja memiliki potensi risiko bahaya dalam bentuk
kecelakaan kerja maupun bahaya lainnya.
Besar potensi kecelakaan tergantung pada jenis produksi, teknologi yang di pakai, bahan yang digunakan, tata ruang, dan lingkungan bangunan, serta kualitas manajemen dan tenaga pelaksana (Widyastuti & Hidayat, 2018).
Tempat kerja perlu menciptakan tempat di mana pekerja merasa aman dan dihormati, isu ini melampaui keselamatan
fisik dan termasuk melindungi kesejahteraan diri, martabat dan mental pekerja (Haworth & Hughes, 2012).
Salah satu bahaya yang ada ditempat kerja
adalah bahaya psikososial, Bahaya psikososial dapat menyebabkan stres pada pekerja hal ini
dapat disebabkan oleh akumulasi stresor pada situasi kerja di tempat kerja. Misalnya,
tuntutan pekerjaan dapat memicu timbulnya
stres di tempat kerja (Daniah, 2016). Bahaya psikososial merupakan suatu bahaya non fisik yang timbul karena adanya
interaksi dari aspek-aspek pekerjaan seperti desain kerja, tuntutan kerja, organisasi dan manajemen di tempat kerja serta konteks
lingkungan sosial yang berpotensi menimbulkan gangguan bagi kesehatan
para pekerja secara fisik, sosial dan psikologi (Andarini et al., 2019).
Risiko psikososial yaitu stres terkait pekerjaan
dan penyakit tidak menular akibat kerja menjadi perhatian
utama bagi pekerja diseluruh dunia dan masih banyak pekerja
yang menghadapi kendala akibat akibat risiko
keselamatan dan kesehatan kerja yang masih terus terjadi dan karenanya penting untuk tidak mengabaikan
populasi pekerja (Ilo & Ifijeh, 2010).
Menurut (Bhagat, 1983)
mengatakan bahwa stres kerja dapat
disebabkan oleh empat faktor utama yaitu
konflik, ketidakpastian, tekanan dari tugas
serta hubungan dengan pihak manajemen
sehingga stres kerja merupakan umpan balik atas
diri karyawan secara fisiologis maupun psikologis terhadap keinginan atau permintaan organisasi. Kemudian dapat dikatakan bahwa stres kerja
merupakan faktor-faktor
yang dapat memberi tekanan terhadap produktivitas dan lingkungan kerja serta dapat
menganggu individu tersebut (Wijono, 2010).
Stres kerja juga dapat disebabkan karena upah rendah,
tugas-tugas tambahan, sistem shift kerja, dan jam kerja yang panjang dalam hasil penelitian
juga mengungkapkan ada kenaikan tingkat stres sebesar 10,72 % pada pekerja (Chappelle et al., 2014).
Di Amerika berdasarkan survei yang dilakukan oleh Northwestern National Life sebanyak 40% karyawan memandang pekerjaan mereka sebagai penyebab stres nomor satu dalam
hidup mereka, kemudian persentase pekerja yang ''sering atau sangat sering��
merasa lelah atau stres karena
pekerjaan mereka sebanyak 26% dan persentase dari pekerja yang melaporkan mengalami stres yang cukup ekstrim di tempat kerja sebanyak 29% (Boeniger, 1980).
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh The American Intitute
of Stres menunjukkan bahwa 83% pekerja mengalami stres terkait pekerjaan dengan kerugian mencapai $300 miliar setiap tahun akibat
stres ditempat kerja (Gao et al., 2019).
Di Indonesia faktor psikososial seringkali berada di sekitar tenaga kerja, baik
disadari maupun tidak disadari. Lama kerja yang melebihi batas maksimal akan membuat beban
kerja meningkat. Pada sebuah penelitian di Indonesia ditemukan faktor psikososial lain berupa dukungan sosial. Dukungan sosial yang rendah dapat mengakibatkan
masalah kesehatan tertentu terkait pekerjaan Berdasarkan survei dari Career Cast tingkat stres
pekerjaan jurnalis mencapai 51,63% serupa dengan jurnalis media cetak dan online yang tingkat stresnya mencapai 49,9% (Indonesia, 2019).
Profesi jurnalis juga memiliki risiko yang dapat terjadi karena
pekerjaan jurnalis yang tidak selalu mudah
dimana jurnalis bisa saja terkena
intimidasi serta tuntutan kerja tinggi saat melakukan
pekerjaan (Hendriana et al., 2018).
Pada praktiknya di lapangan
profesi jurnalis ini menuntut pelakunya
untuk selalu siap sedia dalam
waktu 24 jam, profesi ini juga menuntut jurnalis untuk terjun langsung ke lapangan untuk
mencari berita dengan tenggat waktu atau deadline yang sudah ditentukan dan pekerjaan jurnalistik juga identik dengan tekanan, pola kerja
yang cukup ketat, jam kerja yang tidak menentu, serta risiko di lapangan ketika peliputan yang cukup tinggi, pekerjaan
sebagai jurnalis tidak memiliki jam kerja yang pasti, semua disesuaikan dengan tuntutan di lapangan, ketika terjadi suatu peristiwa
yang membutuhkan jurnalis, maka pada saat itu juga jurnalis harus bekerja, tidak seperti pekerja
kantoran yang memiliki jam kerja pasti setiap
harinya (Widiarini, 2019).
Setiap kegiatan yang melibatkan banyak orang kemungkinan terjadinya kesalahpahaman, salah pengertian, miskomunikasi, dan ketidakakuratan informasi antar pelaku sangat
tinggi dimana hal-hal ini mudah
mengundang terjadinya kekecewaan antar pihak-pihak tersebut. Beberapa di antara kekecewaan tersebut akan didiamkan dan ditelan oleh pihak yang kecewa dengan berbagai
alasan. Beberepa kekecewaan yang lain akan ditumpahkan dalam bentuk protes maupun
tindakan diam. Jika tidak ditangani dengan benar, protes-protes semacam ini bisa
menimbulkan gejolak dan sangat mengganggu (Nasional & Nasional, 2017).
Pentingnya melaporkan sesuatu merupakan salah satu pilihan setelah
rasa aman dan percaya yang didapatkan oleh korban sehingga suatu media pengaduan sangat penting adanya (Adefolalu, 2014).
Pentingnya tujuan pengaduan berbasis android yang diperoleh dalam sistem yaitu pengguna
dapat dengan mudah melaporkan kejadian-kejadian dengan keakuratan hasil terhadap perihal yang diadukan. Menurut data Komisi Pengaduan dan Penegakan Etik Dewan Pers, sepanjang tahun 2017 jumlah pengaduan yang dilaporkan ke Dewan Pers mencapai angka di atas 500 kasus, sebagian besar karena persoalan akurasi dan keberimbangan maka dari itu
suatu pengaduan sangat penting dilakukan (Hendriana et al., 2018).
Pengguna menyampaikan keluhan secara online, hendaknya mendapatkan respon yang cepat serta dimodifikasi sehingga dapat digunakan dengan lebih mudah dan bermanfaat. Hal-hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan penggunaan bentuk keluhan secara online yang kemudian meningkatkan sikap positif yang mendorong semakin besar niat untuk
menyampaikan keluhan secara online (Chin et al., 2016).
Menyampaikan keluhan sebagai upaya dalam
pencegahan utnuk menetapkan prosedur kerja secara aman
untuk mengurangi risiko dalam kerja
lebih lanjut (Ilo & Ifijeh, 2010).
Perkembangan teknologi komputasi mobile telah meningkat pesat hal ini
ditandai dengan semakin banyaknya fungsi pada perangkat mobile yang
telah terintegrasi serta sistem operasi
pada telepon selular juga terus mengalami perkembangan, diantaranya adalah android (Anwar et al., 2015).
Pengenalan platform pengaduan
dalam bentuk perancangan media sosial (custom-made social media) memiliki pengaruh positif terhadap partisipasi wacana menghubungkan serta mendorong keterlibatan secara interpersonal (Dini et al., 2018).
Dalam era
digitalisasi, pengguna
gadget di Indonesia semakin tumbuh
dengan pesat, bahkan diproyeksikan bahwa jumlah penetrasi
gadget di indonesia akan melampaui jumlah orang Indonesia (Rahmah, 2015).
Jenis gadget yang populer
di indonesia merupakan perangkat dengan Operating System
(OS) dengan persentase pengguna android sebesar
90,64%� kemudian
diikuti iOS 5,34% dan lainnya
sebesar 2.29% (Zaini & Soenarto, 2019).
Pemilihan telepon seluler platform berbasis android
untuk salah satu pengembangan aplikasi selain bersifat open source dan lebih mudah dalam
pengoperasiannya, sifat dari telepon seluler
yang fleksibel menjadi juga
salah satu alasannya pemilihan penggunaan android dengan semakin banyaknya pengguna smartphone membuat pengembangan aplikasi berbasis Android semakin banyak, hal ini yang membuat
aplikasi ini akan dikembangkan menjadi aplikasi berbasis android sehingga akan semakin mudah
untuk diakses di masing �
masing smartphone (Sulihati, 2016).
Perusahaan Media X Kota Semarang merupakan sebuah surat kabar yang terbit di Kota Semarang, Jawa
Tengah, Indonesia. Harian ini
memiliki sirkulasi terbatas pada area Jawa Tengah
dan merupakan surat kabar dengan pangsa
pasar terbesar di Jawa
Tengah dengan jumlah jurnalis sebanyak 27 orang yang tersebar di berbagai kota yaitu Ungaran,
Ambarawa, Salatiga, Demak, dan Kendal. Para jurnalis
di Perusahaan Media X Kota Semarang� juga
memiliki gaji yang belum memenuhi standar UMK serta tuntutan kerja yang tinggi dalam satu
hari setelah adanya jadwal kerja
selama 24 jam yang mewajibkan
jurnalis harus siap siaga kapanpun
dan dimanapun, setelah adanya pembagian jam kerja jurnalis melakukan liputan berita, penulisan berita yang dilakukan langsung oleh jurnalis sendiri,� setalah terlaksananya peliputan kemudian berita diberikan kepada tim redaksi
untuk diedit dan diberi gambar kemudian
berita dapat dicetak dan sisebarkan di pagi hari. Dalam
hal peliputan berita jurnalis diwajibkan untuk meyakinkan para narasumber untuk mau dilakukannya
wawancara sedangkan kendala yang sering dihadapi kebanyakan narasumber enggan untuk diwawancarai dan jurnalis juga sedang diburu oleh target kerja lainnya.
Secara
global terjadi peningkatan penggunaan aplikasi pada
handphone, tidak hanya untuk berkirim pesan tetapi juga untuk mengunduh aplikasi intervensi kesehatan pada lingkungan kerja di ponsel (Kratzke & Cox, 2012).
Perangkat seluler meningkatkan potensi untuk mempromosikan perilaku yang dapat mengurangi suatu bahaya psikososial yang sangat efektif dan saat ini aplikasi
pengaduan merupakan bidang aplikasi penerimaan saran dan keluhan yang
paling cepat berkembang (Nweke et al., 2019).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan di Perusahaan
Media X Kota Semarang terhadap 15 jurnalis,
diketahui bahwa 10 jurnalis (66,7%) mengalami stres kerja sedang
dan 5 jurnalis (33,3%) mengalami
stres kerja berat. Diadopsi dari hasil Kuesioner
Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2) menunjukkan bahwa hasil rekapitulasi jumlah responden yang menjawab setiap pertanyaan pada 17 items pertanyaan
terbanyak memberikan penilaian pada skala 2, dimana pernyataan penilaian pada skala ini adalah mengalami
perasaan lelah. Dapat disimpulkan bahwa 15 responden mengalami keluhan yang dapat mengganggu aktivitas kerja. Hal ini megindikasikan bahwa terjadi kelelahan
mental yang dirasakan oleh para pekerja.
Didapati beberapa gambaran mengenai pelaporan bahaya psikososial yang beberapa berkesinambungan dengan penelitian sejenis yakni pelaporan oleh pekerja yang telah tercatat dan tersimpan secara kurang maksimal
serta pencatatan baru dilakukan secara manual menggunakan buku dan belum dilaksanakannya pelaporan lebih lanjut serta
tindak lanjut yang lebih. Oleh karena itu tingkat urgensi
dalam penelitian ini sangat penting
sehingga, penulis tertarik untuk membuat aplikasi pengaduan berbasis android dalam pencegahan bahaya psikososial bagian jurnalistik di Perusahaan
Media X Kota Semarang sebagai media pengaduan yang efektif dan efisien guna mencegah
terjadinya bahaya psikososial dibagian jurnalistik.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
menyusun produk pengembangan aplikasi pengaduan berbasis android dalam pencegahan bahaya psikososial bagian jurnalistik di Perusahaan
Media X Kota Semarang.
Manfaat penelitian sebagai salah satu bentuk solusi
akan penggunaan media pengaduan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam mencegah terjadinya bahaya psikososial ditempat kerja.
Metode Penelitian
�� Jenis dan rancangan penelitian
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development/R&D) level 2. Research and Development adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan rancangan produk baru, menguji
keefektifan produk yang telah ada, serta
mengembangkan dan menciptakan
produk baru
(Sugiyono,2017).�
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian Kelayakan
Aplikasi Pengaduan Berbasis Android Dalam Pencegahan Bahaya Psikososial Bagian Jurnalistik Di
Perusahaan Media X Kota Semarang melibatkan beberapa informan. Berikut merupakan karakteristik informan yang menjadi narasumber dalam penelitian Kelayakan Aplikasi Pengaduan Berbasis Android Dalam Pencegahan Bahaya Psikososial Bagian Jurnalistik Di Perusahaan Media X Kota Semarang.
Tabel 1
Informan Utama
Nomor Informan |
Nama |
Jabatan |
Jenis Kelamin |
1 |
�HSO |
Wartawan Provinsi |
Laki � laki |
2 |
�EE |
Wartawan Provinsi |
Laki � Laki |
3 |
�EF |
Wartawan Balai
Kota |
Laki � Laki |
4 |
�DAA |
Wartawan Balai
Kota |
Laki � Laki |
5 |
�KS |
Wartawan Olahraga |
Laki � Laki |
6 |
�MK |
Wartawan Olahraga |
Laki � Laki |
7 |
�MF |
Wartawan Ekonomi |
Perempuan |
8 |
�FN |
Wartawan Ekonomi |
Perempuan |
9 |
�MAM |
Wartawan Pendidikan |
Laki � Laki |
10 |
�HAS |
Wartawan Pendidikan |
Laki � Laki |
11 |
�EBP |
Wartawan Kriminal |
Laki � Laki |
12 |
�RW |
Wartawan Hukum |
Laki � Laki |
13 |
MAP |
Wartawan Floating dan Balai Kota |
Laki � Laki |
14 |
�MKZ |
Wartawan Floating |
Laki � Laki |
15 |
�PSA |
Wartawan Floating |
Laki � Laki |
16 |
�SAW |
Wartawan Agama |
Laki � Laki |
17 |
�AKV |
Wartawan Hiburan |
Laki � Laki |
18 |
�RA |
Wartawan Ungaran |
Laki � Laki |
19 |
�SY |
Wartawan Salatiga |
Laki � Laki |
20 |
�ZZF |
Wartawan Grobogan |
Laki � Laki |
21 |
�HH |
Wartawan Demak |
Laki � Laki |
22 |
�RR |
Wartawan Kendal |
Laki � Laki |
Sumber: Biro Kota Perusahaan
Media X Kota Semarang
Tabel 2
Informan Pendukung
Nomor Informan |
Nama (Inisial) |
Jabatan |
Jenis Kelamin |
23 |
FZM |
Ketua Biro Kota |
Laki � laki |
24 |
HS |
Wakil Kepala
Biro Kota |
Laki � laki |
Sumber: Biro Kota Perusahaan
Media X Kota Semarang
Berdasarkan tabel diatas Infroman atau narasumber dalam penelitian ini berjumlah 24 orang jurnalis yang terdiri dari informan utama
dan informan pendukung di
Biro Kota Perusahaan Media X Kota Semarang. Berdasarkan
hasil wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa informan utama dan informan pendukung tidak memiliki pekerjaan rangkap di luar Perusahaan Media X Kota Semarang. Informan
utama berjumlah 22 orang serta informan pendukung berjumlah 2 orang. Informan utama berjumlah 22 orang jurnalis yang terdiri dari 2 orang wartawan provinsi (0.9%), 2 orang
wartawan balai kota (0.9%), 2 orang wartawan olahraga (0.9%), 2 orang wartawan
ekonomi (0.9%), 2 orang wartawan
pendidikan (0.9%), 2 orang wartawan
kriminal (0.9%), 2 orang wartawan
hukum (0.9%), 3 orang�
wartawan floating (1.4%), 1 orang wartawan agama (0.5%), 1 orang wartawan
hiburan (0.5%), 1 orang wartawan
Ungaran (0.5%), 1 orang wartawan
Salatiga (0.5%), 1 orang wartawan
Grobogan (0.5%), 1 orang wartawan
Demak (0.5%) dan 1 orang wartawan
Kendal (0.5%). Informan pendukung
berjumlah yaitu 2 orang jurnalis yang merangkap sebagai ketua biro kota dan wakil kepala biro kota. Jumlah informan
laki-laki berjumlah 22
orang dengan persentase sejumlah 92% dan informan perempuan berjumlah 2 orang dengan persentase sejumlah 8%. Reformasi di Tanah
Air memasuki usia 20 tahun yaitu era di mana kebebasan berpendapat dan berekspresi hadir hampir di setiap sudut kehidupan masyarakat Indonesia, namun kondisi ini rupanya
tidak sepenuhnya dialami jurnalis perempuan karena adanya pandangan bahwa pekerjaan ini lebih cocok
untuk laki-laki masih tampak dengan
lebih banyaknya jumlah jurnalis pria dibandingkan perempuan yang harusnya tetap menerapkan adanya pengaduan dalam masalah yang dihadapi oleh jurnalis (Stellarosa & Silaban, 2018).
Wilayah yang termasuk kawasan
liputan untuk Biro
Perusahaan Media X Semarang adalah Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga,
Kendal, Grobogan, dan Demak.
Khusus Perusahaan Media X Kota Semarang Biro
Semarang, para jurnalis menempati
pos peliputan di balaikota,
kantor provinsi, tempat-tempat rawan kriminal, pusat perekonomian, tempat-tempat olahraga, pendidikan dan kesehatan. Penentuan pos peliputan bagi jurnalis ini atas
dasar penguasaan masalah serta pertimbangan
yang dimiliki oleh jurnalis,
akan tetapi jurnalis tetap diperbolehkan untuk menentukan liputannya, sepanjang peristiwa yang diliput merupakan kejadian aktual yang sedang terjadi atau berupa indepth
report dari peristiwa terdahulu. Untuk tiap-tiap jurnalis Biro Semarang,
diberikan target peliputan berita oleh kepala biro minimal dua berita tiap
harinya. Berdasarkan rapat evaluasi mingguan departemen redaksi pada 17 Mei 2010 didapatkan
salah satu output yanh didapatkan dari rapat berkaitan dengan aspek penilaian
jurnalis yang ditentukan dari segi kuantitas
lipuan, maka jurnalis dapat menulis berita sendiri berdasarkan inisiatifnya misalnya melalui talking news, selain penugasan dari kantor media. Hal yang perlu diperhatikan adalah koordinasi antar pos peliputan terhadap koordinasi antara jurnalis yang fokus terhadap berita-berita yang berkaitan
B.
Pembahasan
Produk pengembangan pengaduan bahaya psikososial di tempat kerja Perusahaan Media X Kota Semarang bagian
jurnalistik awalnya masih menggunakan cara manual dalam tahap pelaksanaan pengaduan. Produk pengembangan yang dilakukan didalam penelitian ini adalah dengan
membuat suatu peningkatan yaitu menjadikan sebuah aplikasi pengaduan berbasis android yang disesuaikan
berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik. Aplikasi Pengaduan Berbasis Android Di Perusahaan Media X Kota Semarang dinamakan
��DAYSIKS�� ini layak untuk digunakan sebagai media pengaduan yang efektif dan efisien guna mencegah terjadinya
bahaya psikososial dibagian jurnalistik. DAYSIKS memiliki singkatan yaitu ��Pengaduan Bahaya Psikososial Jurnalis�� yang diberikan oleh ahli materi. Didalam
aplikasi ini terdapat fitur-fitur pilihan tertentu yang telah direkomendasikan oleh para ahli media dan materi guna memperkuat tujuan utama dari
aplikasi ini yaitu sebagai media pencegahan bahaya psikososial, dan tujuan khusus dalam aplikasi
aplikasi pengaduan bahaya psikosial ini yaitu pengurangan
ketegangan serta meningkatkan komunikasi yang dapat dilakukan secara online.
�Kelebihan
dalam aplikasi pengaduan berbasis android ini adalah dapat
mempermudah jurnalis dalam melakukan pengaduan khususnya dalam pengaduan pencegahan bahaya psikososial yang terjadi ditempat kerja, lebih efektif, praktis digunakan dan sangat efisien, mudah untuk diakses
dimanapun dan kapanpun. Kelemahan dalam aplikasi ini adalah
aplikasi ��DAYSIKS�� hanya dapat digunakan pada smartphone yang
berbasis android saja, belum terlalu banyaknya
materi didalam aplikasi dan perlunya pembaharuan yang intens dalam pemberian materi serta cara
pengunduhan aplikasi belum dapat diunduh
di dalam Playstore.
Pemilihan fitur � fitur tertentu dalam sebuah aplikasi
bertujuan agar tidak mengurangi nilai akurasi klasifikasi pada sistem yang digunakan serta memperkuat tujuan dibuatnya suatu aplikasi 6. Pentingnya tujuan pengaduan berbasis android yang diperoleh dalam sistem yaitu pengguna
dapat dengan mudah melaporkan kejadian-kejadian dengan keakuratan hasil terhadap perihal yang diadukan (Pratama et al., 2017).
Tujuan umum penanganan pengaduan adalah menyediakan sistem, prosedur, dan mekanisme yang memungkinkan segala keluhan ataupun protes dari semua pihak
dapat terkelola dengan baik sehingga
tidak menimbulkan gejolak dan mengganggu kelancaran jalannya kegiatan suatu institusi tempat kerja yang dapat memberikan respon lebih cepat dan efektif oleh pengguna (Firmansyah, 2018).
Sistem pengaduan yang diusulkan didalam sebuah aplikasi berbasis android memiliki tujuan agar bisa lebih efektif dan efisien terhadap hal yang terkait dengan pengaduan, rasa ketidakpuasan ditempat kerja atau yang dialami oleh pekerja yang dapat meningkatkan kinerja serta pemberian
pelayanan yang baik dapat memberikan nilai positif dalam
menciptakan dukungan (Sitompul
& Aoki, 2019). Pentingnya melaporkan
sesuatu terutama bahaya psikososial merupakan salah satu pilihan menciptakan rasa aman dan percaya yang didapatkan oleh korban sehingga suatuhj media pengaduan sangat penting adanya ditempat kerja untuk menghindari
stres kerja yang berlebihan (Adefolalu, 2014).
Gangguan terkait stres kerja mencakup
beragam kondisi, termasuk gangguan psikologis dan jenis ketegangan emosional lainnya misalnya, ketidakpuasan, kelelahan, ketegangan, serta perilaku maladaptif dalam suatu kondisi
tersebut yang dapat menyebabkan kinerja kerja yang buruk atau bahkan cidera.
Stres kerja juga dikaitkan dengan berbagai reaksi biologis yang pada akhirnya dapat menyebabkan berbagai macam gangguan (Sauter & Watson, 2007).
Kesimpulan
Simpulan dari hasil
penelitian yang dilakukan adalah produk penelitian
ini berupa aplikasi bernama ��DAYSIKS�� dikembangkan berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 76 Tahun 2013. Kelebihan aplikasi ini dapat mempermudah
jurnalis melakukan pengaduan bahaya psikososial ditempat kerja, lebih efektif,
praktis, efisien, mudah diakses dimanapun
dan kapanpun. Kelemahan aplikasi ini hanya
dapat digunakan pada
smartphone berbasis android saja,
belum banyak materi didalam aplikasi dan perlunya pemtbaharuan yang intens dalam pemberian materi serta cara
pengunduhan didalam playstore.
Hasil uji validasi oleh ahli media mendapatkan hasil rata-rata sebesar (82.7%), Berdasarkan penilaian ini didapatkan
hasil bahwa aplikasi media ��DAYSIKS�� layak digunakan guna mencegah terjadinya bahaya psikososial.
Hasil uji validasi oleh ahli materi mendapatkan hasil rata-rata sebesar (80.7%), Berdasarkan penilaian ini didapatkan hasil bahwa aplikasi
materi ��DAYSIKS�� layak digunakan guna mencegah terjadinya bahaya psikososial.
Hasil respon usability pekerja yang mendapatkan hasil rata-rata perolehan dari setiap aspek adalah
76.6%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa aplikasi ini dapat dimengerti
dan diterima oleh penggunanya.
�BIBLIOGRAFI
Adefolalu, A. O.
(2014). Needle Stick Injuries And Health Workers: A Preventable Menace. Annals
Of Medical And Health Sciences Research, 4(Suppl 2), S159. Google Scholar
Andarini, S., Arif, A. Z.,
Al Rasyid, H., Wahono, C. S., Kalim, H., & Handono, K. (2019). Factors
Associated With Health Care Seeking Behavior For Musculoskeletal Pain In
Indonesia: A Cross‐Sectional Study. International Journal Of Rheumatic
Diseases, 22(7), 1297�1304. Google Scholar
Anwar, S., Hwang, K.,
& Sung, W. (2015). Fixed Point Optimization Of Deep Convolutional Neural
Networks For Object Recognition. 2015 Ieee International Conference On
Acoustics, Speech And Signal Processing (Icassp), 1131�1135. Google Scholar
Ariyanti, R., Preharsini,
I. A., & Sipolio, B. W. (2020). Edukasi Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan
Dan Pengendalian Penyakit Hipertensi Pada Lansia. To Maega: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 3(2), 74�82. Google Scholar
Bhagat, R. S. (1983).
Effects Of Stressful Life Events On Individual Performance Effectiveness Within
Organizational Settings: A Research Model. Academy Of Management. The
Academy Of Management Review (Pre-1986), 8(000004), 660. Google Scholar
Boeniger, M. (1980). Carcinogenicity
And Metabolism Of Azo Dyes, Especially Those Derived From Benzidine: Niosh
Technical Report. Google Scholar
Chappelle, W., Goodman,
T., Reardon, L., & Thompson, W. (2014). An Analysis Of Post-Traumatic
Stress Symptoms In United States Air Force Drone Operators. Journal Of Anxiety
Disorders, 28(5), 480�487. Google Scholar
Chin, C.-S., Peluso, P.,
Sedlazeck, F. J., Nattestad, M., Concepcion, G. T., Clum, A., Dunn, C.,
O�malley, R., Figueroa-Balderas, R., & Morales-Cruz, A. (2016). Phased
Diploid Genome Assembly With Single-Molecule Real-Time Sequencing. Nature
Methods, 13(12), 1050�1054. Google Scholar
Daniah, R. Z. F. (2016).
Hubungan Gejala Stres Kerja Dengan Bahaya Psikososial Pada Pekerja Pengumpul
Tol Cabang Jagorawi Di Pt. Jasa Marga (Persero) Tbk Tahun 2016. Jurnal Ilmu
Kesehatan, 8(2). Google Scholar
Dini, G., Toletone, A.,
Sticchi, L., Orsi, A., Bragazzi, N. L., & Durando, P. (2018). Influenza
Vaccination In Healthcare Workers: A Comprehensive Critical Appraisal Of The
Literature. Human Vaccines & Immunotherapeutics, 14(3),
772�789. Google Scholar
Firmansyah, C. (2018).
Sistem Layanan Pengaduan Masyarakat Lingkup Desa Gunungtanjung Berbasis Web Dan
Sms Gateway Dengan Metode Antrian Fifo. Jurnal Manajemen Dan Teknik
Informatika (Jumantaka), 1(1). Google Scholar
Gao, D., Sinev, I.,
Scholten, F., Ar�n‐Ais, R. M., Divins, N. J., Kvashnina, K., Timoshenko, J.,
& Roldan Cuenya, B. (2019). Selective Co2 Electroreduction To Ethylene And
Multicarbon Alcohols Via Electrolyte‐Driven Nanostructuring. Angewandte
Chemie, 131(47), 17203�17209. Google Scholar
Haworth, N., & Hughes,
S. (2012). The International Labour Organization. Handbook Of Institutional
Approaches To International Business. Jakarta: Ilo, 204�218. Google Scholar
Hendriana, H., Johanto,
T., & Sumarmo, U. (2018). The Role Of Problem-Based Learning To Improve
Students� Mathematical Problem-Solving Ability And Self Confidence. Journal
On Mathematics Education, 9(2), 291�300. Google Scholar
Ilo, P. I., & Ifijeh,
G. (2010). Impact Of The Internet On Final Year Students� Research: A Case
Study Of Covenant University, Ota, Nigeria. Library Philosophy And Practice
(E-Journal), 1�7. Google Scholar
Indonesia, C. N. N.
(2019). Netizen Indonesia Paling Gemar Belanja Online. Dipetik Juli, 21,
2019. Google Scholar
Kratzke, C., & Cox, C.
(2012). Smartphone Technology And Apps: Rapidly Changing Health Promotion. Global
Journal Of Health Education And Promotion, 15(1). Google Scholar
Nasional, K. P. P., &
Nasional, B. P. P. (2017). Prakarsa Pemerintah Daerah Dalam Upaya
Pengurangan Kesenjangan Wilayah Dan Pembangunan Daerah. Jakarta. Google Scholar
Ngumbau, V. M., Nyange,
M., Zhong, Z., Wei, N., Malombe, I., Hu, G., & Wang, Q. (2017). Adenia
Angulosa (Passifloraceae), A New Species From Coastal Forests Of Kenya And
Tanzania. Phytotaxa, 313(1), 137�142. Google Scholar
Nweke, H. F., Teh, Y. W.,
Mujtaba, G., & Al-Garadi, M. A. (2019). Data Fusion And Multiple Classifier
Systems For Human Activity Detection And Health Monitoring: Review And Open
Research Directions. Information Fusion, 46, 147�170. Google Scholar
Patel, K. (2020). Mental
Health Implications Of Covid-19 On Children With Disabilities. Asian Journal
Of Psychiatry, 54, 102273. Google Scholar
Pratama, A. Y., Prabowo,
I. A., & Normassari, A. (2017). (Alpukat) Aplikasi Pengaduan Masyarakat
Untuk Melaporkan Kejadian Pungutan Liar Di Kabupaten Kudus Berbasis Android. Simetris:
Jurnal Teknik Mesin, Elektro Dan Ilmu Komputer, 8(2), 399�404. Google Scholar
Putra, I. B. K. S. D.,
& Rahyuda, A. G. (2015). Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Dan Stres Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Di Upt. Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan
Kota Denpasar. Udayana University. Google Scholar
Rahmah, A. (2015). Digital
Literacy Learning System For Indonesian Citizen. Procedia Computer Science,
72, 94�101. Google Scholar
Saputro, N., & Akkaya,
K. (2014). On Preserving User Privacy In Smart Grid Advanced Metering
Infrastructure Applications. Security And Communication Networks, 7(1),
206�220. Google Scholar
Sauter, R., & Watson,
J. (2007). Strategies For The Deployment Of Micro-Generation: Implications For
Social Acceptance. Energy Policy, 35(5), 2770�2779. Google Scholar
Sitompul, Y. P., &
Aoki, T. (2019). A Filtered Cumulant Lattice Boltzmann Method For Violent
Two-Phase Flows. Journal Of Computational Physics, 390, 93�120. Google Scholar
Stellarosa, Y., &
Silaban, M. W. (2018). Perempuan, Media Dan Profesi Jurnalis. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 16(3), 283�294. Google Scholar
Sulihati, A. (2016).
Aplikasi Akademik Online Berbasis Mobile Android Pada Universitas Tama
Jagakarsa, Volume Xi, Nomor 1, Hal 18-19. Universitas Tama. Jagakarsa. Google Scholar
Syarifuddin, M. (2020). Transformasi
Gigital Persidangan Di Era New Normal: Melayani Pencari Keadilan Di Masa
Pandemi Covid-19. Imaji Cipta Karya. Google Scholar
Wahjuwibowo, I. S. (2015).
Pengantar Jurnalistik. Tangerang: Pt. Matana Publishing Utama. Google Scholar
Widiarini, W. (2019). A
Closer Look At Communication Strategy: A Framework For The Term Communication
Strategy. Journal Of Development Research, 3(1), 14�19. Google Scholar
Widyastuti, T., &
Hidayat, R. (2018). Adaptation Of Individual Work Performance Questionnaire
(Iwpq) Into Bahasa Indonesia. International Journal Of Research Studies In
Psychology, 7(2), 101�112. Google Scholar
Wijono, S. (2010). Psikologi
Industri & Organisasi. Kencana. Google Scholar
Winarto, W. (2016).
External Feedback, Organizational Training And Organizational Performance: A
Qualitative Inquiry. Jurnal Ilmiah Methonomi, 2(1). Google Scholar
Zaini, M., & Soenarto,
S. (2019). Persepsi Orangtua Terhadap Hadirnya Era Teknologi Digital Di
Kalangan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
3(1), 254�264. Google Scholar
Copyright holder: Raja Alma Dwi Mayasari,
Evi Widowati (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: ��������������������������������������������������������������������� |