Jurnal Health Sains: p�ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398�����

Vol. 2, No. 7, Juli 2021

 

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN MOTIVASI PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN KESELAMATAN PASIEN PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SEKAYU

 

Nora Aminayanti, Rokiah Kusumapradja, Muhammad Arrozi

Universitas Esa Unggul (UEU) Jakarta, Indonesia

Email[email protected], [email protected], [email protected]

 

INFO ARTIKEL

abstraK

Diterima

5 Juli 2021

Direvisi

15 Juli 2021

Disetujui

25 Juli 2021

Masalah keselamatan pasien dalam organisasi layanan kesehatan telah menjadi perhatian dunia dan dunia kesehatan menanggapi nya dengan usaha keras untuk mengatasi masalah tersebut. Tingkat pengetahuan tenaga kesehatan tentang Keselamatan Pasien, motivasi dan sikap merupakan faktor-faktor internal yang sangat berpengaruh. Untuk dapat mewujudkan penerapan keselamatan pasien di rumah sakit sangat dipengaruhi peran Sumber Daya Manusia pemberi pelayanan. Sumber Daya Manusia yang mempunyai populasi terbesar di rumah sakit dibandingkan dengan tenaga lainnya dan memiliki waktu paling lama kontak langsung dengan pasien adalah perawat. Untuk itu peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisa Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Motivasi Kerja Perawat terhadap Pelaksanaan Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu pada 105 perawat di rumah sakit dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Teknik pengumpulan data mengunakan data primer kuesioner dengan menggunakan 5 skala atau skala likert. Hasil penelitian diperoleh pengetahuan, sikap dan motivasi berpengaruh simultan terhadap pelaksanaan keselamatan pasien, pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan keselamatan pasien dan memiliki pengaruh yang positif, sikap berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan keselamatan pasien dan memiliki pengaruh yang positif, motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan keselamatan pasien. Sikap merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap pelaksanaan keselamatan pasien. Hal ini menunjukkan bahwa sikap asuh perawat perlu diberikan perhatian yang lebih untuk pelaksanaan keselamatan pasien di rawat inap RSUD Sekayu, sementara pengetahuan dan motivasi menjadi variabel pendukung bagi variabel sikap asuh perawat dalam melaksanakan upaya keselamatan pasien.

 

ABSTRACT

Patient safety concerns within healthcare organizations have come to the attention of the world and the health world responded with great efforts to address the problem. The level of knowledge of health workers about Patient Safety, motivation and attitude are internal factors that are very influential. To be able to realize the application of patient safety in hospitals is strongly influenced by the role of human resources service providers. Human Resources has the largest population in hospitals compared to other personnel and has the longest time of direct contact with patients is nurses. Therefore, the researchers conducted this study with the aim to analyze the Influence of Knowledge, Attitudes and Motivation of Nurse Work on the Implementation of Patient Safety in Inpatient Installation of Sekayu Regional General Hospital on 105 nurses in hospitals using multiple linear regression analysis. Data collection techniques use primary data questionnaire using 5 scales or likert scales. The results of the study obtained: (1) knowledge, attitudes and motivations have a simultaneous effect on the implementation of patient safety; (2) knowledge has a significant effect on the implementation of patient safety and has a positive influence; (3) attitudes have a significant effect on the implementation of patient safety and have a positive influence; (4) motivation has no significant effect on the implementation of patient safety. Attitudes are variables that have the most influence on the implementation of patient safety. This indicates that nurse foster care needs to be given more attention to the implementation of patient safety in hospital Sekayu, while knowledge and motivation become supporting variables for the variable attitude of foster care nurses in carrying out patient safety efforts.

Kata Kunci:

pengetahuan; sikap; motivasi; keselamatan pasien

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

knowledge; attitude; motivation; patient safety




Pendahuluan

Masalah keselamatan pasien dalam organisasi layanan kesehatan telah menjadi perhatian dunia dan dunia kesehatan menanggapi nya dengan usaha keras untuk mengatasi masalah tersebut (Johnstone et al., 2008). Isu ini mendunia setelah Institute of Medicine (IOM) pada tahun 2000 menerbitkan laporan yang berjudul �To Err Is Human: Building a Safer Health System�. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa sekitar 44.000 sampai 98.000 orang meninggal setiap tahun karena kesalahan medis yang terjadi di rumah sakit AS lebih banyak daripada yang meninggal akibat kecelakaan kendaraan bermotor, kanker payudara dan AIDS (Brickell & McLean, 2011).

Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Salawati, 2020).

Usaha mewujudkan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit tidak bisa dipisahkan dari kondisi tenaga kesehatannya baik kondisi internal maupun kondisi eksternal (Ismainar, 2015). Kondisi internal seorang perawat, bidan dan dokter akan menentukan perilaku atau tindakan yang akan dilakukannya. Tingkat pengetahuan tenaga kesehatan tentang keselamatan pasien, motivasi dan sikap merupakan faktor-faktor internal yang sangat berpengaruh. Untuk dapat mewujudkan penerapan keselamatan pasien di rumah sakit sangat dipengaruhi peran Sumber Daya Manusia pemberi pelayanan. Sumber Daya Manusia yang mempunyai populasi terbesar di rumah sakit dibandingkan dengan tenaga lainnya dan memiliki waktu paling lama kontak langsung dengan pasien adalah perawat. Perawat merupakan petugas kesehatan yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses pengobatan pasien.

Pentingnya peran perawat ini sejalan dengan pendapat (Lumenta et al., 2008) yang dapat disimpulkan bahwa kinerja keselamatan pasien sebagai sebuah kinerja mutu sebuah rumah sakit (organisasi) dipengaruhi oleh kinerja perawat didalamnya kaitannya dengan kinerja, (Gibson, 2011) mengemukakan bahwa ada tiga faktor yang memengaruhi kinerja, yaitu faktor individu, psikologi� dan organisasi. Faktor individu terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang, dan demografi. Faktor psikologi yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. Faktor Organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, sistem kompensasi, struktur desain pekerjaan, beban kerja, super visi, dan rekan kerja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wulandari, 2011) dalam jurnal online yang diterbitkan oleh UNLAM, menyebutkan bahwa penerapan program keselamatan pasien juga dipergaruhi oleh sikap perawat.

Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu menyadari bahwa untuk mencapai hal tersebut diperlukan pengembangan citra baru profesi tenaga kesehatan yang handal yang memiliki kinerja yang baik, selalu berupaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait bidang tugasnya dan memiliki motivasi yang tinggi, penuh disiplin dan berkomitmen dalam memberikan pelayanan kesehatan yang selalu mengutamakan keselamatan pasien secara terpadu untuk mencapai pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat yang dilayaninya. Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu ini merupakan rumah sakit umum tipe B di Kabupaten Musi Banyuasin dengan jumlah tempat tidur rawat inap sebanyak 213 tempat tidur. Rumah sakit ini mempunyai jumlah perawat sebanyak 209 orang perawat. Jumlah ini setara dengan 40% dari total seluruh pegawai rumah sakit diluar dokter. Jumlah ini membuktikan bahwa kinerja perawat akan mempengaruhi kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Dibalik upaya Rumah Sakit Umum Sekayu dalam meningkatkan pelayanannya, ternyata masih terdapat sejumlah masalah atau tantangan terkait indikator mutu layanan terutama dalam hal praktik melaksanakan patient safety di rumah sakit ini. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh penulis, masih dijumpai tenaga perawat yang bekerja tanpa menghiraukan prinsip patient safety. Beberapa kejadian dilaksanakan tidak sesuai dengan SPO, sehingga dapat membahayakan pasien. Contoh yang paling sederhana adalah mengawali tindakan tanpa cuci tangan terlebih dahulu. Dari hasil audit hand hygiene rumah sakit bulan Januari�Juni 2018, kepatuhan terhadap hand hygiene rumah sakit masih sebesar 70%, dibawah kriteria yang ditetapkan rumah sakit sebesar 80%.

Berdasarkan laporan TKPRS dan Komite Mutu Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu selama tahun 2018 didapatkan data Kondisi Potensial Cedera (KPC) sebanyak 35 kasus, KNC sebanyak 24 kasus, Kejadian Tidak Cedera (KTC) sebanyak 20 kasus, KTD sebanyak 25 kasus. Kasus jatuh dari tempat tidur pada rawat inap terjadi 1 kali pada tahun 2018. Presentase peningkatan tertinggi terjadi di ruangan Rawat Inap dengan presentase peningkatan kasus IKP sebanyak 30% bila dibandingkan pada bulan yang sama di tahun 2018. Dari hasil interview dengan bagian personalia, didapatkan keterangan bahwa beberapa perawat telah dikirimkan untuk mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan patient safety. Selain itu, SPO juga telah disosialisasikan kepada para perawat sampai dengan level bawah. Hal ini bertolak belakang dengan hasil yang didapat pada pengamatan awal peneliti bahwa beberapa perawat bekerja dengan tidak mengindahkan Keselamatan Pasien.

Berdasarkan uraian permasalahan sebagaimana diuraikan di atas, maka dilakukan penelitian tentang �Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Motivasi Kerja Perawat terhadap Pelaksanan Keselamatan Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu�.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survey kausalitas. Variabel bebas atau variabel independent penelitian ini adalah pengetahuan (X1), sikap (X2) dan motivasi (X3) sementara untuk variabel dependen atau terikat yaitu pelaksanaan keselamatan pasien (Y) pada perawat di ruang rawat inap RSUD Sekayu. Analisa data dengan menggunakan uji analisis regresi linear berganda. Populasi pada penelitian ini adalah perawat yang bertugas di ruang rawat inap RSUD Sekayu, Teknik pengambilan sampel simple random sampling, jumlah responden penelitian 105 orang perawat. Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Skala yang digunakan dalam pengukuran penelitian ini adalah skala likert (dari 1 = sangat tidak setuju sampai 5 = sangat setuju). Mendapatkan kecenderungan jawaban responden terhadap masing-masing variabel, didasarkan pada nilai skor rata-rata dari hasil perhitungan Three Box Method. Adapun kategori penilaian persepsi responden adalah: Rendah: 21-48,99, Sedang: 49-76,99, Tinggi: 77-105.

 

Hasil dan Pembahasan

A.   Hasil Penelitian

1.    Deskripsi Responden

Mayoritas perawat yang menjadi responden penelitian ini adalah perempuan (86,7%). 35,2% berusia 26 sampai 30 tahun. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja sebagai perawat adalah sebanyak 65,7% telah bekerja sebagai perawat selama lebih dari 3 tahun dan masa kerja perawat di RSUD Sekayu sebanyak 60% perawat telah bekerja di RSUD Sekayu selama 1 sampai 3 tahun. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan mayoritas perawat dengan pendidikan D3 Keperawatan dengan jumlah perawat sebanyak 73,3%.

Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian menggunakan Pearson Correlation Product Moment. Berdasarkan hasil analisa, untuk item pertanyaan pada variable pengetahuan, sikap, motivasi dan keselamatan pasien adalah valid, dimana didapatkan nilai r hitung >0,312. Sedangkan untuk uji reliabilitas pada penelitian ini bahwa Nilai Cronbach's Alpha I semua variabel juga menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan reliabel karena nilai Cronbach's Alpha > 0,7 pada sampel berjumlah 30 orang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner valid dan reliabel untuk mengukur pengaruh variabel pengetahuan, sikap, motivasi dan keselamatan pasien.

2.    Analisis Three Box Method

Analisis Three box method digunakan untuk mengetahui gambaran deskriptif mengenai responden dalam penelitian ini, adapun kategori penilaian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

 

Tabel 1

Kategori Penilaian

Variabel

Nilai

Kategori

Pengetahuan (X1)

92,56

Tinggi

Sikap (X2)

97,2

Tinggi

Motivasi (X3)

93,30

Tinggi

Keselamatan Pasien (Y)

95,98

Tinggi

 

Berdasarkan tabel 1, maka dapat disimpulka bahwa setiap variabel dalam penelitian ini masuk kedalam kategori tinggi.

3.    Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan uji regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, sikap, dan motivasi secara simultan terhadap pelaksanaan keselamatan pasien perlu dilakukan uji asumsi klasik sebagai prasyarat dilakukannya uji regresi linear berganda. Uji regresi linear berganda selanjutnya bisa dilakukan jika variabel utama dalam penelitian berdistribusi normal, tidak terjadi heteroskedastisitas, tidak terjadi autokorelasi antar variabel, dan tidak terjadi multikolinieritas. Hasil analisis uji asumsi klasik ditampilkan dengan urutan sebagai berikut:

a.     �Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data variabel independen yaitu pengetahuan, sikap, dan motivasi berdistribusi normal begitupun dengan variabel pelaksanaan keselamatan pasien dengan mengunakan Kolmogorov-smirnov. Dengan hasil p-value sebesar 0,200 maka dapat disimpulkan bahwa sisaan berdistribusi normal.

b.    Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat sebaran varian dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya dari variabel penelitian. Dengan menggunakan uji Glejser yang membandingkan nilai p dari uji Glejser terhadap nilai p 0,05. Hasil uji ini mendapatkan hasil p-value lebih dari 0,05 untuk setiap variabel independent nya, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini konstan atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

c.     ���Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah nilai residual dari variable dalam penelitian ini memiliki korelasi yang saling mempengaruhi antara satu observasi ke observasi lainnya. Uji autokorelasi diukur menggunakan uji durbin-watson dengan menbandingkan nilai d (durbin-watson) terhadap nilai dL, du, 4-du atau 4-dL. Dari hasil uji durbin-watson dapat dilihat bahwa tidak terjadi autokorelasi antar variabel dalam penelitian dimana nilai uji durbin- watson variabel Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi adalah 1,848 dimana nilai tersebut lebih besar dari du (1,736) dan lebih keci dari nilai 4-du (2,264), yang artinya antar observasi tidak saling mempengaruhi satu sama lain.

d.    Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat apakah terdapat korleasi antar variabel indepeden yaitu pengetahuan, sikap dan motivasi dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF)-nya. Dari uji yang dilakukan dapat dilihat bahwa nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 sebagai konstanta yang ditetapkan dalam uji ini. Dari hasil uji dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi di Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu.

B.   Pembahasan

1.    Terdapat�� Pengaruh�� Pengetahuan, Sikap,�� dan�� Motivasi�� perawat�� terhadap Pelaksanaan Keselamatan Pasien

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Motivasi secara simultan terhadap Pelaksanaan Keselamatan Pasien seperti yang terdapat pada tabel 3.3, hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga variabel independent utama dalam penelitian ini berpengaruh secara simultan terhadap pelaksanaan keselamatan pasien (p=0,000), sehingga H1 diterima. Dari hasil tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai R Square sebesar 0,919 mengindikasikan bahwa pengetahuan, sikap dan motivasi secara bersama-sama mempengaruhi pelaksanaan keselamatan pasien sebesar 91,9% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini.

Hasil three box method menggambarkan bahwa variabel independent dan variabel dependent masuk ke dalam kategori tinggi, hasil ini sejalan dengan besarnya nilai R square yang didapat pada model regresi yang telah terbentuk yang mencapai 91,9 %, yang artinya jika ingin meningkatkan keselamatan pasien di RSUD Sekayu, maka yang harus dilakukan adalah dengan meningkatkan pengetahuan, sikap asuh perawat dan motivasi perawat.

Hasil ini sejalan dengan penelitian dari (Listyowati et al., 2016; Sagita, 2020; Susanty, 2013) yang menyatakan bahwa pengetahuan, sikap dan motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat.

2.    Terdapat Pengaruh Pengetahuan perawat terhadap pelaksanaan keselamatan pasien

Dari hasil uji regresi linear berganda pada tabel 1 antara Pengetahuan terhadap Pelaksanaan Keselamatan pasien didapatkan bahwa variabel Pengetahuan (X1) memiliki pengaruh positif atau pengaruh searah terhadap Pelaksanaan Keselamatan Pasien (Y) dengan nilai p sebesar 0,000, yang artinya H2 diterima, dengan nilai koefisien sebesar 0,372. Dari hasil tersebut juga dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai Pengetahun maka semakin tinggi Pelaksanaan Keselamatan Pasien.

Hasil ini didukung dengan analisis three box method variabel pengetahuan yang menyatakan bahwa pengetahuan pegawai RSUD Sekayu terhadap keselamatan pasien berada pada kategori tinggi.��

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini sejalan dengan penelitian dari (Harus & Sutriningsih, 2015) harus b yang menyatakan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan KPRS di RS Panti Waluyo Sawahan Malang. Hasil penelitian ini juga memiliki hasil yang selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Cahyono & Widiati, 2015) yang menyatakan bahwa pengetahuan perawat memiliki pengaruh signifikan terhadap praktek keselamatan pasien, dan hubungan antara keduanya memiliki hubungan yang positif.

3.    Terdapat Pengaruh Sikap perawat terhadap pelaksanaan keselamatan pasien

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Variabel Sikap (X2) memiliki pengaruh positif terhadap Pelaksanaan Keselamatan Pasien (Y), Pengaruh Sikap terhadap Pelaksanaan Keselamatan Pasien ditemukan signifikan dibuktikan dengan nilai p sebesar 0,000 yang berarti bahwa H3 diterima. Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa semakin tinggi nilai Sikap maka semakin tinggi Pelaksanaan Keselamatan Pasien.

Hasil ini sejalan dengan hasil three box method dari variabel sikap perawat, yang menyatakan bahwa variabel sikap berada pada kategori tinggi dan mendapatkan nilai yang hampir sempurna. Dan dengan nilai three box method yang paling tinggi, diikuti oleh koefisien yang paling tinggi pula, maka variabel sikap memiliki pengaruh yang paling tinggi terhadap keselamatan pasien.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh (Bawelle et al., 2016) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap dengan pelaksanaan keselamatan pasien.

4.    Terdapat Pengaruh Motivasi Terhadap Pelaksanaan Keselamatan Pasien

Berdasarkan hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa variabel Motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Pelaksanaan Keselamatan Pasien dengan nilai p= 0,199 yang artinya H4 ditolak.

Hasil ini sejalan dengan hasil three box method yang menyatakan nilai dari variabel motivasi merupakan nilai yang paling kecil dibandingkan dengan variabel yang lain walaupun berada pada kateori tinggi. Motivasi perawat dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang tidak sebesar pengetahuan dan sikap dalam menjalankan keselamatan pasien.

Hasil penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Sulistyaningrum & Sari, 2019) yang menyatakan bahwa motivasi perawat memiliki keeratan hubungan yang sedang dengan pelaporan insiden keselamatan pasien.

 

 

 

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan variabel pengetahuan, Sikap dan�� Motivasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Pelaksanaan Keselamatan Pasien di ruang rawat inap RSUD Sekayu, yang artinya semakin tinggi nilai pengetahuan, sikap dan motivasi maka semakin disiplin perawat dalam melaksanakan prosedur keselamatan pasien. Variabel pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan keselamatan pasien di RSUD Sekayu, dimana pengaruhnya positif yang artinya semakin baik pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien maka akan semakin tinggi tingkat pelaksanaan keselamatan pasien. Variabel sikap berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan keselamatan pasien di RSUD Sekayu, dimana pengaruhnya positif yang artinya semakin baik sikap perawat dalam melaksanakan prosedur keselamatan pasien maka akan semakin tinggi tingkat pelaksanaan keselamatan pasien. Variabel motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan keselamatan pasien di RSUD Sekayu.

 

BIBLIOGRAFI

 

Bawelle, C. F. N., Lintong, F., & Rumampuk, J. (2016). Hubungan Penggunaan Smartphone Dengan Fungsi Penglihatan Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Angkatan 2016. Ebiomedik, 4(2). Google Scholar

 

Brickell, T. A., & Mclean, C. (2011). Emerging Issues And Challenges For Improving Patient Safety In Mental Health: A Qualitative Analysis Of Expert Perspectives. Journal Of Patient Safety, 7(1), 39�44. Google Scholar

 

Cahyono, B. Y., & Widiati, U. (2015). The Teaching Of Efl Vocabulary In The Indonesian Context: The State Of The Art. Teflin Journal, 19(1), 1�17. Google Scholar

 

Gibson, D. G. (2011). Enzymatic Assembly Of Overlapping Dna Fragments. Methods In Enzymology, 498, 349�361. Google Scholar

 

Harus, B. D., & Sutriningsih, A. (2015). Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien Dengan Pelaksanaan Prosedur Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Kprs) Di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 3(1), 25�32. Google Scholar

 

Ismainar, H. (2015). Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit. Deepublish. Google Scholar

 

Johnstone, M.-J., Kanitsaki, O., & Currie, T. (2008). The Nature And Implications Of Support In Graduate Nurse Transition Programs: An Australian Study. Journal Of Professional Nursing, 24(1), 46�53. Google Scholar

 

Listyowati, R., Indrayathi, P. A., & Nopiyani, N. M. S. (2016). Persepsi Pengguna Layanan Kesehatan Primer Mengenai Kualitas Pelayanan Pada Puskesmas Badan Layanan Umum Di Kabupaten Gianyar. Jurnal Arc-Com Health, 3(1), 47�55. Google Scholar

 

Lumenta, D. B., Hautier, A., Desouches, C., Gouvernet, J., Giorgi, R., Manelli, J.-C., & Magalon, G. (2008). Mortality And Morbidity Among Elderly People With Burns�Evaluation Of Data On Admission. Burns, 34(7), 965�974. Google Scholar

 

Sagita, N. P. T. H. (2020). Konstribusi Komunikasi Interpersonal Dan Self Confidence Siswa Terhadap Kompetensi Pengetahuan Ipa Kelas V Sd Gugus Kolonel I Gusti Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2019/2020. Universitas Pendidikan Ganesha. Google Scholar

 

Salawati, L. (2020). Penerapan Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Averrous: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Malikussaleh, 6(1), 98�107. Google Scholar

 

Sulistyaningrum, Y., & Sari, A. D. (2019). Hubungan Motivasi Perawat Dengan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit Mata �Dr. Yap� Yogyakarta. Google Scholar

 

Susanty, S. (2013). Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Motivasi, Dan Monitoring Terhadap Kinerja Klinis Perawat Di Rsud Kabupaten Karanganyar. Uns (Sebelas Maret University). Google Scholar

 

Wulandari, S. R. (2011). Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Google Scholar

 

 

 

 


 

 

Copyright holder:

Nora Aminayanti, Rokiah Kusumapradja, Muhammad Arrozi (2021)

 

First publication right:

Jurnal Health Sains

 

This article is licensed under: