Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 2, No. 7, Juli 2021
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI MASYARAKAT PADA PELAYANANAN KESEHATAN RSU MITRA
SEJATI MEDAN JOHOR
Ivany Vatriscia
Universitas Sumatera Utara (USU) Medan , Sumatera
Utara, Indonesia
Email: [email protected]
INFO ARTIKEL |
abstraK |
D
Di 15 Juli 2021 D
|
Rumah Sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Mutu pelayanan yang baik akan mempengaruhi preferensi masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi konsumen dalam memilih pelayanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat pada pelayanan kesehatan RSU Mitra Sejati di Kecamatan Medan Johor. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei
analitik dengan design studi cross sectional, yang dilakukan
pada masyarakat yang pernah
berobat di RSU Mitra Sejati
sebagai pasien tahun 2020 dengan sampel sebanyak 93 orang yang diambil dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Hasil penelitian
tidak ada hubungan antara pekerjaan, pendidikan, kepemilikan jaminan kesehatan terhadap preferensi masyarakat tetapi ada hubungan
antara pendapatan terhadap preferensi masyarakat Kesimpulan
yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu masyarakat
Kecamatan Medan Johor sebahagian
besar memiliki pendidikan sedang, bekerja sebagai pekerja swasta, memiliki pendapatan yang tidak sesuai dengan UMK dan preferensi masyarakat yang tidak memilih lagi pelayanan kesehatan dirumah sakit tersebut. Tidak ada hubungan antara pekerjaan, pendidikan, kepemilikan jaminan kesehatan terhadap preferensi masyarakat. Ada hubungan antara pendapatan terhadap preferensi masyarakat. ABSTRACT The hospital has a mission to provide quality health
services. Good service quality will affect people's preferences which in turn
will affect consumers in choosing the services provided. This research aims
to analyze the factors that influence people's preferences for health
services at Mitra Sejati Hospital in Medan Johor
District. The type of research used in this research is an analytic survey
with a cross sectional study design, which is conducted on people who have
been treated at Mitra Sejati Hospital as a patient
in 2020 with a sample of 93 people taken using accidental sampling technique.
The results of the study, there is no relationship between work, education,
ownership of health insurance to people's preferences but there is a
relationship between income and community preferences. The conclusion
obtained from the results of this study is that the people of Medan Johor
district mostly have moderate education, work as private workers, have
incomes that are not in accordance with MSEs and the preferences of people
who do not choose the hospital health service anymore. There is no link
between employment, education, ownership of health insurance to people's
preferences. There is a link between income and people's preferences. |
Kata Kunci: preferensi; pekerjaan; pendidikan; kepemilikan jaminan; pendapatan Keywords: preference;
employment; education; security ownership; income |
Pendahuluan
Rumah Sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum
adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan penyembuhan
dan pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang diwujudkan dalam suatu wadah
pelayanan atau yang sering disebut dengan sarana atau
pelayanan kesehatan. Untuk dapat meningkatkan
jumlah pasien di rumah sakit diharapkan
mampu memberi pelayanan yang bermutu. Mutu pelayanan yang baik akan memberikan
kepuasan pada pelanggan dan
pelanggan akan memanfaatkan ulang dan merekomendasikan pelayanan kesehatan tersebut pada orang di sekitarnya. Hal ini mempengaruhi preferensi masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi konsumen dalam memilih pelayanan yang diberikan.
Tingkat kepuasan pelanggan sangat tergantung pada mutu pelayanan rumah sakit. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan erat hubungannya dengan mutu pelayanan. Pengukuran aspek mutu bermanfaat bagi rumah sakit
untuk mengetahui dengan baik bagaimana
jalannya/proses pelayanan, mengetahui dimana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan perbaikan secara terus menerus untuk
memuaskan pelanggan terutama untuk hal � hal yang dianggap penting oleh pelanggan menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan.
Preferensi konsumen dapat berarti kesukaan, pilihan atau sesuatu
hal yang lebih disukai konsumen. Preferensi ini terbentuk dari persepsi konsumen terhadap produk. Assael membatasi kata persepsi sebagai perhatian kepada pesan, yang mengarah ke pemahaman dan ingatan. Persepsi yang sudah mengendap dan melekat dalam pikiran
akan menjadi preferensi (Assael et al., 2017).
Setiap
orang bertingkah laku sesuai dengan preferensi
mereka. Maka dari itu, banyak
tindakan konsumen yang dapat diramalkan terlebih dahulu. Preferensi konsumen terhadap suatu barang dapat diketahui
dengan menentukan atribut-atribut atau faktor-faktor yang melekat pada produk. Atribut-atribut itulah yang pada akhirnya dapat mempengaruhi seseorang sebagai pertimbangan untuk memilih suatu barang
(Foster et al., 2017).
Perubahan lingkungan yang cepat dan berkembang baik di tingkat lokal maupun global, mendorong rumah sakit untuk melaksanakan
berbagai perubahan. Mengingat perubahan yang cenderung semakin cepat dengan munculnya
berbagai kebijakan pemerintah, teknologi, perekonomian, perilaku konsumen, pertumbuhan pasar,
strategi pesaing dan faktor-faktor
lain yang mengakibatkan situasi
persaingan semakin tajam, maka dibutuhkan
strategi yang tepat dalam mengelola pelayanan kesehatan di rumah sakit (Tjiptono & Arli, 2016).
Rendahnya penggunaan fasilitas kesehatan sering disebabkan oleh faktor jarak antara fasilitas
tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh (baik jarak
secara fisik maupun sosial), tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya (Mamik & Power, 2017).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan sebagaimana dikemukakan oleh (Swastha, 2016)
yaitu faktor yang berasal dari penyedia
layanan kesehatan dan faktor dari masyarakat
pengguna pelayanan kesehatan. Tiga faktor dari penyedia
layanan kesehatan adalah fasilitas pelayanan, biaya pelayanan, dan jarak, sedangkan dua faktor
dari masyarakat pengguna pelayanan kesehatan adalah faktor pendidikan dan status sosial ekonomi masyarakat.
Salah satu cara utama mendiferensiasikan
pelayanan jasa kesehatan termasuk pelayanan rawat jalan adalah memberikan
jasa pelayanan kesehatan yang berkualitas, lebih tinggi dari
pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan
pasien tentang mutu pelayanan yang diterimanya. Setelah menerima jasa pelayanan kesehatan pasien akan membandingkan jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan, jika jasa yang dialami tidak memenuhi harapan maka pasien
tidak memilih lagi pada penyedia pelayanan kesehatan tersebut dan akan memilih penyedia pelayanan kesehatan yang lain.
Jasa yang dialami memenuhi atau melebihi harapan,
pasien akan menggunakan penyedia pelayanan kesehatan itu lagi.
Rumah Sakit Mitra Sejati adalah rumah sakit
umum milik swasta dan merupakan salah satu rumah sakit
tipe B yang terletak di
wilayah Medan, Sumatera Utara. Rumah sakit ini memberikan
pelayanan di bidang kesehatan yang didukung oleh layanan dokter spesialis serta ditunjang dengan fasilitas medis yang memadai. Masyarakat memilih pada pelayanan kesehatan yang didapat di rumah sakit tersebut, diantaranya faktor geografis atau jarak rumah sakit
dengan tempat tinggalnya. Selain faktor geografis atau jarak pelayanan
kesehatan terdapat karakteristik individu (pendidikan, pekerjaan, pendapatan) yang mempengaruhi alasan masyarakat memilih pelayanan di rumah sakit, dimana
diketahui sejak survei awal bahwa
masyarakat dengan pendidikan yang tinggi dan pendapatan yang tinggi cenderung memilih pelayanan yang sesuai dengan harapan, seperti dokter yang bertugas selalu ada, serta waktu
pelayanan yang lebih dinamis, dimana masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan pada saat mereka sudah selesai
dari pekerjaannya. Faktor persepsi masyarakat dilihat dari 6 M (Man, Money,
Method, Machine, Material, Market) dan kepemilikan
jaminan kesehatan menjadi alasan masyarakat memilih pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.
Berdasarkan
data rekam medik RSU Mitra Sejati terdapat jumlah pasien tahun
2019 yaitu 38.694 orang. Jumlah
pasien rawat jalan tahun 2017 yaitu 8.643 orang, sedangkan tahun 2018 sebanyak 5.248 orang
dan tahun 2019 sebanyak
4.348 orang. Jumlah penduduk
di Kecamatan Medan Johor tahun
2018 terdapat 136.069 jiwa (Statistik, 2019).
Berdasarkan hasil survei awal
pada bulan November dan Desember
2019 terdapat jumlah pasien menurun, dikarenakan peralatan yang tidak lengkap dan dokter tidak datang
tepat waktu, masyarakat mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan,
seperti dokter dan perawat nya lambat
dalam melayani pasien, peralatan yang tidak lengkap, sehingga pasien dirujuk ke rumah
sakit yang lain. Dokter
yang bertugas tidak datang tepat waktu,
seperti pada pasien IGD tidak ditangani langsung oleh dokter sehingga pasien menunggu dan mendapatkan pelayanan yang berbelit-belit. Masalah asuransi pasien komplain terhadap pelayanan yang ada di rumah sakit,
dimana pasien yang menggunakan BPJS dan pasien umum di rumah sakit
tersebut sama-sama mendapatkan proses rujukan yang berbelit-belit, padahal mereka berobat dengan sistem yang berbeda.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei
analitik dengan���������� design
studi cross sectional, yang bertujuan mengetahui faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat pada pelayanan kesehatan RSU Mitra Sejati di Kecamatan Medan Johor Tahun 2020, dimana pengukuran
atau pengamatan dilakukan pada saat bersamaan pada data variabel independen dan dependen (Sugiyono, 2012).
Lokasi
penelitian dilakukan pada masyarakat yang pernah berobat di RSU Mitra Sejati sebagai pasien di Kecamatan Medan Johor Tahun 2020.
Penelitian
ini dilakukan sejak Bulan Mei-Oktober 2020.
Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang pernah berobat sebagai pasien rawat jalan
tahun 2019 RSU Mitra Sejati
berjumlah 2.649 orang.
Sampel
adalah sebagian dari populasi dimana
sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang pernah berobat sebagai pasien rawat jalan tahun
2019 RSU Mitra Sejati Medan. Penghitungan
besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan rumus besar sampel untuk
data pada populasi terbatas
adalah sebagai berikut (Rianto, 2011):
�digenapkan menjadi 93
Jadi besar
sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 93 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik
non random.
Hasil
dan Pembahasan
A.
Hasil Penelitian
1.
Karakteristik Individu
1.
Tabel
1
Frekuensi
Karakteristik Individu (Pekerjaan, Pendidikan, Pendapatan,
Kepemilikan Jaminan
Kesehatan)
Variabel |
Jumlah |
|
f |
% |
|
Pekerjaan |
|
|
Pekerja Tidak Tetap |
26 |
28.0 |
Pegawai Swasta |
45 |
48,4 |
Pegawai Pemerintah |
22 |
23.7 |
Total |
93 |
100 |
Pendidikan |
|
|
Tinggi |
22 |
23, |
Sedang |
67 |
772.0 |
Lemah |
4 |
4,3 |
Total |
93 |
100 |
Variabel |
Jumlah |
|
f |
% |
|
Pendapatan |
|
|
> 3.222.556 |
43 |
46,2 |
< 3.222.556 |
50 |
53,8 |
Total |
93 |
100 |
Kepemilikan
Jaminan Kesehatan |
|
|
Tidak |
31 |
33,3 |
Ya |
62 |
66,7 |
Total |
93 |
100 |
Preferensi
Masyarakat |
|
|
Tidak |
82 |
88,2 |
Ya |
11 |
11,8 |
Total |
93 |
100 |
1.
Tabulasi
Silang Pekerjaan dengan Preferensi Masyarakat
1.
2.
Tabel
2
Tabulasi
Silang Pekerjaan dengan Preferensi Masyarakat pada Pelayanan
Kesehatan RSU Mitra Sejati di Kecamatan
Medan Johor
No |
Pekerjaan |
Preferensi Masyarakat |
|||||
Tidak |
Ya |
Total |
|||||
F |
% |
F |
% |
F |
|||
1 |
Pegawai tidak tetap |
23 |
88.5 |
3 |
11,5 |
26 |
100 |
2 |
Pegawai swasta |
40 |
88,9 |
5 |
11,1 |
45 |
100 |
3 |
Pegawai pemerintah |
19 |
86,4 |
3 |
13,6 |
22 |
100 |
3.
Tabulasi Silang Pendidikan dengan
Preferensi Masyarakat
Tabel
3
Tabulasi
Silang Pendidikan dengan Preferensi
Masyarakat pada Pelayanan Kesehatan RSU Mitra Sejati di Kecamatan Medan Johor
No |
Pendidikan |
Preferensi Masyarakat |
|||||
Tidak |
Ya |
Total |
|||||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
||
1 |
Tinggi |
19 |
86,4 |
3 |
13,6 |
22 |
100 |
2 |
Sedang |
59 |
88,1 |
8 |
11,9 |
67 |
100 |
3 |
Rendah |
4 |
100 |
0 |
0,0 |
4 |
100 |
4.
Tabulasi Silang Pendapatan dengan Preferensi Masyarakat
Tabel
4
Tabulasi
Silang Pendapatan dengan Preferensi Masyarakat pada Pelayanan
Kesehatan RSU Mitra Sejati di Kecamatan
Medan Johor
No |
Pendapatan |
Preferensi Masyarakat |
|||||
Tidak |
Ya |
Total |
|||||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
||
1 |
> 3.222.556 |
40 |
93,0 |
3 |
7,0 |
43 |
100 |
2 |
< 3.222.556 |
42 |
84,0 |
8 |
16,0 |
50 |
100 |
1.
Tabulasi
Silang Kepemilikan Jaminan
Kesehatan dengan Preferensi
Masyarakat
1.
5.
Tabel
5
Tabulasi
Silang Kepemilikan Jaminan
Kesehatan dengan Preferensi
Masyarakat pada Pelayanan Kesehatan RSU Mitra Sejati di Kecamatan Medan Johor
No |
Kepemilikan Jaminan Kesehatan |
Preferensi Masyarakat |
|||||
Tidak |
Ya |
Total |
|||||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
||
1 |
Tidak |
28 |
90,3 |
3 |
9,7 |
31 |
100 |
2 |
Ya |
54 |
87,1 |
8 |
12,9 |
62 |
100 |
B.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data penelitian yang telah diperoleh maka diketahui bahwa variabel yang berpengaruh adalah pendapatan dan variabel yang tidak berpengaruh adalah pekerjaan, pendidikan, kepemilikan jaminan kesehatan terhadap preferensi masyarakat pada pelayanan kesehatan RSU Mitra Sejati di Kecamatan Medan Johor.
1.
Pekerjaan
Hasil penelitian diperoleh bahwa pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap preferensi masyarakat dalam memilih rumah
sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan nilai p= 0,832 (p>0,05). Hasil uji regresi
logistik ganda (multilple logistic regression) dengan
nilai OR sebesar 0,735 (95%
CI 0,113-4,765). Hasil penelitian frekuensi
pekerjaan diperoleh bahwa responden sebanyak 45 orang mayoritas bekerja sebagai pegawai swasta.
���� Hasil penelitian (Widiastuti & Rosyidi, 2015)
menunjukkan bahwa masyarakat yang bekerja akan cenderung menggunakan FKTP swasta baik itu klinik
swasta dan dokter umum, masyarakat yang tidak bekerja cenderung
menggunakan FKTP milik pemerintah seperti klinik pemerintah dan puskesmas. Hasil penelitian lainnya yang tidak jauh berbeda diungkapkan
(Nasution, 2003)
bahwa pekerjaan berdampak terhadap pemanfaatan Puskesmas Durian sebagai FKTP pemerintah.
���� Hasil penelitian menunjukkan bahwa status pekerjaan tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Payakabung. Dalam penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa status pekerjaan tidak ada hubungan yang berarti pada pemanfaatan pelayanan kesehatan. Meskipun berbeda berdasarkan hukum Engel yang menyatakan bahwa rumah tangga yang mempunyai pendapatan rendah akan mengeluarkan
sebagian besar pendapatan mereka untuk kebutuhan pokok dan sebaliknya orang yang mempunyai pendapatan yang tinggi akan membelanjakan
sebagian kecil untuk kebutuhan pokok. Pada kelompok orang yang bekerja ataupun tidak memiliki pekerjaan tidak akan selalu berhubungan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan karena pola piker dan motivasi yang cenderung berubah-ubah membuat seseorang akan memilih pengobatan atau pelayanan kesehatan lainnya (Ainy et al., 2018).
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat diatas rata-rata atas produk dan jasa mereka (Sari et al., 2010).
���� Di Indonesia jenis
pekerjaan sering dibedakan dengan pekerja sector formal dan pekerja
sektor informal yaitu pegawai kantoran dan pekerja pabrik. Akan tetapi, dalam kehidupan
sehari-hari masih ada yang sebenarnya tidak termasuk dalam kategori pekerja kantoran maupun pekerja pabrik, yaitu pelaku
usaha, petani dan pedagang. Dengan adanya kondisi jenis pekerjaan yang beragam, sudah barang tentu mempengaruhi
kebutuhan dan keinginan
yang sangat luas dan bervariasi pula. Dilihat dari sudut pandang
para pelaku usaha, sebagai kebutuhan dan keinginan dimaksud dapat dikreasikan sebagai penciptaan alat pemenuhan kebutuhan, baik dalam bentuk produk
barang maupun produk jasa. Dengan
demikian maka jenis-jenis pekerjaan mempunyai pengaruh yang sangat luas dan sangat beragam terhadap perilaku konsumen (Nitisusastro, 2012).
Masyarakat Kecamatan Medan Johor yang bekerja
sebagai pegawai swasta dan pegawai pemerintah cenderung menggunakan rumah sakit swasta dibandingkan
rumah sakit pemerintah sedangkan masyarakat Medan Johor yang sebagai
pekerja tidak tetap akan menggunakan
rumah sakit pemerintah. Masyarakat pekerja
pada sektor swasta dan pemerintah lebih memilih sarana pelayanan kesehatan yang dianggap lebih nyaman yang diberikan oleh rumah sakit swasta.
Masyarakat Kecamatan Medan Johor yang bekerja
sebagai pegawai swasta dan pegawai pemerintah juga memiliki banyak pilihan ketika menderita kesakitan yang disebabkan mereka memiliki kesanggupan jika harus berobat ke
rumah sakit swasta sedangkan masyarakat Kecamatan Medan Johor
yang sebagai pekerja tidak tetap merasa
mereka tidak memiliki kesanggupan dari segi ekonomi
jika harus melakukan pengobatan ke rumah sakit
swasta jika memerlukan obat tambahan. Masyarakat Kecamatan
Medan Johor yang bekerja sebagai
pegawai swasta dan pegawai pemerintah juga lebih memiliki akses informasi karena memiliki lebih banyak teman
dalam bergaul dan berkomunikasi. Informasi tersebut akan berperan
terhadap keputusan yang diambil untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang tersedia.
Masyarakat
yang bekerja juga memiliki waktu yang lebih sedikit untuk menggunakan
pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit milik pemerintah.
Masyarakat yang bekerja harus
melakukan pekerjaan dari pagi hingga
sore hari sedangkan ketika masyarakat yang sebagai pekerja tidak tetap dikarenakan
hari libur ternyata rumah sakit pemerintah juga libur, sedangkan rumah sakit milik
swasta terjadi perbedaan, masyarakat yang bekerja dapat pergi
ke rumah sakit swasta kapanpun
mereka inginkan terutama ketika selesai bekerja di sore atau malam hari
dimana rumah sakit swasta masih
memberikan pelayanan kesehatan selama 24 jam, hal ini menjadi
salah satu faktor penentu para pekerja lebih memilih berobat
ke rumah sakit milik swasta.
Masyarakat
yang bekerja di pemerintahan
dan swasta juga masih menganggap pengobatan yang diberikan rumah sakit swasta jauh
lebih baik pelayanannya dibandingkan rumah sakit milik
pemerintah. Adanya anggapan seperti ini tidak terlepas
dari banyak masyarakat yang bekerja di pemerintah dan swasta sudah pernah mengalami
kekecewaan terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit milik pemerintah
ketika mereka melakukan kunjungan ke rumah sakit
pemerintah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ternyata rumah sakit milik
pemerintah segera akan ditutup yang disebabkan habis jam kerja dan tenaga kesehatan sudah hendak akan pulang.
Untuk rumah sakit swasta ketika
pekerja pemerintahan dan swasta yang hendak melakukan pelayanan kesehatan pada jam tertentu seperti pulang mereka bekerja atau malam hari
ternyata rumah sakit masih memberikan
pelayanan yang optimal.
2.
Pendidikan
Hasil penelitian diperoleh bahwa pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap preferensi masyarakat dalam memilih rumah
sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan nilai p=0,570 (p>0,05). Hasil uji regresi
logistik ganda (multilple logistic regression) dengan
nilai OR sebesar 0,042 (95%
CI 0,001-1,375). Hasil penelitian frekuensi
pendidikan diperoleh bahwa responden sebanyak 67 orang mayoritas pendidikannya yang sedang.
Penelitian ini sejalan dengan (Ainy et al., 2018)
di Puskesmas Payakabung, Kabupaten Ogan Ilir yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
tidak mempengaruhi dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan tetapi banyak faktor
lainnya yang dapat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan, salah satunya adalah era global. Era
global dapat meningkatkan pengetahuan secara instan melalui kemudahan akses layanan internet. Pendidikan di masa yang akan datang, bukan
hanya sekolah satu-satunya penentu tingkat pengetahuan akan tetapi jaringan
informasi yang akan memungkinkan berinteraksi dan berkolaborasi. Walaupun demikian, tingkat pendidikan juga dapat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan dikarenakan dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan berpendidikan rendah. Sehingga orang dengan pendidikan yang lebih tinggi diharapkan
mampu memahami pentingnya untuk memelihara kesehatan diri atau orang sekitarnya. Faktor pendidikan tidak berhubungan dengan tingkat permintaan terhadap pelayanan rawat jalan di RSUD dr.R. Soetijono Blora
dengan p value sebesar
0,480.
Masyarakat Kecamatan Medan Johor yang berpendidikan
tinggi dan sedang tidak memilih lagi
pelayanan kesehatan dirumah sakit, yang mana mereka pernah mendapatkan
pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan
harapan mereka. Masyarakat Kecamatan Medan Johor yang berpendidikan
rendah memilih lagi pelayanan kesehatan dirumah sakit tersebut. Meskipum mereka mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan
harapan mereka, karena masih ada
yang belum paham dan kurangnya pengetahuannya dalam pelayanan kesehatan dirumah sakit, dimana mereka
hanya mengikuti alur yang ada dirumah
sakit. Sehingga mereka yang berobat menunggu berjam-jam untuk mendapatkan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, dan tidak bisa komplain
dengan apa yang telah mereka dapatkan,
karena tidak tau caranya dalam memberikan
komplain pada pihak rumah sakit. Masyarakat Kecamatan Medan Johor yang berpendidikan
tinggi sudah paham dalam melakukan
suatu pilihan pada pelayanan kesehatan yang dirumah sakit. Masyarakat Kecamatan Medan Johor yang berpendidikan
sedang ada sebagian yang sudah paham, ada sebagian
yang belum paham dalam melakukan suatu pilihan pada pelayanan kesehatan rumah sakit. Sedangkan
masyarakat Kecamatan Medan
Johor yang berpendidikan rendah
tidak paham dalam melakukan suatu pilihan pada pelayanan kesehatan rumah sakit.
Pendidikan merupakan salah satu yang tidak mempengaruhi preferensi masyarakat dengan tingkat pendidikan maka tidak mempengaruhi pula pengetahuan dan kesadaran akan tentang pelayanan
kesehatan rumah sakit. Pendidikan yang rendah
pada pelayanan kesehatan rumah sakit tidak
paham pelayanan kesehatan yang baik di rumah sakit, tetapi
mereka melihat dari apa yang pernah
mereka gunakan. Pendidikan tinggi dan sedang pun memiliki preferensi masyarakat bahwa mereka tidak memilih
lagi rumah sakit tersebut dikarenakan pelayanan kesehatan dirumah sakit tidak sesuai
dengan harapan mereka. Preferensi masyarakat tersebut. Jadi, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan
tidaklah dilihat dari tingkat pendidikannya.
3.
Pendapatan
Hasil penelitian diperoleh bahwa pendapatan berhubungan signifikan dengan preferensi masyarakat pada pelayanan kesehatan rumah sakit di Kecamatan Medan Johor dengan nilai p=0,191 (p<0,05).
Hasil uji regresi logistik ganda (multilple logistic
regression) dengan nilai
OR sebesar 1,417 (95% CI 0,312-6,444). Hasil penelitian frekuensi pendapatan diperoleh bahwa responden sebanyak 50 orang yang pendapatannya
tidak sesuai dengan UMK.
���� Penelitian ini sejalan dengan
(Napirah et al., 2016)
di Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa faktor pendapatan
berhubungan dengan permintaan pelayanan kesehatan dengan pendapatan responden dengan p value sebesar 0,004. Kenaikan penghasilan keluarga akan meningkatkan
untuk pelayanan kesehatan yang sebagian besar merupakan barang normal. Akan tetapi ada pula sebagian pelayanan kesehatan yang bersifat sebagai barang inferior, yaitu kenaikan penghasilan justru menyebabkan penurunan konsumsi. Hal ini terjadi pada puskesmas dan rumah sakit pemerintah. Mereka yang mempunyai tidak akan menyukai
pelayanan yang menghabiskan
banyak waktu karena kesibukan yang tinggi, sehingga mereka lebih memilih
klinik atau rumah sakit swasta
yang dirasa mampu melayani dengan cepat tanpa menghabiskan
banyak waktu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan berpengaruh terhadap preferensi masyarakat dalam memilih FKTP untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan nilai p=0,002. Hasil uji analisis
regresi multinominal memperlihatkan
bahwa variabel pendapatan memiliki nilai Exp (β) sebesar 3,087 sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan yang tinggi mempunyai kemungkinan 3,087 kali lebih besar preferensi
FKTP swasta dibandingkan pendapatan rendah.
Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat
kesejahteraan selain aspek pendidikan dan kesehatan. Pendapatan seseorang berdampak terhadap status pekerjaan dan biaya hidup yang harus dikeluarkan seharihari untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keluarga yang memiliki pendapatan yang tinggi dapat memenuhi
kebutuhan keluarganya secara lebih baik
dibandingkan keluarga dengan pendapatan sedang atau pendapatan
kecil.
Masyarakat Kecamatan Medan Johor yang memiliki
pendapatan rendah akan cenderung menggunakan rumah sakit milik pemerintah
sedangkan masyarakat dengan pendapatan sedang dan tinggi cenderung akan menggunakan rumah sakit milik swasta.
Konsep preferensi sarana pelayanan kesehatan, pendapatan juga dapat dilihat sebagai
suatu aspek yang menggambarkan suatu peran yang terjadi. Hal tersebut berkaitan dimana masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah lebih cenderung tidak memiliki tuntutan yang terlalu tinggi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan sehingga bagi masyarakat
pada golongan ini urgensi pemilihan sarana pelayanan kesehatan tidak menjadi prioritas sehingga tidak mengherankan jika golongan masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah akan cenderung menggunakan rumah sakit milik pemerintah.
Hal yang bertolak belakang terjadi pada masyarakat dengan pendapatan menengah hingga tinggi, dimana masyarakat pada golongan tersebut lebih selektif dalam memilih sarana pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan. Mereka akan selektif dalam
memilih pelayanan kesehatan yang ingin diperolehnya dengan pertimbangan preferensi masyarkat yang mereka nilai lebih baik
dalam hal pelayanan kesehatan dan pengobatan. Masyarakat yang memiliki
pendapatan tinggi juga beranggapan bahwa kesehatan yang mereka miliki merukan investasi yang mereka miliki untuk mendapatkan
uang kembali sehingga semakin cepat mereka
sembuh dari penyakit maka akan
semakin besar peluang mereka untuk bekerja kembali
dan mendapatkan uang kembali.
Masyarakat yang memiliki pendapatan
tinggi berfikir mereka akan lebih
cepat sembuh jika melakukan pengobatan ke rumah
sakit swasta karena rumah sakit
swasta memiliki tenaga kesehatan, obat dan fasilitas yang jauh lebih berkualitas
dibandingkan rumah sakit milik pemerintah
sehingga sudah selayaknya jika ingin lebih cepat
sembuh dari penyakit mereka harus ke rumah
sakit swasta.
4.
Kepemilikan Jaminan Kesehatan
Hasil penelitian diperoleh bahwa kepemilikan jaminan kesehatan tidak berhubungan signifikan dengan preferensi masyarakat pada pelayanan kesehatan rumah sakit di Kecamatan Medan Johor dengan nilai p=0,651 (p>0,05). Hasil uji regresi
logistik ganda (multilple logistic regression) dengan nilai OR sebesar 0,139 (95% CI 0,015-1,299). Hasil penelitian frekuensi pendapatan diperoleh bahwa responden sebanyak 62 orang yang mana masyarakat
memiliki kartu asuransi kesehatan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Pada penelitian ini didapatkan hasil yang tidak signifikan antara kepemilikan asuransi dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk berobat jalan. Teori Andersen tentang kepemilikan asuransi kesehatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pemanfaatan fasilitas Kesehatan. kepemilikan asuransi kesehatan menjadi salah satu faktor yang meningkatkan pemanfaatan fasilitas kesehatan di Provinsi Gauteng Afrika Selatan. Kepemilikan
jaminan kesehatan atau asuransi mempengaruhi
dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan karena jaminan kesehatan atau asuransi dapat menjamin masyarakat dalam memperoleh manfaat dalam pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
Masyarakat Kecamatan Medan Johor mayoritas berobat menggunakan BPJS, dimana dengan menggunakan
BPJS akan meringankan dan mengurangi biaya berobat mereka dirumah sakit. Tetapi dengan mereka
menggunakan BPJS dalam melakukan pelayanan, mereka mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan
mereka, seperti menunggu berjam-berjam untuk mendapatkan penanganan dalam pengobatan. Sedangkan masyarakat Kecamatan Medan Johor
yang menggunakan biaya sendiri/umum dalam
melakukan pelayanan dirumah sakit ada
sebagian berbelit-belit, lamanya menunggu dalam melakukan layanan dirumah sakit, dan ada juga sebagian dalam melakukan layanan mereka mendapatkan layanan yang sesuai dengan harapan mereka.
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu masyarakat
Kecamatan Medan Johor sebahagian
besar memiliki pendidikan sedang, bekerja sebagai pekerja swasta, memiliki pendapatan yang tidak sesuai dengan
UMK dan preferensi masyarakat
yang tidak memilih lagi pelayanan kesehatan dirumah sakit tersebut. Tidak ada hubungan
antara pekerjaan, pendidikan, kepemilikan jaminan kesehatan terhadap preferensi masyarakat. Ada hubungan antara pendapatan terhadap preferensi masyarakat.
BIBLIOGRAFI
Ainy, N. S., Wardhana,
W., & Nisyawati, N. (2018). Struktur Vegetasi Riparian Sungai Pesanggrahan
Kelurahan Lebak Bulus Jakarta Selatan. Bioma, 14(2), 60�69. Google Scholar
Assael, M. J.,
Chatzimichailidis, A., Antoniadis, K. D., Wakeham, W. A., Huber, M. L., &
Fukuyama, H. (2017). Reference Correlations For The Thermal Conductivity Of
Liquid Copper, Gallium, Indium, Iron, Lead, Nickel And Tin. High
Temperatures-High Pressures, 46(6), 391. Google Scholar
Foster, K. R., Schluter,
J., Coyte, K. Z., & Rakoff-Nahoum, S. (2017). The Evolution Of The Host
Microbiome As An Ecosystem On A Leash. Nature, 548(7665), 43�51. Google Scholar
Mamik, M. K., &
Power, C. (2017). Inflammasomes In Neurological Diseases: Emerging Pathogenic
And Therapeutic Concepts. Brain, 140(9), 2273�2285. Google Scholar
Napirah, M. R., Rahman,
A., & Tony, A. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tambarana Kecamatan Poso Pesisir
Utara Kabupaten Poso. Jurnal Pengembangan Kota, 4(1), 29�39. Google Scholar
Nasution, S. (2003).
Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Google Scholar
Nitisusastro, M. (2012).
Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Kewirausahaan. Google Scholar
Rianto, Y. (2011). Pengaruh
Komposisi Campuran Filler Terhadap Kekuatan Bending Komposit Ampas Tebu-Serbuk
Kayu Dalam Matrik Polyester. Google Scholar
Sari, R., Hammoudeh, S.,
& Soytas, U. (2010). Dynamics Of Oil Price, Precious Metal Prices, And
Exchange Rate. Energy Economics, 32(2), 351�362. Google Scholar
Statistik, B. P. (2019).
Data Dan Informasi Kemiskinan Kabupaten/Kota Tahun 2018. Jakarta: Badan
Pusat Statistik. Google Scholar
Sugiyono, P. D. (2012).
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Vol. 8). Alfabeta.
Bandung.
Google Scholar
Swastha, B. D. (2016).
Handoko, T Hani 2016. Manajemen Pemasaran, Analiiss Konsumen. Edisi Pertama
Di Cetak Bpfe-Yogyakarta Cetakan Ketujuh Agustus. Google Scholar
Tjiptono, F., &
Arli, D. (2016). Gender And Digital Privacy: Examining Determinants Of Attitude
Toward Digital Piracy Among Youths In An Emerging Market. International
Journal Of Consumer Studies, 40(2), 168�178. Google Scholar
Widiastuti, T., &
Rosyidi, S. (2015). Model Pendayagunaan Zakat Produktifitas Oleh Lembaga Zakat
Dalam Meningkatkan Pendapatan Mustahiq. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam
(Jebis), 1(1), 89�101. Google Scholar
Copyright
holder Ivany Vatriscia (2021) |
First
publication right |
This
article is licensed under: |