Jurnal Health Sains: p�ISSN : 2723-4339 e-ISSN : 2548-1398 Vol. 2, No. 4, April2021���������������������������������������������������������������������������
Donny Brezky Manurung, R. Kintoko Rochadi dan Namora Lumongga Lubis
Universitas Sumatera Utara medan, Sumatera Utara, Indonesia.
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
ARTIKEL INFO |
ABSTRACT |
Tanggal diterima: 5 April 2021 Tanggal revisi: 15 April 2021 Tanggal yang disetujui: 25 ��April 2021����������������������������� |
Preventive behavior plays an important
role to ward off and increase one's
awareness in maintaining their health. Research conducted by the United Nations
on Drugs and Crime (UNODC)
in 2017 stated
that about 271 million (5.5%) the world's population aged 15-64
years are drug users. School-age
students are an age group prone to drug trafficking
and abuse. Efforts to Prevent, Eradicate Drug Abuse and Trafficking (P4GN) is a government program to reduce the number of drug abuse. The
purpose of this study is to analyze the relationship between the availability of facilities
and teacher support in preventing behavior of drug abuse. The type of research used is quantitative with analytics using
a cross sectional approach. Data collection
through questionnaire with google form.
Data analysis methods include univariate and bivariate
analysis using chi- square tests.
Univariate analysis showed that drug abuse
prevention behavior was more dominant at age 15 (78.4%) with a female gender of 120 people (60.3%).
The results of the bivariate
analysis showed that there was no relationship between the availability of means with a value of p=0.373 (p>0.05) and a teacher
booster factor with a value
of p=0.038 (p<0.05) in
drug harm prevention behavior. There is no link between
the availability of facilities and the factors
that strengthen teachers in the prevention of
drug abuse. |
Keywords: preventive behavior; students; dangers of drugs |
|
|
ABSTRAK Perilaku pencegahan berperan penting untuk menangkal dan meningkatkan kesadaran seseorang dalam memelihara kesehatannya. Hasil riset yang dilakukan united Nations on drugs and crime (UNODC) tahun 2017 menyatakan bahwa sekitar 271 juta (5,5%) penduduk dunia berusia 15-64 tahun merupakan pengguna narkoba. Siswa usia sekolah adalah kelompok usia yang rentan terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Upaya Program Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) adalah program pemerintah dalam mengurangi� �jumlah� �penyalahgunaan� �narkoba.� �Tujuan ����������������������������������������������������� �Penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara� |
Donny Brezky Manurung, R. Kintoko Rochadi dan Namora Lumongga Lubis
|
ketersediaan sarana dan dukungan guru dalam perilaku |
|
mencegah penyalahgunaan bahaya narkoba. Jenis penelitian |
|
yang digunakan adalah kuantitatif dengan analitik yang |
|
menggunakan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data |
|
melalui kuesioner dengan google form. Metode analisis data |
|
meliputi analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan |
|
uji��� chi-square.� Hasil�� analisis�� univariat�� menunjukkan |
|
bahwaperilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba |
|
lebih dominan pada usia 15 tahun (78,4%) dengan� jenis |
|
kelamin perempuan sebanyak 120 orang (60,3%). Hasil |
|
analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan |
|
antara ketersediaan sarana dengan nilai p=0,373 (p>0,05) dan |
|
faktor penguat guru dengan nilai p=0,038 (p<0,05) dalam |
|
perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba.Tidak |
Kata Kunci
: |
ada hubungan antara faktor ketersediaan sarana dan faktor |
Perilaku pencegahan;� �siswa; |
penguat guru dalam pencegahan penyalahgunaan bahaya |
bahaya narkoba |
narkoba. |
Narkoba adalah singkatan untuk narkotika, psikotropika, dan obat berbahaya. Menurut Undang-undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika, menyatakan bahwa narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Ketergantungan zat merupakan dampak dari penyalahgunaan narkoba yang parah, hal ini sering dianggap sebagai penyakit (Sholihah, 2015).
World drug report dari united Nations on drugs and crime (UNODC) tahun 2017 menyatakan bahwa sekitar 271 juta (5,5%) penduduk dunia berusia 15-64 tahun merupakan pengguna narkoba. Kemudian di Indonesia adalah sebanyak 3,3 juta pengguna narkoba, 12 ribu orang diantaranya meninggal dunia akibat narkoba, juga sebanyak 24 % adalah pelajar adalah pengguna narkoba. Pada tahun 2018 jumlah pengguna narkoba di dunia adalah sebanyak 275 juta (5,6%) atau sebanyak 3,5 juta orang. Kemudian di Indonesia sendiri pada tahun 2019 sebanyak 3,6 juta orang penduduk merupakan pengguna
narkoba yang berusia 15-64 tahun. Generasi milenial sendiri mencapai 2,29 juta orang usia 15-35 tahun (BNN RI, 2018).
Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dikutip oleh (Marison, 2019) mencatat penyalahgunaan narkoba sepanjang 2018 menyasar kepada beberapa lapisan masyarakat, salah satunya mahasiswa dan para pekJerja. untuk tahun 2018, sebanyak 3,21 persen pengguna narkoba berasal dari kalangan mahasiswa. persentase itu setara dengan 2.287.492 jiwa yang melakukan penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan hasil penelitian Badan Narkotika Nasional bekerjasama dengan pusat penelitian kesehatan Universitas Indonesia Tahun 2017 tentang survei nasional penyalahgunaan narkoba, didapat bahwa angka proyeksi penyalah guna narkoba di Indonesia mencapai 1,77% atau 3.367.154 orang yang pernah pakai narkoba dalam setahun terakhir (current users) pada kelompok usia 10-59 tahun (BNN RI, 2018)
BNN mengungkapkan prevalensi penyalahguna narkoba di Sumatera Utara tahun 2019 adalah sebanyak 256.000 orang (1,80) persen. Menurut data Badan Narkotika Nasional propinsi Sumatera Utara tahun 2019 mengungkapkan data kasus narkoba anak dibawah umur 16 tahun yang melakukan
rehabilitasi adalah sebanyak 269 orang, sementara untuk umur 17-25 tahun adalah sebanyak 2349 kasus.
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba adalah faktor intrinsik (kepribadian, keluarga, ekonomi) Faktor eksternal (pergaulan, sosial) (Khoirina et al., 2020).
Menurut (Pongoh & Wuryaningrat, 2018)hambatan pada saat pelatihan, yaitu kurangnya fasilitas sarana alat peraga dan proyektor untuk menampilkan presentasi, sehingga kegiatan lebih fokus pada pengisian atau pemberian informasi tanpa slide presentasi dan lebih pada pendekatan Persuasif perorangan yang dibantu oleh panitia dan narasumber luar adalah salah satu hambatan dalam pelatihan terkait bahaya narkoba.
Menurut (Yusuf et al., 2017) peran guru Bimbingan Konseling (BK) dalam mengatasi kecanduan obat terlarang (narkoba) sudah maksimal, baik secara preventif maupun dengan penanggulangannya, serta kinerja yang sudah dilakukan sudah sesuai dengan aturan serta pihak sekolah sangat mendukung dalam pelaksanaan program yang dilakukan guru BK di sekolah SMP Negeri 1 Pantai Labu.
Angka penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar di tahun 2018 (dari 13 ibukota provinsi di Indonesia) mencapai angka 2,29 juta orang. Salah satu kelompok masyarakat yang rawan terpapar penyalahgunaan narkoba adalah mereka yang berada pada rentang usia 15-35 tahun atau generasi millenial. Kabupaten Asahan sendiri pada tahun 2019 adalah Kabupaten tertinggi penyalahguna narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya usia 12-25 tahun yaitu sebanyak 49 orang yang melaksanakan layanan rehabilitasi BNN (RI, 2010).
Survei pendahuluan pada 30 siswa yaitu 30 siswa (100%) masih bergaul akrab dan sering berinteraksi secara kontinue dengan pemakai narkoba saat berkumpul bersama teman, 25 siswa (83,3%) masih tidak peduli dengan teman yang merokok, sebanyak 27 siswa (90%) masih dalam kegiatan tertentu
pesta adat/syukuran) masih merokok dan mengkonsumsi miras, dan sebanyak 26 siswa (86,6%) masih menganggap merokok adalah hal biasa dalam bergaul dan 26 siswa (86,6%). Siswa masih bergaul genk motor dan diantaranya merokok serta berkumpul hampir setiap malam di daerah beresiko peredaran narkoba merupakan kegiatan malam yang dianggap biasa dilakukan.
Survei pendahuluan di sekolah- sekolah di Kabupaten Asahan Maret 2020 yang telah dilakukan diketahui bahwa data tersebut masih jauh dari data yang diharapkan dan hasilnya belum sempurna. Hal ini dapat disimpulkan karena saat survei sekolah sudah tidak mengadakan tatap muka disekolah karena pemerintah baru mengumumkan penyebaran virus covid-19.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ketersedian sarana adalah salah satu faktor penting untuk mengurangi penyalahguaan narkoba, serta dalam penelitian (Muhiddin et al., 2020), faktor internal terdiri dari aspek sumber daya manusia atau aparat pelaksana yang masih kurang baik secara kualitas maupun kuantitasnya, ketersediaan sarana dan prasarana kerja yang belum memadai. Upaya terpadu pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap narkotika di Lapas dan Rutan terdapat hambatan yakni sarana prasarana (Risa et al., 2018). Menurut (Tohirin & Amaliyah, 2018), menunjukkan bahwa wujud kerjasama guru pembimbing dan BNNK Pekanbaru dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba pada siswa lebih kepada koordinasi dalam kegiatan penyuluhan dan pengkaderan di sekolah, guru pembimbing membantu mempersiapkan siswa, tempat dan izin serta mengikuti kegiatan, kemudian guru dapat menjadi pembimbing dan membentuk konseling teman sebaya dari siswa pengkaderan. Berdasarkan hasil survei pendahuluan tersebut dapat disimpulkan bahwa masih minimnya ketersediaan sarana dan penguat guru sebagai
pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba pada siswa sekolah
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sejauh mana hubungan ketersediaan sarana dan faktor penguat guru dalam mencegah penyalahgunaan bahaya narkoba pada siswa sekolah SMAN/swasta di Kabupaten Asahan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan analitik yang menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu peneliti melakukan pengukuran atau menjalankan pengamatan secara bersama-sama (sekali waktu) antara variabel independen dan variabel dependen (Ernawati et al., 2011).
Tahap pertama penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, Kabupaten Asahan merupakan daerah nomor satu dengan kasus tertinggi penyalahgunana narkoba remaja dengan rentang umur 12-25 sebanyak 49 orang pada tahun 2019 (BNNP Sumut). Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah di enam belas sekolah SMA Negeri/Swasta seluruh Kabupaten Asahan, yang mewakili seluruh populasi siswa kelas x SMA Negeri/Swasta di seluruh Kabupaten.
Penentuan sekolah ditentukan dengan mengambil 20% (Mahmud et al., 2020) dari seluruh sekolah SMA Negeri/Swasta seluruh Kabupaten Asahan. Pemilihan sekolah dipilih dengan menggunakan teknik acak sederhana sehingga diperoleh tiga sekolah dari enam belas sekolah SMA Negeri/Swasta seluruh Kabupaten Asahan. Pemilihan sekolah dipilih dengan menggunakan claster random sampling yakni SMAN 1 Kisaran, SMAN 2 Kisaran, SMA Swasta METHODIST 2 Kisaran.
Tahap kedua cara penentuan jumlah sampel dengan melihat tabel ISSAC dan MICHAEL berdasarkan jumlah populasi yang ada di tiga SMA Negeri/Swasta pada siswa kelas X yakni 797 dengan derajat kesalahan 10%. Maka jumlah sampel yang didapat dalam
tabel ISSAC dan MICHAEL yakni 199 siswa dengan kesalahan 10%.
Sebelum melakukan analisis data dilakukan uji validitas dan reliabilitas, yaitu uji validitas tetntang sarana sebanyak 10 pernyataan dan valid secara keseluruhan dengan nilai penc=0,773 kuesioner terhadap faktor penguat guru sebanyak 10 pernyataan hasil uji valid dengan nilai reabilitas dalam penc=0,747 artinya instrumen juga reliabel digunakan dalam penelitian. Data yang valid dan reliabel kemudian dilakukan penyebaran data melalui kuesioner dengan google form.
A. Hasil Penelitian
���������� Jumlah populasi dan sampel��������
Nama Sekolah |
Jumlah Siswa ��������������������� �Kelas X�������������������������������������������������� |
Perhitungan |
Jumlah Sampel |
SMAN 1 ��Kisaran������������������������������������������������������������������������� |
358 |
358:797 � 199 |
89 |
SMAN 2 ��Kisaran������������������������������������������������������������������������� |
355 |
355:797 � 199 |
89 |
SMA Methodis ��2 Kisaran���������������������������������������������������������������������� |
84 |
84 :797 � 199 |
21 |
Jumlah |
797 |
|
199 |
Hasil uji validitas
dan reliabilitas variabel
Pertanyaan |
r Tabel |
r Hitung |
Ket |
1 |
0,444 |
0,700 |
Valid |
2 |
0,444 |
0,684 |
Valid |
3 |
0,444 |
0,815 |
Valid |
4 |
0,444 |
0,684 |
Valid |
5 |
0,444 |
0,835 |
Valid |
6 |
0,444 |
0,807 |
Valid |
7 |
0,444 |
0,744 |
Valid |
8 |
0,444 |
0,835 |
Valid |
9 |
0,444 |
0,807 |
Valid |
10 |
0,444 |
0,803 |
Valid |
Reabilitas |
Cronbach�s���� |
0,779������ |
Reabilitas |
|
�������������������
�Alpha: 0,6�������������������������������������������� |
|
|
Tabel 3
��������� Variabel
Faktor Penguat Guru�������
Tabel 5
Perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya
narkoba����������������� p. value
Pertanyaan r �������������������������� �Tabel��������������������������������������������������� r Hitung Ket 1 0,444 0,776 Valid 2 0,444 0,633 Valid 3 0,444 0,560 Valid 4 0,444 0,573 Valid 5 0,444 0,585 Valid Reabilitas Cronbach�s Alpha: 0,6 0,747 Reabilitas
Variabel
Baik
Kurang
Baik�������� Total
Hasil penelitian�� dapat diuraikan sesuai dengan tabel berikut :
n�
�%������ n���� %����� n���� % Ketersediaan sarana
Baik����������� 97�� �68,3�
�45 31,7� �142��
100
Sedang������� 20�� �57,1�
�15 42,9� �35 100
�
Rendah������ 13�� �59,1 �9 40,9�
�22 100
Faktor penguat guru
Baik����������� 109 69,4� �48 30,6�
�157�
�100 �
Sedang������� 15�� �55,6�
�12 44,4� �27 100
�
Rendah������� 6���� 40,0� �9� �60,0�
�15� 100
0,373
0,038
Tabel 4
Karakteristik ��Responden������������������������������������������ |
n=199 |
% |
��Umur��������������������������������������������������� |
||
14 Tahun |
17 |
8.5 |
15 Tahun |
156 |
78.4 |
16 Tahun |
26 |
13.1 |
��Jenis Kelamin�������������������������������������� |
||
Laki-laki |
79 |
39.7 |
Perempuan |
120 |
60.3 |
Berdasarkan tabel 4 pada variabel umur diketahui bahwa responden yang berumur 14 tahun sebanyak 17 orang
(8,5%),�� �yang�� �berumur�� �15�� �tahun
sebanyak 156 orang (78,4%), dan yang
berumur 16 tahun sebanyak 26 orang (13,1%). Pada variabel jenis kelamin diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 79 orang (39,7%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 120 orang (60,3%).
Dari uraian tabel 5,diatas dapat
dilihat hasil pengukuran variabel ketersediaan sarana dengan perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba dalam kategori baik dan sarana baik adalah sebanyak 142 Siswa, perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba dalam kategori dan sarana sedang yaitu 35 siswa dan kategori rendah, dalam perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba yaitu sebanyak 22 siswa. Dan diperoleh P-value sebesar 0,373 (p>0,05).
Kemudian untuk faktor penguat guru, diatas dapat dilihat hasil pengukuran variabel perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba dalam kategori baik dan faktor penguat guru baik adalah sebanyak 157 Siswa,�������� perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba dalam kategori sedang yaitu 27 siswa dan kategori rendah dalam perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba yaitu sebanyak 15 siswa. Dan diperoleh P-value sebesar 0,038 (p>0,05).
a. Hubungan ketersediaan sarana dengan���������������������������� pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba. Berdasarkan hasil analisis
bivariat dengan menggunakan uji chi-square maka diperoleh nilai p- value sebesarnilai p=0,373 (p>0,05)yang berarti Ha ditolak dan Ho diterima. sehingga dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara ketersediaan sarana dengan perilaku������������ pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba pada siswa SMA Negeri/Swasta di Kabupaten Asahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan ketersediaan fasilitas������� sarana������������� dalam penyalahgunaan narkoba dengan perilaku������������������������������������ pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba pada siswa kelas 1 SMA Negeri/Swasta di Kabupaten Asahan. Hasil penelitian ini didukung oleh (Chrisnawati et al., 2020) yang menyatakan bahwa sikap, pola asuh, peran orangtua, guru dan ketersediaan sarana merupakan variabel yang tidak ada hubungannya dengan perilaku hidup sehat dan bersih dengan nilai p=0,730.
Fasilitas sarana salah satu faktor yang mendukung terjadinya perilaku karena merupakan alat untuk membantu perilaku dapat dilaksanakan, karena jika seseorang akan berperilaku tetapi sarana atau alatnya tidak ada maka perilaku tersebut tidak akan bisa direalisasikan. Perilaku seseorang didukung oleh sumber daya mencakup fasilitas, dana, waktu dan tenaga pengaruh ini dapat bersifat positif atau negatif (Notoatmdojo, 2014). Faktor pemungkin atau
enabling factor sebagai faktor-faktor yang membuat lebih mudah individu atau populasi untuk merubah lingkungan mereka (Green, 1990).
Berdasarkan hasil penelitian sarana tidak memengaruhi perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba. siswa responden belum mengetahui dengan sempurna tentang fasilitas ketersediaan sarana yang ada disekolah dalam mendukung mengurangi tindakan penyalahgunaan bahaya narkoba. responden hanya menggunakan fasilitas sarana untuk rutinitas dalam belajar.
b. Hubungan
faktor penguat guru terhadap perilaku���������� pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba.
Salah satu dari reinforcing
factor�� bagi��� siswa��� yang�� dapat memengaruhi��������������������������������������������������������������� ������������ siswa untuk berperilaku pencegahan peny alahgunaan bahaya narkoba yaitu guru. Guru merupakan salah satu pengaruh perilaku disiplin siswa di dalam�� lingkungan������������������ sekolah��������������������� guru berpengaruh������ besar��������������� dalam�� setiap aspek perjalanan siswa, guru juga memiliki��� peran��� peting��� dalam perjalanan ini yaitu dia mempunyai berbagai hak dan tanggung jawab (Kuntari et al., 2017).
Hasil analisis hubungan antara faktor penguat guru denganperilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba menggunakan uji chi- square diperoleh nilai p=0,038 (p<0,05) sehingga dapat diketahui bahwa ada hubungan antara faktor penguat guru dengan perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba pada siswa SMA Negeri/Swasta di Kabupaten Asahan. Hasil ini berbanding terbalik dengan penelitian (Lestari et
al., 2018), bahwa tidak ada hubungan antara peran guru dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa diperoleh nilai p value = 0,693.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat faktor penguat guru berperan dalam mempengaruhi perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba. Dalam mengurangi dan mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba disekolah, guru telah membuat peraturan dan sanksi bagi siswa agar mentaati peraturan tata tertib sekolah. Walaupun dalam keadaan wabah dari pandemi penyebaran virus Covid-19 belum usai. interaksi antara guru dan murid yang terbatas terjalin secara tidak langsung hanya menggunakan media komunikasi handphone dalam memberikan dan menjalankan tugas mendidik, sehingga peran guru belum dapat maksimal dalam mempengaruhi responden untuk dapat menjaga dan melindungi diri siswa penyalahgunaan bahaya narkoba.
Sistem belajar online memang berpengaruh dalam proses belajar mengajar yaitu seperti jaringan yang tidak stabil dan dana yang harus dikeluarkan dari siswa yang cukup banyak untuk membeli pulsa paket internet, hal ini membuat proses tatap muka dalam hal proses belajar tidak terjadi. Akan tetapi tidak menjadi penghambat bagi faktor penguat ini untuk menjadi lemah untuk memengaruhi responden dalam berperilaku perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa hasil hubungan ketersediaan sarana dengan pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba. Dengan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square maka diperoleh nilai p-value sebesar nilai p=0,373 (p>0,05)yang berarti Ha ditolak dan Ho diterima. sehingga dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara ketersediaan sarana dengan perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba pada siswa SMA Negeri/Swasta di Kabupaten Asahan.
Dan pada analisis hubungan antara faktor penguat guru dengan perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p=0,038 (p<0,05) sehingga dapat diketahui bahwa ada hubungan antara faktor penguat guru dengan perilaku pencegahan penyalahgunaan bahaya narkoba pada siswa SMA Negeri/Swasta di Kabupaten Asahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor penguat guru dapat mencegah perilaku penyalahgunaan bahaya narkoba pada siswa, sedangkan ketersediaan sarana tidak mendukung dalam mencegah perilaku penyalahgunaan masyarakat.
BNN RI. (2018). Jurnal Data Puslitdatin Tahun 2018. Journal Data Puslidatin,
240. Google Scholar
Chrisnawati, C., Nasrun, N., & Arwiyanto, T. (2020). Pengendalian Penyakit Layu Bakteri Nilam Menggunakan Bacillus Spp. Dan Pseudomonad Fluoresen. Jurnal Penelitian Tanaman Industri, 15(3), 116�123. Google Scholar
Ernawati, N. L. A. K., Nursalam, N., & Djuari,
L. (2011). Kebutuhan Riil Tenaga Perawat Dengan Metode Workload Indicator Staff Need (Wisn). Jurnal Ners, 6(1), 85�92. Google Scholar
Green, P. J. (1990). On Use Of The Em Algorithm For Penalized Likelihood Estimation. Journal Of The Royal Statistical Society: Series B (Methodological), 52(3), 443�452. Google Scholar
Khoirina, A., Rusdarti, R., & Rozi, F. (2020). Determinant Of Students� Academic Satisfaction. Journal Of Economic Education, 9(1), 46�54. Google Scholar
Kuntari, Y., Chariri, A., & Nurdhiana, N. (2017). The Effect Of Auditor Ethics, Auditor Experience, Audit Fees And Auditor Motivation On Audit Quality. Sriwijaya International Journal Of Dynamic Economics And Business, 1(2), 203�218. Google Scholar
Lestari, D. A. B., Astuti, B., & Darsono, T. (2018). Implementasi Lks Dengan Pendekatan Stem (Science, Technology, Engineering, And Mathematics) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi, 4(2), 202�207. Google Scholar
Mahmud, S., Mumtaz, G. R., Chemaitelly, H., Al Kanaani, Z., Kouyoumjian, S. P., Hermez, �J. �G., �& �Abu‐Raddad, �L. �J. (2020). The Status Of Hepatitis C Virus Infection Among People Who Inject Drugs In The Middle East And North Africa. Addiction, 115(7), 1244�1262. Google Scholar
Marison, C. (2019). Pengaruh Temperatur Pirolisis Pada Physical Dan Chemical Properties Bahan Bakar Minyak Hasil Pirolisis Plastik Ldpe (Low Density Polyethylene). Universitas Brawijaya. Google Scholar
Muhiddin, H. S., Kamaruddin, M. I., & Andi Muhammad Ichsan, B. (2020). Vitreous And Serum Concentrations Of Vascular
Endothelial Growth Factor And Platelet- Derived Growth Factor In Proliferative Diabetic Retinopathy. Clinical Ophthalmology (Auckland, Nz), 14, 1547. Google Scholar
Notoatmdojo. (2014). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta. Google Scholar
Pongoh, A. F., & Wuryaningrat, N. F. (2018). Students Entrepreneurial Program At Faculty Economics Universitas Negeri Manado (Unima). Journal Of International Conference Proceedings, 1(2). Google Scholar
Ri, B. N. N. (2010). Press Release: Laporan Akhir Tahun Badan Narkotika Nasional. Jakarta. Google Scholar
Risa, A., Krifaton, C., Kukolya, J., Kriszt, B., Cserh�ti, M., & T�ncsics, A. (2018). Aflatoxin B1 And Zearalenone- Detoxifying Profile Of Rhodococcus Type Strains. Current Microbiology, 75(7), 907�917. Google Scholar
Sholihah, Q. (2015). Efektivitas Program P4gn Terhadap Pencegahan Penyalahgunaan Napza. Kemas: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 153�159. Google Scholar
Tohirin, T. T., & Amaliyah, E. R. (2018). Edukasi Dan Pemberian Bantuan Pada Pasien Tuberkolosis. Syukur (Jurnal Inovasi Sosial Dan Pengabdian Masyarakat), 1(1), 1�11. Google Scholar
Yusuf, N. K., Lajis, M. A., & Ahmad, A. (2017). Hot Press As A Sustainable Direct Recycling Technique Of Aluminium: Mechanical Properties And Surface Integrity. Materials, 10(8), 902. Google Scholar
Copyright holder: Donny Brezky Manurung, R. Kintoko Rochadi dan Namora Lumongga Lubis (2021) |
First
publication right: Jurnal Health Sains |
This article is licensed under: |