Jurnal Health Sains: p�ISSN : 2723-4339 e-ISSN
: 2548-1398�����
Vol. 2, No. 1, Januari 2021
PERBEDAAN HITUNG JUMLAH TROMBOSIT DARAH
EDTA DENGAN� PENUNDAAN WAKTU
PEMERIKSAAN �
info artikel |
abstrak |
Tanggal diterima: (Pada saat artikel diberikan) Tanggal revisi: (Pada saat artikel sedang revisi/diperbaiki) Tanggal
yang diterima: (pada saat
artikel jurnal di
publish) |
Pemeriksaan trombosit berperan penting dalam membantu menegakkan diagnosis. Pemeriksaan hitung jumlah trombosit tidak boleh ditunda karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan jika dilakukan lebih dari 1 jam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hitung jumlah trombosit darah EDTA yang diperiksa segera dengan yang ditunda 20 menit dan 40 menit pada pemeriksaan suhu kamar menggunakan metode pemeriksaan automatik dengan prinsip Flow Cytometer. Hasil rerata hitung jumlah trombosit pada penelitian ini adalah jumlah hitung trombosit yang diperiksa segera lebih tinggi dibanding hasil hitung trombosit yang ditunda 20 menit dan 40 menit. Hasil uji Paired-sample T-test pada hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa hasil hitung trombosit yang segera diperiksa dengan yang ditunda 20 menit dan 40 menit tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P > 0,05), begitu juga dengan hasil hitung trombosit yang diperiksa pada penundaan 20 menit dan 40 menit ABSTRACT Platelet examination plays an important role in helping make a
diagnosis. The platelet count examination should not be postponed because it
will affect the results of the examination if it is carried out for more than
1 hour. This study aims to determine the difference in the count of the EDTA
blood platelets that are checked immediately with a delay of 20 minutes and
40 minutes at room temperature examination using the automatic inspection
method with the principle of Flow Cytometer. The results of the mean platelet
count in this study were the platelet count that was checked immediately was
higher than the results of the platelet count which was delayed by 20 minutes
and 40 minutes. The results of the Paired-sample T-test on the results of the
examination showed that the results of the platelet count that were checked
immediately with a delay of 20 minutes and 40 minutes did not show a
significant difference (P> 0.05), as well as the results of the platelet
count that were checked at delay. 20 minutes and 40 minutes |
Kata kunci: Jumlah hitung trombosit, darah EDTA, waktu penundaan
pemeriksaan |
Coresponden Author:
Email: [email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah
lisensi
Pendahuluan
Pemeriksaan trombosit merupakan pemeriksaan yang banyak diminta di laboratorium klinik. Hal ini disebabkan perannya yang penting dalam upaya membantu menegakkan
diagnosis, memberikan terapi,
gambaran prognosis, dan follow up penderita (Wirawan, 2006).Hitung jumlah trombosit dapat dilakukan dengan berbagai macam metode yaitu
metode langsung, metode tidak langsung
dan metode automatik (Mapparesa,
2018). Terdapat
beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hasil hitung jumlah trombosit, yaitu
faktor patologis dan faktor laboratoris. Faktor patologis dalam hal ini terkait
dengan waktu pemeriksaan dan antikoagulan.
Pemeriksaan hitung jumlah trombosit tidak boleh ditunda karena
akan mempengaruhi hasil pemeriksaan jika dilakukan lebih dari 1 jam. Kejadian ini, disebabkan karena trombosit memiliki kemampuan beragregasi dan beradhesi, dimana agregasi yang disebabkan karena terjadinya pembengkakan pada trombosit sehingga trombosit rusak dan jumlah trombosit menjadi berkurang (Gandasoebrata, 2010). Penundaan pemeriksaan pada darah dapat menyebabkan penurunan hasil jumlah trombosit, tetapi jika terdapat
suatu sebab pemeriksaan untuk tidak bisa segera
dilakukan atau harus tertunda beberapa waktu maka sampel boleh
disimpan pada suhu 4 - 8℃. Meskipun demikian
pemeriksaan jumlah trombosit diusahakan dilakukan dengan benar dan harus segera diperiksa dalam waktu kurang
dari 1 jam setelah pengambilan darah (Hardiasari dkk, 2015).
Penggunaan
antikoagulan juga bisa menjadi faktor yang berpengaruh dalam hasil hitung
jumlah trombosit, untuk itu maka perbandingan antikoagulan sangat perlu diperhatikan dan tentunya harus sesuai dengan
prosedur yang ditentukan.
Jika volume terlalu sedikit (1-1,5 mg
Na2EDTA/ml darah untuk
Na2EDTA kering 10 ul/ml darah untuk EDTA cair), sel � sel
eritrosit mengalami krenasi, sedangkan trombosit membesar dan mengalami desintegrasi. Dapat diartikan jumlah trombosit akan menurun. Jika volume terlalu banyak (1-1,5 mg
Na2EDTA/ml darah untuk
Na2EDTA kering 10 ul/ml darah untuk EDTA cair) dapat mengakibatkan
trombosit membeku sehingga trombosit menurun (Muslimah, 2016).
��������� Darah EDTA yang disimpan pada suhu 4℃
berfungsi untuk menjaga metabolisme trombosit agar tidak terjadi agregasi dan
adhesi, sehingga trombosit akan stabil disimpan di lemari es selama 24 jam
tanpa mendatangkan penyimpangan yang bermakna (Gandasoebrata, 2013). Namun
terkadang oleh karena suatu kondisi yang terjadi di laboratorium pemeriksaan
trombosit sering mengalami penundaan. Penundaan terjadi dikarenakan berbagai
macam hal seperti halnya kerusakan pada alat yang digunakan� saat sedang melakukan pemeriksaan, pergantian
shift, listrik yang padam secara mendadak, pengiriman sampel dari bangsal yang
cukup lama, maupun keterbatasan jumlah tenaga kerja petugas analis laboratorium
dengan jumlah pasien yang diambil darahnya terlalu banyak, akibat hal � hal
inilah� yang menyebabkan pemeriksaan
terkadang �tertunda dan tidak segera
diperiksa sehingga hal ini dapat saja mempengaruhi hasil akhir pada pemeriksaan
hitung jumlah trombosit. Hasil pemeriksaan
hitung jumlah trombosit yang ditunda lebih dari 1 jam
diketahui sebagian besar memperlihatkan penurunan yang signifikan (Hardiasari
dkk, 2015). Namun belum diketahui apakah terdapat� perbedaan hitung jumlah trombosit darah EDTA
yang diperiksa segera dengan yang mengalami penundaan kurang dari 1 jam yaitu
pada penundaan 20 menit dan 40 menit pada suhu kamar.
��������� ��
Metode Penelitian
�������� Sampel penelitian diambil dari sebanyak
50 pasien yang melakukan pemeriksaan darah rutin maupun darah lengkap
di laboratorium Klinik YaPelKes Dr. Abdul Radjak unit Kalideres. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Kriteria inklusi
yang ditetapkan yaitu : pasien usia
18 � 50 tahun baik laki laki maupun
perempuan, tidak ada bekuan dalam
darah, dan yang hasil� jumlah trombosit pasien yang segera di periksa adalah normal, kriteria eksklusi yang adalah sampel darah yang lisis, umur pasien
yang kurang dari 17 tahun dan umur pasien yang lebih dari 51 tahun.
�� Pemeriksaan sampel menggunakan Automatic Hematology Analyzer Genius KT-6400. Data dianalisis dengan melihat nilai rerata dari hasil hitung
jumlah trombosit yang diperiksa segera dengan yang ditunda 20 menit dan 40 menit. Untuk melihat ada tidaknya perbedaan signifikan
dari hasil hitung jumlah trombosit yang diperiksa segera dan ditunda 20, dan 40
menit dilakukan analisa statistik menggunakan uji one Way Anova.
��������
Hasil dan Pembahasan
�������� Hasil pemeriksaan hitung jumlah
trombosit darah EDTA yang segera diperiksa dengan yang ditunda 20 menit dan 40
menit menunjukkan nilai rerata jumlah trombosit yang diperiksa segera lebih
tinggi dibanding� dengan yang ditunda 20
menit dan 40 menit (Gambar 1).
Gambar 1. Hasil Rerata hitung jumlah trombosit
�������� Untuk
Mengetahui secara statistik signifikansi terhadap rerata jumlah hitung
pemeriksaan trombosit pada perbedaan waktu tersebut, maka dilakukan uji
statistik Paired-sample T-test. Hasil
uji normalitas data menunjukkan data terdistribusi normal� (P > 0,05) (Tabel 1) Hasil uji Paired-sample T-test pada sampel
menunjukkan bahwa hasil hitung trombosit yang segera diperiksa dengan yang
ditunda 20 menit dan 40 menit tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P
> 0,05), begitu juga dengan hasil hitung trombosit yang diperiksa pada
penundaan 20 menit dan 40 menit (Tabel 2). Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian (Ha) ditolak, dan H0 diterima
�
Tabel 1.
Uji normalitas
Saphiro wilk |
|||
|
statistic |
df |
Sig |
Segera |
,978 |
50 |
,455 |
20 menit |
,964 |
50 |
,136 |
40 menit |
,959 |
50 |
,077 |
Tabel 2. Hasil analsisa Paired-Sample
T-test pada hasil hitung trombosit
Hasil hitung trombosit |
Stdv |
Sig |
Segera
dan 20 menit |
16,981 |
0,409 |
Segera dan
40 menit |
19,829 |
0,16 |
20
menit dan 40 menit |
16,141 |
0,33 |
�������� Secara
statistik hasil penelitian ini tidak menunjukan perbedaan yang� bermakna, namun secara deskripsi pemeriksaan
trombosit yang diperiksa segera dengan yang ditunda 20 menit dan 40 menit
mengalami penurunan pada hasil rata � rata jumlah trombosit. Hal ini� dikarenakan pada dasarnya darah dengan
antikoagulan apabila tidak segera diperiksa akan menyebabkan perubahan
morfologi pada sel darah. Antikoagulan EDTA mengikat kalsium menjadi kompleks
EDTA sehingga fibrinogen tidak bisa berubah menjadi fibrin (Arianda, 2015). Hal ini sesuai dengan penelitian
Hardiasari dkk, (2015) yang menyatakan
bahwa pada dasarnya darah dengan antikoagulan
apabila tidak segera diperiksa akan menyebabkan perubahan morfologi� pada sel darah. Trombosit
akan terus aktif melakukan metabolisme jika disimpan pada suhu ruang, hasil metabolisme
tersebut adalah akumulasi laktat dan penurunan pH. Trombosit
yang memiliki pH dibawah
6,0 � 6,2 akan menyebabkan ketahanan trombosit menurun, selain itu akan mengakibatkan
sel trombosit mengalami pembesaran dan disintegrasi sehingga jumlah trombosit mengalami penurunan (Hardiasari, 2015).
�������� Pada
penelitian ini, ketika dilakukan penundaan waktu pemeriksaan dalam menghitung
jumlah trombosit diketahui sebanyak 60% tidak mengalami
penurunan hasil hitung, namun sebaliknya
mengalami peningkatan hasil hitung. Variasi peningkatan
hasil hitung jumlah trombosit tersebut terjadi pada pemeriksaan hitung jumlah trombosit
yang ditunda 20 menit dan
40 menit. Hal tersebut dapat terjadi karena pengaruh
ketelitian alat Hematology Analyzer. Hematology Analyzer adalah
alat pemeriksaan otomatis yang banyak digunakan laboratorium dalam pemeriksaan
darah. Alasan pokok sebagian besar laboratorium lebih memilih untuk
menggunakan alat hematologi automatis karena proses pengerjaan alat ini tentunya
lebih efektif dan tidak perlu menghabiskan
waktu yang lama serta mampu melakukan beberapa parameter pemeriksaan secara simultan (Harjo, 2011). Alat
Hematology Analyzer bekerja dengan prinsip floy cytometri, dimana perhitungan
dilakukan menggunakan teknik impedence
yang memiliki kelemahan
pada proses perhitungan seperti
pecahan eritrosit, pecahan leukosit, serta� kotoran dalam darah
yang dapat saja terhitung sebagai sel trombosit (Koeswardani, 2001). Dengan menggunakan alat berbeda
dalam menghitung jumlah trombosit dilakukan oleh (Suharyanto, 2017) didapatkan hasil p = 0,000 yakni ada perbedaan
yang signifikan pada penelitian
yang berjudul hasil jumlah trombosit cara automatik berdasarkan metode optik dan impedans. Wulandari dan Zulaikah
(2012), �menyatakan dalam hasil
penelitiannya bahwa dari data 20 pasien
yang telah diperiksa jumlah trombositnya secara langsung (dengan alat Sysmex KX � 21) di Laboratorium Klinika Surabaya dan
dilakukan cross check pula dengan
metode tidak langsung menggunakan
sediaan apus darah
tepi terhadap seribu eritrosit, diperoleh suatu rasio atau perbandingan
sebesar 0,98. Menurut Kiswari meskipun alat otomatis
terhitung efektif dan efisien, alat ini
tidak mampu menghitung jumlah trombosit besar, bergerombol dan pecahan eritrosit serta leukosit dengan baik. Hal ini biasanya
ditandai dengan adanya flagging pada alat automatis. Kondisi seperti ini cross check menggunakan metode
manual akan sangat berarti
(Kiswari,2014).
Secara pemeriksaan
klinis dapat dijelaskan bahwa peningkatan jumlah trombosit pada pemeriksaan ini juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor kemungkinan yang merujuk pada beberapa teori, salah satu yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah trombosit adalah trombositosis sekunder atau reaktif yang dicurigai faktor pemicunya adalah inflamasi / peradangan (IDAI,
2010).
Bibliografi
Arianda, D. (2015). Buku
saku analis kesehatan. Revisi ke-5. Bekasi
Gandasoebrata, R. (2010).
Penuntun Laboratorium Klinis. Edisi 16. Dian Rakyat. Jakarta.
Gandasoebrata, R. (2013).
Penuntun Laboratorium Klinis. Dian Rakyat. Jakarta.
Hardiasari .R., Sujud, Nuryati, A. (2015). Perbedaan
jumlah trombosit pada darah EDTA Yang Segera Diperiksa Dan Penundaan Selama 1
Jam di Laboratorium RSJ Grhasia Yogyakarta. Yogyakarta: Medical Laboratory Technology Journal, 1 (12): 91-95.
Harjo,
2011.Perbedaan Hasil Pemeriksaan Hitung
jumlah Trombosit Cara
Manual dan Cara Automatik (ANALIZER).Skripsi.Universitas Muhammadiyah Semarang
IDAI. �(2010). Buku
ajar Hematologi. Jakarta. EGC.
Kiswari.R
(2014).Hematology & Transfusi.
Jakarta: Erlangga
Mapparesa A. (2018). Perbedaan hitung jumlah trombosit
yang diperiksa segera dan ditunda (karya tulis ilmiah) Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Muslimah S. (2016). Perbedaan jumlah trombosit pada 25, 12,5
dan 5 Kotak sedang bilik hitung improved Neubauer (skripsi) Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Suharyanto. (2017). Perbedaan Jumlah Trombosit Cara Automatik Berdasarkan Metode Optik dan Impedansi. Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah. Semarang.
Koeswardani R, Boentoro, Budiman, D. (2001). Flow
Cytometry dan aplikasi alat hitung sel darah otomatik technicon H-1 dan
H-3. Jakarta: Medika. Hal 254
Wirawan, R. (2006). Uji ketelitian dan nilai rujukan
agregasi trombosit dengan agonist ADP pada orang Indonesia� dewasa menggunakan aggregometer chronology
model 490. Jakarta
Wulandari,
A., Zulaikah, S., 2012. Perbandingan
Antara Hitung Trombosit Dengan Alat Hitung Otomatis Dan Cara Manual Tidak Langsung. Jurnal Healthy Science
���������