Jurnal Health Sains: p�ISSN : 2723-4339 e-ISSN
: 2548-1398�����
PENGARUH
NESTING TERHADAP PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PERILAKU BAYI PREMATUR DI RUANG
PERINATOLOGI RSUD KABUPATEN TANGERANG TAHUN�
2020�
Iis Kuraesin, Ria Setia Sari dan Febi
Ratna Sari
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kesetiakawanan Sosial, Jakarta, Indonesia
Email: [email protected], [email protected] dan
[email protected]
�����������
artikel
info |
abstract |
Tanggal diterima: 05
Januari 2021 Tanggal revisi: 15
Januari 2021 Tanggal yang diterima:
25 Januari 2021 |
Premature
babies can be interpreted as babies born who do not take into account the
birth weight with the age of birth or 37 weeks' gestation. Based on premature
prevalence data for cases of newborn mortality estimated at 15% of the 1000
births in the world and countries with low socio-economics. The purpose of
this study is to determine the effect of nesting on physiological changes (breathing
frequency, pulse frequency, oxygen saturation) and premature infant behavior.
The design of this study was to use an experimental quota with one group
pretest posttest villages involving one group of subjects. The research
sample of 45 premature babies who were treated at the Pernatology
General Hospital of Tangerang District and selected by purposive sampling
technique. Research data were analyzed using paired t-test and Wilcoxon test.
The results of the analysis showed that there was a significant influence of
the use of nesting on the behavior of premature infants (p = 0,000) and on
the increase in oxygen saturation of premature infants, the frequency of
breathing and the frequency of pulses with a value (p = 0,000). The use of
nesting as a form of developmental care can facilitate the achievement of
better rest (which is characterized by regular physiological functions and
the attainment of calm sleep behavior), so it needs to be implemented in the
care of premature infants in the perinatology room. ABSTRAK Bayi premature dapat diartikan bayi yang lahir
yang tidak memperhitungkan berat badan lahir dengan usia kelahiran atau usia
gestasi 37 minggu. Berdasarkan data Prevalensi premature untuk kasus kematian
bayi baru lahir diperkirakan 15 % dari angka 1000 kelahiran didunia dan
negara dengan sosio-ekonomi rendah. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh nesting terhadap perubahan
fisiologis (frekuensi napas, frekuensi nadi, saturasi oksigen) dan perilaku
bayi prematur. Rancangan penelitian ini adalah menggunakan quai eksperimental
dengan desaign one group pretest posttest yang melibatkan satu kelompok
subjek. Sampel penelitian sebanyak 45 bayi premtur yang dirawat di
Pernatologi Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang dan dipilih denga teknik purposive
sampling. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan paired t-test
dan wilcoxon test. Hasil analisis menunjukan ada pengaruh yang signifikan
dari penggunaan nesting terhadap perilaku bayi prematur (p= 0,000) dan
terhadap peningkatan saturasi oksigen bayi prematur, frekwensi napas dan
frekwensi nadi yaitu dengan nilai (p=0,000). Penggunaan nesting sebagai
bentuk developmental care dapat memfasilitasi pencapaian istirahat yang lebih
baik (yang ditandai dengan keteraturan fungsi fisiologis dan �pencapaian perilaku tidur tenang), sehingga
perlu diimplementasikan dalam perawatan bayi prematur di ruang perinatologi. |
Keywords: Nesting;
developmental care; physiological functions; behavior; premature babies Kata Kunci: Nesting; developmental care;
fungsi fisiologis; perilaku, bayi prematur |
Coresponden Author:
Email: [email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah
lisensi
���������������
Pendahuluan
�� Bagian integral dari pembangunan nasional
adalah pembangunan kesehatan, ini sesuai dengan undang -� undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Peningkatan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat yang sebesar besarnya merupakan tujuan dari pembangunan
nasional. Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga (PISPK),
pengendalian stunting dan penyakit tidak menular serta imunisasi, adalah
program pembangunan kesehatan� 2020 -
2024 (Depkes, 2019).
Berdasarkan data
Prevalensi premature untuk kasus kematian bayi baru lahir diperkirakan 15 %
dari angka 1000 kelahiran didunia dengan rata-rata 3,3 % sampai dengan 38 % dan
sering terjadi dinegara berkembang dan negara dengan sosio-ekonomi rendah. Pada
negara-negara berkembang menunjukan 90 % statistic kejadian premature dan 35
kali lebih tinggi angka kematiannya dibanding dengan angka kelahiran bayi
dengan berat badan lahir lebih dari
Developmental care adalah salah satu cara untuk merubah
lingkungan untuk menurunkan stress pada bayi premature sebagai akibat dari
lingkungan keperawatan yang berlebihan yaitu dengan cara penerapan asuhan
perkembangan bayi premature. Salah satu metode untuk merubah lingkungan dalam
pemberian asuhan keperawatan pada bayi premature adalah dengan metode Nesting,
ini dilakukan di Ruang Perinatologi RSUD Tangerang. Nesting dilakukan dengan
harapan bisa menstabilkan postur tubuh bayi, memfasilitasi posisi kepala bayi
saat fleksi dan semi fleksi dan posisi kepala bayi bisa kearah garis tengah.
dan membantu mencegah jika ada gerakan yang dilakukan oleh bayi secara tiba
tiba, sehinggga bentuk nesting menyerupai bentuk oval yang terbuat dari kain
atau terbuat dari gulungan selimut yang diletakan didalam incubator (Naghavi et al., 2017).
Penelitian telah
menunjukkan bahwa untuk beberapa bayi, posisi yang baik dapat membantu
perkembangan bayi, diantaranya positioning dapat melindungi kulit bayi,
meningkatkan kualitas tidur, membantu bayi menstabilkan detak jantung dan
pernapasan, menghemat energi , membantu bayi dalam belajar koordinasi gerakan
tangan ke dalam mulut, memberikan kenyamanan dan keamanan bagi bayi dan bayi
diharapkan lebih santai (Bliss et al., 2016).
Kondisi seperti
ini jika dibiarkan akan mengakibatkan tumbuh dan kembang bayi prematur akan
terganggu, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian tentang �Pengaruh
nesting terhadap perubahan fisiologis dan perilaku bayi prematur di ruang
Perinatologi RSUD Kabupaten Tangerang. 2020�.
Metode Penelitian
�� Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperiment. Rencana penelitian yang akan digunakan yakni One Group
Pretest Posttest (Widianingtiyas
et al., 2015).
Populasi target dalam
penelitian ini adalah Bayi premature yang dirawat
di ruang perinatologi di Rumah Sakit Umum
Kabupaten Tangerang, sedangkan
populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh
bayi premature, dengan jumlah bayi premature� yang dirawat pada bulan Pebruari sampai dengan Juni
2020 di Ruang Perinatologi RSUD Kabupaten
Tangerang.
Alat pengumpulan data adalah lembar obervsi
responden dengan isi terkait� fisiologi dan prilaku bayi premature. Pengisian lembar observasi dilakukan pada saat sebelum dan sesudah penggun an nesting (Saragih
et al., 2017).
Data yang didapatkan adalah batasan karateristik seperti umur kehamilan bayi, berat badan bayi dan lama rawat. Skor fisiologi dan perilaku bayi sebelum dn
sesudah penggunan nesting. Dalam penelitian ini, analisa bivariat
digunakan untuk menganalisa mendapatkan pengaruh penggunaan nesting terhadap fisiologi dan perilku bayi premature. Adapun teknik analisa data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji Wilcoxon dengan nilai� diperoleh p value (0,000) <α
(0,05) maka ho�� ditolak (Rahma Widya Utama Et Al., 2019).
�
Hasil Penelitian
Tabel 1
Karakteristik Bayi Prematur��� di Ruang Perinatologi
RSUD Tangerang 2020
No |
Karakteristik Responden |
Frekuensi |
% |
1 |
Umur Kehamilan |
|
|
|
(20-28
Tahun) |
0 |
0 |
|
(29-36
Tahun) |
45 |
100 |
2 |
Berat Badan |
|
|
|
1000-1250 gr |
1 |
2,2 |
|
1260-2500 gr |
44 |
78,2 |
|
|
||
|
|
||
3 |
Lama Rawat |
|
|
|
7-10
hari |
40 |
88,9 |
|
11-
21 hari |
5 |
11,1 |
Dari
hasil penelitian diketahui bahwa dari 45 responden bayi prematur seluruhnya
mempunyai umur kehamilan 29 � 36 minggu sebanyak 45 (100 %), berat badan bayi prematur sebagian
besar 1260 � 2500 gram sebanyak
44 (97,8 %) dan lama rawat bayi
prematur 7 � 10 hari sebanyak 40 (88,9 %).
Dari hasil analisa didapatkan
bahwa rata-rata skor frekuensi pernapasan sebelum nesting N 39, Mean Rank 24,38 dan Sum Rank 951, ini menunjukan penurunan dari nilai frekuensi pernapasan sebelum nesting ke nilai setelah
nesting. Frekuensi Nadi sebelum nesting N 38, Mean Rank 25,79 dan Sum Rank 980, ini menunjukan penurunan dari nilai nadi sebelum
nesting ke nilai setelah nesting. . Saturasi Oksigen sebelum nesting dan setelah nesting adalah 0 baik nilai N, Mean Rang maupun Sum Rank, ini menunjukan tidak ada penurunan dari
nilai sebelun nesting dan sesudah nesting. Perilaku
premature sebelum nesting dan setelah
nesting adalah 0, baik nilai N, Mean Rang maupun sum
rank ini menunukan tidak ada penurunan
dari nilai sebelum nesting dan sesudah
nesting (Zen, 2018).
Hasil uji wilcoxon diperoleh p value
(0,000) <α (0,05) maka ho�� ditolak�� artinya� ada pengaruh penggunaan nesting terhadap fisiologi dan perilaku bayi prematur
di ruang Perinatologi RSUD
Tangerang periode�
2020 (Kusnanto et al., 2019).
Pembahasan
1.
Umur Kehamilan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 45 responden
bayi premature mempunyai umur kehamilan 29-36 minggu (100 %). Hal ini sesuai dengan pendapat
(Cunningham
et al., 2016) bahwa persalinan premature adalah kehamilan yang mempunyai masa kehamilan dibawah 37 minggu. Selain itu menurut (Prawirohardjo,
2016), persalinan
prematur adalah persalinan yang dihitung dari pertama haid
dengan masa kehamilan 20
-37 minggu. 15
Umur kehamilan
pada bayi prematur juga perlu diketahui karena mempengaruhi tumbuh kembang bayi dan adaftasi bayi terhadap lingkungan
yang ada, hal ini sesuai dengan
pendapat (Crowther
et al., 2015) bahwa masa
kehamilan perlu diketahui untuk mengeyahui hubungan antara adaptasi bayi dengan fungsi
organ-organ pada bayi prematur,
sehingga permasalahan yang dihadapi dapat dicarikan solusi agar kemampuan bayi dapat disesuaikan.
2.
Berat Badan Bayi
Dari 45 responden
bayi premature 44 responden
(97,8%) mempunyai berat
badan 1260 gram-2500 gram, hal ini
sesuai dengan pendapat (Tandio
& Manuaba, 2016) bahwa bayi premature mempunyai berat kurang dari
2500 gram. Berat badan pada bayi
premature juga mempengaruhi derajat
bayi premature yang akan berefek kepada fisiologi dan perilaku bayi premature seperti perbedaan fungsi tubuh dan fungsi lainnya (Zhou
et al., 2017). Semakin kecil berat badan bayi maka akan
semakin komplek masalah yang terjadi pada bayi premature karena akan mempengaruhi fungsi tubuh lain.
Selain itu berat badan bayi juga mempengaruhi tingkat muncul masalah yang dihadapi seperti adanya ketidakstabilan tubuh, penaturan glukosa yang belum baik, tampak ditemukannya
ikterik, adanya anemia, kesulitan menyusui, serta adanya garis batas tetapi lebih
parah, kulit tampak lebih tipis dan pembuluh darah tampak lebih banyak
(Zhou
et al., 2017).
3.
Lama
Rawat
Lama rawat bayi prematur di ruang perina RSUD Tangerang sebanyak 40 responden (88,9 %) dari total 45 responden dengan lama rawat 7-10 hari. Sedangkan lama rawat 11-21 hari sebanyak 5 responden (11,1 %) dari total 45 responden. Hal ini disebabkan karena bayi prematur
memiliki kondisi yang berbeda beda,ada yang lahir tanpa mondisi
penyerta atau komplikasi.Kelompok ini akan memiliki kesempatan
lebih baik untuk pulang dari
Rumah sakit lebih awaldalam kondisi yang sehat. Sementara bayi yang lain mungkin memiliki kondisi penyerta prematuritasyang ditemui sejak lahir atau
terjadi setelah lahir. Kondisi penyerta ini bisa
membuat bayi dirawat lebih lama dan membutuhkan perawatan khusus di rumah sakit (Usman
et al., 2017).
Bayi dengan
Riwayat pertumbuhn janin terhambat, bisa dirawat lebih lama, karena berat lahir
mereka lebih kecil dibandingkn yang lahir diusia kehamilan
yang sama. Hal ini tergantung dengan kondisi pernapasan mereka, apakah bermasalah atau tidak yang membedakan satu bayi dengan
yang lainnya. Bayi prematur
yang dirawat bisa diperbolehkan pulang jika sudah tercapai
target pertumbuhan seperti kondisi stabil, tidak adacmasalah saat pemberian asi dan orang tua sudah siap merawatnya
secara mandiri dirumah tanpa bantuan
tenaga medis (Purba
et al., 2020).
Pengaruh Fisiologis
Dan Perilaku Bayi Prematur Sebelum Dan Sesudah Pemberian Nesting Di Ruang perina
RSUD Tangerang 2020.
Berdasarkan hasil penelitian (Rohmah
et al., 2020) tentang
Effectiveness Of Use Of Nesting On Body Weight, Oxygen Saturation Stability,
And Breath Frequency In Prematures In Nicu Room Gambiran Hospital
Kediri City, bahwa penggunaan
nesting pada bayi prematur bayi efektif dalam
menstabilkan berat badan, saturasi oksigen, frekuensi bernafas bayi prematur.dengan hasil penelitian pada kedua kelompok p <α
(0,05), maka H0 adalah ditolak dan H1 diterima.
Hal ini sesuai denganpenelitian engan hasil analisa
didapatkan bahwa rata-rata skor frekuensi pernapasan bayi prematur mengalami peningkatan dari nilai sebelum nesting ke nilai setelah
nesting. Mean rank rata - rata peningkatan tersebut sebesar 7,80 sedangkan jumlah rangking positif adalah 39. Frekuensi nadi bayi prematur
mengalami peningkatan dari nilai sebelum
nesting ke nilai setelah nesting. Mean rank rata - rata peningkatan
tersebut sebesar 7,86 sedangkan jumlah rangking positif adalah 55. Frekuensi saturasi bayi prematur
mengalami peningkatan dari nilai sebelum
nesting ke nilai setelah nesting. Mean rank rata - rata peningkatan
tersebut sebesar 21,50 dan jumlah rangking positif adalah 903. Sedangkan frekuensi perilaku bayi prematur
mengalami peningkatan dari nilai pre
test ke nilai post test. Mean rank rata - rata peningkatan
tersebut sebesar 23 sedangkan jumlah rangking positif adalah 1035.
Hasil uji wilcoxon
diperoleh p value (0,000) <α (0,05) maka ho�� ditolak�� artinya� ada pengaruh penggunaan
nesting terhadap fisiologi
dan perilaku bayi prematur di ruang Perinatologi RSUD Tangerang periode� 2020. Sesuai dengan penelitian (Kibis
et al., 2017) yang menyatakan
mengenai pengaruh nesting terhadap perubahan fisiologis dan perilaku bayi prematur menunjukkan
bahwa pada fungsi fisiologis frekwensi yaitu napas. Dari hasil yang diteliti nilai rata-rata menunjukan frekwensi napas pada saat non nesting mengalami peningkatan sebelum dilakukan fase nesting. Sealain itu pendapat
(Arango
et al., 2018) mengatakan
bahwa ada pengaruh penggunaan nesting Di kota Cirebon terjadi perubahan terhadap temperature tubuh dan saturasi oksigen serta frekuensi
nadi pada bayi berat badan lahir rendah.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
dari hasil penelitian mengenai pengaruh nesting terhadap perubahan fisiologi dan perilaku bayi prematur
di ruang Perinatologi RSUD Kabupaten Tangerang, maka dapat disimpulkan bahwa gambaran karakteristik responden diketahui bahwa dari 45 responden sebagian besar umur kehamilan 29 � 6 minggu sebanyak 45 responden (100 %), berat badan bayi premature responen yaitu sebanyak 44 responden (97,8 %) dan lama rawat
bayi prematur 7-10 hari� yaitu sebesar 40 responden� (88,9 %).
Rata-rata skor fisiologi
dan perilaku bayi premature
sebelum penggunaan nesting adalah skor frekuensi
pernapasan 66,13, skor frekuensi nadi 166,09, skor saturasi oksigen
87,60 dan skor perilaku bayi prematur sebelum
penggunaan nesting 8,58. Rata-rata skor fisiologi dan perilaku bayi premature sesudah penggunaan nesting adalah skor frekuensi
pernapasan sesudah pemberian nesting�
52,69, skor frekuensi
nadi sesudah pemberian nesting�
149,04, rata-rata skor saturasi
oksigen sesudah pemberian nesting�
90,02 dan rata-rata skor perilaku
bayi prematur� sesudah pemberian nesting�
11,27. Ada pengaruh penggunaan
nesting terhadap perubahan fisiologi dan perilaku bayi prematur di ruang Perinatologi RSUD Kabupaten Tangerang dengan nilai P value (0,000) <α (0,05).
BIBLIOGRAFI
Agusthia,
M., Noer, R. M., & Susilawati, I. (2020). Pengaruh Perawatan Metode Kanguru
Terhadap Peningkatan Berat Badan Bblr Pada Ruang Perinatologi Rsud Muhammad
Sani Kabupaten Karimun Tahun 2019. Jurnal Penelitian Kebidanan, 1(1).
Arango, D.,
Sturgill, D., Alhusaini, N., Dillman, A. A., Sweet, T. J., Hanson, G.,
Hosogane, M., Sinclair, W. R., Nanan, K. K., & Mandler, M. D. (2018).
Acetylation Of Cytidine In Mrna Promotes Translation Efficiency. Cell, 175(7),
1872�1886.
Bliss, S.
A., Sinha, G., Sandiford, O. A., Williams, L. M., Engelberth, D. J., Guiro, K.,
Isenalumhe, L. L., Greco, S. J., Ayer, S., & Bryan, M. (2016). Mesenchymal
Stem Cell�Derived Exosomes Stimulate Cycling Quiescence And Early Breast Cancer
Dormancy In Bone Marrow. Cancer Research, 76(19), 5832�5844.
Crowther,
T. W., Glick, H. B., Covey, K. R., Bettigole, C., Maynard, D. S., Thomas, S.
M., Smith, J. R., Hintler, G., Duguid, M. C., & Amatulli, G. (2015).
Mapping Tree Density At A Global Scale. Nature, 525(7568),
201�205.
Cunningham,
C., Scheuer, L., & Black, S. (2016). Developmental Juvenile Osteology.
Academic Press.
Depkes, R.
(2019). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-2025.
Dep Kes Ri.
Kibis, O.
V, Dini, K., Iorsh, I. V, & Shelykh, I. A. (2017). All-Optical Band
Engineering Of Gapped Dirac Materials. Physical Review B, 95(12),
125401.
Kusnanto,
K., Izza, E. L., Yuswanto, T. J. A., & Arifin, H. (2019). A Qualitative
Inquiry Into The Adherence Of Adults Type 2 Diabetes Mellitus With Dietary
Programs. Jurnal Ners, 14(2), 118�123.
Naghavi,
M., Abajobir, A. A., Abbafati, C., Abbas, K. M., Abd-Allah, F., Abera, S. F.,
Aboyans, V., Adetokunboh, O., Afshin, A., & Agrawal, A. (2017). Global,
Regional, And National Age-Sex Specific Mortality For 264 Causes Of Death,
1980�2016: A Systematic Analysis For The Global Burden Of Disease Study 2016. The
Lancet, 390(10100), 1151�1210.
Prawirohardjo,
S. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Program Kb Ilmu Kebidanan. In Jakarta:
Bina Pustaka.
Purba, D.
H., Kartika, L., Supinganto, A., Hasnidar, H., Wahyuni, W., Sitanggang, Y. F.,
Purba, A. M. V., Apelaby, M. M. Y. A., Siregar, D., & Sitorus, F. B. M.
(2020). Ilmu Kesehatan Anak. Yayasan Kita Menulis.
Puspitaningrum,
E. M. (2018). Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Dengan Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah (Bblr) Di Rsia Annisa Kota Jambi Tahun 2018. Scientia Journal, 7(2),
1�7.
Rahma Widya
Utama, R. W. U., Jafri, Y., Kp, S., Febriyanti, S. K., An, M. K. N. S. K.,
Febriyanti, S. K., & An, M. K. N. S. K. (2019). Analisis Praktek Klinik
Keperawatan Penerapan Development Care Terhadap Status Oksigenase Pada Bayi
Dengan Berat Badan Lahir Rendah. Stikes Perintis Padang.
Rohmah, M.,
Lalasari, L. H., Natasha, N. C., Sulistiyono, E., Firdiyono, F., &
Soedarsono, J. W. (2020). Adsorption Behavior Of Alkali Metal (Na+, Li+, And
K+) From Bledug Kuwu Brine By Resin Adsorbent For Purification: Ph And Flow
Rate Parameter. Oriental Journal Of Chemistry, 36(2), 273�279.
Saprudin,
N., & Sari, I. K. (2018). Pengaruh Penggunaan Nesting Terhadap Perubahan
Suhu Tubuh Saturasi Oksigen Dan Frekuensi Nadi Pada Bayi Berat Badan Lahir
Rendah Di Kota Cirebon. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences
Journal, 9(2), 16�26.
Saragih,
G., Sari, E., & Fauza, R. (2017). Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Fase
Aktif Di Klinik Sulastri Jl. Lau Dendang Medan Tahun 2017. Jurnal Ilmiah
Kebidanan Imelda, 3(2), 271�278.
Tandio, D.,
& Manuaba, A. (2016). Safety Procedure For Biosafety And Controlling A
Communicable Disease: Streptococcus Suis. Bali Medical Journal, 5(2),
260�262.
Usman, H.,
Tjiptoherijanto, P., Balqiah, T. E., & Agung, I. G. N. (2017). The Role Of
Religious Norms, Trust, Importance Of Attributes And Information Sources In The
Relationship Between Religiosity And Selection Of The Islamic Bank. Journal
Of Islamic Marketing.
Widianingtiyas,
L., Siswoyo, S., & Bakri, F. (2015). Pengaruh Pendekatan Multi Representasi
Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Sma. Jurnal
Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, 1(1), 31�38.
Zen, D.
(2018). Pengaruh Nesting Terhadap Perubahan Fisiologis Dan Perilaku Bayi
Prematur Di Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan
Dan Farmasi, 17(2), 357�374.
Zhou, B.,
Bentham, J., Di Cesare, M., Bixby, H., Danaei, G., Cowan, M. J., Paciorek, C.
J., Singh, G., Hajifathalian, K., & Bennett, J. E. (2017). Worldwide Trends
In Blood Pressure From 1975 To 2015: A Pooled Analysis Of 1479 Population-Based
Measurement Studies With 19� 1 Million Participants. The Lancet, 389(10064),
37�55.
Zilla, H.
(2018). Hubungan Kelelahan Dengan Kualitas Hidup Anak Yang Menjalani
Kemoterapi Pada Pasien Leukemia Limfoblastik Akut Di Rsup. Dr. M. Djamil Padang.
Universitas Andalas.