Jurnal Health Sains: p�ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398�����
Vol. 2, No. 8, Agustus 2021
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI RETENSI REKAM MEDIS
PASIEN RAWAT INAP MENGGUNAKAN VISUAL STUDIO 2010 DI RUMAH SAKIT JASA KARTINI
TASIKMALAYA
Resa Yusnia,
Sali Setiatin, Widya Nadiroh, Candra Mecca Sufyana
Rekam
Medis dan Informasi
Kesehatan, Politeknik Piksi
Ganesha, Bandung 1,2,
Kepala Rekam Medis, Rumah Sakit Jasa Kartini, Tasikmalaya 3
Manajemen Informatika, Politeknik
Piksi Ganesha, Bandung 4
Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected], [email protected]
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 Agustus 2021 Direvisi 15 Agustus 2021 Disetujui 25 Agustus 2021 |
Rumah sakit merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem informasi retensi rekam medis pasien rawat inap menggunakan
microsoft Visual Studio 2010 di Rumah
Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yaitu
dengan cara observasi, wawancara dan studi pustaka yang terkait dengan pokok permasalahan penelitian. Sedangkan untuk metode pengembangan perangkat lunak menggunakan waterfall. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan berbagai masalah diantaranya berkas rekam medis yang telah diretensi tidak tertata baik pada saat penyimpanannya sehingga tidak berurutan sesuai nomor rekam medisnya, kurangnya rak penyimpanan sehingga rekam medis tidak
tertata baik dan lambatnya proses retensi. Oleh karena itu perlu konsep perancangan sistem informasi retensi rekam
medis dalam bentuk aplikasi. Metode perancangan sistem menggunakan Flowmap,
DFD (Data Flow Diagram) dan ERD (Entity Relation Diagram) serta
diimplementasikan dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio 2010 dengan database Microsoft
Access. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan blackbox dengan hasil setiap form sukses sesuai prosedur perancangan. ABSTRACT The hospital is a place to
organize health efforts, namely every activity to maintain and improve health
and aims to realize optimal levels of health for the community. This study
aims to design an information system for inpatient medical record retention
using Microsoft Visual Studio 2010 at the Jasa Kartini
Hospital, Tasikmalaya. The research method used is
a qualitative method with a descriptive approach. Data collection techniques
are using observation, interviews and literature studies related to the
subject matter of the research. As for the software development method using
the waterfall. Based on the research conducted, various problems were found,
including the medical record files that had been retained were not well
organized at the time of storage so that they were not sequentially according
to the medical record number, the lack of storage racks so that the medical
records were not well organized and the retention process was slow.
Therefore, it is necessary to design a medical record retention information
system in the form of an application. The system design method uses Flowmap, DFD (Data Flow Diagram) and ERD (Entity Relation
Diagram) and is implemented with Microsoft Visual Studio 2010 programming
language with Microsoft Access database. Testing is done using the black box
with the results of each successful form according to the design procedure. |
Kata Kunci: sistem informasi;
rekam medis; retensi; DFD Keywords: information system;
medical record; retention; DFD |
Pendahuluan
Rumah� sakit� merupakan� tempat� menyelenggarakan� upaya� kesehatan� yaitu setiap� kegiatan� untuk� memelihara� dan meningkatkan� kesehatan� serta� bertujuan untuk� mewujudkan� derajat� kesehatan� yang optimal�
bagi� masyarakat (Ade Supriyadi, 2018).� Menurut undang-undang� Republik Indonesia�
No� 44� Tahun \ 2009� tentang rumah� sakit, rumah� sakit mempunyai�� tugas memberikan�� pelayanan kesehatan�� berupa penyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai standar pelayanan� rumah sakit,� pemeliharaan� dan peningkatan kesehatan� perorangan melalui pelayanan yang� paripurna,� penyelenggaraan pendidikan
dan� pelatihan sumber� daya manusia� dalam rangka� peningkatan kemampuan� dalam pemberian pelayanan kesehatan, penyelenggaraan� penelitian� dan pengembangan� teknologi bidang�� kesehatan dalam�� rangka�� peningkatan�� pelayanan kesehatan�� dengan memperhatikan� etika ilmu� pengetahuan� bidang� kesehatan (Basabih, 2018). Rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kepada pasien harus
memperhatikan mutu dan kualitas. Mutu pelayanan� kesehatan� suatu rumah� sakit dapat� dilihat� dari� peningkatan kualitas pelayanan� kepada� pasien� termasuk kualitas pendokumentasian� rekam medis. Rekam medis� merupakan� berkas yang� berisikan catatan� dan� dokumen tentang� identitas pasien,� pemeriksaan, pengobatan,� tindakan, dan� pelayanan� lain kepada� pasien� pada sarana� pelayanan kesehatan� (Hatta, 2011).
�Untuk meningkatkan mutu pelayanan, rumah sakit membutuhkan
perekam medis dan informasi kesehatan yang dapat bertanggungjawab dalam pengolahan berkas rekam medis
pasien pada rumah sakit. Dimana berkas rekam medis merupakan
rangkuman catatan bagi pasien yang telah dirawat disuatu
Rumah Sakit. Suatu berkas rekam
medis dikatakan baik apabila petugas
dapat melaksanakan pencatatan data dengan baik, lengkap, akurat dan tepat waktu (Kusuma & Sugiarsi, 2010).
Rekam medis sangat berperan
penting dalam kelancaran proses pelayanan kesehatan kepada pasien. Menurut Permenkes No.269/MENKES/Per/III/2008 tentang
standar profesi� perekam� medis� dan informasi� kesehatan,� seorang� perekam medis� harus mampu� menetapkan� kode penyakit� dan� tindakan� dengan� tepat� sesuai denganklasifikasi yang diberlakukan
di Indonesia (ICD-10) (Syafriani, 2018).
Penentuan kode penyebab dasar kematian merupakan salah satu fungsi yang penting dari unit kerja rekam medis
yang membutuhkan ketelitian
(Pratiwi, 2013).
Untuk menentukan kode, petugas harus
memperhatikan prosedur atau aturan yang ditetapkan oleh WHO di dalam
ICD-10. Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi pustaka yang dilakukan oleh penulis penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem informasi retensi rekam medis pasien
rawat inap menggunakan Microsoft Visual Studio 2010 di Rumah Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sedangkan untuk metode pengembangan
perangkat lunak menggunakan waterfall dan diimplementasikan
dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio 2010 dengan database Microsoft Access. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan blackbox dengan hasil setiap
form sukses sesuai prosedur perancangan.
Salah satu aspek kehidupan manusia yang tergantung terhadap informasi adalah bidang kesehatan.
Pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan salah satunya melalui rumah sakit
sebagai fasillitas pelayanan kesehatan rawat jalan. Rumah
sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Khariza, 2015). Hal terpenting dalam rumah sakit adalah
sebagai sarana dan prasarana sebagai penunjang yang mengatasi masalah-masalah kesehatan secara memadai dan professional (Rikomah, 2017).
Dalam pelayanan kesehatan tidak terlepas dari perkembangan
teknologi agar mampu memberikan pelayanan kesehatan masyarakat secara lebih efisien,
meningkatkan efektivitas
dan produktivitas kerja serta menguatkan fungsi stratejik organisasi kesehatan masyarakat dengan memanfaatkan informasi kesehatan dari berbagai sumber. Dengan demikian seorang praktisi kesehatan masyarakat harus mampu menggunakan
informasi kesehatan secara efektif dan mampu mengembangkan, mengelola serta memelihara program teknologi informasi kesehatan masyarakat secara efektif (Taryanto & Handayani, 2019).
Proses pendokumentasian
data berkas rekam medis yang telah di retensi di Rumah Sakit Jasa Kartini masih cara manual, yaitu dengan mengarsipkannya
kedalam buku yang disebut buku retensi
dan penyimpanan data retensi
tidak tertata dengan baik. Hal ini jelas sangat
tidak efektif dan efisien apabila diperlukan dikemudian hari, selain itu
jika dihubungkan dengan kemajuan teknologi yang ada pada saat ini dihadapkan
kondisi dan situasi diatas serta dalam
rangka meningkatan mutu pelayanan yang baik, maka Penulis
tertarik untuk mengetahui lebih jauh bagaimana kegiatan retensi yang dilakukan dan bagaimana mengembangkan sistem informasi pada kegiatan retensi berkas rekam medis pasien
rawat inap di Rumah Sakit Jasa Kartini. Sedangkan aplikasi yang dibangun menggunakan Microsoft Visual Studio 2010.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan �metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik penelitian
data dilakukan secara gabungan, analisa data bersifat induktif, hasil penelitian lebih menekankan pada makna daripada generalisasi�. (Sugiyono, 2011).
�� Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Jasa Kartini adalah dengan cara
teknik pengumpulan hasil data yang diperoleh yaitu:
Observasi, Penulis melakukan penelitian secara langsung dengan melakukan pengamatan terhadap objek penelitian dan menganalisa secara kualitatif pelaksanaan retensi yang berjalan serta sistem yang digunakan.
Wawancara, penulis juga melakukan wawancara demgan petugas rekam medis
untuk mendapatkan data yang
tidak didapatkan melalui teknik observasi. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui penuturan langsung dari petugas rekam
medis.
Studi pustaka, Konsep-konsep teori yang relevan dapat diperoleh dari berbagai buku-buku
sebagai referensi dan kajian-kajian pustaka yang dapat menjadi landasan
penelitian. Selain itu, penulis juga memanfaatkan informasi-informasi
yang terdapat pada situs internet.
Pengembangan sistem informasi retensi rekam medis pasien
rawat inap menggunakan metode perangkat lunak waterfal. Metode Waterfall adalah model yang melakukan pendekatan pada perkembangan perangkat lunak secara sistematik dan sekuensial (Widiyanto, 2018).
Menurut (Pressman et al., 2010), model proses waterfall yang juga dikenal dengan classic life
cycle, adalah �model klasik
yang bersifat sistematis, berurutan dalam mengembangan perangkat lunak�. Model ini melingkupi aktivitas-aktivitas seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini:
Gambar 1
Waterfall atau Model
Air Terjun
Sumber: Pressman
(2010)
Rekayasa Sistem Informasi
(System Information Engineering), Merupakan tahap dimana sasaran yang akan diteliti ditinjau
terlebih dahulu.
Analisis (Analysis), Merupakan tahapan dimana menganalisis semua kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan pengembangan perangkat lunak dan menetapkan informasi domain untuk perangkat lunak, seperti fungsi untuk kerja
dan antar muka.
Perancangan, Merupakan
tahap perancangan sistem yang akan dibangun seperti arsitektur sistem perangkat lunak dan karakteristik antar muka.
Pengkodean, Merupakan
tahap menterjemahkan desain kedalam bahasa pemrograman yang sesuai dengan kebutuhan.
Pengujian, Merupakan
tahap pengujian perangkat lunak yang dikembangkan untuk menganalisa kesalahan-kesalahan
dan menjamin bahwa masukan sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.
Maintenance, Pemeliharaan
adalah penerapan secara keseluruhan disertai pemeliharaan jika perubahan struktur baik bagi
software maupun hardware.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi, wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya pada tanggal 5 April
� 5 Juni 2021 sudah melakukan retensi rekam medis dan pelaksanaan tersebut terakhir tahun 2018 dengan jumlah dokumen
rekam medis 6692 dokumen yang telah diretensi.
Tahapan pelaksanaan
retensi rekam medis pasien rawat
inap dipisahkan dari rak aktif
ke inaktif berdasarkan tanggal terkahir pasien datang berobat setelah 5 tahun dan rekam medis di ambil dan dipilah dari ruang filing aktif dipindahkan ke ruangan inaktif.
Setelah itu ketentuan lama penyimpanan rekam medis inaktif di ruangan sekitar 2 tahun lamanya lalu
melakukan pemusnahan.
Pelaksanaan retensi dilakukan setiap 7 tahun sekali sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di Rumah Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya. Hal ini dapat menyebabkan kapasitas penyimpanannya berkurang dan tidak menumpuk di ruangan filing.
Langkah � langkah dalam pemilahan
retensi diantaranya:
a.
Membuat jadwal
retensi (penyusutan) Rekam Medis Rawat Jalan dan Rawat
Inap Membuat jadwal retensi (penyusutan) Rekam Medis Rawat Jalan dan Rawat Inap.
b.
Melakukan kegiatan
retensi setiap bulan untuk memisahkan
antara Rekam Medis aktif dengan
Rekam Medis inaktif
c.
Rekam Medis yang
sudah di retensi disimpan terpisah dengan rekam Medis
aktif
d.
Rekam Medis hasil retensi rusak
tak terbaca dapat langsung dimusnahkan sesuai prosedur
e.
Melakukan kegiatan
penilaian guna Rekam Medis (oleh team pemusnah) yang ditetapkan Kepala Rumah Sakit
yang telah 2 (dua) tahun inaktif dengan
indikator penilaian
1)
Sering Rekam Medis digunakan sebagai penelitian/pendidikan
2)
Aspek Admnistrasi,
Hukum, Keuangan, IPTEK
3)
Pembuktian/sejarah
f.
Memisahkan Lembar Rekam Medis yang mempunyai nilai guna dan harus di abadikan yaitu meliputi
1)
Ringkasan Masuk dan Keluar
2)
Resume Penyakit
3)
Lembar Operasi
4)
Lembar Persetujuan (informed
consent)
5)
Identifikasi bayi
lahir hidup
6)
Lembar kematian
g.
Mengumpulkan lembar-rembar
rekam medis sisanya termasuk Rekam Medis yang sudah rusak tak
terbaca dan disiapkan untuk dimusnahkan
1)
Membuat daftar pertelaan nilai guna Rekam Medis
2)
Berita acara pemusnahan
asli disimpan di Rumah Sakit
3)
Melakukan pemusnahan
dengan cara dibuat bubur. Bila
dilakukan oleh pihak ke tiga, harus
disaksikan oleh tim Pemusnah dan dibuat Berita Acara Pemusnahan.
Perancuangan Proses sistem yang berjalannya yaitu:
a)
Flowmap disajikan
pada gambar 2.
�Gambar 2
Flowmap Sistem yang Dirancang
Perancangan sistem informasi ini diawali
dengan menampilkan form
login user, yaitu langkah awal untuk mengakses
dan melakukan input data rekam
medis pasien kedalam sistem yang nantinya akan menghasilkan
sebuah data rekam medis aktif, inaktif,
dan nonaktif dan menghasilkan
keluaran laporan retensi untuk dilaporkan
kepada Kepala Rekam Medis dan Direktur Rumah Sakit.
b)
Diagram Konteks
Diagram konteks sistem
retensi disajikan pada gambar 3.
�Gambar 3
Diagram
Konteks yang Dirancang
Petugas rekam medis melakukan input data petugas rekam medis,
data data pasien, data rekam medis rawat
inap, data dokter, dan retensi rekam medis
rawat inap ke dalam system informasi retensi rekam medis rawat
inap yang nantinya akan menghasilkan sebuah data rekam medis aktif, inaktif,
dan nonaktif yang akan di laporkan kepada Direktur Rumah Sakit dan Kepala Rekam Medis.
Data Flow Daigram level 0 disajikan
pada gambar 4.
Gambar 4
DFD Level 0 Sistem
yang Dirancang
Petugas rekam medis melakukan Kelola data petugas yang akan tersimpan di data petugas, kelola data pasien yang tersimpan di data sub pasien, kelola data dokter yang tersimpan di data sub dokter kelola data rekam medis yang tersimpan di data sub rekam medis, dan Kelola retensi yang diambil datanya dari data sub rekam medis dan membuatkan laporan retensi untuk dilaporkan
kepada Direktur RS dan Kepala Rekam Medis.
Data Flow Diagram Level 1 Proses 1.0 Kelola Data User disajikan
pada gambar 5.
�Gambar 5
DFD
Level 1 Proses 1.0 Sistem yang Dirancang
Petugas��
rekam�� medis mempunyai�� akses�� untuk�� menambah atau menyimpan, mengedit, menghapus dan mencari data petugas didalam proses penginputan data petugas, dimana dalam proses setiap petugas yang ditambahkan akan otomatis tersimpan
di data sub petugas dan memiliki
akses yang sama dengan user atau petugas yang lain.
Data Flow Diagram Level 1 Proses 2.0 Kelola Data Dokter
disajikan pada gambar 6.
Gambar 6
DFD Level 1 Proses 2.0 Sistem yang Dirancang
Petugas��
rekam medis�� mempunyai akses�� untuk�� menambah atau menyimpan,
mengedit, menghapus dan mencari data pasien didalam proses penginputan data pasien, dimana dalam proses setiap pasien yang ditambahkan akan otomatis tersimpan
di data sub pasien.
Data Flow Diagram Level 1 Proses 3.0 Kelola Data Pasien
disajikan pada gambar 7.
Gambar 7
DFD Level 1 Proses 3.0 Sistem yang Berjalan
Petugas��
rekam�� medis mempunyai�� akses�� untuk�� menambah atau menyimpan, mengedit, menghapus dan mencari data dokter didalam proses penginputan data dokter, dimana dalam proses setiap dokter yang ditambahkan akan otomatis tersimpan
di data sub dokter.
Data Flow Diagram Level 1 Proses 4.0 Kelola Data Rekam
Medis disajikan pada gambar 8.
Gambar 8
DFD Level 1 Proses 4.0 Sistem yang Dirancang
Petugas rekam medis mempunyai�� akses�� untuk�� menambah atau menyimpan, mengedit, menghapus dan mencari data rekam medis rawat inap
didalam proses penginputan
data rekam medis rawat inap, dimana
dalam proses setiap data
yang ditambahkan akan otomatis tersimpan di data sub rekam medis rawat
inap.
Data Flow Diagram Level 1 Proses 5.0 Kelola Data Retensi
disajikan pada gambar 9.
Gambar 9
DFD Level 1 Proses 5.0 Sistem yang Dirancang
Petugas Rekam Medis melakukan pengolahan data retensi yang datanya diambil dari data sub rekam medis rawat inap
untuk dipilah menjadi data aktif, inaktif, dan non aktif.
Data Flow Diagram Level 1 Proses 6.0 Kelola Berita
Acara disajikan pada gambar
10.
Gambar 10
DFD Level 1 Proses 6.0 Sistem yang Dirancang
Petugas rekam medis mempunyai akses untuk menambah
data berita acara, menyimpan
data berita acara, menghapus
data berita acara, mengubah
data berita acara dan mencari
data berita data rekam medis rawat inap
didalam proses penginputan
data rekam medis rawat inap, dimana
dalam proses setiap data
yang ditambahkan akan otomatis tersimpan di data sub rekam medis rawat
inap.
Petugas Rekam Medis melakukan pengolahan data retensi yang datanya diambil dari data sub rekam medis rawat inap
untuk dipilah menjadi data aktif, inaktif, dan non aktif serta dibuatkan laporan retensi untuk dilaporkan kepada Direktur RS dan Kepala Rekam Medis.
Perancangan basis data bertujuan
untuk membentuk tempat penyimpanan data pada
media penyimpanan.
ERD adalah suatu
model relasi yang menggunakan
susunan data yang disimpan dalam sistem secara
abstrak. disajikan pada gambar 11.
Gambar 11
Entity Relationanship
Diagram (ERD)
Petugas rekam medis melakukan input data pasien dan dokter terlebih dahulu untuk dapat.
B.
Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi, wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, kebutuhan fungsional aplikasi retensi dalam penelitian
ini adalah menu data rekam medis, menu user, menu beranda, menu retensi rekam medis, menu unggah berkas, menu pemusnahan rekam medis, menu berkas hilang dan menu laporan.� Menu beranda adalah halaman utama pada saat petugas rekam medis
atau user dan kepala rekam medis berhasil
login. Pada beranda terdapat
menu yang bisa diakses diantaranya yaitu menu data
master, menu transaksi dan menu laporan.
Pada menu data master terdapat 2 submenu yaitu data rekam medis dan data user. Data rekam medis adalah menu untuk mengelola data pasien dan hanya bisa diakses oleh user. Menu data
rekam medis mempunyai beberapa fungsi yaitu:
a)
User dapat menambahkan,
melihat, mengubah dan menghapus data pasien.
b)
Adanya fitur
import data pasien dalam bentuk Microsoft excel yang dihasilkan
oleh sistem informasi pendaftaran rumah sakit.�
Menu data user adalah menu untuk
mengelola data user yang dapat
mengakses aplikasi retensi. Data user hanya bisa diakses oleh kepala rekam medis
dan mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi
untuk menambahkan, melihat, mengubah dan menghapus data user. User dapat mengakses menu retensi rekam medis. Menu retensi mempunyai beberapa fungsi yaitu:
a)
Melihat daftar rekam medis yang sudah masuk waktu
retensi.
b)
Menu retensi otomatis
akan memilah rekam medis berdasarkan
tanggal terakhir kunjungan pasien.
c)
Rekam medis yang
tidak ditemukan saat proses retensi dapat diberi keterangan
untuk memudahkan retensi selanjutnya.
d)
Mencetak laporan
retensi rekam medis.
Menu pemusnahan rekam
medis adalah menu untuk mengelola data rekam medis yang siap musnah. Fungsi
yang terdapat didalam menu ini yaitu user dapat melihat rekam
medis yang sudah masuk waktu pemusnahan
dan mencetak laporan pemusnahan rekam medis. User dapat mengakses menu unggah berkas. Adapun fungsi dari menu ini yaitu:
a)
Menambahkan hasil
scan berkas rekam medis.
b)
Melihat scan berkas
rekam medis yang telah ditambahkan.
c)
Memberi centang
penting untuk berkas yang dianggap penting.
User dapat mengakses
menu berkas hilang. Pada
menu ini dapat ditampilkan daftar berkas yang tidak ditemukan pada saat proses retensi. Nantinya rekam medis dapat dicari
kembali pada saat retensi berikutnya. Kemudian menu laporan yang dapat diakses oleh kepala rekam medis
yang digunakan untuk melihat dan mencetak laporan retensi rekam medis dan pemusnahan rekam medis.
Pembuatan aplikasi retensi berdasarkan hasil analisis permasalahan yang ada di Rumah Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya diketahui retensi masih menggunakan sistem manual. Petugas harus melihat satu-tanggal
terakhir kunjungan pasien yang menyebabkan lamanya proses pencarian berkas. Dengan adanya aplikasi retensi bertujuan untuk memudahkan proses retensi, agar proses pencarian berkas rekam medis
menjadi lebih cepat. Aplikasi retensi otomatis akan menampilkan rekam medis yang sudah inaktif. Adanya aplikasi retensi sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh petugas rekam medis yaitu
aplikasi yang dapat melakukan pemilahan rekam medis.
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan Retensi adalah pemindahan dokumen rekam medis
aktif ke inaktif karena pasien tidak pernah
datang kembali dalam waktu sekurang-kurangnya
5 tahun terhitung mulai dari tahun
terakhir berobat.
Aplikasi ini membuktikan dapat melakukan proses pemilahan secara otomatis dengan proses yang lebih mudah, sesuai pernyataan
diatas proses retensi dilakukan untuk memilah berkas rekam medis yang sudah inaktif. Berikut ini merupakan
gambar menu retensi dari aplikasi retensi
berkas rekam medis sebagai berikut:
Implementasi Antar Muka :
Tampilan form login disajikan pada gambar 12.
Gambar 12
�Layar
Login
Pada halaman ini adalah untuk dapat
masuk ke halaman utama dan menggunakan fasilitas yang ada di dalamnya.
Tampilan Form Menu Utama disajikan pada gambar 13.
Gambar 13
Tampilan Form Menu
Halaman menu utama berfungsi
untuk memilih menu apa yang akan di akses oleh admin. Menu utama menampilkan fiturfitur sistem informasi, seperti: menu user, menu dokter,
data pasien, retensi dan laporan.
Tampilan Data User disajikan pada gambar 14.
Gambar 14
Tampilan Data User
Data user yaitu untuk
menginputkan data petugas
yang akan bisa mengakses sistem informasi.
Tampilan Data Dokter
disajikan pada gambar 15.
Gambar 15
Tampilan Data Dokter
Tampilan menu dokter
terdiri dari fitur tambah dokter
berfungsi untuk menambahkan data dokter dan fitur list dokter untuk melihat data dokter yang sudah tersimpan.
Tampilan Form Data Dokter
disajikan pada gambar 16.
Gambar 16
Tampilan Form Data Dokter
Tampilan Form data dokter
terdiri dari fitur tambah dokter
berfungsi untuk tambah pasien berfungsi
untuk menambah pasien baru dan fitur list pasien untuk melihat data pasien yang pernah berobat.
Tampilan Data Retensi
disajikan pada gambar 17.
Gambar 17
Tampilan Data Retensi
Tampilan menu retensi
berfungsi untuk pemilahan rekam medis secara otomatis
akan menampilkan rekam medis yang sudah inaktif.
Tampilan Menu Laporan
data pasien disajikan pada gambar 18.
Gambar 18
Tampilan Menu Laporan Data Pasien
Tampilan Menu ini berisikan tentang laporan dokumen dijadikan image dan dapat digunakan kembali jika ketika dibutuhkan
kembali.
Tampilan data RM pasien
rawat inap disajikan pada gambar 19.
Gambar 19
Laporan data RM pasien rawat
inap
Tampilan Laporan
Data Retensi berdasarkan Dokter disajikan pada gambar 20.
Gambar 20
Tampilan Laporan retensi
berdasarkan Dokter
Tampilan Laporan
Data Retensi berdasarkan Diagnosa disajikan pada gambar 21.
Gambar 21
Tampilan Laporan Retensi
Berdasarkan Diagnosa
Tampilan Laporan Retensi RM Aktif pasien rawat inap
disajikan pada gambar 21.
Pengujian sistem informasi
ini menggunakan metode pengujian black box. Pengujian blackbox menguji spesifikasi suatu fungsi atau
modul apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Cara pengujiannya hanya dilakukan dengan menjalankan dan mengeksekusi unit
atau modul, metode ini digunakan
untuk mengetahui apakah perangkat lunak ini dapat
berfungsi sesuai dengan hasil yang di harapkan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, maka penulis dapat
membuat kesimpulan secara keseluruhan dari sistem informasi
retensi rekam medis pasien rawat
inap di Rumah Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya ialah Sistem retensi rekam medis pasien
rawat inap di Rumah Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya belum sepenuhnya komputerisasi. Karena pada saat kegiatan pemilahan berkas antara aktif,
inaktif dan nonaktif masih dilakukan dengan cara manual. Maka sistem informasi
retensi rekam medis pasien rawat
inap masih memerlukan pengembangan lebih lanjut. Permasalahan
yang terjadi pada kegiatan retensi rekam medis
pasien rawat inap di Rumah Sakit
Jasa Kartini Tasikmalaya adalah Sistem retensi
rekam medis pasien rawat inap
belum sepenuhnya komputerisasi, rekam medis yang telah diretensi disimpan sembarangan di ruang penyimpanan, sehingga rekam medis tidak
tertata baik sehingga tidak berurutan sesuai nomor rekam medisnya
sehingga membuat pekerjaan semakin memerlukan waktu yang lama, kurangnya rak penyimpanan
yang berakibat rekam medis tidak tersimpan
secara efisien sehingga beberapa rekam medis ada
yang disimpan diluar penyimpanan. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh rumah sakit untuk memecahkan
masalah-masalah yang telah dijelaskan sebelumnya ialah pihak rumah
sakit telah melakukan upaya dengan membuat sistem informasi retensi rekam medis
namun masih digabungkan antara pasien rawat inap
dan rawat jalan, berkas retensi yang telah diretensi tidak tertata baik
di ruang penyimpanan dan nomor rekam medis
tidak berurutan sehingga membuat pekerjaan akan lebih lama, Pihak rumah sakit harus
membuat jadwal rutin kegiatan retensi rekam medis
pasien rawat inap yaitu setiap
setahun sekali agar tercapainya efisiensi dan efektifitas ruang penyimpanan rekam medis pasien rawat� inap, Perancangan sistem informasi retensi rekam medis pasien
rawat inap memerlukan pengembangan dan perlunya ruangan khusus untuk penyimpanan
retensi rekam medis.�
Hasil dari pengembangan sistem informasi dalam bentuk program aplikasi retensi rekam medis bisa
membantu menemukan solusi dalam menangani
permasalahan yang terjadi, sehingga pengolahan data retensi ini lebih
efektif dan efisien.
BIBLIOGRAFI
Ade
Supriyadi, W. (2018). Tinjauan Ketetapan Diagnosis Utama Penyebab Dasar
Kematian Berdasarkan Icd-10... Journal Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan,
1(1), 1�6. Google Scholar
Basabih,
M. (2018). Perlukah Keselamatan Pasien Menjadi Indikator Kinerja Rs Blu? Jurnal
Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 3(2). Google Scholar
Hatta,
M. (2011). Pengaruh Tipe Jarak Tanam Terhadap Anakan, Komponen Hasil, Dan Hasil
Dua Varietas Padi Pada Metode Sri. Jurnal Floratek, 6(2), 104�113. Google Scholar
Khariza,
H. A. (2015). Program Jaminan Kesehatan Nasional (Studi Deskriptif Tentang
Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Program Jaminan
Kesehatan Nasional Di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya). Universitas
Airlangga. Google Scholar
Kusuma,
F. A., & Sugiarsi, S. (2010). Analisis Kelengkapan Data Penunjang Tahun
2010 Dalam Penentuan Kode Diagnosis Utama Hypertensioncomplicating Pregnancy
Pasienrawat Inap Di Rsud Wonogiri. Rekam Medis, 4(1). Google Scholar
Pratiwi,
Y. E. (2013). Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien Di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan Iv Tahun 2010. Jurnal Manajemen
Informasi Kesehatan Indonesia (Jmiki), 1(1).
Google Scholar
Pressman,
J. G., Richardson, S. D., Speth, T. F., Miltner, R. J., Narotsky, M. G.,
Hunter� E Sidney, I. I. I., Rice, G. E.,
Teuschler, L. K., Mcdonald, A., & Parvez, S. (2010). Concentration,
Chlorination, And Chemical Analysis Of Drinking Water For Disinfection
Byproduct Mixtures Health Effects Research: Us Epa�s Four Lab Study. Environmental
Science & Technology, 44(19), 7184�7192. Google Scholar
Rikomah,
S. E. (2017). Farmasi Rumah Sakit. Deepublish. Google Scholar
Sugiyono,
P. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alpabeta,
Bandung. Google Scholar
Syafriani,
D. (2018). Karya Tulis Ilmiah Literature Review Ketepatan Kode Diagnosis
Hipertensi Berdasarkan Icd 10 Pada Berkas Rekam Medis Pasien. Google Scholar
Taryanto,
A., & Handayani, L. N. (2019). Pengembangan Sistem Informasi Retensi Rekam
Medis Di Rumah Sakit Dustira Cimahi. Jurnal E-Komtek
(Elektro-Komputer-Teknik), 3(2), 62�70. Google Scholar
Widiyanto,
W. W. (2018). Analisa Metodologi Pengembangan Sistem Dengan Perbandingan Model
Perangkat Lunak Sistem Informasi Kepegawaian Menggunakan Waterfall Development
Model, Model Prototype, Dan Model Rapid Application Development (Rad). Jurnal
Informa: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 4(1), 34�40. Google Scholar
Copyright holder: Resa Yusnia, Sali Setiatin, Widya Nadiroh, Candra Mecca Sufyana (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: ������������������������������������������������������� |