Jurnal Health Sains: p�ISSN : 2723-4339 e-ISSN
: 2548-1398�����
Vol. 2, No. 2, Februari 2021
GAMBARAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA DI DESA LANGKE KECAMATAN GENTUMA
RAYA PROVINSI GORONTALO
Andro Ruben Runtu, Amelia Rattoe dan Rosita Siska Kalalo
Akademi Keperawatan Bethesda Tomohon,
Kota Tomohon, Sulawesi Utara
Email: [email protected], [email protected]
dan [email protected]
artikel
info |
abstract |
Tanggal diterima: 5
Februari 2021 Tanggal revisi: 15
Februari 2021 Tanggal yang diterima:
25 Februari 2021 |
The
term growth actually includes two events of different nature, but the two are
interconnected so it is difficult to separate. Stimulation in growing up in
toddlers is important to be considered especially by mothers as the closest
person to toddlers. The general purpose of this research is to know the level
of maternal knowledge about the growth of toddlers in langke
village, Gentuma Raya sub-district at a good level,
enough, and less. This type of research is descriptive, sampling techniques
with total sampling with a sample number of 35 respondents, location and time
of research in the village langke District Gentuma Raya in June-July 2020, research instruments
using questionnaires. The results of the study of 35 respondents obtained the
results of respondents who have good knowledge as many as 8 respondents
(22%), enough 23 as many as respondents (65.7%), less as many as 4
respondents (11.4%). Based on the work of almost all respondents are
Housewives (IRT) 29 respondents (82.9%), the majority of high school
education 18 respondents (51.4%), with ages 17-23 and 24-29 years. Based on
the results of research on the mother's knowledge about the growth of
toddlers in the village langke Gentuma
Raya district is still in the range of enough (65.7%), it is recommended to
mothers to be able to follow the program in existing health facilities
because the knowledge of the mother will be the determinant of attitudes and
behaviors in providing nutrition, affection, and frequency of stimulation
given to toddlers. ABSTRAK Istilah tumbuh
kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, namun keduanya saling berkaitan sehingga sulit untuk dipisahkan.
Stimulasi dalam tumbuh kembang pada balita merupakan hal yang penting untuk diperhatikan terutama oleh ibu sebagai orang terdekat dengan balita. Tujuan umum penelitian
ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita di desa Langke Kecamatan
Gentuma Raya pada tingkat
baik, cukup, dan kurang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, teknik pengambilan sampel dengan total sampling dengan jumlah sampel 35 responden, lokasi dan waktu penelitian di desa Langke Kecamatan Gentuma Raya pada bulan Juni-Juli 2020, instrument penelitian
menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian dari 35 responden diperoleh hasil responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 8 responden (22%), cukup sebanyak 23 responden (65,7%), kurang sebanyak 4 responden (11,4%). Berdasarkan pekerjaan hampir semua responden adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) 29 responden
(82,9%), mayoritas pendidikan
terakhir SMA 18 responden
(51,4%), dengan usia
17-23 dan 24-29 tahun. Berdasarkan
hasil penelitian pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita di Desa Langke Kecamatan
Gentuma Raya masih di rentang cukup (65,7%), disarankan kepada ibu agar dapat mengikuti program di fasilitas kesehatan yang ada karena pengetahuan ibu akan menjadi
penentu terhadap sikap dan perilaku dalam memberikan nutrisi, kasih sayang, dan frekuensi stimulasi yang diberikan kepada balita. |
Keywords: Knowledge, Growth,
Toddlers Kata Kunci: Pengetahuan; Tumbuh Kembang; Balita |
Coresponden Author:
Email:
[email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah
lisensi
���������������
Pendahuluan
Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang komplek dalam pola yang
teratur sebagai hasil dari proses pematangan�
pada
balita, terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat (Khairi, 2018). Pertumbuhan
tubuh dan keterampilan motorik meningkat dengan sangat jelas dan signifikan.
Selain itu, pada masa balita juga merupakan tahapan penting dalam perkembangan
struktur dan fungsi otak dimana koneksi antar jaringan saraf terbentuk sempurna
pada masa ini (Muflikhah, 2019).
Status gizi
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (Gunawan
et al., 2016).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak di negara
berkembang seperti kemiskinan, malnutrisi, sanitasi kesehatan yang buruk serta
kurangnya stimulasi dari lingkungan. Anak dengan status gizi kurang akan
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat dan tidak optimal sesuai
dengan tahapan usianya (Ningtyas et al., 2017).
Menurut (Organization, 2013), jumlah
penderita gizi kurang di dunia mencapai 104 juta anak dan keadaan gizi kurang
masih menjadi penyebab sepertiga dari seluruh penyebab kematian anak diseluruh
dunia. Asia Selatan merupakan wilayah dengan prevalensi gizi kurang terbesar di
dunia, yaitu sebesar 46% kemudian wilayah sub-Sahar Afrika 28%, Amerika Latin
7% dan yang paling rendah terdapat di Eropa Tengah, Timur. UNI CEF melaporkan
sebanyak 167 juta anak pra-sekolah di dunia yang menderita gizi kurang sebagian
besar berada di Asia Selatan (Gupta et al., 2016).
Pada tahun 2018
di Indonesia terdapat 17, 7% balita kekurangan gizi yang terdiri dari 3,9%
balita dengan gizi buruk dan 13,8% balita dengan gizi kurang. Jika dibandingkan
dengan tahun 2017 balita kekurangan gizi 17,8% yang terdiri dari 3,8% balita
dengan gizi buruk dan 14% balita dengan gizi kurang. Jumlah balita di Provinsi
Gorontalo� tahun 2019 sebanyak 113.200.
Persentase balita dengan gizi kurang (BB/U) provinsi Gorontalo tahun 2019
sebesar 17,5%. Sedangkan balita dengan gizi buruk tahun 2019 sebesar 14,44% (Kemenkes RI, 2016).
Jumlah balita di
Desa Langke
selama tahun 2019 sebanyak 45 balita. Terdiri dari usia 1-3 tahun 20 balita dan
usia 4-5 tahun 25 balita pada bulan Januari 2020 sebanyak 35 balita. Semua
balita memiliki kartu menuju sehat (KMS). Hasil wawancara pada 10 ibu yang
memiliki balita, tentang tumbuh kembang balita dengan 2 pertanyaan: pengertian
dan faktor-faktor yang memepengaruhi tumbuh kembang anak, didapat hasil 2 orang
ibu mampu menjawab petanyaan dengan benar, ibu mengetahui tentang pengertian
tumbuh kembang dan dapat menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang balita, sedangkan untuk 8 orang ibu tidak dapat menjawab pertanyaan
dengan benar.
�� Masa
anak di bawah lima tahun merupakan periode penting dalam� tahap kehidupan manusia. Stimulasi dalam
tumbuh kembang pada balita merupakan hal yang penting untuk diperhatikan
terutama oleh ibu sebagai orang terdekat dengan balita (Ahmad
Susanto, 2011).
Pengetahuan ibu akan menjadi penentu terhadap sikap dan perilaku dalam
memberikan nutrisi, kasih sayang, dan frekuensi stimulasi yang diberikan kepada
anaknya (Hasanah, 2019) . Maka dari itu,
jika pengetahuan baik maka ibu akan mengetahui bagaimana tumbuh kembang yang
optimal. Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita di Indonesia
masih bervariasi, selain itu berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan
di desa Langke Kecamatan Gentuma Raya dari 10 ibu hanya 2 yang mampu menjawab
pertanyaan tentang tumbuh kembang balita dengan baik. Untuk provinsi
Gorontalo khususnya di desa Langke belum ada yang melakukan penelitian tentang
pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita, maka dari itu penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang tumbuh kembang balita. Dengan demikian
masalah penelitian ini adalah gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang
balita. Pertanyaan yang terkait dengan rumusan pada penelitian ini adalah
bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita. Tujuan umum penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang balita di desa langke kecamatan gentuma raya provinsi gorontalo. Tujuan
khusus Untuk mengetahui karakteristik ibu balita. karakteristik umur, pendidikan,
pekerjaan, serta untuk
mengetahui tingkat pengetahan ibu tentang tumbuh kembang balita.
Metode Penelitian
�� Desain penelitian
ini adalah deskriptif. Deskriptif yaitu sebuah desain
penelitan yang menggambarkan
fenomena yang ditelitinya
dan menggambarkan besarnya masalah yang diteliti (Swarjana
et al., 2015). Penelitian
deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang akurat dari sejumlah karakteristik
masalah yang diteliti (Suyanto
& Salim, 2011). Populasi dalam penelitian ini semua ibu
yang mempunyai balita yang ada di Desa Langke
Kecamatan Gentuma Raya.
Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah
sampel sama dengan jumlah populasi
atau dalam kata lain semua populasi dijadikan sampel seluruhnya (Suyanto
& Salim, 2011). Instrumen
penelitian yang digunakan berupa kuesioner atau angket dengan
beberapa pertanyaan.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Langke Kecamatan
Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Tenaga kesehatan
yang ada di Desa Langke terdiri dari 1 orang dokter, 1 orang perawat, dan 6
kader yang melayani melalui pelayanan kegiatan posyandu. Jenis pelayanan yang
diberikan antara lain kesehatan ibu dan anak yang meliputi pemeriksaan
imunisasi, ibu hamil, serta pemenuhan kebutuhan gizi. Desa langke terdiri dari
dua dusun yaitu dusun Dano dan Aldus. Letak Desa Langke sebelah timur berbatasan
dengan Desa Durian, sebelah barat berbatasan dengan Desa Dumolodo, sebelah utara
berbatasan dengan Desa Gentuma, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan
Tapa.
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2020 sampai bulan Juli
2020 di Desa Langke Kecamatan Gentuma Raya. Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita yang tercatat di Desa Langke berjumlah 35 responden.
1.
Karakteristik umum responden
a.
Karakteristik responden berdasarkan umur.
Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Variabel |
Mean |
Min-maks |
95%CI |
SD |
Umur |
24,83 |
17-35 |
23,38-26,28 |
4,225 |
Berdasarkan tabel 5.1, dapat dilihat rerata
umur responden adalah 24,83 dengan standar deviasi� 4,225.
b.
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan.
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan |
Frekuensi |
Persen |
SD |
4 |
11,4% |
SMP |
10 |
28,6% |
SMA |
18 |
51,4% |
Perguruan Tinggi |
3 |
8,6% |
Total |
35 |
100% |
Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa
sebagian besar responden� �berpendidikan akhir SMA, yaitu sebanyak 18 responden (51,4%).
c.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan.
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan |
Frekuensi |
Persen |
PNS |
2 |
5,7% |
Swasta |
4 |
11,4% |
IRT |
29 |
82,9% |
Total |
35 |
100% |
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa sebagian
besar responden adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 29 responden (82,9%).
2.
Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita Di Desa Langke Kecamatan Gentuma Raya.
Tabel 5.4
Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita.
Pengetahuan |
Frekuensi |
Persen |
Baik |
8 |
22,9% |
Cukup |
23 |
65,7% |
Kurang |
4 |
11,4% |
Total |
35 |
100% |
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat sebagian responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 23 responden (65,7%).
Pembahasan
1.
Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan di Desa Langke Kecamatan Gentuma Raya Provinsi Gorontalo dilihat dari karakteristik
umur responden rerata umur responden
24,83 dengan standar deviasi 4,225.� Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan (Vernieres
et al., 2017), menunjukkan
bahwa rentang umur responden 19-36 tahun. Umur mempengaruhi
daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin
bertambah pula daya tangkap dan pola pikir sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Usman
et al., 2014). Pada usia
muda, individu akan lebih berperan
aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial, serta lebih
banyak melakukan persiapan untuk menyesuaikan diri menuju usia tua.
Pada usia ini kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal hampir tidak ada penurunan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur responden berada pada usia muda dimana lebih
berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak
melakukan persiapan untuk menyesuaikan diri menuju usia
tua berdasarkan pengalaman sebelumnya. Umur tidak berpengaruh
dalam pengetahuan responden tentang tumbuh kembang balita karena sebagian
besar responden berumur 17-23 tahun, 24-29 tahun berpengetahuan cukup.
Berdasarkan karakteristik pendidikan
dari 35 responden, yang diteliti, responden yang terbanyak memiliki Pendidikan SMA
yaitu sebanyak 18 responden (51,4%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Vera Ningtyas, (2017) menunjukkan
bahwa 31 responden (58,5%) merupakan responden yang berpendidikan terakhir SMA.
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan
di dalam dan diluar sekolah (baik formal maupun nonformal), berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan mempengaruhi
proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut menerima informasi (Usman
et al., 2014).
Hasil
penelitan menunjukkan bahwa yang memiliki pengetahuan cukup terbanyak adalah ibu yang memiliki pendidikan terakhir SMA. Namun hal ini
tidak menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki pendidikan menengah memiliki pengetahuan yang kurang tentang tumbuh kembang balita. Hal ini dkarena pengetahuan
tidak hanya dapat diperoleh dari pendidikan formal saja, tetapi ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang balita, misalnya pengalaman sendiri, pengalaman orang lain, dukungan dari orang lain, maupun respon fisiologis
dari ibu tersebut.
Berdasarkan karakteristik pekerjaan
yang diteliti 29 responden
(82,9%) tidak bekerja atau sebagai ibu
rumah tangga. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan (Fatnamartiana,
2018) dari 95 responden yang diteliti 82 responden (85,4%) tidak bekerja atau sebagai
ibu rumah tangga. Pengalaman belajar dalam bekerja
yang dikembangkan akan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional, serta dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata
dalam bidang kerjanya (Usman
et al., 2014). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan cukup tentang tumbuh kembang balita adalah ibu yang tidak memiliki pekerjaan atau sebagai ibu rumah
tangga. Hal ini dikarenakan ibu yang tidak bekerja memiliki
lebih banyak waktu dengan balitanya
sehingga setiap perkembangan dapat dipantau secara langsung.
2.
Gambaran
tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang balita di Desa Langke Kecamatan
Gentuma Raya Provinsi
Gorontalo.
Penelitian ini menggambarkan
tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang balita pada seluruh responden berdasarkan hasil skor pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang balita yang didapatkan pada jawaban responden. Penilaian bersifat positif dari rentang nilai
10 hingga 20, nilai 20 merupakan nilai tertinggi. Penelitian ini menggunakan tiga kategori yaitu
kategori kurang 0 hingga 10. Kategori cukup 11 hingga 14, kategori baik 15 hingga 20. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Langke Kecamatan
Gentuma Raya Provinsi
Gorontalo menunjukkan bahwa
dari 35 responden yang diteliti� pengetahuan� baik sebanyak 8� responden (22,9%), pengetahuan cukup sebanyak 23 responden (65,7%), dan
pengetahuan kurang sebanyak� 4 responden (11,4%). Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Muzayyantul (2014)
mengenai gambaran pengetahuan ibu balita tentang tumbuh kembang balita usia 0-5 tahun di Posyandu Karangbedo, Banguntapan, Bantul
yang menunjukkan dari� 55 responden didapatkan ibu yang memiliki pengetahuan cukup tentang tumbuh
kembang balita yaitu sebanyak 41 responden (75%).
Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan tentang tumbuh kembang balita pada semua responden yang diteliti sudah baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa karakteristik responden seperti umur, jenis kelamin,
pendidikan, serta pekerjaan tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita. Pengetahuan adalah suatu hasil dari
rasa keingintahuan melalui
proses sensoris, terutama
pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior. Pengetahuan atau knowledge adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap suatu objek melalui pancaindra
yang dimilikinya. Pancaindra
manusia guna penginderaan terhadap objek yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman,
rasa dan perabaan. Pada waktu
penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran
dan indra penglihatan (Usman
et al., 2014). Pengetahuan
tentang tumbuh kembang balita sangat penting bagi ibu,
hal ini di karenakan tingkat pengetahuan ibu dapat mempengaruhi keberhasilaan dalam tumbuh kembang balita karena pada umumnya ibu yang mempunyai hubungan paling dekat dengan balita.
Keberhasilan tumbuh kembang pada usia balita sangat berpengaruh pada usia selanjutnya.
a.
Implikasi terhadap keperawatan
Pengetahuan tentang tumbuh
kembang balita sangat penting bagi ibu,
hal ini dikarenakan
tingkat pengetahuan ibu dapat mempengaruhi
keberhasilaan dalam tumbuh kembang balita pada usia selanjutnya. Pada penelitian ini terlihat bahwa
seluruh responden sudah memiliki pengetahuan cukup baik dari persentase
yang dihasilkan.
�Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang balita bukan menjadi penyebab
utama kurangnya gizi pada balita ada faktor lain yang mempengaruhi seperti adat istiadat ekonomi
yang rendah, budaya setempat atau kebiasaan-kebiasaan,
acuh tak acuh. Hasil penelitian ini dapat menjadi
dasar bagi tenaga kesehatan melakukan upaya untuk meningkatkan tingkat pengetahuan ibu tentang balita.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan
edukasi kesehatan saat posyandu di institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas.�
b.
Keterbatasan penelitian
Peneliti menyadari masih
banyak keterbatasan dalam penelitian yang telah dilakukan. Keterbatasan dalam penelitian ini dikarenakan adanya pandemic
COVID-19 menyebabkan peneliti
harus melakukan penelitian dengan cara door to door (rumah ke rumah) karena
untuk sementara pelayanan posyandu tidak dijalankan. Keterbatasan lainnya yang ditemui peneliti yaitu jumlah responden
yang sedikit tidak bisa menemui responden
secara langsung dalam satu waktu,
sehingga membutuhkan waktu yang lama karena setia responden memiliki waktu luang yang berbeda serta waktu penelitian
yang terbatas.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan disumpulkan bahwa sebagian besar ibu yang memiliki balita sebanyak 23 responden (65,7%) memiliki pengetahuan cukup tentang tumbuh
kembang balita, sehingga diharapkan bagi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya pada ibu dalam pemberian edukasi pada ibu tentang tumbuh kembang balita. Bagi peneliti selanjutnya
dapat meneliti fenomena yang ada dan melakukan penelitian dengan metode yang berbeda, dalam mengembangkan variable penelitian
dan kuesioner yang lain.
BIBILIOGRAFI
Ahmad
Susanto, M. P. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam Berbagai
Aspeknya. Kencana.
Fatnamartiana,
S. (2018). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Tumbuh Kembang Balita
Di Wilayah Kerja Puskesmas Guntur Kabupaten Garut.
Gunawan,
G., Fadlyana, E., & Rusmil, K. (2016). Hubungan Status Gizi Dan
Perkembangan Anak Usia 1-2 Tahun. Sari Pediatri, 13(2), 142�146.
Gupta, A.,
Vedaldi, A., & Zisserman, A. (2016). Synthetic Data For Text Localisation
In Natural Images. Proceedings Of The IEEE Conference On Computer Vision And
Pattern Recognition, 2315�2324.
Hasanah, M.
N. (2019). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Bahasa Dengan
Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia 1-3 Tahun Di Desa Lengkong Kecamatan
Mumbulsari Jember.
Kemenkes
RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. In Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Khairi, H.
(2018). Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini Dari 0-6 Tahun. Jurnal
Warna, 2(2), 15�28.
Muflikhah,
K. (2019). Optimalisasi Tumbuh Kembang Balita Di Desa Karangklesem Melalui
Peningkatan Kemampuan Ibu Dalam Melakukan Stimulasi Tumbuh Kembang Sesuai Umur
Secara Mandiri. Prosiding, 8(1).
Ningtyas,
J. D. A., Si, M., & Pusmanu, P. (2017). Penyusunan Laporan Keuangan UMKM
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil Dan Menengah
(SAK-EMKM)(Study Kasus Di UMKM Bintang Malam Pekalongan). Riset & Jurnal
Akuntansi, 2(1), 11�17.
Organization,
W. H. (2013). Global Tuberculosis Report 2013. World Health
Organization.
Suyanto,
& Salim, R. (2011). Foreign Direct Investment Spillovers And Technical
Efficiency In The Indonesian Pharmaceutical Sector: Firm Level Evidence. Applied
Economics, 45(3), 383�395.
Swarjana,
I. K., SKM, M. P. H., & Bali, S. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan
[Edisi Revisi]: Tuntunan Praktis Pembuatan Proposal Penelitian Untuk Mahasiswa
Keparawatan, Kebidanan, Dan Profesi Bidang Kesehatan Lainnya. Penerbit
Andi.
Usman, S.,
Notoadmodjo, S., Rochadi, K., & Zuska, F. (2014). Changing Smoking Behavior
Of Staff At Dr. Zainoel Abidin Provincial General Hospital, Banda Aceh. Advances
In Public Health, 2014(12), 22.
Vernieres,
J., Steinhauer, S., Zhao, J., Chapelle, A., Menini, P., Dufour, N., Diaz, R.
E., Nordlund, K., Djurabekova, F., & Grammatikopoulos, P. (2017). Gas Phase
Synthesis Of Multifunctional Fe‐Based
Nanocubes. Advanced Functional Materials, 27(11), 1605328.