Jurnal Health Sains: p�ISSN : 2723-4339 e-ISSN
: 2548-1398�����
Vol. 2, No. 2, Februari 2021
TINGKAT
PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS JEULINGKE BANDA
ACEH
Hayatun Nufus, Emirelda
dan Suriatul Laila
Universitas Abulyatama Aceh, Aceh Besar,
Indonesia
Email: [email protected], [email protected] dan
[email protected]
artikel
info |
abstract |
Tanggal diterima: 5
Februari 2021 Tanggal revisi: 15
Februari 2021 Tanggal yang diterima:
25 Februari 2021 |
Exclusive
breastfeeding is breastfeeding for infants without the addition of fluids or
other foods except drugs, vitamins, and minerals until the baby is 6 months
old. Meanwhile, breast milk can be given to babies up to 2 years or even more
than 2 years. Giving exclusive breasfeeding to
infants includes the act of exclusive breastfeeding given after the baby is
born immediately ie within � hour - 1 hour (giving
breast milk colostrum). This research is a descriptive study with cross
sectional approach using a questionnaire. The method of collecting research
data uses accidental sampling method by giving questionnaires to 35
respondents of breastfeeding mothers. Based on the results of the study found
that the level of knowledge of breastfeeding mothers to the understanding of
exclusive breastfeeding is mostly in the good category that is 91.4%, the
level of knowledge of breastfeeding mothers to the composition of breast milk
is mostly in the poor category that is equal to 88.6%, the level of knowledge
of breastfeeding mothers to the benefits of breastfeeding in the good
category that is 100.0%, the level of knowledge of breastfeeding mothers to
various types of breast milk in the good category that is 100.0%, and the level
of knowledge of breastfeeding mothers to how to breastfeed in the good
category that is 100.0%. ABSTRAK ASI eksklusif ialah pemberian ASI kepada bayi tanpa
disertai tambahan cairan ataupun makanan lain kecuali obat, vitamin, dan mineral sampai
bayi berusia 6 bulan. Sementara itu, ASI dapat diberikan kepada bayi hingga berusia
2 tahun bahkan lebih dari 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif pada bayi meliputi tindakan ASI eksklusif diberikan setelah bayi dilahirkan dengan segera yaitu dalam waktu � jam � 1 jam (memberikan kolostrum ASI). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan
menggunakan kuisioner.
Cara pengambilan data penelitian
menggunakan metode
accidental sampling dengan memberikan
kuisioner pada 35 responden
Ibu menyusui. Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan Ibu menyusui terhadap pengertian ASI Eksklusif sebagian besar dalam kategori
baik yaitu sebesar 91,4%, tingkat pengetahuan Ibu menyusui terhadap komposisi ASI sebagian besar dalam kategori kurang baik yaitu
sebesar 88,6%, tingkat pengetahuan Ibu menyusui terhadap manfaat ASI dalam kategori baik yaitu sebesar
100,0%, tingkat pengetahuan
Ibu menyusui terhadap beragam jenis ASI dalam kategori baik yaitu sebesar
100,0%, dan tingkat pengetahuan
Ibu menyusui terhadap cara pemberian ASI dalam kategori baik yaitu sebesar
100,0%. |
Keywords: Exclusive
Breastfeeding; Knowledge cccKata Kunci: ASI Eksklusif; Pengetahuan |
Coresponden Author:
Email: [email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah
lisensi
���������������
Pendahuluan
�� Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang
pertama, utama dan terbaik pada awal usia kehidupan bayi yang bersifat alamiah.
ASI ibarat emas yang diberikan gratis oleh Tuhan karena cairan yang kandungan
zatnya dapat menyesuaikan kebutuhan gizi bayi (Noviana
& Purwati, 2011).
World Health
Organitation (Organization, 2013) telah mengkaji
atas lebih dari 3.000 penelitian menunjukkan pemberian ASI selama 6 bulan
adalah jangka waktu yang paling optimal untuk pemberian ASI eksklusif. Hal ini
didasarkan pada bukti ilmiah bahwa ASI eksklusif mencukupi kebutuhan gizi bayi
lebih baik.
Maksud ASI
eksklusif disini adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan
lain seperti susu formula, buah, madu, teh, air putih, dan makanan padat lain
seperti nasi, pisang, bubur dan tim sejak lahir hingga bayi berusia 6 bulan.
Kategori proses
bayi mulai mendapat Air Susu ibu (ASI) adalah kurang dari 1 jam (inisiasi
menyusu dini/IMD), antara 1 sampai 6 jam, 7 sampai 23 jam, 24 sampai 47 jam dan
sama dengan atau lebih dari� 47 jam. Dua
puluh empat jam pertama setelah ibu melahirkan adalah saat yang sangat penting
untuk keberhasilan menyusui selanjutnya (Rahayu
et al., 2015). Pada
jam-jam pertama setelah melahirkan dikeluarkan hormon oksitosin yang
bertanggung� jawab� terhadap�
produksi� ASI. ASI mengandung
kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein untuk daya tahan
tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif
dapat mengurangi risiko kematian pada bayi (Roesli,
2000).
Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga.
Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein dan
laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi
dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI juga
mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan menganggu enzim
di usus (Wulandari
et al., 2020).
Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif bagi ibu maupun bayinya, bagi
bayi kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia
(kedinginan) (Kaban,
2017).
Sedangkan manfaat bagi ibu adalah menyusui dapat mengurangi morbiditas dan
mortalitas karena proses menyusui akan merangsang kontraksi uterus sehingga
mengurangi perdarahan pasca melahirkan�
(postpartum).
Presentase anak
berumur dibawah 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif meningkat dalam 5 tahun
terakhir dari 42% pada SDKI 2012 menjadi 52% pada SDKI 2017. Presentase anak
yang tidak mendapatkan ASI naik dari 8% pada SDKI 2012 menjadi menjadi 12% pada
SDKI 2017 (Kemenkes,
2018).
Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 - 6 bulan di Aceh pada tahun
2017 sebesar 55 %, peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2016 yang sebesar
50 %.
Pencapaian
pemberian ASI Eksklusif di Banda Aceh belum mencapai target yang telah
ditetapkan. Target pemberian ASI Eksklusif 6 bulan di Banda Aceh adalah sebesar
80% sedangkan pencapaiannya masih rendah yaitu 57,69% dari tahun
2014-2018,� dibawah target nasional yaitu
80%.
Presentase data
pemberian� ASI Eksklusif di puskesmas
Banda Aceh pada tahun 2019 di puskesmas Meuraxa sebesar 56,1%, puskesmas Jaya
Baru sebesar 69,7%, puskesmas Banda Raya sebesar 34,4%, puskesmas Baiturrahman
sebesar 71%, puskesmas Batoh sebesar 73,3 %, puskesmas Kuta Alam sebesar 51,9%,
puskesmas Kuta Raja sebesar 39,9%, puskesmas Jeulingke sebesar 66,6%, dan
puskesmas Ulee Kareng sebesar 73%.
Pemberian ASI
eksklusif harus dipraktikkan pada seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan tentang pentingnya ASI eksklusif (Juliastuti,
2011).
Rendahnya angka pencapaian ASI eksklusif kiranya perlu mendapatkan khusus
karena berkontribusi terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia dimasa
yang akan datang serta berdampak pula pada angka kesakitan serta kematian.
Metode Penelitian
�� Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melihat tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian
ASI eksklusif, melalui observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu.
Penelitian akan dilaksanakan di Puskesmas Jeulingke, kota Banda Aceh.
Penelitian ini dilaksanakan Juli 2020 sejak tanggal 06 - 15, selama dua jam perhari dimulai dari pukul 09.00 wib hingga pukul
11.00 wib.
Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu yang memiliki anak usia 0-3 tahun
dan sedang melakukan kunjungan ke puskesmas
Jeulingke, Banda Aceh. Teknik pengambilan
sampel yang akan dilakukan ialah accidental
sampling. Dimana pemilihan sampel
dengan menetapkan subjek dan memenuhi kriteria penelitian, serta memenuhi kriteria inklusi.
1.
Ibu
yang memiliki anak berusia 0-3 tahun dan bersedia menjadi responden
2.
Ibu
yang memiliki anak berusia 0-3 tahun dan dalam keadaan sehat
mental dan sadar
3.
Ibu
yang memiliki anak berusia 0-3 tahun dan mampu berkomunikasi dengan baik
4.
Ibu
yang memiliki anak berusia 0-3 tahun dan hadir saat penelitian
dilakukan di puskesmas.
Kriteria Eksklusi:
1.
Ibu
yang memiliki anak berusia 0-3 tahun dan tidak bersedia menjadi responden
2.
Ibu
yang memiliki anak berusia 0-3 tahun dan dalam kondisi gangguan
jiwa
3.
Ibu
yang memiliki anak berusia 0-3 tahun dan mengalami kecacatan (tulis,buta,bisu)
4.
Ibu
yang memiliki anak berusia 0-3 tahun dan tidak hadir saat
pengambilan data.
Analisa data pada penelitian
ini hanya dilakukan pada analisa univariat, sesuai dengan desain penelitian
deskriptif yaitu untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu menyusui terhadap ASI eksklusif dilakukan di variabel penelitian. Umumnya analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan presentasi dari tiap variabel
penelitian.
Hasil Penelitian
Tabel 1
Karakteristik Ibu Menyusui Berdasarkan Umur
Umur |
N |
% |
Masa
Dewasa Awal (26 � 35) |
35 |
100,0 |
Pada tabel 1, dari 35 responden diketahui bahwa berdasarkan karakteristik umur seluruh responden berada di kategori masa dewasa awal yaitu 25-35 tahun sebanyak 35 orang (100,0%).
Tabel 2
Karakteristik Ibu Menyusui Berdasarkan Pendidikan
Tingkat pendidikan |
N |
% |
Tidak diketahui |
7 |
20,0 |
SMA |
9 |
25,7 |
D-3 |
5 |
14,3 |
S1 |
14 |
40,0 |
Total |
35 |
100,0 |
Pada tabel 2, dari 35 responden diketahui bahwa tingkat pendidikan responden tidak diketahui sebanyak 7 orang
(20,0%), tingkat pendidikan
SMA sebanyak 9 orang (25,7%), tingkat
pendidikan D-3 sebanyak 5
orang (14,3%), dan tingkat pendidikan
S-1 sebanyak 14 orang (40,0%).
Tabel 3
Karakteristik Ibu Menyusui Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan |
N |
% |
IRT |
20 |
57,1 |
Swasta |
10 |
28,6 |
PNS |
5 |
14,3 |
Total |
35 |
100,0 |
Pada tabel 3, dari 35 responden diketahui bahwa responden dengan pekerjaan sebagai IRT sebanyak 20 orang (57,1%), responden
dengan pekerjaan di bidang swasta sebanyak
10 orang (28,6%), dan responden dengan
pekerjaan PNS sebanyak 5
orang (14,3%).
Tabel 4
Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui
Terhadap Pengertian ASI Eksklusif
Pengetahuan |
N |
% |
Kurang |
3 |
8,6 |
Baik |
32 |
91,4 |
Total |
35 |
100,0 |
Pada
tabel 4, dari 35 responden diketahui bahwa pengetahuan responden terhadap penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu menyusui terhadap
pengertian ASI Eksklusif dengan pengetahuan kurang baik sebanyak
3 orang (8,6%) dan pengetahuan baik
sebanyak 32 orang (91,4%).
Tabel 5
Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Terhadap Komposisi ASI Eksklusif
Komposisi ASI |
N |
% |
Kurang |
31 |
88,6 |
Baik |
4 |
11,4 |
Total |
35 |
100,0 |
Tabel 6
Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui
Terhadap Manfaat Pemberian ASI Eksklusif
Manfaat pemberian ASI Eksklusif |
N |
% |
kurang |
0 |
0,0 |
baik |
35 |
100,0 |
Total |
35 |
100,0 |
Pada tabel 6, dari 35 responden diketahui bahwa tingkat pengetahuan terhadap manfaat pemberian ASI Eksklusif dengan pengetahuan kurang baik sebanyak
0 orang (0,0%) dan responden dengan
tingkat pengetahuan baik sebanyak 35 orang (100,0%).
Tabel 7
Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui
Terhadap Beragam Jenis ASI
Jenis ASI |
N |
% |
Kurang |
0 |
0,0 |
Baik |
35 |
100,0 |
Total |
35 |
100,0 |
Pada tabel 7, dari 35 responden diketahui bahwa tingkat pengetahuan terhadap beragam jenis ASI dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 0 orang (0,0%) dan responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 35 orang (100,0%).
Tabel 8
Tingkat Pengetahuan
Ibu Menyusui Terhadap Cara Pemberian ASI
Cara Pemberian ASI |
N |
% |
Kurang |
0 |
0,0 |
Baik |
35 |
100,0 |
Total |
35 |
100,0 |
Pada tabel 8, dari
35 responden diketahui bahwa tingkat pengetahuan
terhadap cara pemberian ASI dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 0 orang (0,0%) dan dengan pengetahuan baik sebanyak 35 orang (100,0%)
Pembahasan
ASI eksklusif
adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan
lain seperti susu formula, buah,
madu, teh, air putih, dan makanan padat lain seperti nasi, pisang, bubur dan tim sejak
lahir hingga bayi berusia 6 bulan (Wirawan
et al., 2018). Dari hasil
penelitian diketahui bahwa tingkat pengetahuan
ibu menyusui terhadap ASI Eksklusif di Puskesmas Jeulingke pada� tabel 4 mempunyai kategori baik yaitu sebanyak
32 responden (91,4%) dan kategori
kurang baik sebanyak 3 responden (8,6%). Ini dikarenakan faktor usia responden
yang sebagian besar berada pada masa dewasa awal (25 � 35 tahun) seperti yang terdapat pada tabel 1. Umur ibu
sangat menentukan kesehatan
maternal dan berkaitan dengan
kondisi kehamilan, peralinan dan nifas serta cara mengasuh
dan menyusui bayinya (Saraung
et al., 2017). Ibu yang berumur
kurang dari 20 tahun dianggap masih belum matang
dan belum siap dalam hal jasmani
dan social dalam menghadapi
kehamilan, persalinan serta membina bayi
yang baru dilahirkan. Sedangkan ibu yang berusia 25 � 35 tahun disebut sebagai masa dewasa awal dan disebut juga masa reproduksi, dimana pada masa ini diharapkan ibu telah mampu untuk
memecahkan masalah yang dihapadi dengan tenang secara emosional,
terutama menghadapi kehamilan, persalinan, nifas, dan merawat bayinya nanti. Berdasarkan hasil penelitian (Susanti
& Sari, 2020), dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Yang Mempunyai Anak Pertama Usia 0-6 bulan Tentang ASI Eksklusif diketahui bahwa tingkat pengetahuan
berdasarkan faktor usia mempunyai kategori sedang yaitu sebesar 30 responden (41,10%).
a.
Tingkat
pengetahuan Ibu Menyusui terhadap Komposisi ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 5, dari
35 responden diketahui bahwa tingkat pengetahuan
responden terhadap komposisi ASI Eksklusif dengan pengetahuan kurang baik sebanyak
31 orang (88,6%) dan responden dengan
pengetahuan baik sebanyak 4 orang (11,4%).
Komposisi ASI yaitu kolostrum
yaitu ASI yang keluar dari hari pertama
sampai hari ke 4 setelah melahirkan,
Lebih banyak mengandung protein dibanding dengan ASI yang matur, tetapi berlainan dengan ASI yang matur (Siregar,
2004). Pada kolostrum
protein yang utama adalah
globulin (gamma globulin). ASI juga mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal, antara lain lemak, karbohidrat,
protein, garam, mineral dan vitamin.
Dari penelitian Meri Oktaria menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan Ibu menyusui terhadap ASI Eksklusif sudah cukup baik, akan
tetapi dalam hal mengenai kolostrum
hanya sedikit yang pernah mendengar (23,3%) dan tahu (22,1%) (Habiba,
2016).
b.
Tingkat
pengetahuan Ibu Menyusui terhadap Manfaat Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan tabel 6, dari
35 responden diketahui bahwa tingkat pengetahuan
terhadap manfaat pemberian ASI Eksklusif dengan pengetahuan kurang baik sebanyak
0 orang (0,0%) dan responden dengan
tingkat pengetahuan baik sebanyak 35 orang (100,0%).
Manfaat pemberian ASI yaitu
membuat bayi jauh lebih sehat,
meningkatkan kekebalan, kecerdasan emosional dan
spiritual lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang ketika bayi tidak diberi
ASI ekslusif . ASI dapat mengurangi
angka kematian bayi karena meningkatkan
daya imunitasnya sehingga lebih tahan terhadap penyakit.Selain itu, ASI mengandung zat gizi yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Dari penelitian Lelia Kusuma Astuti didapatkan pengatahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif sebagian besar responden (79%) memahami pengertian ASI eksklusif dan 75% responden memahami manfaat ASI eksklusif (Astuti,
2009). Hasil penelitian
ini menunjukkan angka yang lebih baik dibandingkan hasil dari penelitian
terhadap 900 ibu disekitar Jabotabek pada tahun 1995 yang diperoleh fakta bahwa 70,4% ibu tidak pernah
mendengar informasi tentang ASI eksklusif. Tetapi hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa sebanyak 25% responden belum memahami pengertian kolustrum, dan masih ada 10% responden
yang berpendapat bahwa kolustrum tidak dapat diberikan kepada bayi.
c.
Tingkat
pengetahuan Ibu menyusui terhadap beragam jenis ASI
Berdasarkan tabel 7, dari
35 responden diketahui bahwa tingkat pengetahuan
terhadap beragam jenis ASI dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 0 orang (0,0%) dan responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 35 orang (100,0%).
Dari penelitian Syera Wahyuni diketahui bahwa dari 40 responden
yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang beragam jenis ASI eksklusif sebanyak 27 orang (67,50 %) dengan
rincian umur responden di atas 36 tahun sebanyak 1 orang (2,50 %), umur 21 � 35 tahun sebanyak 26 orang (65 %). Responden
yang memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI Eksklusif cukup sebanyak 8 orang (20 %) yang kesemuanya
berasal dari kelompok umur antara
21 � 35 tahun, sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif yang kurang sebanyak 5 orang (12,50 %)
yang bersal dari kelompok umur antara
21 � 35 tahun sebanyak 4
orang (10 %) dan kelompok umur
lebih kecil dari 20 tahun sebanyak
1 orang (2,50 %). Hasil uraian tersebut
menunjukkan bahwa manyoritas responden berada pada tingkat umur sedang yaitu
21 � 35 tahun dan rata-rata memiliki
tingkat pengetahuan yang baik (65 %) tentang ASI Eksklusif.
d.
Tingkat
pengetahuan Ibu menyusui terhadap cara pemberian
ASI
Berdasarkan tabel 8, dari
35 responden diketahui bahwa tingkat pengetahuan
terhadap cara pemberian ASI dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 0 orang (0,0%) dan dengan pengetahuan baik sebanyak 35 orang (100,0%).
Dari penelitian Nordahayu Binti Jalal responden yang mempunyai pengetahuan baik dan memberikan ASI eksklusif pada bayi sebanyak 32 orang (69,6%)
dan responden dengan pengetahuan baik tetapi tidak memberikan
ASI eksklusif pada bayi sebanyak 9 orang (19,6%). Sedangkan
responden dengan pengetahuan sedang dan pengetahuan kurang baik masing-masing tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 4 orang (8,7%) untuk pengetahuan sedang dan 1 orang (2,2%) untuk pengetahuan kurang baik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan �pertama tingkat pengetahuan Ibu menyusui terhadap pengertian ASI Eksklusif sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebesar
91,4%, kedua tingkat pengetahuan Ibu menyusui terhadap komposisi ASI sebagian besar dalam kategori kurang baik yaitu
sebesar 88,6%, �ketiga tingkat pengetahuan Ibu menyusui terhadap manfaat ASI dalam kategori baik yaitu
sebesar 100,0%, keempat tingkat pengetahuan
Ibu menyusui terhadap beragam jenis ASI dalam kategori baik yaitu sebesar
100,0%, kelima tingkat pengetahuan Ibu menyusui terhadap cara pemberian
ASI dalam kategori baik yaitu sebesar
100,0%.
BIBLIOGRAFI
���������
Astuti, L.
K. (2009). Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi
Eksklusif Di Puskesmas Cilacap Utara. Kes Mas: Jurnal Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Ahmad Daulan, 3(3), 24830.
Habiba, S.
(2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kebakkramat Ii Kabupaten Karanganyar Tahun 2016.
Universitas Negeri Semarang.
Juliastuti,
R. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Status Pekerjaan Ibu, Dan
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Pemberian Asi Eksklusif. Uns
(Sebelas Maret University).
Kaban, N.
B. (2017). Inisiasi Menyusui Dini. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera, 15(2),
35�46.
Kemenkes,
R. I. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 1�100.
Noviana,
N., & Purwati, Y. (2011). Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
Dengan Pemberian Asi Ekslusif Oleh Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 6-12 Bulan Di
Desa Wijimulyo Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta. Stikes�aisyiyah
Yogyakarta.
Organization,
W. H. (2013). Global Tuberculosis Report 2013. World Health
Organization.
Rahayu, D.,
Santoso, B., & Yunitasari, E. (2015). Produksi Asi Ibu Dengan Intervensi
Acupresure Point Lactation Dan Pijet Oksitosin (The Difference In Breastmilk
Production Between Acupresure Point For Lactation And Oxytocin Massage). Jurnal
Ners, 10(1).
Roesli, U.
(2000). Mengenal Asi Eksklusif. Niaga Swadaya.
Saraung, M.
W., Rompas, S., & Bataha, Y. B. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Produksi Asi Pada Ibu Postpartum Di Puskesmas Ranotana Weru.
Jurnal Keperawatan, 5(2).
Siregar, A.
(2004). Pemberian Asi Eksklusif Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. In Medan:
Fkm Usu.
Susanti, E.
T., & Sari, H. L. (2020). Pendidikan Kesehatan Tentang Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi
Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi. Jurnal Kesehatan, 9(1),
53�57.
Wirawan, N.
N., Purwestri, R. C., Fahmi, I., Jati, I. R. A. P., Kariuki, L. W., Barati, Z.,
Hartung, J., Lusiana, B., & Biesalski, H. K. (2018). Food Consumption And
Dietary Diversity Of Women In Transmigrant Area Buol, Central Sulawesi And
Original Location Demak, Central Java, Indonesia. Malaysian Journal Of
Nutrition, 24(4), 587�596.
Wulandari,
A. T., Mayangsari, D., Nihayah, A., & Afriani, A. I. (2020). Persepsi
Ibu Yang Bekerja Terhadap Kegagalan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di
Wilayah Sambiroto Semarang 2017.