Jurnal Health Sains: p�ISSN : 2723-4339 e-ISSN
: 2548-1398�����
Vol. 2, No. 2, Februari 2021
PENGARUH
INTERVENSI RAFIQ AL WILADA TERHADAP KECEMASAN SAAT PROSES BERSALIN PADA IBU
PRIMIGRAVIDA DI RSIA ASRI PURWAKARTA
artikel
info |
abstract |
Tanggal diterima: 5
Februari 2021 Tanggal revisi: 15
Februari 2021 Tanggal yang diterima:
25 Februari 2021 |
The
purpose of this study was to find out the comparison of anxiety levels before
and after intervention during the third trimester pregnancy until after the
maternity process in primigravida mothers at RSIA Asri Purwakarta.
Pre-Experimental method with one group pretest and posttest design. The study
subjects were pregnant women in the third trimester until after the maternity
process, while the intervention subjects were the entire study subjects and
husbands. Sampling techniques with consecutive sampling. Number of samples 25
(n=25). Data collection was conducted from June to August 2019. Measurement
of anxiety using hrs-A questionnaire that has been
developed by Hawari for pregnant women's anxiety.
Test results validity p<0.05 and reliability 0.06. Analyze the data, using
Wilcoxon. Results showed that anxiety levels before intervention mostly
experienced severe anxiety as much as 20 people (80%) with a score score of 28-41 while after intervention most experienced
moderate anxiety as many as 11 people (44%) with scores of 21-27 and mild
anxiety of 10 people (40%) with a score of 14-20. The average anxiety score
before intervention was 33.08 (SD 5.992) and after intervention 22.76 (SD
4.737), indicating a decrease in anxiety score of 10.2 (95% IK 8�12). There
was a significant difference in average anxiety levels before and after
intervention with a p value of 0.001. Therefore, the intervention of rafiq al wilada can be used as
an alternative intervention to prevent and overcome anxiety in pregnant women
until after the maternity process. Conclusion There is a significant
influence of intervention rafiq al wilada on the decrease in anxiety during the maternity
process in primigravida mothers with a p value of 0.001. Advice intervention rafiq al wilada can be used as
an alternative intervention to prevent and overcome anxiety in pregnant women
until the time of maternity. ABSTRAK Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui perbandingan tingkat kecemasan sebelum dan setelah intervensi rafiq al wilada saat kehamilan
trimester tiga sampai setelah proses bersalin pada ibu primigravida di RSIA Asri Purwakarta.
Metode yang di gunakan Pre-Experimental dengan one
group pretest and posttest design. Subjek penelitian adalah ibu hamil trimester tiga hingga setelah
proses bersalin, sedangkan
subjek intervensi adalah seluruh subjek penelitian dan suami. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive
sampling. Jumlah sampel
25 (n=25). Pengambilan data dilakukan
bulan Juni hingga Agustus 2019. Pengukuran kecemasan dengan menggunakan kuisioner HRS-A yang telah dikembangkan oleh Hawari untuk kecemasan ibu hamil. Hasil uji validitas p<0,05 dan reliabilitas
0,06. Analisa data, menggunakan Wilcoxon. Hasil menunjukkan bahwa tingkat kecemasan sebelum intervensi sebagian besar mengalami kecemasan berat sebanyak 20 orang (80%) dengan skor nilai
28-41 sedangkan setelah dilakukan intervensi sebagian besar mengalami kecemasan sedang sebanyak 11 orang (44%) dengan skor� 21-27 dan kecemasan ringan 10 orang (40%)
dengan skor 14-20.
Rata-rata skor kecemasan sebelum intervensi 33,08 (SD
5,992) dan setelah intervensi
22.76 (SD 4,737), menunjukan adanya
penurunan skor kecemasan sebesar 10,2 (95% IK
8�12). Terdapat perbedaan
signifikan rerata tingkat kecemasan sebelum dan setelah intervensi dengan nilai p value 0,001. Oleh karena
itu intervensi rafiq al wilada dapat dijadikan sebagai alternatif intervensi untuk mencegah dan mengatasi kecemasan pada ibu hamil hingga setelah proses bersalin.
Kesimpulan Terdapat pengaruh
signifikan intervensi rafiq al wilada terhadap penurunan kecemasan saat proses bersalin pada ibu primigravida dengan nilai p value 0,001.
Saran intervensi rafiq al
wilada dapat dijadikan sebagai alternatif intervensi untuk mencegah dan mengatasi kecemasan pada ibu hamil hingga
saat proses bersalin. |
Keywords: Primigravida; rafiq al wilada; third
trimester Kata Kunci: primigravida, rafiq al wilada, trimester tiga |
Coresponden Author:
Email:
[email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah
lisensi
���������������
Pendahuluan
�� Depresi postpartum di Indonesia dari tahun ke
tahun terus meningkat hal ini sesuai dengan data dari Depkes RI tahun 2014 yang
mengatakan bahwa angka kejadian depresi post partum terjadi pada 1 sampai 2 per
1000 kelahiran atau 11% sampai dengan 15%, sedangkan berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh RSUD dr. Soetomo Surabaya dan RSUD dr. Adam
Malik Medan angka kejadian depresi postpartum yang disebabkan oleh kecemasan
yang tidak ditangani dengan baik dari tahun 2010 hingga saat ini kejadiannya
semakin meningkat yaitu sekitar 50% sampai 60% saat mereka memiliki anak
pertama, sedangkan berdasarkan data dari DINKES Purwakarta, dari tahun 2012
sampai dengan 2017 terdapat 5% sampai 10%. Oleh karena itu meskipun kecemasan
merupakan hal yang wajar terjadi namun ketika kecemasan tersebut tidak teratasi
maka dapat berdampak buruk sehingga diperlukan adanya intervensi untuk
mencegah, mengatasi dan menurunkan kecemasan.
Intervensi yang
dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan berdasarkan beberapa hasil penelitian
yang dilakukan didalam maupun di luar negeri pada trimester tiga hingga
menjelang persalinan dan dinilai efektif, digolongkan menjadi dua metode yaitu
intervensi farmakologi dan intervensi non farmakologi (Bakshi et al., 2008). Intervensi
farmakologi digunakan untuk ibu yang mengalami kecemasan berat, berlangsung
terus menerus, mengganggu aktifitas, tidak bisa tidur dan tidak bisa mengontrol
emosi. Obat yang di gunakan adalah golongan obat penenang, obat anti-depresi,
zapiron, dan obat tipe beta-blocker (Dixon et al., 2011). Sedangkan
untuk intervensi non farmakologi digunakan pada ibu yang mengalami kecemasan
sedang sampai dengan ringan (Bakshi et al., 2008). Intervensi non
farmakologi yang sering digunakan adalah pijat, latihan nafas, dukungan sosial,
dzikir, kompres hangat, aromaterapi, dan terapi music (Fauziah & Agamuthu, 2012). Pada
penelitian sebelum-sebelumnya intervensi tersebut dinilai efektif dan dapat
digunakan untuk mencegah, mengatasi dan menurunkan kecemasan. Pada penelitian
ini dipilih tiga jenis intervensi yaitu pijat, latihan nafas dan dukungan
sosial dari suami karena intervensi tersebut mudah untuk dilakukan, murah,
tidak menimbulkan efek samping, dapat dilakukan dimana dan kapan saja, dapat
dilakukan oleh semua orang dengan diberikan pelatihan, sudah ada sejak dulu
sehingga sangat dikenal semua lapisan masyarakat. Ketiga jenis intervensi
tersebut di beri nama intervensi Rafiq al wilada.
Rafiq al wilada
ambil dari bahasa Arab yang artinya adalah pendamping untuk proses persalinan (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2019). Secara harfiah Intervensi rafiq al wilada ini
merupakan bentuk dukungan dari pendamping baik dari fisik, psikologi, sosio dan
spiritual. Ketiga intervensi ini dipilih karena banyaknya keuntungan yang bisa
didapatkan, mudah dan tidak memerlukan biaya. Intervensi rafiq al wilada
diberikan melalui program pelatihan secara bersamaan antara suami dan istri,
diberikan dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah tanya
jawab, pemutaran video dan praktek bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
juga keterampilan.�
Intervensi rafiq
al wilada itu sendiri merupakan penerapan dari peran dan tanggungjawab suami
pada istri selama fase maternal yang diadopsi dari (Danaei et al., 2014) yaitu membantu
memenuhi kebutuhan dan pekerjaan ibu selama kehamilan dan persalinan,
memberikan kasih sayang, meningkatkan kenyamanan ibu, menyediakan transfortasi,
menyediakan dana untuk biaya konsultasi dan persalinan, menemani atau
mendampingi pada saat konsultasi dan persalinan, menyediakan makanan yang
bergizi, mengawasi, memelihara, menjaga, mengambil keputusan ketika diperlukan,
menentukan alat kontrasepsi yang digunakan dan mengurus anak. Penerapan peran
dan tanggungjawab suami tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik saja akan
tetapi kebutuhan psikologisnya.
Metode Penelitian
�� Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif yaitu metode Pre-
Eksperimental dengan
one groups pre-test and post-test design dengan tujuan untuk mengetahui
perbandingan tingkat kecemasan sebelum dan setelah diberikan intervensi. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan
ibu hamil sampai bersalin di RSIA ASRI Purwakarta. Jumlah sampel diambil berdasarkan perhitungan dengan menggunakan teknik concecutive Sampling (sampel berurutan)� yaitu
berjumlah 25 (n=25). Consecutive sampling ini dipilih karena
merupakan jenis pengambilan sampling yang paling baik,
caranya mudah dan sebagian besar penelitian menggunakan teknik ini untuk
pemilihan subjeknya. (Hidayat
et al., 2011).�
Proses pengumpulan data menggunakan
kuisioner. Kuisioner yang
di gunakan adalah kuisioner kecemasan HRS-A yang telah dikembangkan kedalam bentuk bahasa Indonesia oleh Prof. Dadang
Hawari pada tahun 2010 dan dimodifikasi untuk fase maternal dengan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan nilai uji validitas p value 0,30
dan uji reliabilitas dengan
p value 0.60. Pengolahan data menggunakan
program statistik komputer
dan dianalisis dengan uji statistik. Anlisa data pada penelitian ini menggunakan Wilcoxon.
Hasil Penelitian
�������� Hasil
penelitian tingkat kecemasan sebelum dan setelah intervensi rafiq al wilada
pada ibu primigravida di RSIA Asri Purwakarta dengan jumlah responden (n) = 25
Tingkat
Kecemasan Sebelum dan Setelah Intervensi Rafiq al wilada Pada
Ibu Primigravida Di RSIA Asri Purwakarta (n=25)
|
|
Pre test |
Post test |
||
Variabel |
Kategorik |
n |
Presentase (%) |
n |
Presentase (%) |
Kecemsan |
Tidak cemas (tanpa
gejala) |
0 |
0 |
1 |
4 |
|
Cemas Ringan (gejala ringan) |
1 |
4 |
10 |
40 |
|
Cemas Sedang (gejala sedang) |
2 |
8 |
11 |
44 |
|
Cemas Berat (gejala
berat) |
20 |
80 |
3 |
12 |
|
Berat sekali (panik) |
2 |
8 |
0 |
0 |
Berdasarkan
tabel pada penelitian ini tingkat kecemasan pada ibu primigravida sebelum
dilakukan intervensi rafiq al wilada di RSIA ASRI sebagian besar responden
mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak 20 orang (80%), sebagian responden
mengalami kecemasan berat sekali sebanyak 2 orang (8 %), sebagian mengalami
kecemasan sedang sebanyak 2 orang (8%) dan sebagian kecil responden mengalami
kecemasan ringan yaitu sebanyak 1 orang (4%). Sedangkan tingkat kecemasan
setelah dilakukan intervensi rafiq al wilada sebagaian besar mengalami
kecemasan sedang yaitu sebanyak 11 orang (44%), kecemasan ringan sebanyak 10
orang (40%), kecemasan berat 3 orang (12%) dan tidak ada kecemasan 1 orang
(4%).
����������� Sedangkan hasil analisa bivariat
untuk mengetahui pengaruh intervensi rafiq al wilada terhadap kecemasan saat
bersalin pada ibu primigravida di RSIA Asri Purwakarta dengan menggunakan uji
Wilcoxon.
Pengaruh Intervensi
Rafiq Al Wilada terhadap Kecemasan Pada Ibu Primigravida
Variabel |
n |
Median (SB) |
Rata-rata perbedaan (SD) |
P |
Kecemasan sebelum |
25 |
33 (15-43) |
33,08 (5,992) |
0,001 |
Kecemasan setelah |
25 |
24 (14-32) |
22,76 (4,737) |
Keterangan: hasil uji dengan menggunakan Wilcoxon. SD (standar deviasi), SB (simpang baku)
Berdasarkan hasil penelitian menyajikan analisa uji Wilcoxon didapatkan
data kecemasan sebelum intervensi dengan n=25, median
33, minimum 15, maksimum 43 dan setelah
intervensi n=25, median 24, minimum 14, maksimum 32 dan selisih rata-rata
10, 32 dengan nilai p-value
< 0,001 dengan tingkat kepercayaan 95% artinya adalah terdapat perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan setelah dilakukan intervensi rafiq al wilada. Pengujian hipotesisnya adalah Ho diterima.
Pembahasan
Pada penelitian
ini berdasarkan hasil analisa statistik
dengan menggunakan uji data
berpasangan lebih dari dua kelompok
untuk kategorik dengan menggunakan analisa Wilcoxon maka di dapatkan nilai p<0,001, artinya pada penelitian ini terdapat pengaruh
yang bermakna antara intervensi rafiq al wilada terhadap kecemasan saat bersalin pada ibu primigravida.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Yuksel
et al., 2017) yang menyatakan
bahwa teknik pernafasan yang tepat pada saat persalinan sangat efektif menurunkan kecemasan yaitu dari kecemasan sedang menjadi kecemasan ringan dengan nilai p value 0.005, Penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh (Arifin
et al., 2015) dihasilkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap kecemasan dengan nilai p 0,009. Selain itu, penelitian (Primasnia,
2017) pada ibu
primigravida yang didampingi suami
tidak mengalami kecemasan 65,2%, sedangkan yang tidak didampingi suami selama persalinan
kala I sebagian besar mengalami kecemasan 78,3% maka hasil uji chi-square 0,007 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan ibu primigravida dalam proses persalinan kala I.
Hasil penelitian
lain mengenai pendampingan suami adalah penelitian
yang dilakukan oleh (Primasnia,
2017) yang menyatakan
bahwa 23 orang ibu
primigravida yang didampingi oleh suami
selama persalinan kala I, sebagian besar tidak mengalami kecemasan (65,2%), dan yang mengalami
kecemasan sebanyak 34,8%, sedangkan dari 23 orang ibu primigravida yang tidak didampingi oleh suami selama kala I persalinan sebagian besar mengalami kecemasan, 78,3%) dan ibu yang tidak mengalami kecemasan yaitu 21,7% dengan nilai p value 0,007. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara intervensi dengan tingkat kecemasan ibu primigravida dalam menghadapi proses persalinan.
Kecemasan ini di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat usia, pendidikan,
dan pekerjaan pada penelitian
ini didapatkan data bahwa karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari usia,
pekerjaan dan pendidikan. Distribusi usia dari 25 pasang responden yang diberikan intervensi rafiq al wilada menggunakan klasifikasi usia dari Departmen
kesehatan (Lestari
et al., 2020). Sebagian besar
responden pada penelitian ini berada pada kategori usia dewasa
awal (26-35 tahun). Karakteristik dewasa awal adalah minat
yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek, egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan
orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman
baru, terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah
lagi, egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan
orang lain dan tumbuh �dinding�
yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat
umum (the public),�
dan penyesuaian diri
terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan sosial baru� (Motoyama
et al., 2009). Orang dewasa
awal diharapkan memainkan peran baru, seperti peran
suami atau istri, orang tua, pencari nafkah dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas
baru yang diemban. Sehingga dapat di simpulkan bahwa pada usia remaja akhir
dan dewasa awal merupakan periode peralihan yang memerlukan adaptasi yang kuat untuk menjalani periode perkembangan selanjutnya.
Penyesuaian diri atau adaptasi pada periode dewasa awal menjadi periode
yang khusus dan sulit dari rentang hidup
seseorang. Apabila mereka menemui kesulitan-kesulitan yang sukar diatasi, mereka ragu ragu untuk meminta
pertolongan dan nasehat
orang lain, karena enggan dianggap �belum dewasa�. Hal ini di dukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Rodr�guez,
2012) yang menyebutkan
bahwa usia ikut menentukan tingkat kecemasan, yaitu kecemasan sering terjadi pada golongan usia muda
atau usia rentan dan penelitian dilakukan oleh (Pookulangara
et al., 2013) semakin bertambah usia semakin baik tingkat
kematangan emosi seseorang serta kemampuan dalam menghadapi berbagai persoalan. Oleh karena itu pada usia dewasa
awal diperlukan adanya suatu arahan,
bimbingan dan pendampingan
agar mencapai kedewasaan
yang baik.�
Kecemasan yang tidak
teratasi juga merupakan prediktor terjadinya nyeri selama melahirkan
yang akan mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Sebaliknya nyeri selama melahirkan
juga menyebabkan timbulnya kecemasan, sehingga antara stres, kecemasan,
ketakutan dan nyeri merupakan siklus yang berkesinambungan. Sementara pasien yang mengalami nyeri empat kali lebih cemas dibandingkan
dengan pasien yang tidak mengalami nyeri.
Selain itu kecemasan dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental baik janin maupun ibunya.
Misalnya terhambatnya perkembangan dan pertumbuhan janin, rendahnya skor Apgar, dan meningkatnya kejadian post partum blues. Adapun
tanda dan gejala kecemasan menurut (Sundari
et al., 2010) yang bersifat
fisik diantaranya adalah: jari tangan
dingin, detak jantung makin cepat,
berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang,
tidur tidak nyenyak, dada sesak. Gejala yang bersifat mental adalah: ketakutan ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan
perhatian, tidak tenteram, dan ingin lari dari kenyataan.
Oleh karena itu perlu tindakan pencegahan dan intervensi untuk mengatasinya.
Kecemasan sebelum dilakukan intervensi rafiq al wilada pada penelitian ini sebagian besar berada pada kategori kecemasan berat. Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu hasil penelitian
yang dilakukan oleh (Bashari
et al., 2018) dengan penelitiannya menggunakan intervensi massage endorphine; (Halimatussadiah
et al., 2017) dengan menggunakan intervensi Back Efflurage Massage (BEM); (Yuksel
et al., 2017) dengan menggunakan intervensi latihan nafas dan penelitian (Faruk
et al., 2017) dengan intervensi dukungan suami, menyebutkan bahwa kecemasan sebelum dilakukan intervensi berada pada tingkatan atau kategori cemas berat. hal ini
mungkin disebabkan karena adanya perasaan
khawatir dan takut mengenai kondisi ibu dan janin yang di kandungnya.
Kecemasan yang terjadi
pada ibu hamil trimester tiga hingga melahirkan
menurut (Varney
et al., 2010) terjadi karena ketakutan dan kekhawatiran pada diri sendiri dan janin yang dikandungnya yang meliputi ketakutan akan kegawatan pada saat kehamilan dan persalinan, takut tidak dapat
memenuhi kebutuhan janin yang dikandungnya, pengalaman trauma yang dirasakan
orang lain, takut bayi yang
dikandungnya meninggal, takut tidak dapat
mengurus anak dan suaminya setelah persalinan, takut tidak dapat bersosialisasi
dengan teman atau keluarga yang lain, dan takut tidak dapat
mengurus kebutuhan dirinya sendiri. Ketakutan, kekhawatiran dan kecemasan ini jika
dibiarkan terus terjadi mungkin dapat berdampak buruk baik bagi
ibu maupun janin yang di kandungnya, oleh karena itu diperlukan
suatu tindakan intervensi untuk mencegah dan mengatasinya. Intervensi untuk mencegah dan mengatasi kecemasan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan baik dalam maupun luar
negeri dapat dilakukan baik secara farmakologi
maupun non farmakologi (Bakshi
et al., 2008). Kecemasan
setelah persalinan dapat berkurang namun ada juga yang malah semakin bertambah
tergantung pada kemampuan adaptasi dan koping dari individu serta
adanya faktor eksternl ataupun pengaruh dari yang lain (Hawari
& Heeks, 2010). Faktor
yang dapat menyebabkan kecemasan setelah persalian berbeda dengan pada saat kehamilan dan juga persalian,
oleh karena itu diperlukan peningkatan pengetahuan dan kemampuan agar dapat beradaptasi dengan baik.
Sedangkan hasil penelitian setelah dilakukan intervensi rafiq al wilada, pada penelitian ini tingkat kecemasan sebagian besar responden adalah kecemasan sedang. Penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian sebelumnya (Bashari
et al., 2018); (Halimatussadiah
et al., 2017) dengan menggunakan intervensi Back Efflurage Massage (BEM); (Yuksel
et al., 2017) dan (Faruk
et al., 2017) yang menyebutkan
bahwa kecemasan setelah dilakukan intervensi berada pada kategori sedang hingga ringan. Penurunan tingkat kecemasan ini terjadi
setelah diadakannya pelatihan mengenai intervensi rafiq al wilada. Intervensi yang digunakan pada penelitian ini adalah intervensi
rafiq al wilada. Intervensi rafiq al wilada ini dilakukan
oleh suami sehingga hubungan lebih intim, istri merasa
lebih nyaman, merasa di perhatikan karena kedekatan lebih erat, kasih
sayang lebih besar, rasa cinta terhadap istri meningkat, suami lebih menghargai perjuangan dan pengorbanan istri, suami merasa
lebih bertanggungjawab baik secara fisik
maupun psikologis ibu, pengetahuan suami mengenai perannya sebagai suami dan bapak lebih meningkat dan siap dan mereka menganggap biaya yang dikeluarkan lebih hemat karena intervensi
dilakukan oleh suami, kelahiran menjadi lebih cepat dan resiko kegawatan dapat di minimalkan.
Selain itu intervensi rafiq al wilada terdiri dari tiga jenis
intervensi yaitu pijat, latihan nafas dan dukungan suami. Ketiga jenis
intervensi tersebut dilakukan secara bersama dan oleh satu orang. Subjek penelitian tidak diperlakukan sebagai objek. Berdasarkan penelitian sebelumnya, ketiga jenis intervensi tersebut efektif untuk menurunkan dan mengatasi kecemasan. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian (Bashari
et al., 2018); (Halimatussadiah
et al., 2017) dengan menggunakan intervensi Back Efflurage Massage (BEM); (Yuksel
et al., 2017) dan (Faruk
et al., 2017) yang menyebutkan
bahwa terjadi penurunan tingkat kecemasan dari kecemasan berat sebelum dilakukan intervensi menjadi kecemasan ringan setelah dilakukan intervensi.
Pijat punggung merupakan salah satu tindakan alternatif dan terapi komplementer, terapi sentuhan yang digunakan untuk mengurangi nyeri, cemas, takikardia, dan hipertensi pada pasien beberapa tahun terakhir ini. Pijat
punggung bertujuan untuk membantu pengobatan sistem saraf dan kardiovaskular secara efektif menimbulkan rasa aman, rileks, dan rasa nyaman (Estri
et al., 2016). Di Indonesia, pijat
punggung dilakukan ketika perawat memandikan pasien dengan tirah baring untuk memberikan rasa nyaman.
Pijat merupakan
salah satu cara memanjakan diri, karena sentuhan memiliki keajaiban tersendiri yang sangat berguna untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuh, memperbaiki sirkulasi darah, merangsang tubuh untuk mengeluarkan
racun serta meningkatkan kesehatan pikiran Selain itu pula, karena pijat punggung merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang
merupakan pereda sakit alami. Endorphin juga dapat menciptakan rasa nyaman dan enak (Purnomo
et al., 2017).
����������� Pijat dan latihan nafas merupakan intervensi yang di gunakan untuk relaksasi. Pada saat pemijatan terjadi sentuhan pada otot dan juga pembuluh darah, sehingga dapat mengembalikan dan melenturkan otot dan memperlancar peredaran darah, ketika peredaran
darah lancar maka pengangkutan oksigen dan juga hasil metabolisme ke otak menjadi lancar
dan terpenuhi, sehingga hipotalamus akan berfungsi dengan baik dan mengeluarkan hormon endorphine secara alami (Kozier
et al., 2012). Endorfin
paling berkhasiat, kerjanya
lima atau enam kali lebih kuat dibandingkan
dengan obat bius.
Endorfin adalah polipeptida, yang mampu mengikat ke reseptor
saraf di otak untuk memberikan bantuan dari rasa sakit yang di sekresi oleh kelenjar Hipofise. Endorphin merupakan hormon penghilang rasa sakit yang alami berkaitan dengan reseptor opioid dalam otak (Kozier
et al., 2012). Peran penting
dari endorfin adalah bekerja dengan reseptor obat penenang yang dikenal untuk meringankan
rasa sakit secara umum. Endorphine dihasilkan di otak Anda, saraf tulang belakang,
dan ujung saraf lainnya.
Pada penelitian
ini intervensi dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan oleh tenaga yang berkompeten dan bersertifikat.
Pendidikan dan pelatiahn ini
meliputi pemberian materi mengenai perubahan fisik dan psikologis ibu hamil dan bersalin, peran suami pada saat kehamilan dan persalinan, dan persalinan. Pemberian materi dilakukan dengan metode pembelajaran ceramah tanya jawab.
Selain materi intervensi ini pun diberikan dalam bentuk menonton video, demo dan praktek untuk memijat
punggung dan latihan nafas. Penayangan video selama 5-10 menit berupa tulisan, suara, gambar dan music pengiring. Setelah pemutaran video kemudian dilakukan demo oleh peneliti dan dua orang asisten peneliti terhadap 3 orang responden. Praktek mandiri dilaksanakan secara bergantian dan di pantau serta diajarkan lebih detail oleh peneliti dan asisten peneliti.
Materi dan video yang digunakan
dalam penelitian ini sesuai dengan
materi dan video yang diteliti.
Responden dalam penelitian ini, sebagian besar memiliki pendidikan sekolah tingkat menengah (SMA/SMK). Menurut
Stalker dan Elander (2015) bahwa
materi dalam video dapat menambah informasi untuk meningkatkan tujuan yang diharapkan pada kelompok dengan pendidikan menengah, bahkan pendidikan yang lebih rendah. Video yang ditampilkan dalam penelitian ini menggunakan bahasa Indonesia, kata-kata mudah
dimengerti dan dipahami
oleh responden. Hal ini sama dengan yang dinyatakan oleh (Aronson
et al., 2012); (Chen et
al., 2019) bahwa
media video lebih mudah diakses dalam hal
bahasa, komunikasi, dan sering dikembangkan sebagai alternatif menyebar dengan cepat dan menjangkau populasi yang luas.
Pemberian materi dilakukan selama 15 menit dan untuk pemutaran video dilakukan selama 5-10 menit. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Pemutaran 1 kali video ini sama dengan penelitian
dari (Aronson
et al., 2012) di China bahwa
intervensi video yang diberikan
selama 15 menit saat responden berkunjung pada jadwal pemeriksaan kesehatannya di rumah sakit dan hasilnya pengetahuan responden terhadap vaksin varisela meningkat. Media yang diberikan baik materi, praktek
maupun video melibatkan dua panca indera
sekaligus yaitu penglihatan dan pendengaran. Dikatakan juga bahwa video dapat memberikan stimulus pada pendengaran dan penglihatan sehingga hasil yang diperoleh bisa maksimal (Silalahi
et al., 2018).
Selain itu Menurut (Aronson
et al., 2012) bahwa edukasi kesehatan yang berbasis video dapat meningkatkan keterlibatan responden, menghapus heterogenitas dan membuat responden memahami isi dari materi
pendidikan dengan mudah karena dapat
menghilangkan potensi inkonsistensi, dapat difahami dengan individu yang melek huruf yang lebih rendah. Hasil penelitian dari (Logsdon
et al., 2015) memberikan
dasar bahwa untuk metode pengajaran
yang disukai dapat meningkatkan hasil dalam jangka panjang
bagi ibu dan bayinya dan untuk menilai efektivitas biaya penyampaian informasi kesehatan menggunakan teknologi dan sangat menjanjikan untuk meningkatkan penyerapan informasi di antara ibu baru dengan
keterampilan melek huruf yang terbatas, status kesehatan ibu dan bayi, dan kepuasan mereka dengan perawatan.
Dalam pemberian intervensi edukasi video terdapat proses penyimpanan memori yang lebih bertahan terhadap informasi yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan
oleh (Wilson
et al., 2010) meneliti pemberian edukasi dengan video di antara penderita asma, dan menunjukkan bahwa peserta dengan tingkat melek huruf
yang lebih rendah yang menerima materi video mengingat lebih banyak informasi prosedural tentang penggunaan inhaler, dibandingkan dengan mereka yang menerima materi tertulis (leaflet/booklet). Jadi ketika
peneliti menggunakan dua media sekaligus diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dari ibu dan suaminya. Hal ini di tunjukkan dengan hasil penelitian
ini. Sebelum diberikan intervensi sebagian besar responden belum mengetahui bagaimana cara mencegah dan mengatasi kecemasan serta mengetahui peran dan tanggung jawab suami dan setelah intervensi mereka dapat beradaptasi
dan menggunakn koping positif sehingga terjadi penurunan kecemasan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah intervensi
Rafiq al wilada dapat menurunkan kecemasan pada ibu primigravida saat bersalin. Kesimpulan khusus pada penelitian ini yaitu tingkat kecemasan
sebelum dilakukan intervensi Rafiq al wilada pada penelitian ini sebagian besar mengalami kecemasan berat yaitu 20 orang atau 80% dengan nilai skor kecemasan
28- 41. Sedengkan� tingkat
kecemasan setelah dilakukan intervensi Rafiq al wilada pada penelitian ini terjadi penurunan
dari kecemasan berat menjadi kecemasan
sedang sebanyak 11 orang
(44%) dengan nilai skor 28-41 dan kecemasan ringan sebanyak 10 orang (40%) dengan nilai skor
kecemasan 21-27. Dan intervensi
Rafiq al wilada secara signifikan berpengaruh terhadap penurunan kecemasan saat proses bersalin pada ibu primigravida di
RSIA Asri Purwakarta dengan
nilai p value <0.001.
BIBILIOGRAFI
Arifin, A.,
Kundre, R., & Rompas, S. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Proses Persalinan Di Puskesmas Budilatama
Kecamatan Gadung Kabupaten Buol Propinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Keperawatan,
3(2).
Aronson, I.
D., Plass, J. L., & Bania, T. C. (2012). Optimizing Educational Video
Through Comparative Trials In Clinical Environments. Educational Technology
Research And Development, 60(3), 469�482.
Bakshi, S.
R., Singh, V., Balani, K., Mccartney, D. G., Seal, S., & Agarwal, A.
(2008). Carbon Nanotube Reinforced Aluminum Composite Coating Via Cold
Spraying. Surface And Coatings Technology, 202(21), 5162�5169.
Bashari, M.
H., Usman, H. A., Azizah, D. W. N., Pramesti, D. A., Nurcahyani, A. K. S. D.,
Ilyasa, A. H., Zalia, N. D., Putra, R. D., Yuliani, L., & Andini, D.
(2018). Upaya Meningkatkan Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smkn 1 Cijulang
Kabupaten Pangandaran. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 3(2),
165�170.
Chen, Y.,
Chen, X.-Y., Du, H.-T., Zhang, X., Ma, Y.-M., Chen, J.-C., Ye, J.-W., Jiang,
X.-R., & Chen, G.-Q. (2019). Chromosome Engineering Of The Tca Cycle In
Halomonas Bluephagenesis For Production Of Copolymers Of 3-Hydroxybutyrate And
3-Hydroxyvalerate (Phbv). Metabolic Engineering, 54, 69�82.
Danaei, G.,
Lu, Y., Singh, G. M., Carnahan, E., Stevens, G. A., Cowan, M. J., Farzadfar,
F., Lin, J. K., Finucane, M. M., & Rao, M. (2014). Cardiovascular Disease,
Chronic Kidney Disease, And Diabetes Mortality Burden Of Cardiometabolic Risk
Factors From 1980 To 2010: A Comparative Risk Assessment. Lancet Diabetes
& Endocrinology.
Dixon, J.
B., Zimmet, P., Alberti, K. G., Rubino, F., & Prevention, I. D. F. T. On E.
And. (2011). Bariatric Surgery: An Idf Statement For Obese Type 2 Diabetes. Surgery
For Obesity And Related Diseases, 7(4), 433�447.
Estri, A.
K., Fatimah, S., & Prawesti, A. (2016). Perbandingan Abdominal Massage
Dengan Teknik Swedish Massage Dan Teknik Effleurage Terhadap Kejadian
Konstipasi Pada Pasien Yang Terpasang Ventilasi Mekanik Di Icu. Jurnal
Keperawatan Padjadjaran, 4(3).
Faruk, S.
U., I Gede, A. S., Seno, G. A., Eddy, S., I Komang, A. W., Hardiman, M. S., I
Ketut, S., Ni Kadek, K., Ehwan, K., & Baskoro, S. B. (2017). Proceeding
Seminar Nasional Seni Rupa Dan Desain: Penanda Sejarah Kebangsaan.
Fauziah, S.
H., & Agamuthu, P. (2012). Trends In Sustainable Landfilling In Malaysia, A
Developing Country. Waste Management & Research, 30(7),
656�663.
Halimatussadiah,
A., Resosudarmo, B. P., & Widyawati, D. (2017). Social Capital To Induce A
Contribution To Environmental Collective Action: Results From A Laboratory
Experiment In Indonesia. International Journal Of Environment And
Sustainable Development, 16(4), 397�414.
Hawari, A.,
& Heeks, R. (2010). Explaining Erp Failure In A Developing Country: A
Jordanian Case Study. Journal Of Enterprise Information Management.
Hidayat,
Z., Babuska, R., De Schutter, B., & Nunez, A. (2011). Observers For Linear
Distributed-Parameter Systems: A Survey. 2011 Ieee International Symposium
On Robotic And Sensors Environments (Rose), 166�171.
Kozier, B.,
Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. (2012). Stress Et Adaptation. B.
Kozier, G.
Lestari, S.
D., Leon, F. M., Widyastuti, S., Brabo, N. A., & Putra, A. H. P. K. (2020).
Antecedents And Consequences Of Innovation And Business Strategy On Performance
And Competitive Advantage Of Smes. The Journal Of Asian Finance, Economics,
And Business, 7(6), 365�378.
Logsdon, G.
A., Barrey, E. J., Bassett, E. A., Denizio, J. E., Guo, L. Y., Panchenko, T.,
Dawicki-Mckenna, J. M., Heun, P., & Black, B. E. (2015). Both Tails And The
Centromere Targeting Domain Of Cenp-A Are Required For Centromere
Establishment. Journal Of Cell Biology, 208(5), 521�531.
Motoyama,
S., Sarai, M., Harigaya, H., Anno, H., Inoue, K., Hara, T., Naruse, H., Ishii,
J., Hishida, H., & Wong, N. D. (2009). Computed Tomographic Angiography
Characteristics Of Atherosclerotic Plaques Subsequently Resulting In Acute
Coronary Syndrome. Journal Of The American College Of Cardiology, 54(1),
49�57.
Pookulangara,
S. A., Kinley, T. R., Josiam, D. M., & Spears, D. L. (2013). Hollywood And
Fashion. Influence On Apparel Purchase Decisions. International Journal Of
Sales, Retailing And Marketing, 2(1), 50�63.
Primasnia,
P. (2017). Hubungan Pendampingan Suami Dengan Tingkat Kecemasan Ibu
Primigravida Dalam Menghadapi Proses Persalinan Kala I Di Rumah Bersalin Kota
Ungaran. Prosiding Seminar Nasional & Internasional.
Purnomo,
A., Ratnawati, N., & Aristin, N. F. (2017). Pengembangan Pembelajaran
Blended Learning Pada Generasi Z. Jurnal Teori Dan Praksis Pembelajaran Ips,
1(1), 70�76.
Rodr�guez,
M. A. (2012). Inhibition Of Localized Corrosion In Chromium Containing
Stainless Alloys. Corrosion Reviews, 30(1�2), 19�32.
Silalahi,
V., Lismidiati, W., Hakimi, M., Keperawatan, B. I., Kedokteran, F., & Mada,
U. G. (2018). Efektivitas Audiovisual Dan Booklet Sebagai Media Edukasi Untuk
Meningkatkan Perilaku Skrining Iva Effectiveness Of Audiovisual And Booklet As
Education Media To. J Media Kesehat Masy Indones, 14(3), 304�.
Sundari, S.
S., Marimuthu, K., Sivraman, M., & Babu, S. S. (2010). Composition Dependent
Structural And Optical Properties Of Sm3+-Doped Sodium Borate And Sodium
Fluoroborate Glasses. Journal Of Luminescence, 130(7), 1313�1319.
Varney, C.
N., Sun, K., Rigol, M., & Galitski, V. (2010). Interaction Effects And
Quantum Phase Transitions In Topological Insulators. Physical Review B, 82(11),
115125.
Wilson, E.
A. H., Park, D. C., Curtis, L. M., Cameron, K. A., Clayman, M. L., Makoul, G.,
Vom Eigen, K., & Wolf, M. S. (2010). Media And Memory: The Efficacy Of
Video And Print Materials For Promoting Patient Education About Asthma. Patient
Education And Counseling, 80(3), 393�398.
Yuksel, H.,
Cayir, Y., Kosan, Z., & Tastan, K. (2017). Effectiveness Of Breathing
Exercises During The Second Stage Of Labor On Labor Pain And Duration: A
Randomized Controlled Trial. Journal Of Integrative Medicine, 15(6),
456�461.