Jurnal
Health Sains: p�ISSN : 2723-4339 e-ISSN
: 2548-1398
Vol. 2, No. 2, Februari 2021
EFEKTIVITAS ANTI-ULCER FUKOIDAN DARI RUMPUT LAUT COKLAT SARGASSUM POLYCYSTUM
Vivi
Asfianti dan Artha Yuliana Sianipar
Universitas Sari Mutiara
Indonesia, Medan, Indonesia
Email: [email protected]
artikel
info |
abstract |
Tanggal diterima: 5 Februari 2021 Tanggal revisi: 15 Februari 2021 Tanggal yang diterima: 25 Februari |
The
aim of this study was to determine the anti-ulcer effect of fucoidan isolates
Sargassum polycystum on male white rats. The sample consisted of 45 male rats
divided into 9 groups, namely normal, CMC-Na, sucralfate, and fucoidan, �25mg/BW,
50mg/BW, and 100mg/BW. The treatments were given orally for 10 days. On day
10, the rats were fasted for 24 hours and given ethanol induction. Then the
rats were sacrificed and the stomach was taken for macroscopic and
microscopic examination. The results of the examination of the
characteristics of the simplicia of Sargassum polycystum obtained a water
content of 9.05%, a drying loss of 8.74%, and the yields of fucoidan
isolation were 4.01%. The results of the identification of fucoidan by FTIR
spectrophotometry showed that the shape of the spectrum and the absorption
curve was identical to the standard of comparison for fucoidan. Percentage of
the number of ulcers of each dose of fucoidan, doses of 25mg/BW (1.04), doses
of 50mg/BW (0.84), doses of 100mg/BW (0.21). The conclusion of the study was that
fucoidan isolates had a gastroprotective effect on the stomach of white rats
with an optimum dose of 100mg/kg bb. ABSTRAK Tujuan
penelitian untuk mengetahui efek antiulkus isolat fukoidan dan Sargassum polycystum terhadap tikus putih jantan. Sampel terdiri
dari 45 ekor tikus jantan dibagi 9
kelompok yaitu normal, CMC-Na, sukralfat, fukoidan dan�� 25mg/kgbb, 50mg/kgbb dan 100mg/kgbb.
Perlakuan diberi per oral selama 10 hari.�
Pada hari ke-10, tikus dipuasakan selama 24 jam dan diberikan induksi
etanol P.A. Kemudian tikus dikorbankan dan diambil lambung untuk dilakukan
pemeriksaan makroskopik dan mikroskop.
Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia Sargassum
polycystum diperoleh kadar air 9,05%, susut pengeringan 8,74% dan
rendemen hasil isolasi fukoidan dan� adalah 4,01% dan 6,4%. Hasil identifikasi fukoidan secara
spektrofotometri FTIR menunjukkan bentuk spektrum dan kurva serapan identik
dengan baku pembanding fukoidan. Persentase jumlah tukak
masing-masing dosis fukoidan dan� yaitu, dosis 25mg/kgbb (1.04 dan
0,85), dosis 50mg/kgbb (0,84 dan 0,67), dosis 100mg/kgbb (0,21 dan 0,40). Kesimpulan hasil penelitian adalah isolat fukoidan dan� memiliki efek gastroprotektif terhadap lambung
tikus putih dengan dosis optimum 100mg/kgbb. |
Keywords: Fucoidan;
Sargassum polycystum; ethanol Kata Kunci: Fukoidan, Sargassum
polycystum, etanol |
Coresponden Author
Email:[email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
���������������
Pendahuluan
Tukak
lambung terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara faktor agresif (sekresi
asam pepsin) dan faktor protektif (seperti sekresi lendir, pelindung mukosa,
regenerasi sel, aliran darah dan prostaglandin). Berbagai faktor seperti
merokok, pola makan yang buruk, alkohol, stress, infeksi (Helicobacter pylori) dan
menggunakan obat non-steroidal
anti-inflammatory (NSAID) dalam jangka
panjang merupakan faktor penyebab tukak lambung. Berdasarkan faktor tersebut
maka terdapat 2 pengobatan utama untuk tukak lambung yang pertama yaitu untuk
mengurangi produksi asam lambung dan yang kedua dengan meningkatkan proteksi
mukosa lambung (Choudhary et al., 2018).
Sebagai salah satu penyakit tidak
menular yang dapat mengganggu kualitas hidup seseorang, ulkus lambung banyak
diteliti terutama terkait dengan penatalaksanaannya. Karena persentase angka
kejadian ulkus lambung di Indonesia menurut WHO cukup tinggi yakni 40,8%
(274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk) (Kurnia, 2011), maka
penatalaksanaan terapi ulkus lambung terkini harus digali dengan metode yang
efektif dan efisien dengan penggunaan bahan alam sebagai sumber obat dan
sebagai obat. Penelitian sebelumnya menunjukkan pemberian 1 mL sirup �dapat menyembuhkan ulkus lambung tikus yang
diinduksi dengan aspirin 400 mg/kgbb tikus (Arianto
et al., 2014) dan pemberian fukoidan kepada pasien
di Unit Endoskopi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dapat menambah ketebalan mukus
mukosa lambung pada pasien gastritis kronik (Renaldi
et al., 2011).
Metode Penelitian
1.
Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
a.
Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan makroskopik simplisia
dilakukan terhadap bentuk �batang� dan �daun�, rasa, bau dan warna simplisia.
b.
Penetapan kadar air
Analisis kadar air dilakukan menurut
metode gravimetri AOAC (1990), dengan mengeringkan sampel pada suhu 105oC.
Kadar air ditentukan berdasarkan berat keringnya yang merupakan persentase dari
berat kering dengan berat awal (Mushollaeni, 2011).
c.
Isolasi Fukoidan
Serbuk simplisia diekstraksi dengan
pelarut akuades selama 4 jam. Ditimbang lebih kurang 50 gr serbuk simplisia
dimasukkan kedalam gelas beker 500 ml. Ditambahkan 500 ml akuades dan
dipanaskan pada suhu 100oC selama 4 jam diatas hot plate yang dilengkapi termometer untuk memantau suhu tetap
selama waktu ekstraksi. Setelah ekstraksi selesai, ekstrak disaring menggunakan
kain flanel selagi panas. Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 6000 rpm
selama 5 menit, filtrat ditampung dan endapan dibuang. Ditambahkan etanol 96%
sama banyak dengan filtrat hingga terbentuk endapan. Disentrifugasi kembali
kecepatan 6000 rpm selama 5 menit. Endapan diambil dengan cara enap tuangkan.
Endapan yang diperoleh dikeringkan di dalam oven pada suhu 50oC.
Setelah kering serbuk fukoidan ditimbang lalu dimasukkan kedalam vial dan
simpan dalam desikator (Ghosh & Galczynski, 2014).
2.
Pemeriksaan Karakteristik Fukoidan
a.
Penetapan susut pengeringan
Susut pengeringan adalah kadar bagian
yang menguap dari suatu zat. Sebanyak 1 gram serbuk kering ditimbang seksama
dalam botol timbang dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu
105oC selama 30 menit dan telah ditara. Zat diratakan dalam botol timbang
hingga merupakan lapisan setebal 5�10 mm, dimasukkan ke dalam lemari pengering,
tutupnya dibuka lalu dikeringkan pada suhu 105oC hingga bobot tetap. Sebelum
setiap pengeringan, biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam
desikator hingga suhu kamar. Susut pengeringan dihitung tehadap bahan awal (Depkes, 2019)
b.
Karakteristik Fukoidan secara
Spektrofotometri FTIR
Identifikasi dilakukan dengan cara
mencampurkan 1 mg senyawa baku fukoidan ditambah 10 mg KBr digerus didalam mortir,
ditekan hingga diperoleh pelet, kemudian dimasukkan ke dalam alat
spektrofotometri FTIR, diukur serapannya pada frekuensi 4000-400 cm-1
(Ghosh & Galczynski, 2014).
c.
Penyiapan Hewan
Hewan uji yang digunakan adalah tikus
putih jantan sebanyak 45 ekor dengan berat 180-200g. Penelitian ini
dilaksanakan sesuai norma etika yang ditetapkan oleh Komite Etik Riset
Kesehatan Nasional dan disetujui oleh Komite Etik Riset Kesehatan Nasional,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara (No.
00550 / KEPH-FMIPA / 2020).
d.
Aktivitas Anti Ulkus
Tikus putih jantan
sebanyak 30 ekor dengan berat badan 180-200g, yang telah dipuasakan ditimbang
berat badannya. Tikus dibagi per kelompok yang masing-masing kelompok terdiri
dari 5 ekor tikus, kelompok tikus dan diberi perlakuan secara per oral :
Kelompok I:
Normal (tidak diberikan suspensi)
Kelompok II: Suspensi Na-CMC
Kelompok III: Sukralfat
0,4mg/kgbb
KelompokI V: Suspensi fukoidan 25mg/bb
Kelompok V: Suspensi
fukoidan 50mg/kgbb
KelompokVI: Suspensi fukoidan 100mg/kgbb
Seluruh tikus
diberi perlakuan setiap hari selama 10 hari berturut-turut secara per-oral.
Pada hari ke-10 setelah diberikan perlakuan tikus dipuasakan selama 24 jam,
kemudian diberikan induksi etanol P.A (99,5%) secara per-oral dengan dosis 2
ml/200 mg dalam keadaan tikus tetap dipuasakan setelah 6 jam diberikan induksi
hewan dikorbankan dengan menggunakan klorofom. Kemudian hewan dibedah dan
diambil organ lambung untuk pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik.
Hasil dan Pembahasan
Hasil karakteristik serbuk simplisia
rumput laut coklat Sargassum polycystum
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Hasil pemeriksaan karakteristik
penetapan kadar air simplisia rumput laut coklat Sargassum��� polycystum
Parameter |
Hasil
(%) Rata-rata |
Persyaratan
menurut LIPI Oseanografi (%) |
Penetapan
kadar air |
9,05 |
<12,37 |
��������
Hasil penetapan kadar air yang diperoleh lebih kecil dari
12,37%, hasil ini memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Kadar air dalam
simplisia menunjukkan jumlah air yang terkandung dalam simplisia tersebut,
kadar air dalam simplisia berhubungan dengan proses pengeringan simplisia.
Penetapan kadar air dilakukan untuk memberikan batasan kandungan air yang
memenuhi persyaratan, karena kandungan air dalam simplisia merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim dan aktivitas mikroba
Hasil
isolasi senyawa fukoidan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Hasil
isolasi senyawa fukoidan dari rumput laut coklat Sargassum polycystum
|
No |
Temperature (oC) |
Rendemen (%) |
1 |
4 |
100 |
4,0116 |
2 |
4 |
100 |
4,0248 |
3 |
4 |
100 |
4,0124 |
Rendemen (%) |
�� 4,0162 |
Hasil pemeriksaan karakteristik susut
pengeringan simplisia rumput laut coklat Sargassum
polycystum dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel
3
Hasil
pemeriksaan karakteristik susut pengeringan simplisia rumput laut coklat Sargassum polycystum
Parameter |
Hasil (%) Rata-rata |
Penetapan susut pengeringan |
8,74 |
Tujuan dari pengeringan adalah
mengurangi kandungan air dalam Sargassum,
karena kualitas kandungan dalam Sargassum
semakin baik dengan semakin
rendah kadar airnya (Hidayat et al., 2004). Proses
pengeringan yang kurang tepat akan mengakibatkan beberapa kerugian, yaitu sifat
bahan asal yang dikeringkan dapat berubah, misalnya bentuk dan kenampakan, dan
sifat mutu. Pengeringan ini akan berpengaruh terhadap senyawa penting yang
terkandung dalam Sargassum polycystum
tersebut. Pengeringan Sargassum
polycystum yang benar maka akan menghasilkan senyawa aktif yang nantinya
dapat digunakan lebih lanjut (Istadi & Sitompul, 2002). Hasil
rata-rata penetapan susut pengeringan senyawa fukoidan rumput laut coklat Sargassum polycystum yaitu 8,74%.
Penentuan gugus fungsi fukoidan dilakukan dengan
spektrofotometri digunakan untuk senyawa murni yang dapat diidentifikasi, dapat
membandingkan spektrum inframerah sampel dengan spektrum inframerah pembanding (Kurnia et al., 2018). Spektrum
inframerah hasil isolasi dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar
1
Spektrum inframerah hasil isolasi
fukoidan
Data
spektrum inframerah hasil isolasi fukoidan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel
4
Data Spektrum
Inframerah Fukoidan Hasil Isolasi Dan Baku Pembanding Fukoidan
Panjang Gelombang (cm-1 ) |
TipeVibrasi |
|
Isolasi Fukoidan |
Baku Pembanding Fukoidan |
|
3394,72 |
3421,72 |
Hydroxyl group (O-H) |
2931,8 |
2935,66 |
Alifatis C-H Group |
1620,21 |
1627,92 |
Carbonyl group (C=O) |
1415,75 |
1408,04 |
C-O-H Cluster |
1238,30 |
1242,16 |
CH3
Cluster |
1041,56 |
1134,14 |
Cluster
C-O |
�����������
Spektrum baku pembanding fukoidan
menunjukkan serapan pada daerah 3421,72 cm-1 untuk O-H, serapan pada
daerah 2935,66 cm-1 untuk C-H alifatis, serapan pada daerah 1627,92
cm-1 untuk C=O, serapan pada daerah 1408,04 cm-1 untuk
daerah C-O-H, serapan pada daerah 1242,16 cm-1 untuk CH3,
dan serapan pada daerah 1134,14 cm-1 untuk C-O. Berdasarkan data
diatas, dapat dilihat hasil isolasi fukoidan dan baku pembanding mempunyai
gugus fungsi yang identik.
1.
Aktivitas Anti Ulkus
Dalam
penelitian ini perlakuan dibagi menjadi sembilan kelompok yaitu kelompok
kontrol negatif dengan suspensi Na-CMC 1%, kelompok perlakuan fucoidan dan� dengan tiga
variasi konsentrasi (25, 50, dan 100 mg / kg BB), dan kontrol positif. kelompok
dengan sukralfat 0,4 mg / kg BB.
Hewan
uji diinduksi dengan etanol pro analisis untuk merusak mukosa lambung. Pemberian
etanol berlebihan dapat secara langsung merusak mukosa lambung melalui difusi
ke dalam mukosa lambung (Amirshahrokhi & Khalili, 2015). Etanol
adalah agen ulcerogenik yang menghasilkan erosi, peradangan, dan perdarahan
pada lapisan mukosa lambung (Lu et al., 2017).
Seluruh tikus
diberi dosis fukoidan dan�
setiap hari selama 10 hari berturut-turut secara per-oral. Pada
hari ke-10 setelah diberikan perlakuan tikus dipuasakan selama 24 jam, kemudian
diberikan induksi etanol P.A (99,5%) secara per-oral dengan dosis 2 ml/200 mg
dalam keadaan tikus tetap dipuasakan setelah 6 jam diberikan induksi hewan
dikorbankan dengan menggunakan klorofom. Tikus yang telah dibedah kemudian
diisolasi lambungnya dan dibuka dengan pembedahan pada kurvatura mayor untuk selanjutnya
dibersihkan dengan larutan Nacl 0,9% lalu dibentangkan pada permukaan datar dan
diamati luka yang terbentuk (Gusdinar
et al., 2009).
Hasil uji fukoidan dan
�dapat dilihat pada Tabel� 5.
Tabel 5
Hasil uji� dan fukoidan
terhadap jumlah tukak
No |
Kelompok |
Perlakuan |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
||
1 |
Normal |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
2 |
Na-CMC |
0,83 |
0,85 |
0,85 |
0,76 |
0,83 |
3 |
Sucralfate |
0,41 |
0,39 |
0,42 |
0,41 |
0,42 |
4 |
Fukoidan Suspensi 25mg/kg BB |
1,04 |
1,05 |
1,04 |
1,03 |
1,04 |
5 |
Fukoidan Suspensi 50mg/kg BB |
0,70 |
0,41 |
0,69 |
0,72 |
0,63 |
6 |
Fukoidan Suspensi 100mg/kg BB |
0,21 |
0,22 |
0,21 |
0,21 |
0,20 |
Pengamatan
kelompok perlakuan fukoidan �dengan tiga konsentrasi (25, 50, dan
100 mg/kgBB) pada hewan uji aktivitas anti ulkus. Polisakarida sulfat yang
dapat mempercepat penyembuhan ulkus yang diinduksi dengan etanol dengan
meningkatkan level Prostaglandin E2 (PGE2 ), serta meningkatkan Nitrit Oxide
yang bersifat vasodilator sehingga memperlebar pembuluh darah meningkatkan
sekresi mukosa dilambung, fukoidan juga memiliki efek sitoprotektor yakni
dengan cara menghibisi pepsin dan asam lambung dalam mengiritasi mukosa lambung
dari histologi penelitian ini. Selain itu diketahui beberapa jenis polisakarida
memiliki berat molekul yang tinggi sehingga sukar diserap tubuh seperti
selulosa atau serat namun beberapa polisakarida memiliki berat molekul yang
rendah seperti heparin (Amaral
et al., 2012). Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa secara teoritis yang
memberikan skor ulkus tertinggi adalah kelompok Na-CMC sedang dengan skor
terendah adalah kelompok kontrol / pembanding positif. Hal ini membuktikan
bahwa obat pembanding masih menunjukkan efek yang lebih baik dibandingkan
dengan isolat, begitu juga dengan isolat fukoidan yang memiliki efek kuratif. Berdasarkan tabel isolate fukoidan dan� dengan dosis 100 mg/kgBB memiliki efek
terapeutik yang paling baik jika dibandingkan dengan dosis lainnya.
Kesimpulan
Kesimpulan dari
penelitian ini adalah hasil identifikasi fukoidan secara
spektrofotometri FTIR menunjukkan bentuk spektrum dan kurva serapan identik
dengan baku pembanding fukoidan dimana hal ini menunjukkan hasil isolasi dari
rumput laut coklat Sargassum polycystum
mengandung fukoidan serta isolat
fukoidan dan� memiliki efek
gastroprotektif pada lambung tikus putih dengan dosis 100mg/kgBB.
BIBLIOGRAFI
Amaral, M. J., Bicho,
R. C., Carretero, M. A., Sanchez-Hernandez, J. C., Faustino, A. M. R., Soares,
A. M. V. M., & Mann, R. M. (2012). The Use Of A Lacertid Lizard As A Model
For Reptile Ecotoxicology Studies: Part 2�Biomarkers Of Exposure And Toxicity
Among Pesticide Exposed Lizards. Chemosphere, 87(7), 765�774.
Amirshahrokhi, K., & Khalili, A.-R. (2015). The Effect Of
Thalidomide On Ethanol-Induced Gastric Mucosal Damage In Mice: Involvement Of
Inflammatory Cytokines And Nitric Oxide. Chemico-Biological Interactions,
225, 63�69.
Arianto, A., Bangun, H., Harahap, U., & Ilyas, S. (2014).
The Comparison Of Swelling, Mucoadhesive, And Release Of Ranitidine From
Spherical Matrices Of e, Chitosan, e-Chitosan, And Calcium e-Chitosan. International
Journal Of Pharmtech Research, 6, 2054�2063.
Bpom, R. I. (2005). Standarisasi Ekstrak Tumbuhan Obat
Indonesia Salah Satu Tahapan Penting Dalam Pengembangan Obat Asli Indonesia. Info
Pom, 6(4), 1�12.
Choudhary, S., Ramasundaram, P., Dziopa, E., Mannion, C.,
Kissin, Y., Tricoli, L., Albanese, C., Lee, W., & Zilberberg, J. (2018).
Human Ex Vivo 3d Bone Model Recapitulates Osteocyte Response To Metastatic
Prostate Cancer. Scientific Reports, 8(1), 1�12.
Depkes, R. (2019). Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Bidang Kesehatan 2005-2025. Dep Kes Ri.
Ghosh, R., & Galczynski, M. (2014). Redefining
Multicultural Education: Inclusion And The Right To Be Different. Canadian
Scholars� Press.
Gusdinar, T., Herowati, R., Kartasasmita, R. E., &
Adnyana, I. K. (2009). Sintesis Kuersetin Terklorinasi Dan Aktivitas
Perlindungan Terhadap Tukak Lambung. Majalah Farmasi Indonesia, 20(4),
171�177.
Hidayat, B., Thabrany, H., Dong, H., & Sauerborn, R.
(2004). The Effects Of Mandatory Health Insurance On Equity In Access To
Outpatient Care In Indonesia. Health Policy And Planning, 19(5),
322�335.
Istadi, I., & Sitompul, J. P. (2002). A Comprehensive
Mathematical And Numerical Modeling Of Deep-Bed Grain Drying. Drying
Technology, 20(6), 1123�1142.
Kurnia, D., Yuliantini, A., & Faizal, D. (2018).
Pengembangan Metode Penentuan Kadar Neotam Dalam Sediaan Obat Dengan
Spektrofotometri Uv. Educhemia (Jurnal Kimia Dan Pendidikan), 3(1),
66�76.
Lu, C., Meng, S., Jin, Y., Zhang, W., Li, Z., Wang, F., Wang‐Johanning, F., Wei, Y., Liu, H.,
& Tu, H. (2017). A Novel Multi‐Epitope Vaccine From Mmsa‐1 And Dkk 1 For Multiple Myeloma
Immunotherapy. British Journal Of Haematology, 178(3), 413�426.
Mushollaeni, W. (2011). The Physicochemical Characteristics
Of Sodium e From Indonesian Brown Seaweeds. African Journal Of Food Science,
5(6), 349�352.
Renaldi, K., Simadibrata, M., Syam, A. F., Rani, A. A., &
Krisnuhoni, E. (2011). Influence Of Fucoidan In Mucus Thickness Of Gastric
Mucosa In Patients With Chronic Gastritis. The Indonesian Journal Of
Gastroenterology, Hepatology, And Digestive Endoscopy, 12(2), 79�84.